PERAN PENGAWAS MENINGKATKAN PEMAHAMAN

PENERAPKAN SISTIM PENILAIAN AUTENTIK OLEH GURU TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN SISWA

DI SMP NEGERI 2 PARMONANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

 

Dermani Sihite

SMP Negeri 2 Parmonangan

 

ABSTRAK

Masalah pokok dalam penelitian ini Sejauhmana pemahaman dan penerapa sistim penilaian Autentik dapat terlaksana di di SMP Negeri 2 Parmonangan dengan adanya peranan pengawas sekolah dalam melaksanakan pendampingan terhadap guru mata pelajaran pada semenster ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Tujuan penelitian tindakan ini adalah Untuk meningkatkan pemahaman guru dalam menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Parmonangan Kec. Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara. Manfaat penelitian ini adalah sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan terutama kualitas pemahaman guru melalui pembinaan oleh Pengawas Sekolah menerapkan sistim penilaian Autentik hasil belajar siswa. Secara spesifik sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran untuk dapat secara baik menerapakan sistim penilaian Autentik dalam proses evaluasi pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Subjek penelitian ini Subjek dalam penelitian adalah pengawas sekolah dan Objek dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah 14 orang terdiri dari guru Mata pelajaran yang ada di SMP Negeri 2 Parmonangan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Pada Siklus I rekapitulasi tingkat keseluruhan adalah berjumlah 14 orang, rekapitulasi tingkat Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 21,42%, Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus, 57,14% dan Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 28,57%. Pada siklus II, terjadi peningkatan penerapan sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 10 orang: 71,42%, sebelumnya 3 orang: 21,42% terjadi peningkatan sebesar 50%. Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus adalah 2 orang: 14,28%  Dengan adanya peranan dan bimbingan dan pendampingan dari Pengawas Sekolah terjadi peningkatan yang signifikan penggunaan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran siswa di dalam kelas meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran pada semester ganjil di SMP Negeri 2 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Peran Pengawas, Penilaian Autentik

 

PENDAHULUAN

Setiap pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas, guru harus memperhatikan dan tanggap terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan substansi ilmu yang diberikan terhadap peserta didik. Dengan demikian seorang guru harus bisa memahami alternatif yang akan diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran yang hendak di capai harus meliputi minimal tiga aspek diantaranya kognitif,afektif dan psikomotorik siswa dengan hal tersebut dapat dikatakan pembelajaran itu berhasil. Keberhasilan proses pembelajaran akan dapat diulur dengan pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan hal penting yang harus di pahami demi mendapatkan objektifitas penilaian hasil belajar.

Dalam saat pembelajaran terlihat bahwa hasil belajar terlihat dari nilai-nilai yang belum optimal dan terlihat bahwa interaksi pembelajaran belum optimal. Dari masalah-masalah yang terlihat ini membuktikan kalau kreativitas guru kurang berkembang dan berpengaruh terhadap mata pelajaran

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model sistim penilaian Autentik pada sistim penilaian Autentik guru diarahkan guru dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik dan benar. Berbagai pendekatan yang dapat dilaksanakan sehingga sistim penilaian dapat terlaksana secara baik yang dapat mengukur hasil belajar siswa dengan Objektif. Sistim penilaian Autentik ini sangat erat hubungannnya dengan metode kelompok yang membutukan suatu kerja sama. Dimana guru diajak untuk ikut bertanggung jawab atas hasil yang akan dicapai oleh setiap individu anak didik juga sebagai bagian dari suatu kelompok belajar.

Perubahan paradigam kegiatan pembelajaran itu lah berubah pula apa yang ada dalam proses pembelajaran terrmasuk penilaian. Pada waktu itu, penerapan kurikulum 2013, menuntut pelaksanaan penilaian yang mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan. Salah satu prinsip penilaian yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan adalah menyeluruh dan berkesinambungan. Sehingga dibutuhkan sebuah penilaian yang akurat dan dapat meninjau seluruh aktivitas siswa. Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk memantau perkembangan siswa yang sebenarnya (nyata) selama kegiatan pembelajaran dan bukan sesuatu yang dibuat-buat adalah teknik penilaian autentik (Arifin, 2009:181).

