POLA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PESERTA DIDIK

( STUDI KASUS DI MI AL- MANAR SAMBIREJO SRAGEN )

 

Viana Teti Anggraeni

IAIN Surakarta

 

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang pentingnya pendidikan karakter di pendidikan formal. karakter dari peserta didik merupakan tujuan yang paling utama dari suatu pendidikan. Pendidikan tanpa adanya karakter merupakan salah satu indikasi runtuhnya sebuah negara. Adapun usaha- usaha yang dilakukan oleh MI Al Manar untuk merancang pendidikan karakter yang sistematis dan terintegrasi dalam kurikuum pendidikan yang nantinya akan dijadikan bekal peserta didik menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Usaha tersebut antara lain menerapkan 18 nilai karakter ( religious, jujur, tolerensi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat, cinta tanah air, menghargai, persahabatan, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggungjawab)

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Perancangan, Pelaksanaan Program

 

PENDAHULUAN                         

Karakter seseorang dibentuk sejak usia dini yang dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan sekitar. Proses dalam pembentukan karakter individu akan mempengaruhi dirinya dalam kehidupan sehari-harinya baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan.

Pendidikan karakter di sekolah dasar merupakan awal dari penanaman karakter karena masih di dalam tahap perkembanagan di dalam dirinya. Karena kita tidak bisa memungkiri pada era globalisasi ini banyak generasi muda yang tidak mengenali dirinya sebagai bangsa yang mempunyai banyak ragam suku, budaya, serta kultur sosial yang bermacam-macam. Semua elemen mempunyai tanggung jawab atas pendidikan karakter para generasi penerus bangsa, akan tetapi keluarga merupakan lingkungan utama dalam mendidik karakter anak. Keluarga untuk saat ini juga mengalami kesulitan dalam mendidik anak yang disebabkan karena faktor orang tua yang mulai sibuk dengan pekerjaannya. Maka dari itulah, pendidikan karakter juga sangat penting diberikan disekolah.

Peran guru juga menjadi ujung tombak dalam pendidikan karajter, karena guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik. Selain itu, guru harus mampu memberikan suri teladan yang baik bagi peserta didik dalam berperilaku. Jadi bisa disimpulkan bahwa pedidikan karakter di sekolah dasar sangat penting. Sehingga diharapkan orangtua dan pihak sekloah mampu bekerjasama dalam pembentukan karakter.

Pentingnya Pendidikan Karakter

Definisi Karakter

“ Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to the highest standart of behavior, in every situation” ( Hill, 2002)

Pendidikan karakter merupakan kegiatan mengajarkan kebiasan dalam berpikir dan berperilaku yang membantu seseorang untuk hidup dan bekerja bersama dalam keluarga, masyarakat, dan bernegara selain itu membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam kehidupannya.

Karakter yang menjadi sebuah acuan seperti yang terdapat di dalam The Six Of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts Coalition (a project of The Joseph Institute of Ethics). Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a.     Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal

b.     Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.

c.     Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian.

d.     Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.

e.     Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hokum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.

f.      Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggungjawab, disipilin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan hal yang positif yang dilakukan seorang guru dan sangat mempengaruhi kepada peerta didik yang diajarnya selama disekolah. Winton dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 43) mendefinisikan “ pendidikan karakter adalah segala upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seseorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswany”. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu kepada siswa akan tetapi guru juga diwajibkan mengajarkan pendidikan karakter kepada para siswanya sehingga siswa memiliki karakter yang baik.

                        Ada 4 jenis pendidikan karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan antara lain :

a.     Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan ( Konservasi Moral )

b.     Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (Konservasi Budaya)

c.       Pendidikan karakter berbasis lingkungan ( Konservasi Lingkungan )

d.     Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil meningkatkan kualitas pendidikan ( Konservasi Human’s)

 

 

Nilai Karakter

Hakikat Karakter

Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini, karakter merupakan tujuan utama dari pendidikan. Pendidikan tanpa karakter merupakan salah satu indikasi runtuhnya sebuah negara. Hal ini dikemukakan oleh Mahatma Gandhi dalam Muslich (2011: 31) bahwa “salah satu dari tujuh dosa fatal, yaitu education without character”. Conn dalam Muslich (2011:5) mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Heraclitus dalam Lickona (2013:70) menyatakan bahwa “karakter adalah takdir”. Suyanto dalam Muslich (2011: 70) menyatakan bahwa “karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama”. Sementara itu Megawangi dalam Muslich (2011: 71) mengemukakan bahwa “istilah karakter di ambil dari bahasa Yunani yang berarti ‘to mark’ (menandai). Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Di sini ada dua pengertian karakter yaitu: (1) tingkah laku sebagai manifestasi; dan (2) tingkah laku merupakan kepribadian”.

