PERBAIKAN PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MATERI TENTANG TATA SURYA

PADA SISWA KELAS VI DI SDN SAMBENG

PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nurhadi

Guru Kelas VI di SDN Sambeng,

Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menerapkan metode demonstrasi pada materi tentang Tata Surya pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

Tempat penelitian ini adalah SDN Sambeng yang merupakan unit kerja dari penulis selaku guru kelas VI. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, berlangsung pada bulan April sampai Mei tahun 2011. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran demonstrasi dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Tata Surya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 32 anak.

Hasil penelitian ini adalah 1) Siswa menjadi percaya diri sebagai sukarelawan dalam melakukan demonstrasi, 2) Siswa menjadi aktif dan fokus dengan melakukan pengamatan selama demonstrasi di dalam maupun di luar kelas, 3) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna secara langsung, 4) Siswa memahami konsep dasar dan materi yang disampaikan, 5) Siswa mencapai prestasi belajar semakin baik. Saran dari penelitian ini adalah 1) Guru seharusnya dapat memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa untuk melakukan demonstrasi, sehingga mereka mendapat pengalaman belajar secara langsung, 2) Siswa seharusnya dapat mencatat hasil pengamatan secara lengkap dan jelas sesuai dengan pemahamannya dan mengungkapkan pendapat selama pembahasan secara aktif dan kritis, 3) Sekolah seharusnya dapat menyediakan media pembelajaran yang memadai, sehingga mendukung kelancaran dan kekhidmatan demonstrasi.

Kata kunci:  Pembelajaran, IPA, Metode Demonstrasi, Tata Surya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Materi terakhir yang disampaikan dalam pembelajaran IPA di kelas VI pada Semester II tentang Tata Surya, yaitu system tata surya, rotasi dan revolusi bumi maupun bulan, gerhana matahari dan gerhana bulan dan system kalender masehi dan hijriyah. Pembelajaran IPA di Semester II ini berlangsung cepat karena keterbatasan waktu dan padat karena banyaknya agenda yang harus diikuti siswa. Pembelajaran hanya berlangsung di dalam kelas tanpa melakukan pengamatan. Atas dasar tersebut, guru mengutamakan penyampaian materi tanpa mempertimbangkan pemahaman siswa.

Praktik pembelajaran di atas tidak mampu memberikan pengalaman kepada siswa. Mereka hanya menerima dan menghafal materi yang disampaikan tanpa ada keterlibatan secara aktif. Guru menjadi sumber belajar yang menyampaikan materi dan siswa menerima materi. Pada akhir bulan April tahun 2011, seluruh materi dapat selesai.

Guru melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan tujuh soal, terdiri dari empat soal isian dan tiga soal uraian selama tigapuluh lima menit. Hasil nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 56,88 dengan ketuntasan sebesar 71,88%. Prestasi belajar tersebut tergolong rendah.

Dalam pembelajaran IPA, siswa hendaknya melakukan pengamatan dan demonstrasi. Guru menjadi fasilitator dimana siswa dapat melakukan demonstrasi dan pengamatan. Sesuai dengan lembar kerja, siswa mencatat kegiatan tersebut. Dengan cara tersebut, siswa menemukan konsep dan pembelajaran menjadi bermakna.

Dalam penelitian ini, penulis selaku guru kelas VI menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Perwakilan siswa melakukan demonstrasi, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Siswa mencatat hasil kegiatan dan membahas dalam diskusi kelas. Siswa menjadi lebih aktif dan berminat selama mengikuti pembelajaran. Dengan menerapkan demonstrasi resitasi diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran IPA dan meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Tata Surya pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana hasil penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Tata Surya pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum adalah memperbaiki pembelajaran IPA pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

2. Tujuan khusus adalah meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menerapkan metode demonstrasi pada materi tentang Tata Surya pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

1. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA, sekarang lebih sering disebut dengan Sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, baik benda mati maupun benda hidup yang diperoleh melalui pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Proses ini antara lain meliputi: penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Selain itu, mata pelajaran IPA merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta menduduki dan menghargai kekuasaan Tuhan Maha Esa.