Dengan penerapan sistim penilaian Autentik menekankan pada suatu kerja yang dapat membangun keaktifan guru didalam proses evaluasi, oleh karena itu perlu dikembangkan menjadi suatu model dalam melaksanakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Kerangka Teoritis

Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Subiyanto mengungkapkan bahwa Mengajar pada hakekatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi guru untuk dapat belajar dengan baik (Trianto, 2009:17).

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu 1) Perubahan yang terjadi secara sadar, 2) perubahan dalam pendampingan bersifat fungsional, 3) perubahan dalam pendampingan bersifat positif dan aktif, 4) perubahan dalam pendampingan bukan bersifat sementara, 5) perubahan dalam pendampingan bertujuan atau terarah, 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, (Djamarah, 2000).

Penilaian Autentik

Penilaian (Asesmen) sinonimnya adalah pengukuran, pengujian, atau evaluasi. sedangkan Autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian Autentik adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor) dan Pengetahuan (kognitif). Ketika menerapkan penilaian Autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Pengertian pendampingan/pendampingan

Pendampingan/pendampingan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang dikemukakan Depdikbud (1976: 34) yang “asal kata latihan, maksudnya mengulang suatu kegiatan untuk mencegah berkurangnya atau lupa terhadap sesuatu, sehingga dapat bertahan lama, biasanya diterapkan untuk memperoleh suatu keterampilan.”

Menurut Sedarmayanti (2010: 164) pendampingan/pendampingan adalah “proses pendampingan yang lebih menekankan pada praktek daripada teori yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan latihan bertujuan meningkatkan keterampilan”. Menurut Gomes (2003: 197) “pendampingan/pendampingan adalah usaha untuk memperbaiki perpormansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.”

Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Hal tersebut dapat dilalaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Menurut Mukhlis (2000: 5) PTS adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTS adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran di kelas semakin baik dan meningkat,

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.

Hasil Penellitian

Penelitian ini akan menyajikan bagaimana peran Pengawas Sekolah dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran di dalam kelas.

Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk meningkatkan pemahaman guru menguasai pemahaman menerapkan sistim penilaian Autentik untuk dapat di terapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebelum dilakukan tindakan hasil observasi peneliti di dalam kelas bahwa belum ada guru yang menerapkan pembelajaran dengan penerapan sistim penilaian Autentik.

Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut: (a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang memahami penerapan berbagai model-model pembelajaran. (b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan.

Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini penulis tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 75% guru sudah mampu menggunakan Sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran (d) Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan.

Dengan menggunakan perangkat infocus dan computer penggunaan sistim penilaian Autentik untuk proses pembelajaran pelajaran akan lebih mudah dan dapat dilakukan secara mudah, karena gambar dan teks dapat ditayangkan secara bersamaan

Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut:

Tabel Kondisi Siklus I

No Kondisi Awal Pemahaman Guru Jumlah Guru Prosentase (%)
1 Jumlah guru mata pelajaran 14 100%
2 Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran 3 21,42%
3 Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus 8 57,14%
4 Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 4 28,57%

 

Dari hasil siklus I rekapitulasi tingkat Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 21,42%, Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus, 57,14% dan Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 28,57%. Grafik kondisi guru Menggunakan Menerapkan sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada siklus I. Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa menerapkan sistim penilaian Autentik pada pembelajaran di kelas masih sangat kurang, sehingga penilaian masih di dominasi oleh pendekatan penilaian konvensional.

Grafik I Hasil Pelaksanaan Siklus I

Dari data diatas Jumlah guru pegawai keseluruhan adalah berjumlah 14 orang, Menggunakan menerapkan sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah rekapitulasi tingkat Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 21,42%, Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus, 57,14% dan Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 28,57%.

Siklus 2

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan membimbing guru menerapkan Menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama.