Lickona (2013: 72) menyatakan bahwa karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespon berbagai situasi dengan cara yang bermoral. Koesoema dalam Muslich (2011: 70) menyatakan bahwa “karakter sama dengan kepribadian”. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakteristik, gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan (keluarga dan bawaan sejak lahir). Lebih lanjut Muslich (2011:96) menyimpulkan bahwa “karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah, nature) dan lingkungan (sosialisasi atau pendidikan, nurture). Menurut Lickona (2013:72) karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Ketiga hal di atas merupakan faktor pembentuk kematangan moral. Berikut ini merupakan gambar komponen-komponen karakter.

Dari gambar di depan dapat dijelaskan bahwa anak panah yang menghubungkan setiap domain karakter dengan dua domain lainnya berarti memperkuat hubungan di antara domain-domain tersebut. Pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral tidak terpisahkan namun saling mempengaruhi dengan beragam cara. Penilaian moral dapat memunculkan perasaan moral, tetapi perasaan moral juga dapat mempengaruhi pemikiran moral.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa karakter adalah kumpulan nilai kepribadian sebagai pembeda setiap individu yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan sebagai dasar tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari menuju masa depan yang lebih baik.

Hakikat Nilai- Nilai Karakter

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa nilai adalah sebuah konsep abstrak dan ideal yang dijadikan ukuran kualitas penilaian subjek penilai terhadap perilaku yang melekat pada objek yang dinilai. Karakter adalah kumpulan nilai kepribadian sebagai pembeda setiap individu yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan sebagai dasar tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari menuju masa depan yang lebih baik. Jadi, nilai karakter adalah ukuran kualitas penilaian yang bersifat abstrak terhadap kumpulan nilai kepribadian yang melekat pada tiap-tiap individu.

Dalam dunia pendidikan nilai-nilai karakter dijadikan sebagai salah satu sasaran yang ingin dicapai sebagai tujuan pembelajaran. Sehingga munculah istilah pendidikan karakter. Muslich (2011: 81) menyatakan bahwa “tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang dalam menyongsong masa depannya”. Sementara itu menurut Rawana, dkk (The Journal of Educational Thought Vol.45, No.2,2011, p.140) menyatakan bahwa “tujuan dasarpendidikan karakteradalah untukmembantu siswamengadopsisatu setkarakteratau nilai-nilaiyang diinternalisasikandan tercermin dalampikiran, emosi, dan perilakusebagai karakteryang berkembang bagi mereka”. Senada dengan pendapat di atas Beets,dkk (American Journal of Public Health, Vol.99, No.8, Agustus 2009, p. 1443) menyatakan bahwa “komponen yang beragam dalam program pengembangan sekolah yang  berbasis sosial dan karakter disusun untuk meningkatkan kemampuan akademik, tingkah laku dan karakter siswa ”.

Terdapat beberapa pendapat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter. Menurut Megawangi berdasarkan nilai-nilai luhur universal terdapat sembilan pilar karakter, yaitu: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) kemandirian dan tanggungjawab, (3) kejujuran/amanah, diplomatis, (4) hormat dan santun, (5) dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong/kerjasama, (6) percaya diri dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan rendah hati, dan (9) toleransi, cinta damai, dan kesatuan. Kesembilan nilai karakter itu diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik dengan metode knowing the good,  feeling the good, dan acting the good.

