Peran Objek Wisata Sipinsur Dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Pearung
PERAN OBJEK WISATA SIPINSUR
DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PEARUNG
(KEC. PARANGINAN, KAB. HUMBANG HASUNDUTAN,
PROV. SUMATERA UTARA)
Mery Beata Sihombing
SMPN 4 Lintongnihuta
Yenny Irawaty Sitorus
SMPN 2 Lintongnihuta
Roma Sipahutar
SMPN 1 Lintongnihuta
Rotua Banjarnahor
SMPN 2 Pakkat
Abstrak
Objek wisata Sipinsur merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Humbang Hasundutan. Objek wisata sipinsur yang letaknya strategis, dekat dengan bandara Silangit, menjadi tempat persinggahan pertama bagi para wisatawan domestik maupun internasional. Sebelum melanjutkan perjalanannya, para wisatawan ini menikmati keindahan Danau toba dari ketinggian di objek wisata ini. Seringnya wisatawan datang ke tempat ini menyebabkan perekonomian masyarakat sekitar Sipinsur mulai mengalami peningkatan, namun belum begitu signifikan bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas yang memadai seperti hotel/penginapan, toilet, tempat penjualan cinderamata, rumah makan/restoran dan juga kurangnya kebersihan dan keramahan penduduk. Diharapkan pemerintah kabupaten Humbang Hasundutan melakukan pembenahan fasilitas, sehingga keberadaan objek wisata Sipinsur dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Kata Kunci: Objek Wisata, Perekonomian, Masyarakat Pearung
Pendahuluan
Dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pari berarti berkeliling dan wisata yang berarti berpergian, perjalanan. Dengan demikian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ketempat lain.
Pengertian Pariwisata menurut wikipedia merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suau tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Prof.K.krapt dan Prof.hunziker , Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas bersifat sementara. Menurut E.Guyer Fleuler, Pariwisata adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan, dan pergantian hawa.
Menurut Mr.Herman V.Schulard, Pariwis]ata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas disuatu negara tertentu, kota dan daerah.
Menurut UU No.9 tahun 2010 Bab III pasal 4 tentang kepariwisataan, objek wisata adalah Ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba, dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
Menurut L. James Havery, perekonomian adalah suatu sistem yang berguna untuk membuat rangkaian komponen antara yang satu dengan yang lainnya dalam prosedur logis dan rasional, guna mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Menurut Jhon Mc. Manama, perekonomian adalah sebuah konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-fungsi di dalam suatu kesatuan organik, dengan tujuan mencapai hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang dilakukan (Tri Widiarto: 2013).
Menteri Luhut Binsar Panjaitan mengatakan wilayah Sipinsur yang termasuk kaldera Toba, berada di bawah pengelolaan Badan otorita Danau Toba diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja baru. (Harian Andalas, 30 Okt 2017). Menteri LKH, Siti Nurbaya, juga mengungkapkan kawasan panatapan Danau Toba Sipinsur, Humbang Hasundutan, diproyeksikan akan menjadi taman bunga Nusantara sehingga berguna untuk kesejahteraan rakyat, lapangan kerja dan juga pertumbuhan ekonomi rakyat (Antara News, 19 agustus 2016).
Sejalan dengan itu, pada tanggal 6- 9 Desember 2017 dilaksanakan Festival Danau Toba(FDT) yang dipusatkan di Sipinsur, sebanyak 5000 orang wisatawan lokal dan mancanegara datang ke Sipinsur. Pada even ini, digelar lomba vokal grup, kemudian digelar juga pentas seni budaya yang pesertanya berasal dari Pakpak Barat, Simalungun, Sibolga dan kotaMedan, digelar juga lomba lari lintas alam sejauh 9,2 km, juga lomba Ucok-Butet geopark yang diikuti generasi muda sekawasan Toba dan Sumut. Pagelaran menghunti tandok yang diikuti 1000 tandok dari 1000 ibu di Humbahas, juga turut memeriahkan acara ini. Pada pembukaan acara ini juga dipagelarkan ulos terpanjang yang telah mendapat rekor MURI yang dikenakan siswa-siswi dengan tujuan mensosialisasikan ulos sebagai warisan budaya Batak. Acara ini digelar di sipinsur untuk mempromosikan Sipinsur sebagai objek wisata di Humbang hasundutan (Harian Andalas, 5 Des 2017).
Sipinsur dipilih sebagai lokasi FDT karena dari kawasan ini pengunjung dapat melihat pemandangan Danau toba dari sisi yang lain, serta kawasan ini masuk menjadi salah satu geosite dari geoarea Kaldera Toba, sehingga penyelenggaraannya akan berbasis geopark. Dalam pelaksanaan FDT di Sipinsur ini disediakan 50 stan kuliner dan 40 stan untuk pelaku UKM dan penggiat pariwisata, sehingga pelaksanaan FDT di Sipinsur ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar (Media Indonesia, 04 Desember 2017).
