UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKATENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE GASING SISWA KELAS VI SEMESTER I

DI SDN 1 RANDULAWANG KECAMATAN JATI

KABUPATEN BLORATAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sumartono

SDN 1 Randulawang Kecamatan Jati Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Tujuan guru melaksanakan perbaikan proses pembelajaran materi tentang operasi hitung bilangan bulat Guru melakssiswaan kegiatan pembelajaran memberikan tes formatif data hasil belajar dari jumlah 30 siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 5 siswa ,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 5 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 5 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,sedangkan yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 68 siswa ketuntasan mencapai 50% yang mencpai nilai tuntas baru sebanyak 15 siswa.Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari memberikan tes formatif siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 65 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 sehingga nilai rata-rata 73 ketuntasan mencapai 60% dan siswa yang sudah mencapai nilai tuntas sebanyak 18 siswa Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari melakssiswaan tes formatif siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 8 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 diperoleh nilai rata-rata 81 ,dan semua siswa telah memncapai nilai ketuntasan sebanyak 30 siswa atau mencapai 100%.yang dipersyaratkan KKM 70.

 Kata Kunci: Metode Gasing Meningkatkan Motivasi dan Pristasi Belajar  Matematika Bilangan Bulat Siswa Kelas VI..

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 Matematika adalah merupakan pelajaran yang paling sulit.bagi siswa Karena itu, tidak mengherankan apabila sering kali nilai pelajaran matematika memperoleh nilai terendah yang dijumpai oleh guru dalam memberikan ulangan kepada siswa Tetapi, sesungguhnya menguasai pelajaran matematika bukanlah hal yang teramat sulit.Kesulitan dalam belajar matematika bukan disebabkan oleh sulitnya materi pelajaran, melainkan karena cara pengajaran yang tidak mudah dimengerti atau tidak sesuai dengan karakter cara belajar siswa. Dengan menggunakan teknik belajar yang tepat, maka pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan untuk dipelajari. Dari masalah yang dihadapi guru kelas VI di SDN 1 Randulawang pada saat ini hasil belajar matematika nilai tes formatif yang diperoleh siswa masih rendah dari 30 siswa ketuntasan belajar baru mencapai 50%.Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, guru menerapkan metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan)

 Dewasa ini terdapat banyak lembaga yang mengajarkan matematika dengan cara yang unik dan menarik yang dapat memperbaiki kemampuan belajar siswa dalam belajar matematika. Lembaga memiliki teknik yang berbeda untuk membuat pelajaran matematika lebih mudah untuk dikuasai oleh siswa..Metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) diciptakan oleh Prof. Yohanes Surya, yang dikenal sebagai seorang pakar yang telah membimbing para siswa terbaik Indonesia untuk menjuarai Olimpiade matematika dan sains di tingkat dunia.Level awal untuk setiap siswa tidak ditentukan berdasarkan tingkatan kelas atau usia, melainkan mulai dari level yang dapat ia kerjakan sendiri dengan mudah tanpa ada kesalahan Tidak perlu takut siswa akan menemukan soal yang tidak dipahami dalam lembar kerja. Lembar kerjanya sendiri telah didesain sesuai dengan level siswa, sehingga ia dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, lembar kerja juga disusun secara sistematis, cermat, dan small steps (perbedaan antar topik bahasan tidak terlalu besar) yang dapat membantu membentuk kemampuan dasar matematika yang baik pada siswa, sehingga memungkinkan siswa mengerjakan level yang lebih tinggi tanpa kesulitan yang berarti

 Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar matematika menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis).Lewat metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) siapapun juga dapat belajar dan mengerti matematika. Dalam metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) setiap siswa diminta untuk memahami konsep matematika sebelum mengerjakan soal latihan yang cukup banyak. Topik yang dipelajari untuk menguasai pelajaran SD (kelas I-VI) adalah: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

 Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut guru menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1      Apakah guru dengan melalui penerapan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018 ?

2      Apakah guru dengan melalui penerapan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018 ?

3      Apakah guru dengan melalui penerapan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan pristasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018 ?

Tujuan Penelitian

 Tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah untuk meletakkan dasar yang kuat sebagai pondasi agar siswa memiliki kecerdasan tentang pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, budi pekerti nilai sikap serta keterampilan untuk menjadi dasar fundamental yang cukup kuat untuk bekal melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi,selain itu dengan memiliki kecerdasan dan bekal ketrampilan dari belajar sebagai modal untuk mendapatkan kehidupan mandiri dalam waktu yang akan datang

Manfaat Penelitian

1.   Termotivasi untuk menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materiagar pembelajaran dapat terlaksana secara efektif mencapai hasil yang optimal

2.   Guru meningkatkan kemampuan yang luas dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran.

3.   Meningkatkan kemampuan dalam menyusun media pembelajaran yang dapat memperlancar dalam proses pembelajaran.

4.   Meningkatkan kemampuan dalam menerapkan media untuk memperlancar dalam proses pembelajaran.

5.   Meningkatkan professional dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan berkualitas.

6.   Menumbuhkan kemampuan belajar siswa agar memiliki pengetahuan yang luas untuk dikembangkan dalam kehidupannya di sekolah,di rumah dan masyarakat.

KAJIAN PUSTAKA

 Prestasi Belajar adalah “Penguasaan Pengetahuan dan Ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).

 Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari Matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.

John dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir pola pengorganisasian pembuktian yang logis. Matematika adalah bahasa yang cemat, akurat, dan jelas, representasinya dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) dari pada mengenai bunyi.

 Pembelajaran yang aktif berarti perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik (termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau didalam kelas sedang belajar tentang harga diri lalu adanya perubahan perilaku sehingga secara fisik aktif semua indera terlibat, juga berfikir dalam menerapkan perbuatannya baik di sekolah di rumah dan masyarakat, bergaul dengan teman dilingkungannya baik perkataan maupun perbuatannya yang mencerminkan harga diri patut untuk ditiru.

 Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan rencana, maka perlu dikritisi perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar. Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap berlalu lintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan sebagainya.

 Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, yang dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku. Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa tindak lanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Penelitian Yang Relevan

 Reward And Punishment memberikan penghargaan, apapun bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan direncanakan dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.

 Untuk lebih diketahui semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama. Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis.

Kerangka Berpikir

 Seorang guru yang melakukan penelitian harus menguasai teori ilmiah sebagai dasar dalam argumentasi menyusun kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan,maka kerangka berfikir yang disusun sebagai berikut:

1.   Guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

2.   Guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

3.   Guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

Hipotesis

 Berdasarkan rumusan masalah maka sebagai peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1.   Diduga guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

 2   Diduga guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

3    Diduga guru melalui menerapkan model pembelajaran metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dapat meningkatkan pristasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang tahun pelajaran 2017/2018

 METODE PENELITIAN

 Setting Penelitian

 Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Randulawang kepada siswa kelas VI yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan guru memilih lokasi penelitian karena merupakan tempat tugas sebagai guru di SD tersebut,sehingga memudahkan mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyusun laporan hasil penelitian.

 Sumber Data

 Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang, peneliti melakukan evaluasi pembelajaran matematika. Dari hasil evaluasi diperoleh data nilai siswa pada pra siklus Hasil evaluasi pada pra siklus merupakan data sekunder dan ditambah dengan dokumentasi dari sekolah. Sedangkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian merupakan data primer yaitu hasil evaluasi pada siklus I, siklus II, dan dokumetasi.

 Teknik Pengumpulan Data

 Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian melalui tes formatif. Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk evaluasi siswa terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berdasarkan bentuk soal yang digunakan.

 Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diberikan. Dengan cara ini, guru mengetahui sejauh mana siswa memahami terhadap materi. Selain itu dengan adanya teknik wawancara ini, siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru jika ada yang perlu ditanyakan adanya kesulitan

 Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dapat berupa respon/tanggapan siswa selama mengikuti pelajaran. Misalnya keaktifan siswa dalam kelompok, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan. Observasi juga meliputi perilaku siswa selama pembelajaran cara siswa mengerjakan soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh guru dibantu oleh teman sejawat agar semua siswa dapat diamati secara keseluruhan Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai. Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan dokumen kegiatan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian yang meliputi data siswa, daftar nilai siswa, profil sekolah serta foto selama penelitian.

. Validasi Data

 Menurut Rochiati (2007:157) sebuah penelitian untuk mendapatkan kepercayaan atau dianggap valid apabila mengikuti semua langkah dalam penelitian dan sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan kepercayaan ialah validasi yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Data yang telah terkumpul harus dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007:331). Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.

 Analisa Data

 Menganalisis data yang bentuknya berbagai ragam merupakan tugas yang besar bagi peneliti Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator kinerja yang ditentukan (Sugiyono,2007:93). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai ulangan harian siswa. Menurut Sutopo (2002:91) tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

 Indikator Kinerja

 Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan pristasi belajar siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 70. Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan pristasi belajar siswa yang dapat diketahui dari peningkatan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan mencapai nilai 70 pada setiap siswa.

 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu,Perencanaan (planning), Aksi/ tindakan (acting), Observasi (observing),, Refleksi (refleting). Kemudian sesudah akhir siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus berikutnya, demikian seterusnya sampai beberapa siklus., sebagai diskripsi masing-masing tahapan penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus

 Guru melakssiswaan kegiatan pembelajaran memberikan tes formatif data hasil belajar dari jumlah 30 siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 5 siswa ,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 5 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 5 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,sedangkan yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 68 siswa ketuntasan mencapai 50% yang mencpai nilai tuntas baru sebanyak 15 siswa.