Di Indonesia sumber nilai-nilai luhur budaya bangsa adalah pancasila. Oleh karena itu, bangsa Indonesia menyepakati nilai-nilai yang di usung menjadi pandangan filosofis kehidupan bangsanya sesuai dengan nilai-nilai yang dirumuskan dalam pancasila. Nilai-nilai itu meliputi (1) Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) kerakyatan yang di pimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai yang dikemukakan oleh Muslich (2011: 80) yang menyebutkan lima pilar karakter nasional sebagai berikut: (1) Transendensi; (2) Humanisasi; (3) Kebinekaan; (4) Liberasi; dan (5) Keadilan. Karakter sangat diperlukan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah krisis mental bangsa ini. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah memberlakukan kurikulum baru yang diharapkan mampu mengembalikan moral bangsa, yaitu kurikulum 2013. Kemdikbud menetapkan beberapa nilai karakter yang harus ditatanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai karakter yang ditetapkan oleh Kemdikbud tertulis dalam tabel 2.

Tabel 2. Nilai-nilai Karakter Menurut Kemdikbud (Sahlan 2012:39)

Nilai

Deskripsi

Religius

Sikap  dan  perilaku  yang  patuh  dalam  melaksanakan  ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan  ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur

Perilaku  yang  didasarkan  pada  upaya  menjadikan  dirinya sebagai  orang  yang  selalu  dapat dipercaya  dalam  perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Toleransi

Sikap  dan  tindakan  yang  menghargai  perbedaan  agama, suku,  etnis,  pendapat,  sikap,  dan  tindakan  orang  lain  yang berbeda dari dirinya.

Disiplin

Tindakan  yang  menunjukkan  perilaku  tertib  dan  patuh  pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Kerja keras 

Perilaku  yang  menunjukkan  upaya  sungguh-sungguh  dalam

mengatasi  berbagai  hambatan  belajar  dan  tugas,  serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kreatif

Berfikir  dan  melakukan  sesuatu  untuk  menghasilkan  cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa  Ingin

Tahu

Sikap  dan  tindakan  yang  selalu  berupaya  untuk  mengetahui lebih  mendalam  dan  meluas  dari  sesuatu  yang  dipelajari, dilihat, dan didengar. 

Semangat Kebangsaan

Cara  berfikir,  bertindak,  dan  berwawasan  yang menempatkan  kepentingan  bangsa  dan  Negara  di  atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta  Tanah

Air

Cara  berfikir,  bersikap,  dan  berbuat  yang  menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan  fisik,  budaya,  ekonomi,  dan  politik

bangsa.

Menghargai

Prestasi

Sikap  dan  tindakan  yang  mendorong  dirinya  untuk menghasilkan  sesuatu  yang  berguna  bagi  masyarakat,  dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Bersahabat/

komunikatif

Tindakan  yang  memperlihatkan  rasa  senang  berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Cinta Damai

 

Sikap,  perkataan,  dan  tindakan  yang  menyebabkan  orang

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar

Membaca

Kebiasaan  menyediakan  waktu  untuk  membaca  berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli

Lingkungan

 

Sikap  dan  tindakan  yang  selalu  berupaya  mencegah  kerusakan  pada  lingkungan  alam  di  sekitarnya  dan mengembangkan  upaya-upaya  untuk  memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli

Sosial

Sikap  dan  tindakan  yang  selalu  ingin  memberi bantuan  kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung Jawab 

 

Sikap  dan  perilaku  seseorang  untk  melaksanakan  tugas  dan

kewajiban  yang  seharusnya  dia  lakukan,  terhadap  diri

sendiri,  masyarakat,  lingkungan  (alam,  sosial,  dan  budaya),

Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

 

            Sementara itu format penilaian karakter dalam kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013: 147-148) terdapat beberapa nilai karakter yang ditanamkan di sekolah, antara lain: bertanggungjawab, percaya diri, saling menghargai, bersikap santun, kompetitif, dan jujur. Indikator dari masing-masing penilaian karakter bagi peserta didik dijelaskan dalam tabel 3.

