UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 1 JAMBU SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2014/2015
Bety Tulaeni
Guru SMP Negeri 1 Jambu Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu tahun pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan perang dunia II.serta pengaruh pendudukan Jepang di Indonesa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jambu siswa kelas IXB Tahun 2014. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus. Dengan penerapan pembelajaran menggunakan metode jigsaw dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam materi Perang dunia II serta Pengaruh Pendudukan Jepang pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu tahun pelajaran 2014/2015. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan instrumen tes dan instrumen non tes. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 64, ketuntasan 37,5 dan tingkat keaktivan siswa 28,12%. Hasil belajar pada siklus 1 yang telah menggunakan model pembelajaran jigsaw menunjukkan adanya peningkatan pada nilai rata-rata siswa menjadi 70,31, ketuntasan 46,87 dan tingkat keaktivan siswa 61,25%. Adapun hasil yang diperoleh pada kegiatan siklus 2 yaitu: nilai rata-rata siswa 75,16, ketuntasan 75 dan tingkat keaktivan siswa menjadi 76%. Penggunaa model pembelajaran cooperative sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran type jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar serta tingkat keaktifan siswa
Kata kunci: Aktivitas belajar, Hasil Belajar, Model Penbelajaran jigsaw.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan kegiatan pembelajar-an IPS yang biasa dilakukan siswa belum menunjukkan adanya kemampuan seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dalam kegiatan pelajaran IPS di kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu menjukkan sebagian besar (>60%) siswa tidak aktif mengikuti pelajar-an IPS. Ketidakaktifan siswa ini terlihat pada saat dilakukan diskusi kelompok banyak siswa yang tidak ikut terlibat diskusi, sebagian hanya duduk diam atau bermain-main sendiri.
Di samping tingkat keaktifan siswa juga terjadi pada hasil belajar siswa dalam mapel IPS juga rendah . Dari pelaksanaan ulangan harian yang di lakukan menun-jukkan 31,25% siswa yang dapat memper-oleh nilai di atas KKM (75).dari jumlah siswa sebanyak 32 anak.
Kondisi siswa seperti yang tersebut di atas itu terjadi tidak terlepas dari peran guru IPS ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas masih menggunakan metode konvesional yaitu ceramah bervariasi sehingga siswa merasa bosan, ngantuk, tidak kreatif.
Dengan melihat prestasi siswa dalam belajar IPS yang rendah itu maka tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa perlu ditingkatkan. Adapun yang dimaksud dengan hasl belajar atau prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. (Nawawi 1981: 100)
Dengan meningkatnya keaktifan siswa dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS diharapkan peserta didik dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, pandai memecahkan masalah dan mempunyai ketrampilan social. Pelajaran IPS diharapkan juga dapat membimbing peserta didik memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan, kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik tingkat local, nasional maupun global
Berdasarkan kondisi di atas, perlu mengadakan pembaharuan dalam pembe-lajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif yaitu model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran ini merupakan imple-mentasi dari pembelajaran kontekstual (Contextual TeachingLearning) dan pembe-lajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Melalui penelitian ini diharapkan tingkat aktifitas serta hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS akan dapat meningkat. Dalam upaya untuk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS maka guru mengadakan pembaharuan dalam kegiatan pembelajar-an yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Model Jigsaw merupakan model pembelajaran Cooperati-ve Learnig yang diartikan sebagai model tim ahli. Pada model Jigsaw sama seperti model-model pembelajaran cooperative lainnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1). Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan/memecah-kan masalah pada materi belajarnya; (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan bervariasi yaitu ke-mampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika memungkinkan berasal dari berbagai ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda; (3) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Pada model Jigsaw ini kelompok terdiri dari dua tim yaitu tim asal dan tim ahli/pakar.
Dari uraian di atas, disusun rumus-an masalah sebagai berikut: Apakah melalui pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar Perang Dunia II serta pengaruh Pendudukan Jepang di Indone-sia; bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015 ?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar melalui model jigsaw bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 dalam pembe-lajaran IPS .
LANDASAN TEORITIS
Hakekat IPS
Definisi IPS dapat dilihat pada Standar Isi Kurikulum 2006 disebutkan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.(BSNP, 2006:7). Adapun definisi IPS adalah program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanity (ilmu pendidikan dan sejarah) yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan yang berlandas-kan Pancasila dan kebudayaan Indonesia (Numan Somantri, 1994:1)
IPS adalah program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanity (ilmu pendidikan dan sejarah) yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan yang berlandas-kan Pancasila dan kebudayaan Indonesia (Numan Somantri, 1994:1)
Hakekat Belajar
Pengertian belajar menurut Hilgard dalam: 33), menyebutkan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dari laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang yang tidak termasuk latihan. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat dijelaskan bahwa belajar senantiasa memperlihatkan adanya proses perubahan (change) tingkah laku (behavior) atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, melihat dan kegiatan lainnya.
Belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/kestruktur tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. (Syah Muhibin, 2002:59).
Hakekat Aktivitas belajar
Adanya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak bisa lepas dari adanya kreatifitas siswa. Dengan adanya kreatifitas maka akan dapat terjadi keaktifan pada diri individu, Pengertian kreativitas oleh Sudirman N dalam bukunya yang berjudul menjadi Guru Profesional menyebutkan bahwa kreativitas adalah kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang, atau adanya kecende-rungan menciptakan sesuatu. (Kusnandar, 2008:277)
Hasil Belajar
Nawawi (1981: 100) mengemuka-kan pengertian hasil belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a). Hasil belajar yang berupa kemampuan keteram-pilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. b). Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. c.). Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang ber-tanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997; Depdiknas 2005:21).
Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal kegiatan pembe-lajaran IPS dikelas IXB SMP Negeri 1 Jambu masih menggunakan metode dan model pembelajaran yang konvensional, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa rendah , buktinya masih banyak siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Disamping hasil belajar yang rendah , aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS juga rendah. Bukti bahwa aktivitas siswa rendah dalam mengikuti pelajaran IPS ditunjukkan dengan banyaknya sikap siswa yang pasif, seperti sebagian besar siswa malu bertanya dan menjawab pertanyaan, rendahnya jumlah siswa yang aktif belajar dan berinteraksi dalam membahas masalah pembelajaran, rendahnya jumlah siswa yang mampu mengerjakan tugas.
Agar aktivitas dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS meningkat, maka peneliti perlu melakukan tindakan. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model jigaw. Penggunaan model jigsaw dalam pembelajaran IPS ini dilakukan melalui dua siklus. Penggunaan model jigsaw pada siklus pertama dilakukan dengan membentuk 5 kelompok ahli dan 6 kelpmpok asal. Pada siklus ke dua dilakukan dengan membentuk 6 kelompok ahli dan 5 kelompok asal. Dari siklus 1 ke siklus 2, diharapkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa meningkat.
Kondisi akhir, berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas diduga melalui pelaksanaan pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IXB semester 1 SMP Negeri 1 Jambu tahun 2014/2015.
Hipotesa Tindakan
Dengan berdarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti yang telah diuraikan di atas, maka diajukan hipotesa tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Melalui pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar Perang Dunia II serta pengaruh Pendudukan Jepang di Indonesia bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Jambu pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015 .
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal semester ganjil tahun 2014/2015 selama empat bulan dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan oktober 2014. Pada penentu-an waktu ini dirinci dalam beberapa kegiatan yaitu: menyusun proposal dan penyusunan instrument penelitian dilaku-kan pada bulan Juli, Bulan Agustus dilaku-kan kegiatan pengumpulan data dengan tindakan siklus 1 dan siklus 2, Analisis data dilakukan pada bulan Septemer yang dilanjutkan dengan kegiatan pembahas-an/diskusi, dan menyusun laporan hasil penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014.
Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kelas IXB SMP Negeri 1 Jambu Kabupaten Semarang. Pengambilan ini berdasarkan alasan karena sekolah tersebut merupakan tempat di mana peneliti bertugas.
Subyek dan Obyek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IXB yang berjumlah 32 siswa dengan komposisi siswa pria terdiri 15 siswa dan siswa perempuan berjumlah 17 siswa.
Sumber Data.
