UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF STRATEGI INFORMATION SEARCH

BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI PLESAN 01 NGUTER

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Agus Purwanto

SD Negeri Plesan 01 Nguter

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: 1) Aktivitas siswa, dan 2) Hasil Belajar PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Semester 1 di SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 18 orang siswa. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Penerapan metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar dengan kategori aktif pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Peningkatan aktivitas belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dari sebesar 27.78% pada kondisi awal, meningkat menjadi 38.89% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 88.89% pada tindakan Siklus II; dan 2) Penerapan metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 64.17 pada kondisi awal, meningkat menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 80.17 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 38.89% pada kondisi awal, meningkat menjadi 66.67% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 94.44% pada akhir tindakan Siklus II.

Kata Kunci: Aktivitas belajar, Hasil Belajar, pembelajaran aktif strategi Information Search.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007:5) terdapat beberapa permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS yaitu guru masih berorientasi pada buku teks, alokasi waktu yang diberikan cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup banyak, pelajaran masih cenderung pada hafalan, metode yang diterapkan guru cenderung pada aktivitas guru bukan aktivitas siswa sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Untuk itu dibutuhkan adanya aktivitas belajar yang tinggi agar hasil belajar lebih optimal.

Hal yang sama juga terjadi di SD Negeri Plesan 01 Nguter, khususnya pada kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Hasil pengamatan kasar yang dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran lebih banyak berjalan searah. Guru lebih banyak menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan siswa lebih banyak berperan sebagai passive receiver.

Hasil observasi di lapangan juga ditemukan fakta bahwa pada saat proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kurang aktifnya siswa terlibat dalam pembelajaran ditunjukkan dengan kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa, siswa merasakan kejenuhan sehingga menyebabkan beberapa diantara-nya membuat gaduh dan mengganggu konsentrasi siswa lain, kurangnya penguasaan materi pelajaran serta kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa tidak berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dimengerti juga belum bisa bekerja sama dalam kelompok secara maksimal.

Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran PKn. Kurang optimalnya hasil pembelajaran PKn yang diperoleh siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 tercermin dari hasil yang diperoleh dalam ulangan harian.

Berdasarkan nilai ulangan harian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran PKn adalah sebesar 64.17 dan belum melampaui KKM yang ditetapkan untuk pembelajaran PKn yaitu 65.00..

Hasil analisis terhadap ketuntasan belajar siswa menunjukkan bahwa dari 18 orang siswa yang ada, ternyata hanya ada 7 orang siswa atau 38.89% yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00. Sisanya sebanyak 11 orang siswa atau 61.11% masih belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini tentu saja masih jauh dari harapan di mana seharusnya sebanyak > 80.00% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai apa yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

Di sisi lain rendahnya aktivitasdan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn merupakan salah satu indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan guru perlu intuk dicermati lebih serius lagi. Hal yang lazim dijumpai dalam suatu pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya prestasi siswa di antaranya : (1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru; (2) rendahnya semangat belajar siswa; (3) banyaknya siswa yang tidak berani bertanya atau mengemukakan pendapat; (4) metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif (monoton); (5) media pembelajaran yang terbatas.

Salah satu tawaran yang dapat dijadikan acuan dalam mengatasi rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Plesan 01 Nguter adalah dengan melalui pembelajaran aktif strategi information search, yaitu usaha mendapatkan informasi secara mandiri.

Model Pembelajaran Aktif strategi information search merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang memberi-kan kesempatan kepada siswa untuk membagi ide-ide, mempertimbangkan ja-waban yang paling tepat dan menjawab pertanyaan secara lisan sehingga menum-buhkan rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan ide atau jawaban di depan kelas.

Masalah yang dapat penulis ta-ngani hanya yang berkaitan dengan teknik pembelajaran dan rendahnya prestasi siswa, atau kesalahan metode pembelajar-an guru dalam kaitan langsung melaksana-kan tugasnya. Dari analisis penguasaan butir soal tes formatif pada pembelajaran Pkn kelas IV tentang Sistem Pemerintahan Desa masih banyak siswa yang memperoleh nilai belum tuntas.

Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? 2) Apakah penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search dapat mening-katkan hasil belajar PKn materiMemahami Sistem Pemerintahan Desa pada siswa kelas IV SD Negeri Plesan 01 Nguter semester Itahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1)Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search. 2)Meningkatkan hasil belajar PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa kelas IV SD Negeri Plesan 01 Nguter semester I tahun pelajaran 2014/ 2015 melalui penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi siswa memperoleh pengalaman belajar baru sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Manfaat bagi guru untuk dijadikan tambahan informasi mengenai penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search. Manfaat bagi sekolah menambah kekayaan koleksi perpustakaan dengan hasil karya guru, serta dijadikan tambahan informasi mengenai penerapan pembelajaran aktif dengan strategi Information Search.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Belajar aktif merupakan perkembangan teori learning by doing (1859-1952). Dewey menerapkan prinsip-prinsip “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingintahuan (curriositas) siswa terdapat hal-hal yang belum diketahuinya, maka akan dapat mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan keterampilan, dan pengalaman.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007: xvi) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Di sisi lain, Silberman (2006: 35-41) menyatakan lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif. Sehingga dari pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu disusun ulang untuk menciptakan formasi tertentu yang sesuai dengan kondisi belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak yang mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh kemungkinan susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencar, formasi tanda pangkat, ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut, Mappa dan Basleman (1994: 46) menyatakan penggunaan meja, kursi dan papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya proses interaksi belajar dan membelajarkan yang bergairah.

Menurut Bonwell (dalam Silber-man, 2006: 42), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1)Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; 2)Siswa tidak hanya belajar secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran; 3)Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran; 4)Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi; dan 5)Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Strategi Pembelajaran Information Search

Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi (Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa).

Sedangkan Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open book. Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada mereka. Strategi ini sangat membantu pembelajaran yang dianggap kurang menarik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006), bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book. siswa dikelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.

Pembelajaran dengan menerapkan strategi mencari informasi menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Inti pada pembelajaran dengan menggunakan strategi mencari informasi ini adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok, sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi.

Keunggulan strategi pembelajaran Information Search yaitu dapat membuat siswa memiliki informasi lebih tentang materi yang diajarkan serta siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama. Menurut Hendi Burahman (2009), kelebihan dari strategi Information Search (mencari informasi) adalah sebagai berikut: 1)Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru; 2)Siswa aktif bertanya dan mencari informasi; 3)Materi dapat diingat lebih lama; 4)Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru; 5)Mendorong tumbuhya keberanian mengutarakan penapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok; dan 6)Siswa belajar memecah-kan masalah sendiri secara kelompok dan saling bekerjasama

Strategi information search (men-cari informasi) juga akan membuat siswa mampu memberikan respon balik terhadap materi pembelajaran secara aktif, tidak harus menunggu informasi dari guru dan kegiatan pembelajaran pun jadi menye-nangkan.

Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa langkah-langkah strategi information search, yakni sebagai berikut: 1)Buatlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi yang dapat ditemukan dalam bahan-bahan atau sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa dari handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll.; 2)Bagikan pertanyaan tersebut kepada siswa; 3) Minta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara individual atau kelompok kecil; 4)Beri komentar atas jawaban yang diberikan siswa; dan 5)Kembangkan jawaban untuk memperluas skope pembelajaran

Sedikit berbeda dengan penjelasan Hendi Burahman (2009), bahwa langkah-langkah strategi Informatin Search yakni Guru membuat suatu permasalahan yang mana dalam permasalahan tersebut siswa diminta untuk mencari informasi agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Permasalahan ini dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa), dan LDS ini dikerjakansecara kelompok. Setelah siswa menyelesaikan LDS dengan waktu yang ditetapkan, kemudian guru meminta siswa untuk mempersentasikan jawaban tersebbut di depan kelas. Kelompok lain mendengarkan, melontarkan pertanyaan, dan menyanggahnya, sehingga terjadi diskusi di kelas.

Kerangka Berpikir

Pelajaran PKn oleh kebanyakan siswa seringkali menjadi pelajaran yang menjemukan, karena mengandalkan hafalan belaka, sehingga masih terdapat siswa yang memiliki hasil belajar PKn yang tidak memuaskan. Namun ini bukanlah suatu alasan mengapa hasil belajar mereka tidak seperti yang diharapkan. Karena pada dasarnya prestasi itu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Plesan 01 Nguter masih belum optimal. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran PKn. Kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa ditunjukkan dengan tingkat ketuntasan belajar yang baru mencapai 38.89% dari jumlah siswa yang ada.Berangkat dari kondisi tersebut, maka guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan metode pembelajaran aktif dengan strategi search information.

