UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE STAD BAGI SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 1 MARGOYOSO KABUPATEN PATI SEMESTER 2 TAHUN 2019/2020

 

Noor Fuaida

SMP N 1 Margoyoso Pati

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung setelah diterapkannya Metode STAD di SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati. (2) Untuk mengetahui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung di SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati.  Simpulan pada penelitian ini meliputi: (1) Melalui melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran Siswa Kelas XII MIPA semester 2 SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati dibuktikan dengan pada kondisi awal aktivitas siswa rendah sebesar 80% dan sedang sebesar 16,67%, tinggi 3,33%, siklus I aktivitas siswa rendah 23,33%, sedang 30,00%, tinggi 46,67%, siklus II aktivitas siswa sedang 23,33%, dan aktivitas siswa tinggi 76,67%. (2) Melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung Siswa Kelas IX B semester 2 SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 8 siswa (26,66%), siklus I ketuntasan 23 siswa (76,67%) dan siklus II ketuntasan 30 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 74,44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.

Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, metode STAD

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama ini pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit baik siswa pada umumnya. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional, seperti ceramah dan penugasan, sehingga siswa pasif karena merasa jenuh dan membosankan. Dan ternyata hasil belajar siswa pun rendah.

Melihat hasil belajar Matematika materi Bangun ruang sisi lengkung yang rendah maka guru harus berusaha meningkatkan hasil belajar dengan mencari cara-cara yang tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar, peneliti memilih pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

Pembelajaran Matematika dengan menggunakan berbagai pendekatan / metode, teknik dan Media pembelajaran variatif dan inovatif dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran sehingga menarik siswa untuk mencintai Mata Pelajaran Matematika Bangun ruang sisi lengkung yang akhirnya suasana KBM menjadi lebih terarah, efisien, efektif dan menyenangkan dengan harapan prestasi peserta didik meningkat dibandingkan sebelum diterapkannya Metode pembelajaran ini.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung setelah diterapkannya Metode STAD di SMP N 1 Margoyoso? (2) Bagaimana penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung di SMP N 1 Margoyoso?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung setelah diterapkannya Metode STAD di SMP N 1 Margoyoso. (2) Untuk mengetahui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung di SMP N 1 Margoyoso.

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Nana Sudjana (1999: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Sri Dimyati (2006: 94), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.(1) Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau meaktivitas belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya: (a) Adanya keinginan untuk tahu (b) Agar mendapatkan simpati dari orang lain. (c) Untuk memperbaiki kegagalan (d) Untuk mendapatkan rasa aman. (2) Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. Faktor yang berasal dari orang tua, sekolah dan masyarakat. Faktor minat, kecerdasan, bakat.dan aktivitas.

Aktivitas Belajar

Dierich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Aktivitas belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar Matematika materi geometri ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan aktivitas.

Poerwadarminta (2003:23) mengemukakan bahwa aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respon peserta didik ”(Sudjana,2005:105).

Metode STAD

Menurut Slavin (2009) “Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dengan bantuan lembaran kerja sebagai pedoman secara berkelompok, berdiskusi guna memahami konsep-konsep, menemukan hasil yang benar”. Semua anggota diberi tanggungjawab, semua siswa secara individu diberi tes yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh kelompok, yaitu terdiri atas 4-5 orang. Setiap tim atau kelompok hendaknya memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), ras, etnik, maupun berbagai kemampuan (tinggi, sedang, rendah)

Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) memiliki 5 komponen utama, yaitu: (a) Bahan pembelajaran di sajikan oleh guru baik secara langsung ataupun melalui media pembelajaran (b) Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang yang heterogen dari segi penampilan akademik, kelamin dan etnis. (c) Dilakukan tes individu setelah beberapa kali siswa mengerjakan latihan (d) Dilakukan penilaian terhadap nilai kemajuan individu (e) Diberikan pengakuan terhadap tim berdasarkan kemajuan anggota kelompok. Tahap-tahapan yang dilalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, meliputi: (1) Tahap Penyajian Materi, (2) Tahap Kegiatan Kelompok, (3) Tahap Tes Individu (4) Tahap perhitungan Nilai Perkembangan Individu

Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori di atas, maka kerangka berpikir dari penelitian ini adalah hasil belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung siswa SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati masih dibawah KKM. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar Materi Matematika siswa SMP N 1 Margoyoso dengan mencoba mengubah metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan dengan menggunakan Metode STAD. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Metode STAD, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan namun masih cukup banyak siswa yang masih berada di bawah KKM dan secara klasikal belum memenuhi ketuntasan. Siklus II, melakukan pembelajaran dengan mengganti Metode STAD dan dibuka secara pelan-pelan agar siswa lebih jelas. Pada Siklus II ini setelah diadakan evaluasi hasil belajar maka seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian setelah menggunakan Metode STAD maka hasil belajar mengalami peningkatan.