 Diskripsi Hasil Pembelajaran Siklus I

 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari memberikan tes formatif siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 65 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 sehingga nilai rata-rata 73 ketuntasan mencapai 60% dan siswa yang sudah mencapai nilai tuntas sebanyak 18 siswa.

Diskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II

 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari melakssiswaan tes formatif siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 8 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 diperoleh nilai rata-rata 81 ,dan semua siswa telah memncapai nilai ketuntasan sebanyak 30 siswa atau mencapai 100%.yang dipersyaratkan KKM 70.

Pembhasan

 Penelitian ini dilakssiswaan dalam 2 siklus kegiatan pembelajaran awal, 1) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat masih sangat rendah. 2) Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran dan aktivitas mengerjakan tugas masih rendah.3) Hubungan siswa dengan siswa selama pembelajaran masih kurang menyenangkan 4) Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran masih rendah 5) Partisipasi siswa dalam pembelajaran melakukan kegiatan kelompok diskusi, sesuai dengan petunjuk guru belumdilaksanakan dengan baik. Hasil pengamatan masih kurang karena belum menerapkan pendekatan metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan)

 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I mengadakan pengamatan dengan dibantu oleh teman sejawat tentang aktivitas belajar siswa 1) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sudah adanya peningkatan sebagai bukti hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan. 2) Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan adanya peningkatan,.3) Hubungan siswa dengan siswa selama pembelajaran menunjukkan adanya kemajuan terbukti saling komunikatif 4) Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran menunjukkan adanya rasa tanggungjawab 5) Partisipasi siswa dalam pembelajaran melakukan kegiatan menerapkan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Hasil pengamatan teman sejawat menunjukkan adanya perubahan karena guru menerapkan pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan)

Siklus II

 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus menunjukkan perubahan yang sangat berarti,Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sudah menunjukkan adanya perubahan yang sangat positif.,Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran dan aktif mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya ,Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran sudah saling menunjukkan perubahan yang sangat berarti dalam pembelajaran,Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran melakssiswaan tugas yang diberikan dilakssiswaan dengan penuh tanggungjawab.Partisipasi siswa dalam pembelajaran dilakssiswaan kegiatan demontrasi sesuai dengan petunjuk guru Hasil pengamatan dari peneliti yang dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat menunjukkan adanya perubahan karena sudah menerapkan pendekatan metode gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan).

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan perolehan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dirangkum sebelumnya maka peneliti mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1.   Guru melakssiswaan kegiatan pembelajaran memberikan tes formatif data hasil belajar dari jumlah 30 siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 5 siswa ,yang memperoleh nilai 60 sebanyak 5 siswa,yang memperoleh nilai 65 sebanyak 5 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,sedangkan yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata-rata 68 siswa ketuntasan mencapai 50% yang mencpai nilai tuntas baru sebanyak 15 siswa.

2.   Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari memberikan tes formatif siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 65 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 sehingga nilai rata-rata 73 ketuntasan mencapai 60% dan siswa yang sudah mencapai nilai tuntas sebanyak 18 siswa.

 3.  Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,melalui pendekatan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) dari jumlah 30 siswa diperoleh data nilai dari melakssiswaan tes formatif siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 6 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa, yang memperoleh nilai 85 sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 8 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 diperoleh nilai rata-rata 81 ,dan semua siswa telah memncapai nilai ketuntasan sebanyak 30 siswa atau mencapai 100%.yang dipersyaratkan KKM 70.

Saran

1    Guru sebaiknya dalam melakssiswaan pembelajaran menggunakan untuk memilih ,pembelajaran menerapkan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan di antaranya menerapkan metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan)dapat meningkatkan kemampuan belajar pada siswa kelas VI semester I di SDN 1 Randulawang dalam materi tentang operasi hitung bilangan bulat.

2.   Guru sebaiknya sebelum melakssiswaan pembelajaran untuk menyiapkan rencana pembelajaran, dengan sebaik-baiknya secara sistimatis dan memilih media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga siswa mudah menerima materi yang diajarkan karena siswa tertarik pada kegiatan pembelajaran dilakssiswaan. sehingga pembelajaran berjalan efektif,efesien mencapai hasil maksimal sesuai dengan harapan.

3.   Guru melakssiswaan penelitian berguna meningkatkan kualitas pembelajaran hasil tes formatif diperoleh dapat secara maksimal, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk mencurahkan segala kemampuan sebagai seorang guru sebagai perwujudan tenaga yang profesional untuk selalu dikembngkan pada materi yang lain meningkat dan berkualitas, untuk pengembangan pembelajaran di waktu yang akan datang.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.

 Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka..

 Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta:  Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

 Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek  Peningkatan Mutu SD/TK.

 Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu  SD/TK.

 Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:  Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

 Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Proyek  Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

 Depdikbud. 1996. Struktur Kata Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca,  Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.

 Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.

 Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas  Terbuka.

 Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan  Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

 Lestari, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas  Terbuka.

 Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta.

 Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:  Universitas Terbuka.