(1) sumber data primer yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dalam hal ini siswa mengenai hasil belajarnya berupa nilail ulangan harian dan (2) sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh selain dari siswa, dalam hal ini diperoleh dari kolabulator yaitu teman sejawat yang mengamati tentang aktivitas belajar siswa.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik berbentuk tes maupun non tes. Teknik tes: berbentuk tes tertulis dan unjuk kerja yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus yang kedua.
b. Teknik non tes yaitu: (a). Teknik dokumentasi, teknik dipergunakan untuk mencari data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa pada kondisi awal. (b). Teknik observasi, yaitu digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa pada imple-mentasi pembelajaran menggunakan model jigsaw baik pada siklus pertama maupun siklus kedua.
Alat Pengumpulan Data
a. Dokumen tentang catatan personel siswa yang dipergunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada kondisi awal.
b. Daftar nilai yang digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada kondisi awal.
c. Lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua
d. Butir soal untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa pada siklus yang pertamadan siklus kedua
Validasi Data
Data yang harus diadakan pada penelitian ini yaitu data aktivitas dan data hasil belajar. Adapun bentuk datanya beru-pa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif ditujukan untuk memvalidasi data aktivitas belajar siswa. Untuk memperoleh data mengenai tingkat aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua dilakukan melalui teknik observasi dengan menggunakan alat berupa lembar observasi.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tin-dakan kelas ini dengan dengan teknik deskriptif komparatif. Yaitu dengan membandingkan hasil belajar pada kondisi awal dengan hasil belajar setelah siklus 1 dan hasil belajar setelah siklus 2.
Indikator Kinerja
Pada kondisi awal aktivitas belajar dan hasil belajar siswa rendah, maka setelah digunakan pembelajaran model jig-saw, diharapkan indicator kinerja pada aktivitas dan hasil belajar menjadi:
1. Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik (banyak siswa yang aktif sekitar 50%) pada lembar observasi.
2. Dalam hasil belajar diharapkan 75% siswa mengalami ketuntasan belajar dan nilai rata -rata 75 pada kompetensi dasar Perang Dunia II serta pengaruh Pendudukan Jepang di Indonesia
Prosedur Tindakan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan penelitian adalah:
1. Metode yang gunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas.
2. Banyaknya tindakan dalam penelitian terdiri 2 tindakan yaitu tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.
3. Tahapan tindakan pada masing-masing siklus meliputi: perencanaan (Plan-ning), Pelaksanaan (Acting), Peng-amatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Data awal sebelum penelitian yang dijadikan acuan sebagai berikut:
Table 1. Diskripsi nilai prasiklus
No. |
Uraian |
Nilai |
1. |
Rata-rata Ulangan Harian |
64 |
2. |
Ketuntasan Belajar Klasikal |
37% |
3. |
Aktivitas belajar |
28% |
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersi-apkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1 dan 2, soal ulangan 1 dan soal ulangan 2 serta lembar observasi 1 dan lembar observasi 2.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 dan 6 Agustus 2014 , siklus 2 tanggal 25 dan 27 Agusutus 2014 di Kelas IX B dengan jumlah siswa 32 siswa. Adapun kegiatan paada taahap pelaksanaan mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Tahap Pengamatan
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data prosentase perilaku siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Deskripsi Hasil Siklus 1 dan siklus 2
No. |
Uraian |
Nilai Siklus 1 |
Nilai Siklus 2 |
1. |
Rata-rata Ulangan Harian |
70,31 |
75,16 |
2. |
Ketuntasan Belajar Klasikal |
46,87% |
75% |
3. |
Aktivitas belajar |
61,25% |
76% |
Dari data di atas terlihat bahwa perolehan rata-rata ulangan harian naik dari sebelum siklus 64 menjadi 70,31 atau terjadi kenaikan rata-rata 6,31 pada siklus 1 dan 75,16 pada siklus 2 atau naik 4,85. Ketuntasan belajar terjadi kenaikan nilai dari 46,8% menjadi 75% naik sebesar 28,2%. Sedangkan pada tingkat keaktifan siswa terjadi perubahan dari sebelum siklus 1 sebessar 28% naik pada siklus 1 menjadi 61,25% dan 76% pada siklus 2 naik 14,75%.