Hipotesis Tindakan

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipotesis tindakan: (1) Melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX B Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung siswa Kelas IX B SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati Semester 2 tahun pelajaran 2019/2020; (2) Melalui Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas IX B Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung siswa Kelas IX B SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati Semester 2 tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret semester 2 tahun pelajaran 2020-2021. Penelitian Tindakan Kelas ini kami lakukan pada siswa IX B SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati Kabupaten Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020;. Alasannya adalah tempat ini merupakan tempat kerja peneliti dimana terdapat timbul permasalahan. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX B berjumlah 30 orang dengan perincian siswa laki-laki 14 orang dan perempuan 16 orang. Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Dokumentasi untuk data kondisi awal; (2) Observasi untuk data proses penerapan pembelajaran dengan Metode STAD; (3) Tes untuk data hasil belajar. Teknik tes ini dilakukan secara tertulis. Dalam penelitian ini ada 3 kali tes tertulis, yaitu: (1) Soal pre tes terdiri 5 soal uraian; (2) Soal akhir siklus I terdiri 5 soal uraian; (3) Soal akhir siklus II terdiri 5 soal uraian. Alat pengumpul data berupa butir soal tes uraian, lembar observasi/pengamatan, dan dokumentasi buku nilai hasil belajar.Alat pengumpul data pada penelitian ini meliputi: (1) Nilai hasil belajar dengan menggunakan aspek-aspek indikator yang diharapkan. (2) Lembar Observasi Agar dalam penelitian diperoleh data yang valid, maka dipelukan validasi data. Adapun validasi yang digunakan adalah validasi dengan Triangulasi Sumber dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung. Sebelum membuat soal tes, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal agar indikator lebih, soal bisa lebih menyebar dan indikator tidak menyimpang dari standart kompetensi maupun kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan: (1) Nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus I; (2) Nilai tes Siklus I dengan nilai tes akhir Siklus II; (3) Nilai tes pada kondisi awal dan nilai tes pada kondisi akhir. Langkah selanjutya peneliti melakukan refleski terhadap nilai tes hasil belajar.Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan diskusi penerapan Metode STAD..

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Media pembelajaran yang diterapkan adalam Metode STAD.

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Siswa dengan aktivitas rendah sebanyak 24 siswa 80,00% dan siswa dengan aktivitas sedang sebanyak 5 siswa 136,67%, dan aktivitas tinggi 1 siswa 3,33%. Hal ini menunjukkan terdapat kurang dari sepertiga siswa di kelas yang belajar tidak fokus. Hal ini berdampak pada hasil belajarnya. Siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas KKM 75 hanya 8 siswa (28,66%), siswa yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 22 siswa (73,33%) dari 30 orang.

Deskripsi Siklus I

Siswa dengan aktivitas rendah masih 7 siswa 23,33%, aktivitas sedang sebanyak 9 siswa 30,00%, dan siswa dengan aktivitas tinggi sebanyak 14 siswa 46,67%. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan aktivitas lebih dari duapertiga siswa. Siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi awal ada 7 siswa (23,33%) dibawah KKM dan diatas KKM telah mengalami peningkatan 23 siswa (76,67%).

Deskripsi Siklus II

Sudah tidak ada siswa dengan aktivitas rendah, aktivitas sedang sebanyak 7 siswa 23,33% dan siswa dengan aktivitas tinggi sebanyak 23 siswa 76,67%. Berdasarkan tes hasil belajar pada siklus II setelah pelaksanaan tindakan melalui penerapan Metode STAD. Dari nilai KKM 75 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi pada siklus I yaitu 36 siswa (100%) hasil belajar diatas KKM 75. Siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui penerapan Metode STAD meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IX B semester 2 SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%). Siklus II seluruh siswa melalui penerapan Metode STAD meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IX B Materi Bangun ruang sisi lengkung di SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati dibuktikan seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%).

Deskripsi Antar Siklus

Melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran dibuktikan dengan pada kondisi awal aktivitas siswa rendah sebesar 80,00% dan sedang sebesar 16,67%, tinggi 3,33%, siklus I aktivitas siswa rendah 23,33%, sedang 30,00%, tinggi 46,67%, siklus II aktivitas siswa sedang 23,33%, dan aktivitas siswa tinggi 76,67%. Melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung Siswa Kelas IX B. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 8 siswa (26,66%), siklus I ketuntasan 23 siswa (76,67%) dan siklus II ketuntasan 30 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 74,44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.

PENUTUP

Simpulan

  1. Melalui melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran Siswa Kelas XII MIPA semester 2 SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati dibuktikan dengan pada kondisi awal aktivitas siswa rendah sebesar 80% dan sedang sebesar 16,67%, tinggi 3,33%, siklus I aktivitas siswa rendah 23,33%, sedang 30,00%, tinggi 46,67%, siklus II aktivitas siswa sedang 23,33%, dan aktivitas siswa tinggi 76,67%.
  2. Melalui penerapan Metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika Materi Bangun ruang sisi lengkung Siswa Kelas IX B semester 2 SMP N 1 Margoyoso Kabupaten Pati. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 8 siswa (26,66%), siklus I ketuntasan 23 siswa (76,67%) dan siklus II ketuntasan 30 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 74,44% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 100%.

Saran

Saran yang dapat disampaikan bagi Guru: (1) Guru diharapkan dapat menerapkan Media pembelajaran inovasi seperti Metode STAD karena dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Guru seharusnya lebih inovatif memilih dan menggunakan Media yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mealakukan analisis pelajaran yang disampaikan serta berperan sebagai pendamping siswa. Bagi siswa: (1) Siswa seharusnya belajar tidak hanya dengan menerima materi, menghafal, tetapi juga mempelajari sebagai proses yang harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (2) Siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. 2002. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta: rineka Cipta.

Drs. H. Sugiyanto, Msi.,M.Si 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

  1. Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES.

Muhammad Ali. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Nana Sudjana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminto. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.

Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukamto. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI. Universitas Terbuka.