Dalam pembelajaran PKn, keterli-batan siwa dalam menemukan konsep sangat diperlukan, karena dengan dilibat-kannya siswa dalam penemuan konsep, maka siswa akan lebih memahami konsep tersebut. Sehingga aktivitas dan prestasi belajar meningkat. Jadi penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi search information sangat tepat. Karena metode pembelajaran aktif dengan strategi search information adalah layanan metode belajar yang menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar yaitu siswa belajar secara berkelompok, siswa menggunakan kelompok untuk menyelesai-kan tugas-tugas dalam belajar.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis tindakan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Penerapann metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. 2)Penerapann metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguterta-hun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan, yaitu dimulai pada bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 18 orang siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, teknik tes, dan analisis dokumen. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan lembar pengamatan.

Validitas Data

Data yang diperoleh dalam peneli-tian perlu diperiksa validitasnya sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data antara lain adalah menggunakan teknik triangulasi, dan memperpanjang masa pengamatan. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif misalnya, mencari nilai rerata (Arikunto, 2010: 189).

Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator aktivitas belajar dan hasil belajar. Atas dasar hal tersebut, maka indikator kinerja penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut ini:

Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategoriaktif dan cukup aktif > 80.00% dari jumlah siswa. Siswa dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa apabila sudah memperoleh nilai hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00. Siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa apabila sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00.Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.

Prosedur Penelitian

Prosedur PTK ini mnegikuti prinsip-prinsip PTK, yaitu terdiri dari beberapa tahap diantaranya; tahap planning (renca-na tindakan), implementing (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi) yang kemudian diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus kedua, dan seterusnya.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus tidakan dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus pertama dilaksanakan selama tiga minggu dan siklus kedua juga dilaksanakan selama tiga minggu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Awal

Deskripsi kondisi awal pembelajar-an PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa di kelas IV SD Negeri Plesan 01 Nguter semester 1 Tahun pelajaran 2014/2015 dapat diketahui dari hasil non-tes maupun hasil tes. Hasil non-tes merupakan gambaran kondisi aktivitas belajar pada siswa, adapun hasil tes merupakan kondisi tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Aktivitas belajar Siswa

Berdasarkan data hasil pengamat-an, dapat diketahui bahwa siswa dengan aktivitas kategori aktif adalah sebanyak 5 orang siswa atau 27.78%. Jumlah siswa dengan aktivitas kategori cukup aktif adalah sebanyak 9 orang atau 50.00%. Jumlah siswa dengan aktivitas kategori kurang aktif adalah sebanyak 4 orang atau 22.22%.

Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil tes ulangan harian yang dijadikan sebagai identifikasi kondisi awal pembelajaran PKn, menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 81.00 dan nilai terendah adalah 46.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 64.17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64.17 KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah 7 orang siswa atau 38.89% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 11 orang siswa atau 61.11%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri Plesan 01 Nguter belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PKn. Data ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat gambar sebagai berikut.

Berangkat dari kondisi tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Langkah tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search. Melalui penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search tersebut diharapkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa meningkatnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajara.

Deskripsi Tindakan Siklus I

Aktivitas belajar siswa

Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas siswa dalam pembelajaran meng-alami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mempunyai aktivitas belajar dengan kategori aktif dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Diketahui bahwa siswa dengan aktivitas kategori aktif adalah sebanyak 7 orang atau 38.89%. Jumlah siswa dengan aktivitas kategori cukup aktif adalah sebanyak 10 orang atau 55.56%. Jumlah siswa dengan aktivitas kategori kurang aktif adalah sebanyak 1 orang atau 5.56%.

Hasil belajar siswa

Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90.00 dan nilai terendah adalah 60.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 72.89. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 72.89 > KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah 12 orang siswa atau 66.67% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 6 orang siswa atau 33.33%. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00% jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 73.00 belum tercapai.

Berangkat dari kondisi tersebut maka diperlukan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Langkah tersebut adalah dengan memperkecil anggota kelompok dari 4 atau 5 orang siswa menjadi 3 orang siswa pada tindakan siklus berikutnya. Melalui pene-rapan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search tersebut diharapkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa meningkatnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dari sebesar 27.78% pada kondisi awal meningkat menjadi 38.89% pada tindakan Siklus I.

Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 64.17 pada kondisi awal menjadi 72.89 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 38.89% pada kondisi awal meningkat menjadi 66.67% pada akhir tindakan Siklus Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I adalah sebagai berikut: (a) pembelajaran belum bergeser dari pola pembelajaran berpusat guru ke arah pembelajaran berpusat siswa; (b) Indikator penguasaan penuh berupa tercapainya ketuntasan belajar sebesar > 80.00% belum tercapai, yaitu baru mencapai 66.67%. Atas dasar hal tersebut maka diperlukan adanya beberapa perbaikan yang dilakukan pada tindakan Siklus II.

Deskripsi Tindakan Siklus II

Aktivitas belajar siswa

Diketahui bahwa siswa dengan aktivitas kategori aktif adalah sebanyak 16 orang atau 88.89%. Jumlah siswa dengan aktivitas kategori cukup aktif adalah sebanyak 2 orang atau 11.11%.

Hasil belajar siswa

Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95.00 dan nilai terendah adalah 64.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 80.17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80.17 ≥ KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah 17 orang siswa atau 94.44% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah sebanyak 1 orang siswa atau 5.56%. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00% jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 sudah terlampaui.

Berangkat dari kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan terlampauinya indikator keberhasilan tindakan berupa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa, yaitu dengan ketuntasan kelas sebesar 94.44%. Adanya 1 orang siswa atau 5.56% yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 akan diberikan perlakuan khusus berupa pembelajaran remedial.

Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas kategori aktif dari sebesar 38.89% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 88.89% pada tindakan Siklus II.

Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 80.17 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 66.67% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 94.44% pada akhir tindakan Siklus II.

Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I berupa indikator penguasaan penuh dengan tingkat ketuntasan belajar siswa > 80.00%, sudah tercapai pada tindakan Siklus II yaitu dengan tercapainya ketuntasan kelas sebesar 94.44% dari jumlah siswa. Atas dasar hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapann metode pembelajaran aktif strategi Information Search berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Memahami Sistem Pemerintahan Desa” bagi siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015. Adanya 1 orang siswa atau 5.56% yang belum mencapai ketuntasan belajar, akan diberikan perlakuan khusus berupa pembelajaran remedial hingga kedua siswa tersebut mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00.

Pembahasan Hasil Tindakan

Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa . Penerapan metode pembelajaran aktif dengan strategi information search dapat meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Hasil-hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran aktif strategi Information Search yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar tersebut dikaitkan dengan adanya penciptaan suasana belajar yang menyenangkan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Guru mengupayakan cara kreatif untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa juga didorong agar kreatif berinteraksi dengan teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran meningkat.

P E N U T U P

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: 1)Penerapan metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar dengan kategori aktif pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Peningkatan aktivitas belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dari sebesar 27.78% pada kondisi awal, meningkat menjadi 38.89% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 88.89% pada tindakan Siklus II. 2)Penerapan metode pembelajaran aktif strategi Information Search dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi “Memahami Sistem Pemerintahan Desa” pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Plesan 01 Nguter tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 64.17 pada kondisi awal, meningkat menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 80.17 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 38.89% pada kondisi awal, meningkat menjadi 66.67% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 94.44% pada akhir tindakan Siklus II.

Saran

Saran penelitian bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi semakin optimal. Saran bagi guru agar selalu mengembangkan kapasitas diri dengan belajar menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa mereka. Saran bagi sekolah diharapkan mendorong para guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong para guru mengikuti berbagai pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Anni, Chatarina Tri, dkk. 2005. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan: untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Depdikbud, 1998, Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas

Hendi Burahman. 2009. Strategi Pembelajaran LSQ (Learning Start With a Question) dan IS (Information Search) di Sekolah. Jakarta : Depdikbud

Mahmud, M. Dimyati. 2002. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta : BPEF

Mappa, Syamsu & Anisah Basleman. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta : Departemen P&K

Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Nasution. S. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet.IV, Bandung: Sinar Baru.

Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sardiman AS. 2009 Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rev. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2005. Didaktik Metodik. Jakarta : Pustaka Jaya.

Slameto & Harminingsih. 2008. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Supriatna, Nana. 2011. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta: Fairuzz Media.

Winataputra, Udin S. 2005. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

WS. Winkel. 2001. Psikogi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Zaini, Hisyam, dkk., 2004. Srategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.

 

Zaini, Hisyam., Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN