SUPERVISI INDIVIDUAL KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

SDN SE-KECAMATAN BAMBAIRA

KABUPATEN MAMUJU UTARA PELAJARAN TAHUN 2016/2017

 

Abdul Hafid

Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara

 

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi supervisi individual yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Terhadap Guru PAI di SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara, apa kontribusinya,dan apa faktor yang mendukung serta faktor yang menghambat. Jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dideskripsikan dengan cara reduksi data, paparan data,dan penarikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.] Pelaksanaan Supervisi individual Kepala Sekolah dalam peningkatan Kompetensi Pedagogik.Sekolah di SDN se-Kecamatan Bambaira telah melaksanakan supervisi individual kepala sekolah sesuai dengan instrumen supervisi; 2.] Faktor pendukung dari sebelas sekolah yang diteliti ternyata didapati bahwa semua sekolah mempunyai faktor pendukung, walaupun faktor pendukungnya berbeda beda dari masing-masing sekolah, dan tak satupun sekolah yang didapati yang tidak ada faktor pendukungnya; 3.] Faktor penghambat dari hasil penelitian ini didapati dari sebelas sekolah hanya satu sekolah yang tidak ada hambatannya yaitu SDN Pelontu, dan masing-masing sekolah terdapat adanya hambatan yang berbeda-beda, ada faktor tidak adanya aliran listrik seperti SDN Baruga, SDN Saluwira, SDN Bambaira, SD Inpres Tampaure, dan SDN Bambarano, dan ada faktor kurangnya waktu pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah akibat dinas luar dan banyaknya tugas administrasi sekolah yang harus diselesaikan di dinas terkait seperti di SDN Taba, dan di SDN Pebondo. dan ada juga faktor masih minimnya SDM seperti di SDN Bantalaka, SD Inpres Kasoloang, dan SD Inpres Kalukunangka; 4.] Kontribusi menunjukkan adanya peningkatan dari segi pedagogik setelah dilaksanakan supervisi individual oleh kepala sekolah, ini ditandai dengan bertambahnya wawasan serta ilmu pengetahuan bagi guru dalam membuat perangkat pembelajaran serta mampu memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi setelah diadakannya supervisi individual.

 Kata Kunci: Supervisi Individual, Meningkatkan Kompetensi Fedagogik Guru PAI.

ABSTRACT

The purpose of this study is to know about how the implementation of individual supervision conducted by the Principal of the Teachers of PAI at SDN Se-Kecamatan Bambaira of North Mamuju Regency, what is their contribution, and what are the supporting factors and the inhibiting factors. Type of qualitative research, with phenomenological approach. Techniques used in data collection through observation, interview and documentation. The process of data analysis is described by means of data reduction, data exposure, and withdrawal. The results of the research indicate that: 1.] Implementation of individual Supervision of Principal in improving Pedagogic Competence. Schools in SDN in Bambaira Sub-district have conducted individual supervision of principal according to supervision instrument; 2.] The supporting factors of the eleven schools studied were found to be that all schools had a support factor, although the support factors were different from each school, and none of the schools were found to have no supporting factors; 3.] The inhibiting factor of this study is found from eleven schools only one school with no obstacles, namely SDN Pelontu, and each school there are different obstacles, there are factors in the absence of electricity such as SDN Baruga, SDN Saluwira, SDN Bambaira, SD Inpres Tampaure and SDN Bambarano, and there is a lack of time for individual supervision of the school principal due to outside service and the number of school administrative tasks to be completed in the related offices such as SDN Taba and SDN Pebondo. and there are also factors still lack of human resources such as in SDN Bantalaka, SD Inpres Kasoloang, and SD Inpres Kalukunangka; 4. Contribution indicates a pedagogical improvement after individual supervision by the school principal is indicated by increasing insight and knowledge for teachers in making learning tools and able to motivate teachers to implement better learning process after individual supervision.
Keywords: Individual Supervision, Improve the Pagagan Fedagogic Competence.

