Pentingnya Kosakata Pada Keterampilan Bahasa Inggris
PENTINGNYA KOSAKATA PADA KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS
Suparmin
Guru SMK Negeri 2 Sukoharjo
ABSTRAK
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mengungkapkan ide, perasaan, pendapat, gagasan dalam bentuk lisan maupun tulis. Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang sangat berperan dalam semua bidang, wajib diperkenalkan dan diajarkan di Indonsesia. Kemampuan bahasa Inggris meliputi empat keterampilan yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Empat keterampilan digunakan bersama untuk berkomunikasi. Empat keterampilan bahasa itu didukung oleh aspek bentuk lain, yaitu fonologi. kosakata, dan tatabahasa. Salah satu bentuk lain dalam berbahasa adalah kosakata. Kosakata yang dimaksud adalah sekumpulan abjad yang diatur dalam kamus yang membentuk kata atau lebih yang mempunyai arti. Kosakata mempunyai peran yang sangat penting pada keterampilan berbahasa (mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis).
Kata Kunci: kosakata, keterampilan bahasa Inggris
PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang sistematis untuk mengungkapkan ide, perasaan, pendapat, gagasan dengan menggunakan isyarat, bunyi, gerak atau tanda yang lazim yang mempunyai arti yang dapat dipahami (Webster’s Third New International Dictionary of the English Language dalam Brown, 1994:4) Bahasa juga merupakan suatu sistem simbol–simbol suara yang memperkenalkan semua orang di dalam kebudayaanya, atau orang lain yang telah mempelajari sistem budaya itu untuk berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiro, 1964:8 dalam Brown, 1994:4). Ini berarti bahwa bahasa adalah alat komunikasi di dalam bentuk apapun baik lisan maupun tulis untuk mengungkapkan apa yang manusia pikirkan dan rasakan.
Telah diketahui bahwa ada banyak bahasa di dunia ini. Setiap masyarakat dari suatu negara, wilayah, desa, suku, dan yang lainnya mempunyai bahasanya sendiri-sendiri. Untuk berkomunikasi dengan yang lain, orang dapat menggunakan satu bahasa saja di dalam kelompok masyarakat mereka sendiri. Namun, orang akan mendapat masalah untuk berkomunikasi dengan yang lain di dalam kelompok masyarakat yang berbeda. Hai ini karena bahasa yang berbeda yang digunakan oleh mereka sehingga proses komunikasi tidak berjalan dengan baik. Mereka tidak memahami satu sama lain dan tidak dapat menangkap pesan, Oleh karena itu, mereka seharusnnya mempelajari dan menguasai bahasa lain.
Di Indonesia, orang harus mengusai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa wajib di sekolah atau perguruan tinggi. Bahasa inggris sebagai bahasa Internasional mempunyai banyak peran di dunia seperti ilmu pengetahuan, perdagangan, politik, pariwisata, dan sebagainnya. Hampir semua negara menggunakan bahasa Inggris baik sebagai bahasa pertama, kedua, atau asing. Karena hal ini, bahasa Inggris dimasukan sebagai salah satu mata pelajaran wajib dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional diawali dengan perdagangan Inggris, diikuti oleh perluasan penjajah dan kerajaan atau kekaisaran. Sejak itu, kemudian kekusaan militer dan ekonomi negara-negara Amerika Serikat menegaskan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional sampai saat ini. Sebagai konsekuensinnya, Bahasa Inggris menjadikan banyak orang sebagai jembatan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, pedagangan internasinal, politik, pariwisata yang tingkatannya lebih tinggi (Edge, 1993:25).
Kemampuan bahasa Inggris meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (listening), membaca (reading), menulis (writing), dan berbicara (speaking). Mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan yang sifatnya menerima (receptive skills) dan menulis dan berbicara merupakan keterampilan yang sifatnya menghasilkan (productive skills) (Harmer, 1983:16). Empat keterampilan itu digunakan bersama sebagai alat komunikasi (Anderson, 1969:2). Oleh karena itu, empat keterampilan bahasa itu diajarkan lewat interaksi yang komunikatif yang meliputi penngunaan lebih dari satu keteramplian bahasa (Cunningsworth, 1984:20).
Empat keterampilan bahasa yang meliputi mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara tersebut di atas harus didukung oleh bentuk bahasa (language forms). Bentuk bahasa itu meliputi empat aspek yaitu fonologi (phonology), kosakata (vocabulary), tatabahasa (grammar), dan rangkaian atau rentetan kalimat (discourse). Fonologi berhubungan dengan pengucapan. Kosakata berhubungan dengan arti (lexis) dan pengaturan kata. Tatabahasa berhubungan dengan peruhahan kata (morphology) dan kalimat (syntax), dan rentetan kalimat (discourse) yang berhubungan dengan kalimat yang panjang yang dilihat secara kontektual atau aspek sifat sosial (Cunningsworth, 1984:17).
PENTINGNYA KOSAKATA (VOCABULARY)
Kosakata dapat dapat definisikan sekumpulan abjad yang diatur di dalam kamus yang terdiri satu kata yang mempunyai arti, atau lebih dari satu kata atau yang dinamakan kumpulan kata-kata (frase) yang mempunyai arti tersendiri, misalnya: post = tempat terahir, office = kantor, post office = kantor pos, mother = ibu, in = di dalam, law = hukum, mother-in-law = ibu mertua, good = baik, morning = pagi, good morning = selamat pagi, dan sebagainnya (Ur, 1998:60).
Belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing membutuhkan kosakata yang cukup untuk bermain dalam empat keterampilan bahasa. Berdasarkan penggunaanya dalam keterampilan berbahasa, kosakata dalam bahasa Inggris terbagi menjadi kosakata aktif (active vocabulary) dan kosakata pasif (pasive vocabulary). Kosakata aktif adalah kata-kata yang pembicara dapat memahami dan mengucapkan dengan benar dan menggunakan secara konstruksi dalam keterampilan berbicara dan menulis, sedangkan kosa kata pasif adalah kata-kata yang pembicara mengenali dan memahami dalam kontek, tetapi pembicara tidak dapat menghasilkan dengan tepat dalam keterampilan berbicara dan menulis (Haycraft, 1978:44).
Pembelajaran kosakata dapat dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran yang sifatnya menerima (receptive learning) dan pembelajaran yang sifatnya menghasilkan (productive learning). Kosakata yang sifatnya menerima (receptive learning) yaitu kemampuan untuk mengenali kata dan mengingat arti kata itu, sedangkan kosa kata yang sifatnya menghasilkan (productive learning) yaitu kemampuan untuk mengenali kata dan mengingat arti kata itu, dan juga digunakan dalam kemampuan untuk berbicara atau menulis dalam waktu yang tepat (Nation, 1990:5).
Ada 5 langkah yang penting dalam pembelajaran kosakata yaitu: 1) memiliki sumber untuk menemukan kata-kata baru, 2) memperoleh gambar yang jelas baik yang dapat dilihat (visual) atau dapat didengar (auditory), atau kedua-duanya, 3) mempelajari arti kata itu, 4) membuat konstruksi yang kuat antara bentuk dan arti kata itu, 5) menggunakan kosakata itu (Brown & Payne, 1994 dalam Hatch & Brown, 1995:373). Ini berarti bahwa pembelajaran kosakata merupakan proses menemukan kata-kata baru lewat mendengarkan dan membaca dan menggunakan atau mengaplikasinya kata-kata baru itu dalam menulis dan membaca.
Penguasaan kosakata dalam kemampuan bahasa Inggris merupakan bagian yang penting di dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Kosakata merupakan bagian yang penting di dalam semua bahasa yang mana pembelajar atau siswa harus terus menerus mempelajari kata-kata pada saat pembelajar atau siswa itu juga mempelajari tatabahasa (grammar/structure) dan juga pengucapan (pronounciation) (Allen & Vallete, 1977:149). Ini berarti bahwa kosakata merupakan tahap awal untuk diajarkan sebelum mengajarkan aspek-aspek bahasa yang lain (Subiyati, 1992:18).
Dari berbagai pendapat di atas, penguasaan kosakata dapat diukur dengan adanya kosakata yang sifatnya menerima (receptive vocabulary) dan kosakata yang sifatnya menghasilkan (productive vocabulary). Kosakata yang sifatnya menerima (receptive vocabulary) adalah pembelajar atau siswa diharapkan dapat memahami dan mendefinisikan arti kata dalam mendengarkan dan membaca. Kosakata yang sifatnya menghasilkan (productive vocabulary) adalah pembelajar atau siswa diharapkan selain memahami dan mendefinisikan arti kata itu, pembelajar atau siswa juga menggunakannya dalm berbicara dan menulis dengan benar.
Pemerolehan kosakata yang cukup merupakan hal yang penting dalam penggunaan bahasa kedua. Tanpa kosakata yang luas, pembelajar atau siswa tidak akan dapat meggunakan tatabahasa (grammar/sructure) dan fungsi bahasa (languaga function) yang mereka telah pelajari untuk komunikasi yang luas. Ini berarti bahwa penguasaan kosakata merupakan bagian yang penting dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing. Penguasaan kosakata adalah suatu elemen yang mendukung tata bahasa (grammar/structure) dan fungsi bahasa (language function) disamping empat keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara (Rivers, 1983:123 dalam Ninan, 1991:117).
Kosakata mempunyai peran yang penting dalam program pengajaran bahasa Inggris. Ini terlihat kosakata tampll pada setiap pengajaran keteramplian bahasa (mendengarkan/listening, membaca/reading, menulis/writing, berbicara/speaking) dan juga aspek bentuk bahasa (fonologi/phonology, tata bahasa/structure). Ada beberapa alasan mengapa kosakata diajarkan, diantaranya: 1) penelitian yang akurat tentang kosakata dapat membantu pembelajar atau siswa dalam mengembangan keteramplian berbahasa yang berguna, khususnya berbicara, 2) pembelajar atau siswa masih mempunyai kosakata yang sedikit, 3) pembelajar atau siswa dan peneliti memandang bahwa kosakata itu sangat penting dalam belajar bahasa. Pembelajar berpilkir bahwa banyak kesulitan mereka dalam penggunaan keterampilan berbahasa baik yang sifatnya menerima (receptive skills) dan yang sifatnya menghasilkan (productive skills) disebabkan kosa kata yang tidak cukup (Nation, 1990:2-3)
Pengajaran kosakata haruslah menjadi prioritas yang utama dalam pengajaran bahasa Inggris. Pembelajar atau siswa harus dilatih dengan baik untulk meningkatkan pengetahuan kosakatanya. Di tingkat awal pembelajaran bahasa Inggris, lebih baik diajarkan kosakata daripada tatabahasa, dan pembelajar atau siswa dapat mempelajari tatabahasa ketika mencari arti kata pada kosakata itu sendiri jika pembelajar atau siswa mempunyai dasar kosakata yang layak atau cukup (Nunan, 1991:17).
Tujjuan utama program pengajaran bahasa Inggris adalah membantu pembelajar atau siswa memperoleh kosakata yang luas. Di setiap pelajaran, guru harus memperkenalkan kata-kata baru dan menyuruh pembelajar atau siswa berlatih kata-kata itu, mencari arti yang jelas (Cross, 1992:51). Di dalam pengajaran membaca, kosakata merupakan faktor yang paling utama bagi pembelajar atau suswa. Ini berarti kosakata yang paling dibutuhkan dalam kemampuan membaca. Pembelajar atau siswa yang mempunyai kosakata yang lebih banyak akan dapat memahami teks atau bacaan dengan mudah.
TEKNIK PENGAJARAN KOSA KATA (VOCABULARY)
Banyak teknik pengajaran kosakata oleh banyak ahli. Di antara banyak macam teknik pengajaran, teknik pengajaran kosakata dapat dibagi menjadi 4, yaitu 1) Media yang dapat dilihat (visual aids), 2) penjelasan secara verbal (verbal explanation), 3) presentasi lewat suara (audio), 4) secara kontektual (running context). Media yang dapat dilihat meliputi: a) benda-benda yang nyata (real things), yaitu cara mengajar kosakata dengan menunjukan atau membawa benda-benda yang nyata sebagai obyek yang dipelajari ke dalam kelas, b) media gambar, dan c) demonstrasi yang menngunakan ungkapan raut muka atau wajah, isyarat, mimik, dan aksi.
Penjelasan secara lisan (verbal explanation) yaitu cara mengajar yang menggunakan ucapan guru. Teknik pengajaran kosa kata yang menggunakan penjelasan secara lisan meliputi: a) kelompok kata (word sets) yaitu memperkenalkan kata-kata yang saling berhubungan dalam suatu kelompok, contoh: child, boy, girl, infant, youngster yang merupakan kelompok manusia, b) persamaan kata (synonyms) yang ditandai dengan “=â€, contoh: fierce = savage, shore = beach, residence = home, dan segainnya, c) lawan kata (antonym/converse) yaitu kata-kata yang mempunyai arti berlawanan yang ditandai “≠â€, contoh: hot ≠cold, full ≠empty, improve ≠reduce, dan sebagainnya, d) kata-kata yang sama atau mirip dengan bahasa milik pembelajar (cognates), contoh: book = buku, action = aksi, hotel = hotel, dan sebagainnya, e) ilustrasi kalimat (illustrative sentences) yaitu menyusun kalimat untuk memperoleh arti kata baru, contoh: hate: My father hates potatoes, but he loves rice. He likes carrots, beans, and most other vegetables, but he refuses to eat potatoes. He hates them., f) skala atau tingkatan (scale/grade), contoh: never-seldom-sometimes-often-usually/generally-always., g) pendefinisian dengan bahasa Inggris, h) perterjemahan, h) penjelasan lewat bahasa milik pembelajar/siswa sendiri, i) kolokasi (collocation) yaitu pengelompokan contoh: to appeal (to my friend for help, him to learn from this, obey their parents, dan sebagainnya). j) kamus, k) permainan kata (word games), l) penyebaran (enumeration) yaitu satu kata secara umum menjadi beberapa kata secara khusus, contoh: clothes = shirt, pants, dress, skirt, blouse, dan sebagainnya. m) peta dinding (wall charts) yaitu peta yang berisi obyerk gambar pada kosa kata yang dipelajari.
Teknik pengajaran presentasi lewat suara (audio) yaitu menandai sebuah arti kata baru lewat suara dalam tape, dan yang terakhir secara kontektual (running context) yaitu cara mengajarkan kosakata dengan menghubungkan kata-kata baru dengan kata-kata disekelilingnya yang telah dikenali atau diketahui, kemudian menyimpulkan atau mengira arti kata baru itu. Teknik ini dianggap paling tepat diterapkan di SMP dan SMA/SMK karena sebagaian besar materi di silabus adalah membaca, sehingga sebagaian besar guru menggunakan teknik ini sampai sekarang.
KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS (ENGLISH LANGUAGE SKILLS)
Keterampilan bahasa Inggris meiiputi keterampilan yang sifatnya menerima (receptive skills) dan keterampilan yang sifatnya menghasilkan (productive skills). Mendengarkan (listening) dan membaca (reading) merupakan keterampilan yang sifatnya menerima (receptive skills). Keterampilan bahasa Inggris pada mendengarkan dan membaca adalah pengguna bahasa atau pembelajar menerima bahasa lisan (spoken language) atau bahasa tulis (written language), sedangkan berbicara (speaking) dan menulis (writing) merupakan keterampilan yang sifatnya menghasilkan (productive skills). Keterampilan bahasa Inggris pada berbicara dan menulis adalah pengguna bahasa atau pembelajar benar-benar menghasilkan yang mana pembelajar dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris sesuai dengan tingkatannya. Keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis disatukan bersama bersama sebagai alat komunikasi.
Keterampilan mendengarkan (listening skill) adalah mampu memahami apa yang pembelajar atau siswa dengar dari lawan bicara atau lewat audio/audio visual seperti tape recorder, tayangan televisi, vidio, dan sebagainnya. Di dalam pembelajaran yang kita kenal dengan pemahaman mendengarkan (listening comprehension). Pendengar (listener) yang dalam hal ini pembelajar atau siswa mampu memahami pesan lewat pendengaran (aural message). Pendengar mampu memporoleh arti dari teks yang mereka dengar. Mereka berusaha memahami aliran ucapan dalam bunyi – bunyi yang konstituante (unsur pokok), kemudian menggabungkan bersama membentuk kata, merantai kata-kata bersama untuk membentuk klausa dan kalimat (Nunan, 1991:17).
Di dalam keterampilan mendengarkan, pendengar membutuhkan kemampuan di dalam memotong aliran ucapan (speech) ke dalam kata atau frase yang mempunyai arti yaitu: 1) kemampuan untuk mengenali kata, frase dan kelompok kata, 2) cara menghubungkan pesan yang masuk ke latar belakang pengetahuan yang dimilikinnya, 3) mengidentifikasi tujuan retorik dan fungsional pada ucapan atau bagian teks mendengarkan, 4) keterampilan dalam menafsirkan irama, tekanan dan intonasi untuk mengidentifikasi fokus informasi dan nada emosional atau sikap, 5) kemampuan untuk memproleh informasi yang inti/penting pada teks lesan yang lebih panjang tanpa perlu memahami setiap kata (Nunan, 1991:6).
Materi atau sumber pembelajaran pada keterampilan mendengarkan (listening pracitce) berbentuk teks pendengaran (aural teks). Teks pendengaran (aural teks) terdiri dari monolog dan dialog. Teks monolog adalah teks yang dihasilkan hanya satu pembicara yang sifatnya memberi informasi, sedangkan teks dialog adalah teks yang dihasilkan dua pembicara atau lebih yang secara mendasar bertuijuan sosial. Memahami teks monolog membutuhkan tugas interaksi yang melibatkan keterampilan berbicara dan juga keterampilan mendengarkan yang mana hanya melibatkan satu pembicara dalam membacakan teks mendengarkan, dan meminta respon atau tanngapan berbagai bentuk interaksi secara lisan. Dialog teks terbagi menjadi interpersonal dan transaksional. Interpersonal teks adalah teks dialog yang sifatnya hubungan antar perseorangan yang mana mereka saling belum kenal maupun sudah kenal. Transaksional teks adalah berhubungan pemindahan informasi dan membutukan respon atau tanggapan berupa aksi seperti mendapatkan barang-barang atau pelayanan (Nunan, 1991:21).
Keterampilan membaca adalah mampu memahami apa yang pembelajar atau siswa baca dalam teks tulis (written language). Mereka mampu mencari informasi baik secara tersirat maupun secara tersurat. Di dalam pembelajaran yang kita kenal pemahaman membaca (reading comprehension). Pembaca yang baik (good reader) adalah mampu membaca di luar ruang kelas dan tetap dalam sentuhan bahasa Inggris lewat majalah dan buku ketika meninggalkan sekolah. Dengan lingkungan yang kaya bahasa, pembaca dapat memporelah kosakata dan bentuk bahasa seperti tatabahasa tanpa terbatas. Kita tahu kita belajar menulis secara luas sebagai akibat membaca, bukan berlatih mengeja ataupun menulis (Cross, 1995:25).
Dengan jelas, membaca dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris berhak mendapat perhatian, dan membaca seharusnya tidak dipandang sepele dan membaca sebagai jembatan untuk kegiatan berbicara atau menulis. Tujuan sebagaian besar program pengajaran bahasa seharusnya mengembangkan kopetensi membaca siswa. Ini sangat beralasan karena hampir semua sumber ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris. Membaca dianggap berhasil bila di dalam membaca menggunakan keterampilan penyerangan kata (word attack) seperti: 1) mengidentifikasi bunyi/kesesuaian simbol, 2) menggunakan pengetahuan tatabahasa untuk memperoleh arti, misalnya menafsirkan clausa yang tanpa batas, 3) menggunakan teknik untuk tujuan yang berbeda, misalnya tenik membaca secara mendalam (skimming), dan teknik membaca secara sepintas kilas (scanning) pada kata kunci atau informasi, 4) menghubungkan isi teks dengan latar belakang pengetahuan bidang atau pokok persoalan yang dimilikinya, 5) mengidentifikasi tujuan retorika atau fungsional pada kalimat itu tersendiri atau bagian-bagian teks itu (Nunan, 1991:6-7).
Untuk memahami teks yang jelas dan lebih luas, pembaca perlu menemukan strategi yang tepat dan juga reaksi pada tugas atau pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks tersebut dan menjawabnya dengan tepat. Tugas atau tes pada pemahaman membaca bisa berbentuk paragraf rumpang (cloze procedure) yaitu mengisi paragraf yang kosong dengan kata-kata yang tepat. Paragrf rumpang diambilkan dari bacaan yang sudah dipelajari. Pemilihan kata untuk menjawab tersebut dari kata lain yang tidak ada pada bacaan yang dipelajari, tetapi pemahaman teks tidak berbeda. Bentuk tes ini dikatakan hubungan kohesif atau yang sifatnya logis (logical relationship) (Nunan, 1991:69-70).
Bentuk tes juga bisa berbentuk hubungan yang mengacu (referential relationship), contoh: mencari acuan it, this, these pada bacaan yang sudah dipelajari. Bentuk tes yang dijawab dengan kata-kata atau informasi yang ada di dalam bacaan (lexical relationship). Informasi ini bisa bersifat tersirat (implicit), dan juga bersifat tegas/tersurat (explicit) yang biasanyamenggunakan “WH questions†(Nunan, 1991:69-70).
Keterampilan berbicara adalah kemampuan yang menghendaki intraksi lisan (oral interaction). Intraksi bisa terjadi satu arah seperti sambutan, pidato, ceramah, dan sebagainnya, sedangkan interaksi dua arah terjadi antara dua orang. Keterampilan berbicara menghendaki kemampuan di antaranya: 1) kemampuan untuk mengucapakan ciri-ciri bahasa secara fonologi yang luas seperti penguasaan tekanan, irama, dan pola intonasi, 2) tingkat kelancaran yang dapat diterima baik secara transaksional maupun interpersonal, 3) kemampuan untuk mengambil giliran atau respon pendek atau panjang pembicraan, 4) kemampuan dalam pengaturan atau manejemen interaksi, 5) kemampuan dalam menegoisasi arti yang mana percakapan yang berhasil membutuhkan pendengar yang baik dan juga pembicara yang baik, 6) kemampuan dalam mengetahui dan menegoisasi tujuan percakapan, dan 7) mampu menggunakan rumus dan isi atau tema percakapan yang tepat Nunan, 1991:7).
Interaksi lisan erat hubungannya dengan kebiasaan sehari-hari yang merupakan cara-cara yang konvensional dalam menyajikan informasi. Informasi sehari-hari (information routines) mengandung jenis susunan informasi yang berulang-ulang baik karangan (expository) seperti: narasi, deskripsi, instruksi, perbandingan, dan sebagainnya ataupun evaluasi seperti: eksplanasi, pembenaran, prediksi, keputusan, dan sebagainnya. Interaksi sehari-hari (interaction routines) dapat berupa pelayanan seperti: wawancara pekerjaan dan juga bersifat sosial seperti pesta makan malam, dan sebagainnya (Nunan, 1991:40).