  1. Melakukan sosialisasi dan menjadwalan pertemuan guru dengan Pengawas Sekolah untuk melaksanakan pendampingan dan pembimbingan untuk dapat menerapkan sistim penilaian Autentik
  2. Salah satu guru diminta melaksanakan persentase di depan rekan-rekannya Menerapkan sistim penilaian Autentik
  3. Peneliti merencanakan untuk melaksanakan pengamatan terhadap guru saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada saat refleksi siklus pertama.
  4. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain
  5. Membuat lembar observasi puntuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap menerapkan sistim penilaian Autentik setelah dilakukan bimbingan oleh pengawas sekolah
  6. Melakukan onservasi dan pengamatan saat guru melaksanakan pembelajaran di dalam kelas masing-masing sesuai dengan lembar observasi yang sudah di buat oleh peneliti.

Selama pengamatan peneliti dibantu wakil pengawas sekolah melakukan pemantauan langsung kedalam kelas. Pengamatan oleh peneliti meliputi:

  1. penggunaan menerapkan sistim penilaian Autentik dalam mengajar
  2. Suasana dan kondisi yang yang terjadi di dalam kelas
  3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi untuk mengamati keberhasilan pembelajaran.

Tabel Kondisi Siklus II

No Kondisi Awal Pemahaman Guru Jumlah Guru Prosentase (%)
1 Jumlah guru mata pelajaran 14 100%
2 Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran 10 71,42%
3 Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus 2 14,28%
4 Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 1 14,28%

 

Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat pelaksanaan menerapkan sistim penilaian Autentik oleh guru dikelas pada proses belajar mengajar pada siklus kedua dapat dilihat hasil Dari data diatas Jumlah guru /pegawai keseluruhan adalah berjumlah 14 orang, Menggunakan menerapkan sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah rekapitulasi tingkat Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 10 orang guru adalah: 71,42%, Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerusadalah 2 orang guru: 14,28% dan jumlah guru belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 2 orang guru: 14,28%

 

 

 

 

Grafik 2 Hasil Siklus II Penerapan Menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran

 

Berdasarkan hasil perolehan diatas, setelah dilaksanakan siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru yakni sebagai berikut Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 10 orang: 71,42%, sebelumnya 3 orang: 21,42% terjadi peningkatan sebesar 50%. Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya 8: 57,14% terjadi peningkatan 42,86% dari siklus sebelumnya. Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya adalah 4: 28,57% terjadi peningkatan sebesar 14,29%

Pembahasan

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hali ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis menanggap cukup untuk peningkatan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran dengan penerapan sistim penilaian Autentik.

Setelah pelaksanaan Siklus I rekapitulasi tingkat keseluruhan adalah berjumlah 14 orang, menggunakan menerapkan sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah rekapitulasi tingkat Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 21,42%, Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus, 57,14% dan Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 28,57%.

Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan yakni Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 10 orang: 71,42%, sebelumnya 3 orang: 21,42% terjadi peningkatan sebesar 50%. Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya 8: 57,14% terjadi peningkatan 42,86% dari siklus sebelumnya. Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya adalah 4: 28,57% terjadi peningkatan sebesar 14,29%.terjadi peningkatan yang signifikan.

Grafik 3 Perbandingan Hasil Antara Siklus I Dan Siklus II

Dari siklus sebelumnya terjadi selisih terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan dari pelaksanaan siklus I dengan siklus II, yakni Sudah memahami sistim penilaian Autentik dan menerapkan dalam pembelajaran adalah 10 orang: 71,42%, sebelumnya 3 orang: 21,42% terjadi peningkatan sebesar 50%. Mulai memahami namun belum menerapkan sistim penilaian Autentik secara terus-menerus adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya 8: 57,14% terjadi peningkatan 42,86% dari siklus sebelumnya. Belum memahami dan belum bisa menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 2 orang: 14,28% sebelumnya adalah 4: 28,57% terjadi peningkatan sebesar 14,29%.terjadi peningkatan yang signifikan Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Pengawas Sekolah dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan menerapkan sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran guru dalam kelas di SMP Negeri 2 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2019/2020.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Saripudin, Tuesday, 28 October 2008 14:51, Peningkatan Mutu Pembelajaran.

Media Kita. Nurulfikri.sch.id/index.php http://rastodio.com/pendidikan /pengertian-mengajar.html  (diakses tanggal 2 September 2010)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.Depdiknas.

Dadang Dahlan, In-house Training sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Guru Tsanawiyah, file.upi.edu/al.php