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

 Salah satu faktor dominan dalam pendidikan adalah Guru. Untuk itu guna mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, kemampuan guru dalam mengajar merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar pada peserta didik. Agar di dalam melaksanakan tugasnya dapat berjalan secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai bekal kompetensi yang dimilikinya. Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di negara kita adalah disebabkan tenaga pendidik yang masih kurang berkompeten. Padahal kita tahu bahwa ukuran maju tidaknya sebuah negara hanya bisa dilihat dari maju tidaknya pendidikannya.Karena itu untuk menghargai pendidikan,ungkapan ini mungkin tepat:

 Aguba dalam Florence Imaobong Archibong:A simple way of appreciating education is that it is a tool or a necessary weapon for every human being to acquire for the purpose of navigating this complex world without which the individual may get lost in it or live in darkness without being blind.[1]

 Dengan demikian pendidikan adalah faktor terpenting yang harus diperhatikan dan diperioritaskan bagi setiap negara. Sehingga tidak mengherankan ketika jepang di bom atom di dua tempat herosima dan nagasaki pada tahun 1945 yang pertama sekali di cari untuk membangun negara jepang adalah guru. Indonesia pada saat itu malah mengproklamirkan dirinya sebagai negara merdeka. Tidak mengeherankan sekarang 2017 negara jepang termasuk negara yang maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bersaing dengan negara super power Amerika serikat. Sedangkan indonesia hanya termasuk dalam negara berkembang. Ini mengindekasikan bahwa salah satu komponen penting di dalam pendidikan adalah guru dan mau tidak mau harus mampu menunjukkan kualitasnya sebagai tenaga pendidik yang berkompeten guna memajukan sumber daya manusia.

 Namun Fenomena yang sering terjadi di indonesia, khususnya ditingkat SD tenaga pendidik belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial maupun kompetensi profesional.

 Masalah kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu masalah yang masih sering diabaikan oleh kebayakan guru. Hal ini bisa kita lihat dari realita di lapangan pola pembelajaran sebagai seorang profesional belum nampak secara signifikan. Hal ini menurut Abd. Kadim Masaong tergambar bahwa “dari tunjangan profesi yang diberikan belum signifikan mengangkat sebagian besar kinerja guru dalam pembelajaran, sistem penilaian yang belum berorientasi pada penilaian otentik.”[2] Ini menunjukkan bahwa kompetensi guru di Indonesia masih sangat rendah.

 Keberhasilan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru tidak terlepas dari peran pengawas, baik pengawas yang diangkat langsung oleh pejabat yang berwenang maupun kepala sekolah yang mempunyai tugas tambahan sebagai supervisordi sekolahnya. Dengan adanya pengawasan langsung dari pengawas maupun Kepala Sekolah seperti kehadiran, kedisiplinan, dedikasi kerja, membimbing, memotifasi, merupakan peran yang sangat penting bagi peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam proses belajar mengajar di sekolah akan terwujud sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.

 Didalam undang-undang no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah ditegaskan bahwa jenjang pendidikan menengah selain pengawas, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar. Namun sejauh ini koordinasi antara pengawas dan kepala sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap guru belum terjadi secara efektif.[3]

 Namun permasalahannya tidak jarang guru PAI yang masih kurang diperhatikan oleh pengawas. Baik Pengawas Agama Islam itu sendiri maupun Kepala Sekolah yang mengembang tugas sebagai pengawas dan sangat jarang memantau kelas. Apalagi di Kabupaten Mamuju Utara, baru satu orang pengawas Agama Islam itupun seorang wanita dan hanya menaungi beberapa sekolah saja karena tidak memungkinkan menaungi semuanya mengingat jumlah sekolah yang banyak dan jarak tempuh yang jauh. Hal ini tidak akan banyak meningkatkan kemampuan kompetensi guru PAI.Berbeda dengan pengawas umum yang jumlah pengawasnya relatif banyak. Kondisi inilah yang terjadi di kabupaten Mamuju Utara khususnya di Kecamatan Bambaira, Disamping itu kepala sekolah yang juga sebagai orang yang mendapat tugas tambahan sebagai supervisor di sekolah mau tidak mau harus mampu melaksanakan tugas yang diembangnya tersebut sebagai seorang supervisor.

 Guru yang profesional harus mengenal profesinya dengan cara: pertama, mempunyai persepsi yang kuat tentang tanggung jawabnya. Persepsi yang benar melahirkan niat dan motifasi yang benar. Kedua, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan keterampilan dibidangnya.[4] Selain itu, pemerintah, pengawas, kepala sekolah dan juga guru harus sama-sama bertekad untuk melaksanakan amanah dengan sebaik-bainya. Amanah walaupun berat adalah tanggung jawab tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat al-Anfal (8) ayat 27 berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ لاَ تَخُوْنُواْ اللّهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُوْنَ

 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”[5]

 Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, makapenulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan mengenai pembinaan guru PAI oleh kepala sekolah khususnya dalam supervisi individual yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru PAI denganjudul penelitian Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah terhadap peningkatan kompetensi Pedagogik Guru PAI Sekolah Dasar(Studi kasus multi situs di SDN se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat Tahun 2016-2017)

 Perumusan Masalah

 Bertolak dari latar belakang masalah, serta identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

1         Bagaimana Pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

2         Apa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

3         Apa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

4         Apa Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira ?

Tujuan penelitian

Guru melaksanakan penelitian memiliki tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

1.     Untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan implementasi program supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

2.     Untuk mendeskripsikan apa saja faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

3.     Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

4.     Untuk mendeskripsikan kontribusi supervisi individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI di SDN se-Kecamatan Bambaira.

 

Manfaat penelitian

 Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoretis maupun praktis yaitu:

 Manfaat secara teoretis

 1   Sebagai bahan analisis dan kajian tentang perlunya peningkatan supervisi individual Kepala Sekolah terhadap Guru Agama Islam untuk diimplementasikan disekolah masing-masing, sehingga mampu meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik.

 2   Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang supervisi pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas guru PAI dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

 3   Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti yang terkait dengan supervisi individual, dan juga dapat memberi sumbangan kepada kepala sekolah dalam meningkatan komptensi paedagogik Guru Agama Islam.

 Manfaat secara praktis

Secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:

1)    Bagi penulis

Bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam mengkaji serta menganalisis masalah supervisi individual. Selain itu dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui kegiatan implementasi supervisi individual.

2)    Bagi Instansi

Memberikan masukan Kepala Sekolah dan guru PAI dalam upaya penyempurnaan dan perbaikan kinerjanya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu dapat juga dijadikan bahan perbandingan bagi Kepala Sekola dan bagi Guru PAI agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembinaan supervisi individual.

3)    Bagi masyarakat

Penelitian produk dari supervisi individual ini bisa dinikmati melalui peningkataan paedagogik guru, yang pada gilirannya berimbas kepada peningkatan prestasi peserta didik.

Tinjauan Pustaka dan Hipotesis

 Dalam kajian pustaka peneliti akan melihat penelitian yang relevan yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tentang supervisi akademik, baik dalam bentuk jurnal, maupun dalam bentuk tesis. Telaah pustaka ini dilakukan untuk mempertajam penelitian ini, melihat sejauh mana masalah supervisi ini dikaji oleh penelitian sebelumnya, dibagian apa yang mereka teliti dimana letak perbedaannya dengan penelitian kita. Berikut ini adalah beberapa penelitian dalam bentuk jurnal dan tesis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelunya:

 Supervisi individual dalam peningkatan kinerja guru SD kelas 1 se daerah binaan V dalam menyusun RPP Tematik. Berdasarkan hasil penelitian tindakan: 1) peningkatan presentase kinerja guru kelas 1 se daerah binaan V dari refleksi awal 52,5%, setelah dilakukan tinadakan siklus I naik menjadi 67,7%, dan pada tindakan siklus II menjadi 77,8%; 2) Supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru kelas I se daerah binaan V dalam menyusun RPP.[6]Penelian ini berbeda dengan penelitian tesis saya yang hanya berfokus pada supervisi individual dalam peningkatan kinerja Guru SD Kelas 1, Sedangkan dalam tesis saya berfokus pada teknik supervisi individual yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam peningkatan kinerja Paedagogig Guru Agama Islam SDN Se-Kecamatan Bambaira.