Spot Asyik di Humbang Hasundutan
Objek wisata Sipinsur adalah tempat wisata pemandangan alam Danau toba. Lokasinya berada di Desa Pearung, kec. Paranginan, Kab. Humbang Hasundutan, provinsi Sumatera Utara. Dari lokasi wisata Sipinsur, kita dapat melihat keindahan alam serta luasnya Danau Toba.Daerah Sipinsur merupakan salah satu daerah dataran tinggi yang mengelilingi Danau toba. Dataran-dataran tinggi itu merupakan puncak dari letusan gunung berapi yang paling besar di muka bumi atau supervulcan. Di bumi hanya ada tujuh supervulcan, salah satunya yaitu supervulcan Danau toba, dan Danau Toba merupakan kawah dari letusan supervulcan, diperkirakan terjadi sekitar 73.000 tahun lalu.
Dataran tinggi wisata Sipinsur atau desa pearung memang cukup banyak terdapat hembusan angin, maka tidak salah daerah ini disebut juga Paranginan. Paranginan, dalam bahasa Batak artinya banyak angin, dan sekarang sebutan ini menjadi nama kecamatan dari desa Pearung. Suhu rata-rata daerah Sipinsur 17 derajat celcius
Jarak yang tidak begitu jauh dari bandara Silangit menjadikan tempat wisata Sipinsur layak untuk dikunjungi, terutama bagi orang yang hendak berwisata ke Danau Toba. Jarak tempuh Bandara Silangit ke tempat ini hanya sekitar 25 menit, dengan menggunakan roda dua atau empat.
Berwisata saat ini menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dan bukan hanya sekedar kegiatan yang berbasis hobbi belaka. Wisata berkembang dengan sangat baik di Indonesia (Dirjen Pariwisata, 2015). Salah satu faktor penyebab maraknya gaya hidup wisata adalah internet dan media sosial, dimana informasi mengenai objek wisata dan parawisata bisa mudah didapatkan serta tuntutan eksistensi media sosial yang menyebabkan banyak orang ingin mengeksplor daerah-daerah yang belum dikunjungi. Keadaan ini menyebabkan pariwisata dapat memberi kontribusi ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Peran Objek Wisata Sipinsur Dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Pearung
Objek wisata Sipinsur, yang merupakan destinasi wisata di kabupaten Humbang Hasundutan, memberikan manfaat secara umum dari segi ekonomi bagi masyarakat Sipinsur adalah pariwisata menghasilkan devisa yang besar bagi negara sehingga meningkatkan perekonomian negara. Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Manfaat bagi masyarakat di desa Pearung, Kecamatan Paranginan menciptakan peluang kerja. Contohnya banyak pedagang yang berjualan di sekitar Sipinsur, berupa makanan dan minuman, cendramata hasil kerajinan masyarakat setempat, hasil pertanian dan perkebunan.
Secara khusus manfaat pariwisata Sipinsur bagi perekonomian adalah sebagai berikut ;
1. Meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal disekitar Sipinsur.
2. Sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan pendapatan para padagang di Sipinsur.
3. Pendapatan negara meningkat berupa pajak dari para pedagang dan dari para wisatawan yang datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata Sipinsur.
4. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional, terutama kebudayaan daerah batak toba di kecamatan Paranginan.
5. Dampak terhadap harga-harga hasil pertanian semakin meningkat.
6. Dampak terhadap pembangunan jalan, penataan pemukiman penduduk dan pembangunan objek wisata Sipinsur.
Memang keberadaan objek wisata Sipinsur memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat sekitar, namun peningkatan tersebut belum begitu signifikan bila dibandingkan dengan peningkatan jumlah wisatawan di daerah ini. Hal ini terjadi karena kurangnya ketersediaan fasilitas pendukung seperti penginapan/hotel, rumah makan/restoran, toilet dan penjualan cenderamata. Juga kurangnya keramahtamahan masyarakat dan kepedulian dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sejalan dengan itu, Ketua DPRD Humbang Hasundutan, Manaek Hutasoit, menyatakan dirinya sangat mengharapkan pemerintah setempat melakukan pengembangan terhadap objek wisata ini (detik travel, senin, 04 Des 2017).
Simpulan
Perekonomian masyarakat Pearung, Kec. Paranginan, Kab. Humbang Hasundutan akan semakin meningkat jika ketersediaan fasilitas pendukung seperti penginapan/hotel, rumah makan/restoran, toilet dan penjualan cenderamata lebih ditingkatkan lagi. Keramahtamahan dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga masih perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pariwisata, 2015, Pengantar Pariwisata Indonesia, Jakarta
Tri Widiarto, 2013, Perspektif Global, Salatiga, Widya Sari Press
UU No.9 tahun 2010, 2010, Bina Aksara, Jakarta
Antara News, 9 Agustus 2016
Harian Andalas, 30 Oktober 2017
Detik travel, senin, 04 Des 2017
Harian Andalas, 5 Desember 2017
Kompasiana, Lamsihar Siregar, 21 Feb 2018