UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR OLAHRAGA

MATERI PERAN AKTIVITAS FISIK

TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT MELALUI PERMAINAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENS (TGT) BAGI SISWA KELAS IX

SEMESTER GENAP MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 PATI

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Asyhar

Guru Penjasorkes MTs N 1 Pati

 

ABSTRAK

A.Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah diterapkannya permainan Model Teams Games Tournamens (TGT) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati; (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya permainan Model Teams Games Tournamens (TGT) di MTn Negeri 1 Pati.Penelitian Tindakan Kelas ini setting di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati dan Subyek penelitiannya adalah siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Pati Tahun Pelajaran 2018/2019 terdiri atas 42 siswa dengan materi Bola Basket.Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II. Data hasil observasi dengan praktek di lapangan.Kesimpulan pada penelitian ini meliputi: (1) Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi Siswa Kelas IX Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 4 siswa (9%), siklus I ketuntasan 24 siswa (53%) dan siklus II ketuntasan 42 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 47%.

B.Kata kunci: Teams Games Tournmens (TGT)

C.

D.            PENDAHULUAN

E.            Latar Belakang

Memasuki bulan Romadlon pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan tidak lagi praktek di lapangan atau di luar kelas namun berganti dengan pembelajaran di dalam kelas. Demikian juga dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati. Sarana adalah sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran,media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah, dan sebagainya. Pembelajaran Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati, siswa dituntut harus menguasai 3 aspek domain yaitu Aspek Psikomotorik, Aspek Kogniti dan Aspek Afektif. Untuk mencapai ketiga aspek ini guru diharuskan mencari dan menentukan model, teknik, media pendukung untuk memperlancar peroses pembelajaran dan untuk menyenangkan siswa dalam belajar.

Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan adalah sebuah mata pelajaran praktik dan teori yang untuk mendapatkan ketuntasan minimal mudah didapatkkan mengingat mapel ini waktu yang tersedia terbatas.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah:

  1. Mengapa aktivitas Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati Semester Genap Tahun 2018/2019 rendah ?
  2. Mengapa hasil belajar Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati Semester Genap Tahun 2018/2019 rendah ?

Pembatasan Masalah

Yang dimaksud hasil belajar adalah nilai ulangan harian setelah siswa mengikuti proses belajar Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati Semester Genap Tahun 2018/2019. Yang dimaksud pembelajaran kooperatif model TGT adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1.     Bagaimana aktivitas siswa pada Mata Pelajaran Penjasorkes setelah diterapkannya Model pembelajaran melalui permainan Teams Games Tournamens (TGT) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati?

2.     Bagaimana model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Penjasorkes di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1.     Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah diterapkannya permainan model TEAMS GAMES TOURNAMENS (TGT) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati.

2.     Untuk mengetahui permainan model TEAMS GAMES TOURNAMENS (TGT)dapat meningkatkan hasil belajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:

Umum

  1. Memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya strategi pembelajaran mata pelajaran Penjasorkes.
  2. Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
  3. Bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan pengkajian strategi pembelajaran Penjasorkes dengan metode dan model yang tepat.

Khusus

Bagi Guru

  • Memberikan masukan strategi pembelajaran Penjasorkes yang variatif, inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  • Menambah motivasi meningkatkan kualitas pembelajaran dengan harapan standar kompetensi yang diinginkan dapat tercapai.
  • Meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Bagi Siswa

  • Menciptakan minat, rasa ingin tahu, penasaran dan ketertarikan terhadap pelajaran Penjasorkes.
  • Menumbuhkan rasa cinta terhadap alam sekitar, lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya dan toleransi.
  • Meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk bisa lulus dalam ujian nasional

KAJIAN TEORI

Landasan Teori

Model Teams Games Tournamens (TGT)

Model Pembelajaran sering pula disebut sebagai model pembelajaran Model Teams Games Tournamens (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan pendekatan kerjasama antar kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa memaminkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.

Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini istilah Teams Games Tournamens disingkat dengan nama TGT. Kelebihan TGT adalah bermanfaat dalam mengajarkan aspek-aspek kognitif dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka menimbulkan motivasi kuat, menyenangkan dan berpengaruh pada kecepatan penyerapan materi.

Hasil belajar

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pembelajar.

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret semester genap tahun pelajaran 2018/2019 secara rinci peneliti melaporkan, bahwa dari awal persiapan penyusunan proposal pada bulan Januari 2019, selanjutnya pada bulan yang sama peneliti melakukan penyusunan instrumen.

Pengumpulan data dengan melakukan tindakan Siklus I dan II dilaksanakan pada bulan Februari 2019. Pada bulan yang sama peneliti melaksanakan analisis data dan selanjutnya pada bulan Maret 2019 peneliti menyusun laporan.

Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini kami lakukan pada siswa IX Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2018/2019. Alasannya adalah tempat ini merupakan tempat kerja peneliti dimana terdapat timbul permasalahan.

