Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Metode Simulasi
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN METODE SIMULASI MENGHADAPI BENCANA ALAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI 2 SUMBERJO
DI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sumiyati
Guru Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan penerapan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) menganalisis upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Tempat penelitian adalah SD Negeri 2 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, tepatnya di Kelas VI. Waktu penelitian adalah di mulai bulan Januari 2017 sampai bulan Maret 2017. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VI di SD Negeri 2 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang sebanyak 26 peserta didik. Data penelitian adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Sumber data penelitian adalah peserta didik. Alat pengumpulan data adalah lembar pengamatan, lembar tugas kelompok, soal ulangan harian dan foto kegiatan penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Prosedur penelitian adalah tindakan dengan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi.Hasil penelitian adalah 1) penerapan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 terbukti berhasil dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPS tentang cara – cara menghadapi bencana alam dan 2) upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 merupakan upaya yang tepat terbukti dengan nilai rata – rata ulangan harian mencapai 84,61 dan persentase peserta didik yang meraih nilai sesuai KKM mencapai 96,15%.
Kata Kunci: Hasil belajar, IPS, Metode Simulasi, Bencana Alam.
PENDAHULUAN
Alma (Susanto, 2013: 141) mengemukakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti Sejarah, Geografi, Ekonomi, Antropologi, Sosiologi, Politik dan Psikologi. Pembelajaran IPS tidak terlepas dari belajar untuk menguasai psoses ilmiah dalam aspek ilmu sosial untuk menemukan atau merumuskan konsep atau produk ilmiah yang didasari oleh sikap ilmiah secara interdisipliner.
Pembelajaran IPS tentang cara – cara menghadapi bencana alam di Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 tidak dapat berjalan dengan efektif. Guru dengan pembelajaran yang klasikal, yaitu metode ceramah kurang menarik minat peserta didik dalam pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik sangat pasif karena hanya menyimak penjelasan guru dari buku. Saat diadakan tanya jawab, peserta didik justru menjawab dengan membaca buku bukan dari pemahaman dari penguasaan materi yang mereka dapat. Guru menyampaikan materi juga dari buku pelajaran yang juga dipegang peserta didik, sehingga tidak ada pengetahuan baru yang dimiliki peserta didik untuk mendukung peningkatan hasil belajar.
Hasil belajar IPS tentang cara – cara menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Kondisi Awal sangat rendah. Nilai rata – rata ulangan harian peserta didik hanya 64,23. Nilai rata – rata tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Persentase peserta didik yang meraih nilai di atas KKM hanya 38,46%. Rendahnya hasil belajar dan pasifnya peserta didik selama pembelajaran IPS tentang cara – cara menghadapi bencana alam menjadi perhatian tersendiri bagi guru untuk melakukan upaya perbaikan dengan penerapan metode pembelajaran yang efektif.
Kemampuan dan ketrampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS benar – benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan ketrampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Dalam pembelajaran ini, guru menerapkan metode simulasi dalam menghadapi bencana alam.
Penerapan metode simulasi menghadapi bencana alam dapat membina kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi peserta didik diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian penguasaan materi peserta didik semakin kuat dan pembelajaran menjadi lebih efektif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang cara – cara menghadapi bencana alam. PTK ini berlangsung di Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo yang beralamatkan di Jalan Yos Sudarso Nomor 18, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. PTK ini diawali pada bulan Januari 2017 dan diakhiri pada bulan Maret 2017.
Subyek dari penelitian ini adalah semua peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah dari subyek penelitian ini adalah 26 anak yang terdiri dari 12 peserta didik laki – laki dan 14 peserta didik perempuan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengetahui aktifitas belajar. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus, dimana masing – masing siklus terdapat empat tahapan yang saling berkesinambungan. Empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran IPS dengan penerapan metode simulasi menghadapi bencana alam di Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo pada Tahun Pelajaran 2016/2017 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dimana masing – masing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran dilakukan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II.
Siklus I diawali dengan menjelaskan langkah – langkah menghadapi kebakaran. Secara acak, enam peserta didik kemudian ditunjuk untuk melakukan simulasi menghadapi kebakaran. Simulasi tersebut di bawah bimbingan guru dan diamati peserta didik lain di kelas. Selanjutnya peserta didik dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan simulasi menghadapi kebakaran.
Hasil pengamatan pada simulasi menghadapi kebakaran per-kelompok adalah untuk penilaian melakukan simulasi sesuai langkah – langkah menghadapi kebakaran yang disampaikan guru termasuk dalam kategori baik, persiapan menyusun atau menata bahan – bahan atau benda – benda pendukung simulasi termasuk dalam kategori baik, kerja sama kelompok dalam melakukan simulasi termasuk dalam kategori cukup, ketertiban dalam mengamati simulasi kelompok lain termasuk dalam kategori cukup, keaktifan dalam tanya jawab termasuk dalam kategori cukup. Rata – rata hasil pengamatan adalah termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan hasil belajar pada Siklus I dapat diketahui dari hasil ulangan harian peserta didik. Nilai rata – rata ulangan harian pada Siklus I adalah 74,04. Nilai tersebut sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Persentase peserta didik yang meraih nilai di atas KKM adalah 73,07%. Persentase tersebut masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan, yaitu 75%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus II diawali dengan menempatkan peserta didik sesuai dengan kelompoknya masing – masing seperti pada Siklus I. Guru kemudian menjelaskan langkah – langkah menghadapi gempa bumi.