 Motivasi guru terhadap kinerja Guru. Sedangkan tesis saya berfokus kepada Teknik supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap peningkatan paedagogik guru agama islam SDN se-Kecamatan Bambaira. Tesis Ahmad Ihsanuddin Implementasi supervisi pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI SD di Kecamatan Berbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) supervisi yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama Islam cukup efektif dalam meningkatkan Kompetensi pedagogik guru PAI terlihat dari meningkatnya penguasaan guru terhadap teori belajar dan prinsip pembelajaran, efektivitas guru dalam pembelajaran yang mendidik, dan fasilitasi pengembangan potensi peserta didik. 2) Hambatan yang dialami pengawas dalam supervisi akademik adalah kurangnya tenaga pengawas PAI, banyaknya guru yang harus dibina dan kurangnya intensitas supervisi. Penelitian dalam tesis ini berbeda dengan tesis saya karena berfokus pada supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas sedangkan dalam tesis saya berfokus pada supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.

 Adeolu Joshua Ayeni,Assessment of Principals‘ Supervisory Roles for Quality Assurance In Secondary Schools in Ondo State, Nigeria..[7]Studi ini mengidentifikasi sifat pelaku peran pengawasan dan efektivitas yang dirasakan dari kepala sekolah dalam pengawasan guru tugas instruksional. Selain itu diselidiki kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas pengawasan dalam proses belajar-mengajar. Ini adalah dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai pemanfaatan peran kepala sekolah dalam meningkatkan jaminan kualitas di sekolah menengah. Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif. Populasi sasaran terdiri kepala sekolah dan guru di sekolah menengah di negara bagian Ondo. Sampel terdiri dari 60 kepala sekolah dan 540 guru yang dipilih secara acak dari 60 sekolah menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah diberikan diinginkan memperhatikan pemantauan kehadiran guru, persiapan catatan pelajaran dan kecukupan buku harian kerja sementara tugas-tugas seperti penyediaan bahan ajar, buku referensi, umpan balik dan review kegiatan dengan para pemangku kepentingan yang paling dilakukan oleh banyak kepala sekolah di sekolah menengah. Studi ini menyimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi pelaku dalam tugas-tugas pemerintahan institusional, input sumber daya, pengiriman kurikulum dan pembelajaran siswa membutuhkan kerjasama yang efektif dan berorientasi pada tujuan keterkaitan sinergis antara sekolah dan stakeholder terkait dalam lingkungannya.Penelitian ini berbeda dengan tesis saya sebab dalam penelitian ini berfokus pada masalah peran dan kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam pengawasan, sedangkan dalam tesis saya dikhususkan hanyapada masalah supervisi individual kepala sekolah.

 Metodologi Penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti terjun langsung ke lapangan, untuk melakukan eksplorasi dalam memahami dan menjelaskan masalah-masalah yang diteliti. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis.Hal ini sejalan dengan pendapat Lexy J. Maleong yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan suatu penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.”[8]

 Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

 Lokasi penelitian

 Penelitian ini mengambil objek studi pada para Kepala Sekolah, dan guru-guru PAIyang ada di SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara.

 Sumber data

 Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah yang diteliti dan dokumenter. Seperti dikatakan Moleong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam suatu penelitian.[9] Menurut Husein Umar “data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik individu atau perorangan, seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan oleh peneliti.[10] Sedangkan menurut Burhan Bungin, “data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama dilapangan.”[11]

 Berdasarkan kedua pendapat tersebut penulis dapat pahami bahwa data primer merupakan data utama penelitian kualitatif yang memberikan informasi bagi peneliti yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira dan guru-guru Pendidikan Agama Islam SDN Se-Kecamatan Bambaira, Kabupaten Mamuju Utara sebagai subyek dalam penelitian.

 Sedangkan data sekunder adalah “data yang diambil secara tidak langsung atau yang terlebih dahulu dikumpulkan orang lain diluar dari penelitian sendiri.”[12] Sedangkan menurut Husien Umar data sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.”[13] Berdasarkan kedua pendapat tersebut, data sekunder sebagai data yang didapatkan dari dokumentasi yang merupakan data pendukung kelengkapan data atau informasi hasil penelitian yang berupa catatan rancangan dan hasil yang dilaksanakan oleh informan, misalnya perencaan supervisi, format penilaian supervisi dan lain sebagainya.