Pada hakekatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk) dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.

2. Pengertian Pembelajaran

Sanjaya (2008: 104) mendefinisikan pembelajaran adalah usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru. Yang membedakan hanya terletak pada perannya saja.

3. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Roestiyah (1991), metode demonstrasi merupakan metode mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses. Secara lebih lengkap, Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut: a) Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, b) Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkrit, c) Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar, d) Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.

Kekurangan metode demonstrasi sebagai berikut: a) Bila alatnya terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa, b) Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau berjalan tergesa-gesa.

Kerangka Berpikir

Tindakan yang dilakukan guru adalah menerapkan metode demonstrasi. Sesuai dengan materi yang disampaikan, guru menentukan perwakilan siswa, baik secara sukarela maupun penunjukan, untuk melakukan demonstrasi. Siswa lainnya melakukan pengamatan. Demonstrasi dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas secara berulang-ulang, sehingga siswa dapat mempraktikan dan mengamati.

Dengan menerapkan metode demonstrasi ini, siswa terlibat dalam pembelajaran secara langsung. Mereka mempraktikan dan mengamati. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan melalui diskusi kelas. Guru bertanya sesuai dengan materi yang disampaikan. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan menguasai konsep dasar sesuai dengan materi. inilah yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hipotesis Penelitian

Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Tata Surya pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 diduga dapat memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru.

Tempat penelitian ini adalah SDN Sambeng yang merupakan unit kerja dari penulis selaku guru kelas VI. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, berlangsung pada bulan April sampai Mei tahun 2011. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Tata Surya.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 32 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini mencakup proses pembelajaran dan prestasi belajar. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dan tes tertulis. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui kegiatan siswa selama pembelajaran. Sedangkan tes tertulis dilakukan dengan ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja penelitian ini adalah 1) Siswa dapat melakukan demonstrasi sesuai dengan petunjuk, 2) Siswa dapat mengamati demonstrasi dengan fokus dan perhatian, 3) Siswa dapat mencatat hasil demonstrasi berdasarkan dengan pemahamannya, 4) Siswa dapat mengikuti pembahasan secara aktif dan percaya diri, 5) Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Materi terakhir dalam pembelajaran IPA di kelas VI pada Semester II tentang Tata Surya, yaitu system tata surya, rotasi dan revolusi bumi dan bulan, gerhana matahari dan gerhana bulan dan system kalender masehi dan hijriyah. Pembelajaran IPA pada Semester II ini berlangsung cepat karena keterbatasan waktu dan padat karena banyaknya agenda yang harus diikuti siswa. Dengan demikian, guru hanya menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah.

Praktik pembelajaran di atas memang terbukti cepat dalam menyampaikan materi. Terbukti memasuki akhir bulan April, guru dapat menyampaikan seluruh materi. Guru melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan tujuh soal, terdiri dari empat soal isian dan tiga soal uraian selama tigapuluh lima menit. Prestasi belajar masih rendah. Siswa hanya mencapai nilai rata-rata sebesar 56,88 dengan ketuntasan sebesar 71,88%.

Pembelajaran yang hanya sebatas menyampaikan materi dengan metode ceramah diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. Mereka menjadi pasif dengan mendengarkan dan memperhatikan. Mereka hanya mencatat dan menghafal. Mereka belum terlibat dalam pembelajaran secara aktif. Penguasaan materi hanya dilakukan dengan menghafal. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran masih jauh dari ideal.

Guru melakukan tindakan untuk pemecahan masalah dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Perwakilan siswa melakukan demonstrasi, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Siswa mencatat hasil kegiatan dan membahas dalam diskusi kelas. Dengan cara ini, pembelajaran tidak lagi sekedar menyampaikan materi kemudian menghafalnya, tetapi siswa mengalami dan mengamati. Inilah yang memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Melalui metode demonstrasi diharapkan siswa menjadi aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I mencakup materi tentang system tata surya, rotasi dan revolusi bumi maupun bulan. Siswa melakukan tiga demonstrasi, yaitu demonstrasi tentang system tata surya dan orbit di luar kelas dan demonstrasi tentang rotasi dan revolusi bumi maupun bulan di dalam kelas.