Hasil pengamatan pada simulasi menghadapi kebakaran per-kelompok adalah untuk penilaian melakukan simulasi sesuai langkah – langkah menghadapi gempa bumi yang disampaikan guru, persiapan menyusun atau menata bahan – bahan atau benda – benda pendukung simulasi termasuk dalam kategori baik, kerja sama kelompok dalam melakukan simulasi termasuk dalam kategori baik, ketertiban dalam mengamati simulasi kelompok lain termasuk dalam kategori baik, keaktifan dalam tanya jawab termasuk dalam kategori baik. Rata – rata hasil pengamatan adalah termasuk dalam kategori baik.
Hasil belajar pada Siklus II dapat diketahui dari hasil ulangan harian peserta didik yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga Siklus II. Nilai rata – rata ulangan harian pada Siklus II adalah, 84,61. Nilai tersebut sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Persentase peserta didik yang meraih nilai di atas KKM adalah 96,15%. Persentase tersebut juga sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan, yaitu 75%.
Pembahasan
Menurut Sa‘ud (2005: 129), simulasi dalam perspektif model pembelajaran adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas IV SD Negeri 2 Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing – masing siklus dilakukan dalam tiga kali pertemuan (2 x 35 menit). Karena ini merupakan pembelajaran yang menerapkan metode simulasi, maka peserta didik dibagi menjadi lima kelompok. Masing – masing kelompok beranggotakan lima sampai enam peserta didik.
Pada Siklus I, guru terlebih dulu menjelaskan langkah – langkah menghadapi kebakaran. Peserta didik yang ditunjuk secara acak, melakukan simulasi menghadapi kebakaran dengan bimbingan guru. Peserta didik lain yang tidak mendapat giliran simulasi mengamati dengan tertib. Pertemuan berikutnya masing – masing kelompok ditunjuk guru untuk secara bergantian melakukan simulasi kebakaran. Kelompok lain mengamati dan mengajukan pertanyaan setelah simulasi menghadapi kebakaran selesai dilakukan. Kegiatan tersebut terus berulang hingga semua kelompok selesai melakukan simulasi.
Hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan data bahwa skor rata – rata simulasi sesuai dengan petunjuk adalah 73, skor rata – rata persiapan bahan – bahan simulasi adalah 70, skor rata – rata kerja sama kelompok dalam simulasi adalah 69, skor rata – rata ketertiban mengamati simulasi kelompok lain adalah 67 dan skor rata – rata keaktifan dalam tanya jawab adalah 67. Skor rata – rata dari semua hasil pengamatan di atas adalah 70,4. Skor tersebut termasuk dalam kategori baik.
Hasil belajar pada Siklus I adalah nilai ulangan harian peserta didik yang harus memenuhi KKM (70). Nilai rata – rata ulangan harian peserta didik pada Siklus I mencapai 74,04. Persentase peserta didik yang meraih nilai sesuai KKM hanya 73,07%.
Pada Siklus II, guru menjelaskan langkah – langkah menghadapi gempa bumi. Semua kelompok secara sukarela melakukan simulasi menghadapi gempa bumi di kelas tanpa harus menunggu ditunjuk guru. Dengan simulasi menghadapi bencana alam yang berbeda dengan Siklus I, peserta didik menjadi antusias dan lebih kreatif serta inovatif dalam melakukan simulasi. Meskipun guru telah memberikan petunjuk langkah – langkah menghadapi bencana alam, namun setiap kelompok memiliki orisinalitas dalam melakukan simulasi gempa bumi.
Hasil pengamatan pada Siklus II didapatkan data bahwa skor rata – rata simulasi sesuai dengan petunjuk adalah 80, skor rata – rata persiapan bahan – bahan simulasi adalah 79, skor rata – rata kerja sama kelompok dalam simulasi adalah 77, skor rata – rata ketertiban mengamati simulasi kelompok lain adalah 75 dan skor rata – rata keaktifan dalam tanya jawab adalah 74. Skor rata – rata dari semua hasil pengamatan di atas adalah 77. Skor tersebut termasuk dalam kategori baik.
Nilai rata – rata ulangan harian peserta didik pada Siklus II mencapai 84,61. Persentase peserta didik yang meraih nilai sesuai KKM mecapai 96,15%.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penerapan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 terbukti berhasil dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPS tentang cara – cara menghadapi bencana alam.
2. Upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menerapkan metode simulasi menghadapi bencana alam pada peserta didik Kelas VI SD Negeri 2 Sumberjo di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 merupakan upaya yang tepat terbukti dengan nilai rata – rata ulangan harian mencapai 84,61 dan persentase peserta didik yang meraih nilai sesuai KKM mencapai 96,15%.
Saran
1. Bagi Peserta Didik
Hendaknya peserta didik lebih perhatian dan banyak berlatih melakukan simulasi pembelajaran agar terbiasa, sehingga hasilnya maksimal.
2. Bagi Guru
Hendaknya guru memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk berinovasi dan berkreasi dalam pembelajaran, guru juga sebaiknya memberikan motivasi dan perhatian pada semua peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya mendukung dan membimbing semua upaya guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina,. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.