 Objek dan Subjek penelian

 Adapun objek penelitian ini adalah para kepala sekolah di SDN se-Kecamatan Bambaira yang berjumlah sebelas sekolah. Sedangkan subjek penelitian adalah para guru Agama Islam SDN se-Kecamatan Bambaira yang berjumlah sebelas orang. Teknik Pengumpulan Data

 Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan, dalam penelitian kualitatif ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yang terdiri atas: (1) Observasi, (2) wawancara secara mendalam, dan dokumentasi.[14] Ketiga teknik tersebut, peneliti gunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antara ketiganya. Lebih rinci ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

 Observasi

 Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.[15] Wirahmad Surahman mengemukakan: “teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap gejala-gejala”.[16]Peneliti terlibat langsung, sehingga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi individual oleh para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2016-2017. Teknik observasi dilakukan dengan cara tanya jawab secara informal dengan beberapa informan kunci yaitu para Kepala Sekolah dan Guru-guru Pendidikan Agama Islam di SDN Se-Kecamatan Bambaira yang menjadi informan dalam penelitian ini.

 Wawancara

 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh dan memperkuat data hasil observasi. Teknik wawancara dilakukan secara tak berstruktur sehingga lebih fleksibel. Menurut Lexy J. Moleong “wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dan sumber data.”[17] Dengan demikian, wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan dan mencatat atau merekam jawaban pertanyaan tersebut.

 Sumber utama yang di wawancarai tersebut adalah seblas orang Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bambaira yang akan dimintai penjelasan tentang implementasi supervisi Individual yang meliputi bentuk pelaksanaan pembinaan supervisi individual, teknik pedoman pelaksanaan supervisi individual,hambatan yang dialami, serta temuan-temuan lain di lapangan yang bisa dijadikan bahan laporan. Adapun sumber atau responden kedua yaitu guru-guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar yang berjumlah sebelas orang yang berada di kecamatan tersebut, dengan menggunakan daftar instrumen wawancara tentang Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, tentang kendala-kendala yang hadapi guru PAI, tentang peningkatan kompetensi pedagogik yang mereka dapatkan dari hasil supervisi individual dan informasi-informasi lain di lapangan yang bisa dijadikan bahan laporan.

 Dokumentasi

 Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira Kab. Mamuju Utara, data tentang para Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Bambaira dan data yang terkait dengan kegiatan-kegiatan supervisi individual, Foto-Foto kegiatan, sarana prasarana dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu juga data tentang para guru PAI,serta data-data lain yang terkait dengan penelitian yang ada di Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Propinsi sulawesi Barat.

 Teknik Analisis Data

 Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti danmenyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.[18] Analisis data sebagaimana dikemukakan oleh Jam’an Satori dan Komariah adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya.[19]

 Reduksi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Mereduksi data menurut Sugiyono adalah upaya merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.[20]Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman bahwa:Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, sebagaimana kita ketahui reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung.[21]

Berdasarkan uraian tersebut, reduksi data diterapkan pada hasil wawancara dengan mereduksi (membuang/menyaring) kata-kata yang dianggap oleh penulis tidak signifikan bagi permasalahan dalam penelitian ini, seperti gurauan informan dan sejenisnya.Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

 HASIL PENELITIAN

 SD Inpres Kalukunangka

 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Kepsek dan Guru PAI yang ada di sekolah ini, di peroleh keterangan bahwa kontribuasi supervisi individual kepala sekolah ditandai adanya peningkatan kompetensi pedagogik bagi guru yang bersangkutan setelah diadakannya supervisi. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini ditandai berupa adanya peningkatan motivasi guru PAI dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih baik lagi dibandingkan sebelum diadakannya supervisi individual oleh kepala sekolah. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PAI Pak Muh. Amin S.Pd.I.