Pembentukan kerja kelompok (group work) menjadikan interaksi dalam kelas lebih hidup sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Ingteraksi dalam kelas pada pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dapat memperlancar kemahiran berbicara. Kerja kelompok atau kekompok percakapan (conversation club) memberikan kesempatan kemahiran bahasa akan maksimal ketika pembelajar diarahkan untuk tampil berbicara walaupun mereka mempunyai kompetensi yang rendah (Nunan, 1991:49-50).
Tugas dan latihan seharusnya dapat mengembangan keteramplilan berbicara yang mana tujuan pembelajar yang pada akhirnya menghendaki kemampuan berbicara, Tugas dan latihan berguna untuk melakukan analisis materi dan tugas kelas yang membentuk dasar program berbicara pembelajar atau siswa. Tugas pada keterampilan berbicara (speaking task) dapat menumbuhkan kesusastraan (literature) pada bahasa asing (Nunan, 1991:52).
Belajar bahasa kedua atau asing menjadi mudah ketika pembelajar atau siswa secara aktif ikut serta berusaha untuk berkomunikasi karena pembelajar atau siswa merasa bahwa keikutsertakan atau terlibat dalam percakapan sangat menarik dan kesulitan-kesulitan dalam bicara dapat teratasi. Mereka bersemangat dalam percakapan atau diskusi karena tema atau topik pembicaraan yang berbeda-beda, Diskusi akan memancing ide yang akan disampaikan, sehingga keterampilan berbicara dapat meningkat (Nunan, 1991:52).
Keterampilan menulis kemampuan untuk menghasilkan suatu rangkaian kalimat yang diatur dalam suatu urutan yang khusus dan menggabungkan bersama dalam cara-cara tertentu. Rangkaian kalimat bisa sangat pendek, atau hanya dua atau tiga kalimat. Karena kalimat-kalimat itu diletakan secara teratur dan tergabung bersama, kalimat-kalimat itu membentuk teks yang berhubungan (coherence) (Brown. 1994:321).
Menulis yang baik melibakan beberapa yaitu 1) mekanisme pembentukan huruf-huruf dan mematuhi pengejaan dan tandabaca yang berlaku, 2) menggunakan sistem tatabahasa untuk menyampaikan arti yang dikehendaki, 3) mengatur isi pada tingkat paragrap dan teks yang lengkap untuk menggambarkan informasi yang diberikan/informasi baru dan juga topik/komentar, 4) memperbaiki dan merevisi pada awal yang dibuatnya, 5) memilih gaya yang tepat untuk pembacannya, 6) menyampaikan poin yang jelas untuk menyampaikan ide penulis, 7) tersruktur yang berarti seharusnya mebgandung hubungan logi, 6) tulisan yang menarik yaitu menulis seharusnya mengikut sertakan pembacanya lewat wawasan dan ketelitian yang asli (Nunan, 1994:7).
Untuk berkomuhikasi dengan jelas, penulis seharusnya mefokuskan tiga komponen yang utama komunikasi tulis yaitu: 1) kesatuan (unity/cohesive) dan saling berhubungan (coherence). Menulis mengakibatakan mempunyai ide sentral yang tajam dan menyatu pada berbagai bagian berhubungan, 2) meendukung ide utama dengan seluk beluk dan contoh yang nyata, dan 3) mekanisme menulis yang berhubungan tata bahasa , pengejaan, dan tanda baca.
Bentuk-bentuk menulis meliputi narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi Narasi adalah bentuk menulis untuk menceritakan cerita dengan tujuan menghibur dan memberi informasi. Deskripsi adalah bentuk menulis untuk menyajikan gambar secara verbal pada orang, tempat, atau benda. Ekposisi adalah bentuk menulis untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menterjemahkan. Argumentasi adalah bentuk menulis untuk membujuk dan menyakinkan. Ini erat hubunggannya dengan ekposisi dan serimg ditemukan kombinasi keduannya.
Ada 3 tahapan proses menulis yaitu: 1) merangkai strategi yaitu menulis membutuhkan beberapa pemikiran sebelum menulis. Penulis perlu membutuhkan waktu menembangkan ide, 2) menciptakan dan mengembangan teks yaitu menterjemahkan rencana dan ide kedalam teks yang profisional, 3) mengedit yaitu mengecek dengan hati-hati untuk mengyakinkan bahwa tidak ada kesalahan (errors) yang ahirmya menghalangi kesalahan komunikasi termasuk kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan urutan kata.