Pembelajaran pada Siklus I mendorong siswa lebih aktif. Mereka melakukan demonstrasi. Mereka melakukan pengamatan. Mereka berpendapat. Dalam diskusi kelas, siswa melakukan tanya-jawab. Mereka menguji pemahamannya. Kemudian, guru mengembangkan sesuai dengan materi yang disampaikan. Siswa lebih menguasai konsep dasar dan memahami materi. Mereka tidak menerima materi, tetapi menemukan pemahaman sesuai dengan demonstrasi dan pengamatan. Inilah yang mendorong pemahaman materi.

Pembelajaran pada Siklus I diakhiri dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan tujuh soal, terdiri dari empat soal isian dan tiga soal uraian selama tigapuluh lima menit. Analisis nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 71,56 dengan ketuntasan sebesar 84,38%. Sedangkan prestasi belajar pada Kondisi Awal dimana nilai rata-rata sebesar 56,88 dengan ketuntasan sebesar 71,88%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan dengan menerapkan metode demonstrasi. Siswa terbiasa dengan metode demonstrasi. Mereka dengan berani dan percaya diri menjadi sukarelawan untuk melakukan demonstrasi, baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Sedangkan siswa lainnya yang menjadi pengamat mempunyai tugas melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan kemudian menjawab lembar kerja.

Siswa dapat melakukan demonstrasi secara terampil. Mereka memperhatikan petunjuk dari guru. Demonstrasi tersebut mampu menyampaikan materi dengan menarik. Sedangkan siswa yang menjadi pengamat juga semakin fokus. Mereka tidak lagi bercanda maupun bersenda gurau.

Sesuai dengan pengalaman belajar terdahulu, siswa mengikuti pembelajaran dengan percaya diri dan aktif. Siswa dengan berani menjadi sukarelawan. Mereka memperhatikan petunjuk dari guru dengan cermat. Mereka melakukan demonstrasi dengan baik dan benar. Begitu juga dengan siswa yang menjadi pengamat, mereka memperhatikan, mencatat dan menjawab lembar kerja. Selama pembahasan, siswa pun menjawab dengan baik dan benar. Mereka memahami materi yang disampaikan.

Pembelajaran pada Siklus II diakhiri dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan tujuh soal, terdiri dari empat soal isian dan tiga soal uraian selama tigapuluh lima menit. Analisis nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 71,56 dengan ketuntasan sebesar 84,38%. Sedangkan prestasi belajar pada Kondisi Awal dimana nilai rata-rata sebesar 56,88 dengan ketuntasan sebesar 71,88%.

Pembahasan

Pembelajaran IPA, sekarang lebih sering disebut dengan Sains) berkaitan dengan tentang alam sekitar, baik benda mati maupun benda hidup yang diperoleh melalui pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Sesuai dengan karakternya tersebut, pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dengan penemuan dimana siswa terlibat langsung secara aktif. Pada kenyataannya, pembelajaran IPA di Kondisi Awal masih jauh dari ideal bahkan di bawah standar. Dalam materi tentang Tata Surya, yaitu system tata surya, rotasi dan revolusi bumi maupun bulan, gerhana matahari dan gerhana bulan dan system kalender masehi dan hijriyah, guru hanya menggunakan metode ceramah dengan penyampaian materi secara lisan tanpa menggunakan media pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa menjadi pasif dengan menerima materi, tidak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan tidak berminat. Siswa hanya menghafal. Akibatnya penguasaan materi masih lemah dan prestasi belajar juga rendah.