SDN Pebondo

 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Kepsek dengan Guru PAI yang ada di sekolah ini di peroleh keterangan bahwa terdapat adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini ditandai berupa adanya peningkatan ilmu pengetahuan guru PAI dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih baik lagi dibandingkan sebelum diadakannya supervisi individual oleh kepala sekolah. Dengan demikian kontribusi supervisi individual kepala sekolah adalah bertambahnya pengetahuan guru yang bersangkutan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PAI Ibu Hajrani.[22]

 SDN Pelontu

Mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang pemahamannya meningkat setelah diadakannya supervisi, apalagi kalau ada pelatihan yang diadakan di dinas terkait selalu mengutus gurunya demi peningkatan ilmu guru tersebut. hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Kunna,.[23]

 SDN Bantalaka

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah di peroleh keterangan tentang adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari adanya peserta didik yang mengalami perubahan mulai aktif belajar.[24]

 Peningkatannya kita liat dari anak didik tentu ada perubahan dari anak dapat dilihat dari aktifnya anak belajar.

 SD Inpres Kasoloang

 Mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang tersebut yang disupervisi bertambah ilmunya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sarimi, S.Pd.I.[25] Mengenai peningkatan kompetensi pedagogik pengetahuan saya bertambaha dengan adanya supervisi individual dari kepala sekolah.”

 SDN Bambaira

 Mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang mengalami peningkatan pengetahuannya tentang bagimana melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik setelah diadakannya supervisi individual, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Rosmiani[26] selaku Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah

SDN Taba

 Di sekolah mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang pemahamannya meningkat setelah diadakannya supervisi dilihat dari caranya memberikan pelajaran terhadap siswa. hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Samsul, S.Pd.[27]

 SDN Baruga

 Di sekolah mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang pemahamannya meningkat setelah diadakannya supervisi, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Guru Agama Islam Ibu Nurmawadda, S.Pd.[28]

 SD Inpres Tampaure

 Di sekolah mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang sudah bisa membuat ADM lebih baik lagi , hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Juniarti, S.Pd.[29] Mengenai kompetensi pedagogik guru itu kita melihat dari guru yang bersangkutan sudah bisa membuat administrasi pembelajaran lebih bagus lagi.”

 SDN Saluwira

 Di sekolah mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang pemahamannya meningkat setelah diadakannya supervisi, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Usman, S.Pd.[30] Mengenai kompetensi pedagogik jelas ada peningkatan yang tadinya proses pembelajaran tidak sesuai menjadi sesuai.”

 SDN Bambarano

 Di sekolah mengalami adanya peningkatan kompetensi pedagogik. Peningkatan Kompetensi pedagogik ini dilihat dari guru yang bersangkutan yang pemahamannya meningkat setelah diadakannya supervisi, apalagi kalau ada pelatihan yang diadakan di dinas terkait selalu mengutus gurunya demi peningkatan ilmu guru tersebut. hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Patahuddin, S.Pd.[31]

 PENUTUP

 Simpulan

 Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebaagi berikut:

1.        Pelaksanaan Supervisi individual Kepala Sekolah dalam peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2016/2017. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sekolah dan guru-guru PAI dari seblas sekolah yang diteliti didapati bahwa masing-masing sekolah SDN se-Kecamatan Bambaira tersebut telah melaksanakan supervisi individual kepala sekolah sesuai dengan perencanaan melalui membuat jadwal pelaksanaan, pemberitahuan terhadap guru yang akan disupervisi, walau didapati sebagian tanpa pemberitahuan sebelumnya serta pemenuhan syarat formal administrasi yaitu: kepala sekolah menyiapkan instrumen supervisi. Tahap pelaksanaan memeriksa administrasi pembelajaran, langkah selanjutnya masuk ke dalam kelas serta mengadakan penilaian dan pembicaraan individual, namun dari segi tindak lanjut masih ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya.

2.        Faktor pendukung Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira. Dari sebelas sekolah yang diteliti ternyata didapati bahwa semua sekolah mempunyai faktor pendukung Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru, walaupun faktor pendukungnya berbeda beda dari masing-masing sekolah, dan tak satupun sekolah yang didapati tidak ada faktor pendukungnya.