Subyek penelitian adalah siswa kelas IX berjumlah 42 orang dengan perincian siswa laki-laki 20 orang dan perempuan 22 orang semester siswa VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun pelajaran 2018/2019.

Sumber Data

Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Dokumentasi untuk data kondisi awal; (2) Observasi untuk data proses penerapan pembelajaran dengan model TGT; (3) Tes untuk data hasil belajar. Teknik tes ini dilakukan secara tertulis. Dalam penelitian ini ada 3 kali tes tertulis, yaitu: (1) Soal pre tes terdiri 5 soal uraian; (2) Soal akhir siklus I terdiri 5 soal uraian; (3) Soal akhir siklus II terdiri 5 soal uraian.

Alat pengumpul data berupa butir soal tes uraian, lembar observasi/pengamatan, dan dokumentasi buku nilai hasil belajar.

Alat pengupul data pada penelitian ini meliputi:

  1. Tes tertulis dengan menggunakan aspek-aspek indikator yang diharapkan.
  2. Lembar Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu saat siswa melakukan diskusi dengan penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT).

Validasi dan Analisis Data

Agar dalam penelitian diperoleh data yang valid, maka dipelukan validasi data. Adapun validasi yang digunakan adalah validasi dengan Triangulasi Sumber dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung.

Sebelum membuat soal tes, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal agar indikator lebih, soal bisa lebih menyebar dan indikator tidak menyimpang dari standart kompetensi maupun kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan: (1) Nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus I; (2) Nilai tes Siklus I dengan nilai tes akhir Siklus II; (3) Nilai tes pada kondisi awal dan nilai tes pada kondisi akhir.

Langkah selanjutya peneliti melakukan refleski terhadap nilai tes hasil belajar. Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu saat siswa melakukan diskusi dengan penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT).

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Model pembelajaran yang diterapkan dalam Model Teams Games Tournamens (TGT).

Prosedur penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses tindakan kelas pada saat penelitian pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis argumentasi berlangsung, yakni sebagai berikut: (1) Rancangan Penelitian, meliputi: (a) Refleksi awal, berupa data tentang pengalaman guru dalam mengajar sehingga ditemukan kelemahannya. Dari refleksi awal diperoleh gagasan umum mengenai kendala yang berkaitan dengan pelaksanaan mengajar guru yang masih kurang. Dari hal tersebut muncul kepedulian akan pentingnya peningkatan kemampuan untuk mendeskrpsikan proses pembelajaran; (b) Perencanaan, yaitu kegiatan mempertimbangkan dan memilih upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah-masalah. Pertimbangan dan pemilihan tersebut selanjutnya dituangkan dalam perencanaan; (2) Observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi dan perilaku siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Melalui observasi dapat dideskripsikan perhatian dan sikap siswa, respon siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas; (3) Tindakan. Tindakan penelitian merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan proses tindakan pada setiap siklus akan dijabarkan pada desksripsi siklus; (4) Refleksi. Setelah pembelajaran usai, peneliti memberikan penilaian terhadap hasil yang dicapai siswa, baik melalui tes maupun nontes. Dengan memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada suatu siklus, maka diperlukan adanya tindakan-tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Berikut ini gambar tentang prosedur Penelitian tindakan Kelas (PTK).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal menunjukkan siswa malas belajar. Hal ini nampak dalam pengamatan proses pembelajaran siswa tidak aktif belajar, merasa bosan, mengantuk dan berbicara sendiri. Komunikasi pembelajaran terfokus pada guru, komunikasi hanya satu arah. Suasanan hening, tidak ada siswa yang bertanya maupun menyatakan bahwa dirinya belum paham terhadap materi yang diberikan guru.

Berdasarkan laporan hasil observasi peneliti maka diperoleh aktivitas siswa ditampilkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Aktivitas Jmh siswa Persentase
Rendah

Sedang

Tinggi

27

15

64

36

Jumlah 42 100
Sumber: Data primer yang diolah    

 

Dari tabel diatas menunjukan bahwa siswa dengan aktivitas rendah sebanyak 27 siswa 64% dan siswa dengan aktivitas sedang sebanyak 15 siswa 36%. Hal ini menunjukkan terdapat kurang dari sepertiga siswa di kelas yang belajar tidak fokus. Hal ini berdampak pada hasil belajarnya.

Setelah dilakukan pre tes pada kondisi awal hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Kondisi Awal

Interval nilai Jumlah siswa Persentase Hasil Klasikal
55 – 65

66 – 75

76 – 85

86 – 95

96 – 100

15

23

4

36

55

9

Skor rata-rata:

62,38

KKM 76

 

Jmh 42 100  

 

 

 

 

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 2 menunjukkan siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas KKM 70 hanya 4 siswa (9%), siswa yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 33 siswa (91%) dari 38 orang.