PENTINGNYA KOSAKATA PADA KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS
Kosakata mempunyai peran yang penting di dalam keterampilan bahasa Inggris, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Pengetahuan kosa kata sangat berpengaruh pada keterampilan bahasa Inggris. Nation dalam Scmit dan Mc Carthy (1993:6) mengatakan bahwa pengetahuan kosakata merupakan salah satu komponen keterampilan bahasa seperti membaca dan berbicara. Ini berarti pengusaan kosakata erat hubungannya dengan kemampuan keterampilan berbahasa membaca dan berbicara.
Richards dan Long (1987: 312) mengatakan bahwa keterampilan dalam membaca umumnya terjadi kedalam 4 katagori, yaitu tatabahasa, kalimat, kosakata dan pemahaman. Ini berarti memang tepat bahwa kosakata yang memadai dapat meningkatkan keterampilan berbahasa membaca. Di dalam menulis, kosakata memberikan kemudahan bagi pembelajar atau siswa untuk memperluas ide mereka berdasarkan ide utama (Cross, 1991: 14-15).
Nunan (1991:6) mengatakan bahwa dalam hubungannya mendengarkan pembelajar memerlukan kemampuan untuk mengenali kata, frase, dan kelompok kata. Di dalam mendengarkan, kosakata sangat dibutuhkan untuk memahami teks lisan. Dari beberapa ahli yang sudah disampaikan mengenai kosakata sangat erat hubungannya dengan keterampilan bahasa Inggris baik mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Hal ini jelas pentingnya kosakata pada keterampilan bahasa Inggris.
Dari pernyataan-pernyataan para ahli di atas, pentingnya atau peran kosa kata dengan keterampilan bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
Keterampilan mendengarkan (listening skill)
1. Kosakata memberikan kemudahan bagi pembelajar atau siswa apa yang orang lain sampaikan. Pendengar dapat memahami topik dari pembicara sedang katakan.
2. Kosakata memberikan kemudahan dalam memahami ucapan atau informasi di dalam audio seperti tape recorder atau radio, dan juga audio visual seperti televisi. Audio seperti tape recorder tampak pada test mendengarkan (listening test) pada TOEIC (Test of English as International Communication) atau TOEFL (Test of English as Foreign Language), dan juga ujian semester, ujian sekolah ataupun ujian nasional yang menggunakan tes mendengarkan (listening test) Memahami informasi di radio biasanya dalam siaran BBC (British Broadcasting), VOA (Voice of America), atau English News. Tayangan di telivisi seperti film asing dan English News juga membutuhkan kemampuan mendengarkan.
3. Kosakata memberikan kemampuan memahami pesan lewat pendengaran (aural message). Orang yang mudah memahami pesan dari orang lain lewat pendengaran akan lebih mudah bertindak, misalnya perintah dari guru ditujukan siswanya seperti “Stand up!â€. Siswa yang kosa katanya bagus akan cepat bertindak dengan berdiri.
Keterampilan membaca (reading skill)
1. Kosakata memberikan kemudahan memahami bacaan atau teks secaratersurat (ecplicit) dan juga tersirat (implicit). Pembaca tidak akan mendapatkan kesulitan menemukan informasi dalam teks. Pembaca dengan cepat menemukan arti dari serangkaian kata atau kalimat dalam teks, sehingga pembaca dapat menyimpulkan isi bacaan dengan cepat.
2. Kosakata memberikan kemudahan menjawab pertanyaan yang hubungannya dengan teks. Pertanyaan pada teks atau bacaan bervariasi misalnya menggunakan “WH questions†atau “Yes/No questionsâ€. Bentuk tes ini adalah isian (essay). Bentuk tes pilihan ganda yamg banyak digunakan sekarang seperti tes TOEIC atau TOEFL, dan tes ujian di sekolah.
3. Kosakata memberikan kemudahan memahami iklan, pengumuman, pamplet, balio, brosur, kartu ucapan, dan sebagainnya dalam bahasa Inggris. Bagi pencari kerja yang mendapatkan iklan lowongan kerja dalam bahasa Inggris akan cepat menemukan informasi, mereka tidak usah membuka kamus atau browsing karena meminta waktu yang lama.
Keterampilan berbicara (reading skll)
1. Kosakata memberikan kemudahan nagi pembelajar atau siswa mengungkapkan ide. Semakin banyak kosa kata yang dipunyai, semakin lancar dalam mengungkapkan ide, sehinga pendengar cepat memahami apa yang disampaikan, misalnya mengajukan pertanyaan oleh siswa pada guru, pidato, diskusi, debat, bercerita, dan sebagainnya. Hal iini dapat kita temui pada situasi kelas bahasa Inggris, kompetisi atau perlombaan.