3.        Faktor penghambat supervisi individual kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira. Dari seblas sekolah yang diteliti didapati hanya satu sekolah yang tidak ada faktor hambatannya yaitu SDN Pelontu, sedangkan di sekolah lain terdapat adanya hambatan supervisi individual yang berbeda-beda, ada faktor penghambatnya berupa tidak adanya aliran listrik seperti SDN Baruga, SDN Saluwira, SDN Bambaira, SD Inpres Tampaure, dan SDN Bambarano, dan ada faktor penghambatnya berupa tidak adanya waktu pelaksanaan supervisi individual kepala sekolah karena kepala sekolah kebanyakan dinas luar karena banyaknya tugas administrasi sekolah yang harus dilaksanakan seperti di SDN Taba, dan di SDN Pebondo. Dan ada faktor karena SDM yang masih kurang seperti di SD Inpres Kasoloang, dan di SDN Bantalaka, dan SDN Kalukunangka.

4.        Kontribusi Supervisi Individual Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SDN se-Kecamatan Bambaira. Masalah kontribusi ini mengalami adanya peningkatan dari segi pedagogik setelah dilaksanakan supervisi individual oleh kepala sekolah, ini ditandai adanya peningkatan pengetahuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran serta motivasi untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi setelah diadakannya supervisi individual.

Saran

Ada beberapa saran yang dapat penulis kemukakan setalah melakukan penelitian tesis ini seagai berikut:

1.     Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan dinas pendidikan Kabupaten Mamuju Utara harus bisa bekerja sama dan lebih memperhatikan pembelajaran PAI di sekolah sekolah dengan meningkatkan SDM guru-guru PAI di sekolah-sekolah tersebut salah satunya memberi pembinaan dan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru pendidikan agama islam, serta mengaktifkan kembali KKG yang sempat mati suri dan harus ada dana dari pemerintah untuk program KKG guru agama islam sehingga dapat melaksanakan program-programnya agar guru-guru agama islam dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik serta memberi peluang bagi guru-guru agama islam untuk melanjutkan studi lanjutan agar pengembangan kompetensi guru lebih maksimal.

2.     Sarana dan prasarana sekolah untuk kegiatan pendidikan agama harus diperhatikan dengan baik. Utamanya sekolah yang belum dimasuki aliran listrik agar lebih diperhatikan dan dipikirkan oleh pemerintah bagaiman supaya bisa dimasuki aliran listrik.

3      Guru-guru PAI dan juga kepala sekolah agar kiranya dari dinas terkait memberi pemahaman akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Jangan sampai karena kesibukan dinas luar kepala sekolah menghalangi kewajiban untuk melaksanakan supervisi individual.

4      Penelitian ini masih dapat dikembangkan kembali, misalnya dari sudut penelitian kuantitatif dengan tema permasalahan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

 Alisuf Sabri. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998.

 Agus Wibowo, Hamrin. Menjadi Guru yang Berkarakter. Strategi Membangun  Kompetensi & Karakter Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

 Abd. Kadim Masaong. Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru AssuranceIn Secondary Schools in Ondo State, Nigeria”, World Journal of Education,  Vol. 2, No. 1, (2012).

 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya “Al-Qur’anul Karim”.  Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2005.

 Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:  Alfabeta, 2014.

 E Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Jakarta:PT Rosda Karya:2008.

 E. Mulyasa. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:Bumi, Aksara,  2012.

 Florence Imaobong Archibong.“Instructional Supervision in The Administration of  Husein Umar. Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Cet. 4; Jakarta: Raja  Grafindo, 2001.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi, 2013.

 Kunandar. Guru Profsional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Luk-luk Nur Mufidah. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2009.

 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,  2001.

 Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta, Cetakan ke  dua, 2013.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007  tentang Standa Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

 Piet A. Suhertian. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka  pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

 Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005TentangStandar  Nasional Pendidikan, Bab VI Pasal 28, ayat 3 butir a.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007  tentang Standa Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

 Ramezan Jahanian. “Principles for Educational Supervision and Guidance”. Journal of  Sociological Research, Vol. 4, No. 2, (2013).

 Secondary Education: a Panacea for Quality Assurance”,European Scientific Journal,  Vol. 8, No. 13,(1857)

 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.  Bandung: Alfabeta, 2015.

 Winarno Surakhmad. Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.  Bandung: Torsito, 1978.

 Zepeda Sally J. Intructional Supervision Applying Tool and Concepts, Eye on education.  2002.