Deskripsi Siklus I

Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran maka diperoleh aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Aktivitas Siswa pada Siklus I

Aktivitas Jmh siswa Persentase
Rendah

Sedang

Tinggi

17

15

10

40

35

25

Jumlah 42 100

Sumber: Data yang diolah

Dari tabel 3 diatas menunjukan bahwa siswa dengan aktivitas rendah masih 17 siswa 40%, aktivitas sedang sebanyak 15 siswa 35%, dan siswa dengan aktivitas tinggi sebanyak 10 siswa 25%. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan aktivitas lebih dari duapertiga siswa.

Pada siklus I setelah diadakan tes diperoleh hasil belajar siswa dengan rentang nilai seperti pada tabel 4 di bawah ini.

 

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I Setelah Penerapan Model TGT

Interval nilai Jumlah siswa Persentase Hasil Kalsikal
55 – 65

66 – 75

76 – 85

86 – 95

96 – 100

20

18

4

47

42

11

Skor rata-rata:

76,19

KKM 76

 

Jmh 42 100  

Sumber: Data yang diolah

Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari nilai KKM 76 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi awal yaitu hanya 20 siswa (47%) diatas KKM telah mengalami peningkatan menjadi 22 siswa (53%).

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat maka diperoleh aktivitas siswa pada siklus II seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Aktivitas Siswa pada Siklus II

Aktivitas Jmh siswa Persentase
Rendah

Sedang

Tinggi

21

21

50

50

Jumlah 42 100

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 5 menunjukan bahwa sudah tidak ada siswa dengan aktivitas rendah, aktivitas sedang sebanyak 21 siswa 50% dan siswa dengan aktivitas tinggi sebanyak 21 siswa 50%. Terjadi peningkatan aktivitas pada aktivitas rendah ke aktivitas sedang meningkat 21 siswa, aktivitas sedang ke aktivitas tinggi meningkat 21 siswa.

Berdasarkan tes hasil belajar pada siklus II setelah pelaksanaan tindakan melalui penerapan model TGT atau Teams Games Tournaments (TGT) diperoleh hasil belajar dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Belajar pada Siklus II

Interval nilai Jumlah siswa Persentase Hasil Kalsikal
55 – 65

66 – 75

76 – 85

86 – 95

96 – 100

15

20

7

35

47

18

Skor rata-rata

87,42

KKM 76

Jmh 42 100  

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari nilai KKM 65 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi pada siklus I yaitu terdapat 42 siswa (100%) hasil belajar diatas KKM 76.

Jadi pada pelaksanaan tindakan siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%) dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.

Deskripsi Antar Siklus

Pada pembahasan deskripsi antar siklus peneliti dapat menjabarkannya melalui tabel ketiga siklus sebagai berikut ini:

Tabel 7. Deskripsi Antar Siklus pada Aktivitas Siswa

Aktivitas Jumlah Siswa

Kondisi Awal

Jmh siswa

Siklus I

Jmh siswa

Siklus II

Rendah

Sedang

Tinggi

27

15

17

15

10

21

21

Jumlah 42 42 42

Sumber: Data primer yang diolah

Dari Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar dibuktikan dengan pada kondisi awal aktivitas siswa rendah sebesar 64% dan sedang sebesar 36%, siklus I aktivitas siswa rendah 40%, sedang 35%, tinggi 25%, siklus II aktivitas siswa sedang 50%, dan aktivitas siswa tinggi 50%.

Tabel 8. Deskripsi Antar Siklus Hasil Belajar Siswa

Interval nilai Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II
55 – 65

66 – 75

76 – 85

86 – 95

96 – 100

15

23

4

20

18

4

15

20

7

Jmh 42 42 42

Sumber: Data primer yang diolah

Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 4 siswa (9%), siklus I ketuntasan 24 siswa (53%) dan siklus II ketuntasan 42 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 47%.

PENUTUP

Simpulan

Berikut ini disampaikan simpulan pada penelitian ini meliputi:

  1. Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi Siswa Kelas IX Semester Genap MTs N 1 Pati Tahun Pelajaran 2018/2019 dibuktikan dengan pada kondisi awal aktivitas siswa rendah sebesar 64% dan sedang sebesar 36%, siklus I aktivitas siswa rendah 40%, sedang 35%, tinggi 25%, siklus II aktivitas siswa sedang 50%, dan aktivitas siswa tinggi 50%.
  2. Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar belajar dalam pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Materi Peran Aktivitas Fisik terhadap Pencegahan Penyakit bagi Siswa Kelas IX Semester Genap MTs N 1 Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 4 siswa (9%), siklus I ketuntasan 24 siswa (53%) dan siklus II ketuntasan 42 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 47%.

Saran

Berkaitan dengan simpulan, beberapa hal yang dapat disarankan peneliti sebagai berikut;

Bagi Guru:

Guru seharusnya lebih inovatif memilih dan menggunakan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mealakukan analisis pelajaran yang disampaikan serta berperan sebagai pendamping siswa.

Bagi siswa:

Siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.

Djamarah. 2002. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta: rineka Cipta.

Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyanto, Msi.,M.Si 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyanto. 2007. Model Inovasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Sukamto. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI. Universitas Terbuka.

Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

  1. Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES.

Muhammad Ali. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Nana Sudjana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwadarminto. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.

Wiraatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.