Tabel 3. Penilaian Karakter Peserta Didik (Mulyasa 2013: 147-148)

Jenis Karakter

Indikator Perilaku

Bertanggungjawab

a.   Melaksanakan kewajiban

b.  Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan

c.   Mentaati tata tertib sekolah

d.  Memelihara fasilitas ekolah

e.   Menjaga kebersihan lingkungan

Percaya Diri

a.   Pantang menyerah

b.  Berani menyatakan pendapat

c.   Berani bertanya

d.  Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

e.   Berpenampilan tenang

Saling Menghargai

a.   Menerima perbedaan pendapat

b.  Memaklumi kekurangan orang lain

c.   Mengakui kelebihan orang lain

d.  Dapat bekerjasama

e.   Membantu orang lain

Bersikap Santun

a.   Menerima nasehat guru

b.  Menghindari permusuhan dengan teman

c.   Menjaga perasaan orang lain

d.  Menjaga ketertiban

e.   Berbicara dengan tenang

Kompetitif

a.   Berani bersaing

b.   Menunjukkan semangat berprestasi

c.   Berusaha ingin lebih maju

d.   Memiliki keinginan untuk tahu

e.   Tampil beda dan unggul

Jujur

a.   Mengemukakan apa adanya

b.  Berbicara secara terbuka

c.   Menunjukkan fakta yang sebenarnya

d.  Menghargai data

e.   Mengakui kesalahannya

 

Nilai pendidikan karakter yang diajarkan di MIN Gabugan (sebagai fokus dari penelitian ini) mengikuti nilai-nilai karakter yang tertuang dalam domain sikap pada kompetensi inti muatan kurikulum 2013. Siswa kelas rendah (kelas I – kelas III) nilai karakter yang diajarkan adalah jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli dan percaya diri. Bagi kelas tinggi (kelas IV – kelas VI) sama dengan kelas rendah ditambah satu nilai karakter yaitu cinta tanah air. Namun, yang dijadikan fokus dalam penelitian ini hanya lima nilai karakter, yaitu: jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, dan percaya diri.

PEMBAHASAN

Perencanaan Pendidikan Karakter

Pembelajaran mengenai nilai-nilai karakter hadir sebagai nilai karakter pribadi siswa yang dirangsang penuh pada subjek pemerhati seperti para guru dan orang tua siswa, dari pihak sekolah menyambut dengan baik hal-hal positif yang dirasa perlu untuk mengembangkan proses pendidikan secara berkelanjutan. Bedasarkan hasil wawancara dengan bapak Supriyono selaku kepala sekolah MI tersebut, beliau mengungkapkan bahwa pendidikan karakter sejak awal berperan penting terhadap pola perkembangan dan pla pikir anak sebelum mereka menuju kejenjang pendidikan selanjutnya. Sudah sangat tentu bila pihak sekolah mengutamakan hal ini karena menyangkut tentang pembentukan karakter pribadi siswa kearah yang lebih baik. perencanaan, pembentukan nilai-nilai karakter harus diprogramkan ditoiap-tiap sekolah sejak masuk dibangku sekolah dasar.

Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Penerapan pendidikan karakter mengarh pada tiga kegiatan yaitu:

Pendidikan karakter terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap mata pelajaran. Pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab guru tertentu saja tetapi akan menjadi tanggung jawab semua guru. Oleh karena itu semua guru harus mampu membuat serta mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter disetiap kegiatan pembelajarannya dan karakter yang ditanamkan harus sesuai dengan jenis kegiatan dan materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Amardeep Singh (2011) menyatakan bahwa didalam pembelajaran yang menggunakan strategi yang baik maka akanterbentuk karakter siswa yang baik pula. Ditegaskan oleh Leo Agung (2011) bahwa pendidikan karakter memberikan dampak kepada siswa baik disekolah maupun dirumah. Sehingga dalam proses belajar mengajar sangat penting untuk ditekankan pendidikan karakter.