2. Kosakata memberikan kemudahan untuk berinteraksi dengan lawan bicara. Percakapan atau dialog akan menjadi hidup karena mereka saling mengajukan ide dan saling memberikan respon atau tanggapan. Lawan bicara (interllocutor) cepat meresponnya. Pada percakapan transaksional, pendengar merespon dengan tindakan, seperti membuka pintu, berdiri, duduk, dan sebagainnya. Situasi ini terjadi di dalam kelas, hotel, kantor, atau tempat pariwisata yang segaian besar bahasa Inggris digunakan dalam komunikasi.
3. Kosakata memberikan kemudahan untuk melakukan wawancara bahasa Inggris, misalnya wawancara pekerjaan. Dengan kosa kata yang lebih, mereka menjadi percaya diri, dan memudahkan pekerjaan diterima. Hal ini ada pada perusahaan-perusahan besar atau asing atau mereka yang akan bekerja ke luar negeri.
Keterampilan menulis (writing skill)
1. Kosakata memberikan kemudahan menulis serangkaiain kalimat untuk mengungkapkan ide. Kosakata merupakan hal pertama kali diperhatikan sebelum menulis kalimat daripada aspek lain seperti tatabahasa, ejaan, tandabaca. Aspek-aspek lain akan mengikuti saat menulis, dan kesalahan-kesalahan tatabahasa, ejaan, dan tandabaca dapat dikoreksi setelah selesai menulis.
2. Kosakata memberikan kemudahan membuat surat, memo, pengumuman, brosur, iklan, dan sebagainnya. Untuk membuat surat lamaran pekerjaan yang bebahasa Inggris pada perusahaan-perusahaan besar dan asing, kosa kata menjadi prioritas utama.
3. Kosakata memberikan kemudahan berkomunikasi lewat informasi teknologi terutama dengan luar negeri sehingga akan merngetahui secara global keadaan di luar negeri seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pariwisata, dan sebagainnya. Dengan infomasi teknologi berbahasa Inggris, juga dapat mengetahui peluang bisnis dan pekerjaan di luar negeri.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai kosakata bahasa Inggris dan keterampilan bahasa Inggris, kosakata sangatlah penting pada keterampilan berbahasa Inggris, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Kosa kata memudahkan memahami teks lisan atau ide yang disampaikan lawan bicara atau audio/audo visual. Kosakata memudahkan memahami teks tulis, sehingga informasi atau isi dalam teks tulis mudah dipahami. Kosakata memudahkan menyampaikan ide atau berintaraksi secara lisan baik yang dilakukan perorangan atau dalam komunitas. Kosakata memudahkan menyampaikan ide secara tertulis, baik dalam bentuk tulisan, seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dan sebagainnya, tetapi juga dalam bentuk surat menyurat. Oleh karena itu, kosakata bahasa Inggris perlu ditingkatkan untuk preningkatan keterampilan bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Edward & Vallete, Rebbeca. 1977. Classroom Techniques: Foreighn Language and English as a Second Language. San Diego: Harcourt Brace Jovanorich Publisher.
Anderson, Paul S. 1969. Language Skills in Elementary Education. Macmilan:The Macmilan Company Collier-Macmillan Canada Ltd.
Brown, Douglas, H. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs.
Cross, David. 1995. A Practical Handbook of Language Teaching. Bath: The Bath Press.
Cunningsworth, Alan. 1984. Evaluating and Selecting EFL Teaching Materials. Oxford: Heinemann Education Books Ltd.
Echols, M John and Shadily Hassan. 1992. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Edge, Julian. 1993. Essentials of English Language Teaching. London: Longman.
Hatch and Brown. 1995. Vocabulary, Semantics, and Language Education. New York: Cambridge.
Harmer, Jeremy. 1983. The Practice of English Teaching. London: Longman.
Haycraft, John. 1978. An Introduction to English Language. London: Longman.
Lewis, Michael and Hill, Jimmie. 1992. Practical Techniques for Language Teaching. London: Language Teaching Publishers.
Mc Carthy, 1987. Vocabulary: Description, Acquistion and Pedagogy. Cambrige: Cambrige University.
Nation, ISP. 1990. Teaching and Learning Vocabulary. New York: Newbury House Publishers.
Nunan, david. 1991. Language Teaching Methodology: A Textbook for Teachers. New York: Prentice Hall.
Richards, and Long. 1987. Methodology in TESOL.: A Book of Reading. Cambrige: Cambridge University Press.
Subiyati, Dra. 1992. Study Pengajaran Tentang Kosakata Bahasa Inggris Lulusan SLTA. Yogyakarta: Sub Proyek NKK. FPBS IKIP Yogyakarta.
Ur, Penny. 1998. A Course in Language Teaching. New York: Cambridge University Press.