Tahap refleksi
a. Selama proses belajar mengajar guru dengan model jigsaw sudah berupaya untuk melakukan perbaikan pada siklus 2 sehingga dapat terlaksana lebih baik.
b. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa keaktifan siswa selama proses belajar berlangsung terus mengalami peningkatan dari siklus 1 ke sikllus 2. Demikian juga yang terjadi pada hasil belajar juga terus mengalami peninggkatan yang berarti.
c. Dari beberapa tahap dalam penelitian ini maka dapat dibuat tabel grafik rata-rata ulangan harian, ketuntasan belajar dan keaktifan siswa dalam proses belajar dari sebelum siklus, siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
No |
Uraian |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1. |
Rata-rata Ulangan harian |
64 |
70,31 |
75,16 |
2. |
Ketuntasan belajar klasikal |
37% |
46,87% |
75% |
3. |
Keaktifan siswa |
28% |
61,25% |
76% |
PENUTUP
Simpulan:
Melalui pelaksanaan kegiatan pem-belajaran copetive learning type Jigsaw menunjukkan:
1. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw memiliki dampak positif terhadap peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. Kualitas keaktifan peserta didik pada pembelahjaran IPS kelas IX mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tingkat keaktivan siswa ketika kondisi awal adalah 31% menjadi 61 pada siklus 1 dan 76 pada siklus 2. Hal ini terjadi karena pada model pembelajaran Jigsaw ini mendorong siswa untuk dapat mencari pemecahan masalah dengan berfikir seluas-luasnya, dapat menyampaikan argumentasinya dengan lebih bebas untuk mempertanggungjawabkan ke-putusan yang diambilnya secara kelompok. Pada peningkatan keaktifan siswa ini menunjukkan adanya pening-katan prestasi pada aspek penerapan konsep. Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.
2. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw memiliki dampak positif dalam mening-katkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntas-an belajar siswa dan nilai rata-rata pada mata pelajaran IPS siswa kelas IXB SMP Negeri 1 Jambu. Hasil belajar pada nilai rata-rata kondisi awal di mana kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah bervariasi yaitu 64 menjadi 70,31 pada siklus 1 dan 75,16 pada siklus 2 Pada ketuntasan kelas mengalami peningkatan dari kondisi awal 31,25% ,siklus 1 61,25% daan siklus 2 menjadi 75%. Peningkatan nilai rata-rata ini menekankan pada aspek penguasaan konsep IPS, karena melalui model jigsaw ini semakin memperdalam terhadap penguasaan konsep. Model ini memberi kesempat–an setiap siswa untuk menerapkan dan mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipela–jari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk oleh guru.
3. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw memiliki dampak positif terhadap kerja-sama antara siswa, mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta bertanggungjawab terha–dap proses belajar yang dilakukannya.
SARAN
1. Penggunaan model pembelajaran de-ngan model Jigsaw ini dapat digunakan oleh para pendidik/guru dalam kegiatan pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya. Melalui model ini guru dapat membimbing siswa untuk melihat penerapan konsep dari materi yang diajarkan.
2. Melalui penggunaan model IPS yang masih memakai pendekatan ekspositori dengan metode ceramah bervariasi mulai dapat merubah metode pembe-lajarannya dengan model pembelajaran atau metode pembelajaran lainnya yang lebih bervariatf salah satunya mo-del pembelajaran Jigsaw bisa dijadikan model pembelajaran alternatf bagi para pendidi. Karena model pembelajaran ini sesuai dengan kurikulum 2006 yang berbasis kompetensi dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan mandiri.
3. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pe-ngetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
4. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 1 Jambu kelas IX B tahun pelajaran 2014/2015.
5. Untuk penelitian yang serupa hendak-nya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon
Depdiknas, 2004, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran IPS , Jakarta, Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta
Milan Rianto, M.Pd., 2002,Pendekatan dan Metode Pembelajaran , Proyek Peningkatan Mutu PPPG Malang.
Numan Sumantri, 2005, Menggagas Pembaharuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung, Rosda.
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 103 Tahun 2014.
Kemendikbud. 2014. Panduan Proses Pembelajaran SMP. Jakarta: Dirjen Dikdas Direktorat Pembinaan SMP.
Susanto, M.Pd. dan Milan Rianto, 2004 Metode Pembelajaran Sejarah, PPPG Malang.
Teori Belajar, Pendekatan dan Pembelajaran IPS, Materi Terintegrasi IPS Guru SMP?MTs, Jakarta Depdiknas 2004