Gambaran pembelajaran IPA seperti di atas bertolak belakang dengan prinsip pembelajaran IPA yang ideal. Pembelajaran hanya berlangsung dengan metode ceramah yang dominan, tanpa pengamatan maupun demonstrasi dan siswa menjadi pasif dan tidak berminat. Prestasi belajar siswa juga rendah dimana nilai rata-rata sebesar 56,88 dengan ketuntasan sebesar 71,88%.

Permasalahan tersebut diselesaikan dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Selama melakukan demonstrasi, siswa menjadi sukarelawan dan pengamat. Siswa mendapat petunjuk dan melakukan demonstrasi, baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Sedangkan siswa lainnya menjadi pengamat yang mengamati demonstrasi dan mencatat hasil kegiatan.

Pada Siklus I, siswa melakukan demonstrasi di luar kelas dalam materi tentang system tata surya dan rotasi dan revolusi bumi maupun bulan. Sebagai metode yang baru, siswa belum terbiasa dengan metode demonstrasi. Hal tersebut terbukti dari sikap siswa yang tidak berani, belum percaya diri dan malu untuk menjadi sukarelawan. Karena jumlah siswa yang bersedia menjadi sukarelawan masih kurang, akhirnya guru secara langsung menunjuk beberapa siswa lainnya. Setelah jumlah siswa memenuhi, guru memberikan petunjuk demonstrasi. Siswa melakukan demonstrasi di luar kelas dengan menggunakan perlengkapan yan gtelah disediakan. Siswa yang menjadi pengamat melakukan pengamatan. Siswa mengalami secara langsung, sehingga pembelajaran menjadi aktif dan menarik. Mereka diperbolehkan mencatat sesuai dengan pemahamannya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mengungkapkan hasil temuannya secara jelas.

Pada Siklus II, siswa tetap melakukan demonstrasi di luar kelas maupun di dalam kelas. Sesuai dengan materi yang disampaikan, siswa melakukan demonstrasi di luar kelas dan di dalam kelas. Sesuai dengan pengalaman belajar terdahulu, siswa lebih percaya diri dan berani menjadi sukarelawan. Siswa juga lebih fokus dan perhatian dalam melakukan pengamatan. Sebagai pengamat, siswa diberikan lembar kerja. Mereka mempunyai dua tugas, yaitu mencatat hasil pengamatan dan mengerjakan lembar kerja.

Dengan metode demonstrasi, siswa melakukan penemuan. Mereka melakukan demonstrasi sesuai dengan materi. Mereka mengamati dan mencatat. Mereka tidak menerima materi secara lisan. Mereka lebih aktif. Pembelajaran juga lebih menarik. Setelah demonstrasi selesai, guru melakukan pembahasan. Siswa diminta membacakan hasil pengamatan. Guru melakukan tanya-jawab. Selanjutnya, guru mengembang-kan materi sesuai dengan kelancaran pembahasan. Siswa pun didorong berpikir kritis sehingga pemahaman materi semakin kuat.

PENUTUP

Simpulan

1. Dengan menerapkan metode demonstrasi, siswa menjadi aktif dan percaya diri dengan melakukan demonstrasi dan pengamatan.

2. Dengan menerapkan metode demonstrasi, siswa berminat mengikuti pembelajaran dan mendapat pengalaman belajar yang bermakna.

3. Dengan menerapkan metode demonstrasi, siswa memahami konsep dasar, menguasai materi, dan meningkatkan prestasi belajarnya.

Saran

1. Guru seharusnya dapat memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa untuk melakukan demonstrasi, sehingga mereka mendapat pengalaman belajar secara langsung.

2. Siswa seharusnya dapat mencatat hasil pengamatan secara lengkap dan jelas sesuai dengan pemahamannya dan mengungkapkan pendapat selama pembahasan secara aktif dan kritis.

3. Sekolah seharusnya dapat menyediakan media pembelajaran yang memadai, sehingga mendukung kelancaran dan kekhidmatan demonstrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ibayati, Yayat; Anggraeni, Sri; dan Lilis. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rositawaty dan Muharam, Aris.2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.