1.     Pendidikan karakter diintergasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam upaya menyalurkan minat dan bakat siswa , setiap sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa, seperti contohnya kepramukaan. Dalam setiap pelaksanaan ekstrakurikuler selalu dibimbing oleh guru. Tugas guru dalam membimbing ekstrakurikuler bukan tugas yang dianggap mudah karena pelaksanaannya dilakukan pada waktu diluar jam sekolah, kegiatannya pasti selalu sehabis jam sekolah dan hal tersebut memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang sangat luar biasa dari seorang guru pembimbing ekstrakurikuler. Nilai karakter positif yang ditanamkan guru kepada siswa dalam acara kegiatan ekstrajkurikuler adalah ketika guru memberikan arahan dan bimbingan pada setiap kegiatan ekstra yang dilakukan dan hal tersebut bersifat aplikati karena ditanamkan pada latihan rutin yang siswa lakukan dalam kegiatan ekstra. Hal ini didukung dengan oleh penelitian Terence Lovat (2013) bahwa ekstrakurikuler mampu memberikan dampak yang positif terhadap pendidikan karakter peserta didik. Hal senada juga diungkapkan oleh Rifki afandi (2011) bahwa ekstrakurikuler melalui pembinaan kegiatan keagamaan mampu meningkatkan pendidikan karakter kedisplinan siswa baik disekolah maupun dilingkungan rumah.

2.     Pendidikan karakter diintegrasikan dalam budaya sekolah, merupakan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari didalam lingkup sekolah. Ada beberapa pembiasaan positif yang bisa ditanamkan dalam lingkungan sekitar sekolah dalam rangka menanamkan nilai karakter bangsa diantaranya: membiasakan berdoa sebelum dan sesudah berakhirnya pelajaran, saling menyapa antar teman, membiasakan berjabat tangan dan memcium tangan serta mengucapkan salam kepada guru ketika dimanapun adalah pembiasaan positif yang dilakukan oleh siswa karena hal tersebut akan memanamkan rasa menghargai dalam diri peserta didik. Tidak hanya itu saja kepedulian peserta didik harus diarahkan juga pada kepedulian sosial  dan kepedulian lingkungan sekitar, bagaimana mereka menjaga lingkungan sekolah dengan baik dan banyak lagi karakter positif yang bisa dibudayakan dalam lingkungan sekolah.

3.     Pendidikan karakter diintegrasikan dalam budaya sekolah, merupakan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari didalam lingkup sekolah. Ada beberapa pembiasaan positif yang bisa ditanamkan dalam lingkungan sekitar sekolah dalam rangka menanamkan nilai karakter bangsa diantaranya: membiasakan berdoa sebelum dan sesudah berakhirnya pelajaran, saling menyapa antar teman, membiasakan berjabat tangan dan memcium tangan serta mengucapkan salam kepada guru ketika dimanapun adalah pembiasaan positif yang dilakukan oleh siswa karena hal tersebut akan memanamkan rasa menghargai dalam diri peserta didik. Tidak hanya itu saja kepedulian peserta didik harus diarahkan juga pada kepedulian sosial  dan kepedulian lingkungan sekitar, bagaimana mereka menjaga lingkungan sekolah dengan baik dan banyak lagi karakter positif yang bisa dibudayakan dalam lingkungan sekolah.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a.     Guru sudah dan selalu memberikan contoh dan teladan karakter yang dikehendaki siswa, seperti sikap hormat dan disiplin.

b.     Guru selalu memberilkan bimbingan dan klarifikasi pada siswa yang mengadapi kkesulitan dalam berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai pendidikan karakter yang diajarkan.

c.     Guru selalu memberikan pengertian dan pemabhaman nilai-niai karakter pada siswa melalui kerja kelompok, berdiskusi, ekstrakuruikuler.

d.     Sekolah dan selalu membangun motivasi yang kuat pada peserta didik agar berlatih dalam kerjasama tim agar dapat memecahkan masalah atau menarik kesimpulan dalam pelajaran yang telah guru berikan sehingga secara langsung nilai pendidikan karakter seperti mengumpulkan tugas tepat pada waktunya dan mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah.

e.     Sekolah  memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengembangkan nilai pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan, keagamaan serta kepemimpinan guna memperkuat nilai pendidikan karakter yang sudah mereka miliki dalam kehidupannya sehari-hari.

Daftar Pustaka

Abdul Majid, Dian Andayani. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Agus Wibowo. ( 2012). Pendidkan karakter Strategi Membangun Karakter bangsa Berperadapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdikbud.

Dharma Kesuma. (2011). Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Bogor: Inonesia Heritage Foundation.