Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Metode Inkuiri dan Media Jam
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENGUKURAN WAKTU DENGAN METODE INKUIRI
DAN MEDIA JAM PADA SISWA KELAS V.A SEMESTER I
SD NEGERI 003 SUNGAI LUAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Mariani
SDN 003 Sungai Luar
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri berbantuan media jam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.A semester I SD Negeri 003 Sungai Luar pada pokok bahasan pengukuran waktu?. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan pendekatan inkuiri berbantuan media jam, hasil kognitif siswa, keaktifan siswa, dan kinerja guru dapat meningkat. Manfaat penelitian ini antara lain: bagi guru dapat memahami strategi pembelajaran yang bervariasi, tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, memiliki pola berpikir yang logis dan rasional terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan melalui penggunaan strategi mengajar yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Subyek peneliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah 17 siswa, laki-laki 5 siswa dan perempuan 12 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri berbantuan media jam dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar pada tahun pelajaran 2017/2018. Pada pra siklus prosentase keaktifan belajar sebesar 50% dan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 53,8%, siklus I keaktifan kelas meningkat menjadi 74,5% dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5% dan siklus II mengalami peningkatan keaktifan sebesar 84,1% dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5% serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik masih 57,9 dengan ketuntasan klasikal 53,8%, pada siklus I meningkat menjadi 77,7 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5%, pada siklus II nilai rata-rata lebih meningkat menjadi 81,1 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri dengan media jam dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pengukuran waktu di kelas V.A semester I SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Pembelajaran inkuiri,hasil belajar,pengukuran waktu
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan besar manfaatnya bagi kehidupan. Dalam Undang-undang tentang sistem Pendidikan nasional disebutkan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal oleh masyarakat. Dengan adanya pendidikan setiap manusia dapat mengembangkan dirinya baik dalam hal pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Dalam arti yang terbatas, pendidikan merupakan salah satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran. Salah satu pelajaran yang termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah matematika.
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inkuiri. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak, inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Metode inkuiri ialah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. Beberapa perbedaannya adalah sebagai berikut mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompok-kelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau kelas). Sebenarnya mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara sendiri-sendiri. Dalam metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber informasi data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis, dan mengujinya. Dalam metode penemuan siswa diharapkan menemukan sesuatu yang penting. Hasilnya adalah nomor dua.
Beberapa tujuan dari metode inkuiri dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:114) adalah meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya, melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, memberi pengalaman belajar seumur hidup, meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya, melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, memberi pengalaman belajar seumur hidup.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Dengan Metode Inkuiri Dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Tahun 2017/2018 Di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir�
Tujuan Penelitian
Mengetahui sejauh mana strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu dan Media Jam Pada Siswa Kelas V.A Semester I Tahun 2017/2018 Di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:
Bagi Guru
1. Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas.
2. Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas dengan baik.
3. Dapat mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan suatu metode mengajar.
4. Meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Melatih siswa agar berani untuk mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
3. Meningkatkan kerjasama antar siswa.
4. Mampu mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.
5. Menimbulkan persaingan yang sehat antar siswa.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi. Untuk itu diperlukan teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar. H.M. Surya (2008:8.6) menyatakan hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi aspek tingkah laku kognitif, konotatif, afektif atau motorik. Belajar yang hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek tingkah laku saja disebut belajar sebagian dan bukan belajar lengkap.
Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Menurut Gagne, “prestasi belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori yaitu:
a. Keterampilan intelektual (intellectual skills).
b. Strategi-strategi kognitif (cognitive strategies).
c. Informasi verbal (verbal information).
d. Keterampilan motor (motor skills).
e. Sikap (attitudes).
Menurut Sudjana hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses belajar. Penguasaan peserta didik antara lain berupa penguasaan kognitif yang dapat diketahui melalui hasil belajar. Usaha untuk mencapai aspek tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal Yaitu Faktor Internal yang mempengaruhi peserta didik antara lain: Kondisi psikologi dan fisiologi peserta didik, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan faktor instrumental. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Metode Inkuiri
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Menurut Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama dalam kegiatan inkuiri adalah:
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
c. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah:
a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.
b. Inkuiri berfokus pada hipotesis.
c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Dalam metode inkuiri, peran guru adalah sebagai berikut:
a. Motivator, Memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.
b. Fasilitator Menunjukan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
c. Penanya, Menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
d. Administrator, Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
e. Pengarah, Memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
g. Rewader, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Menurut Gulo (2002) menyatakan bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan/permasalahan
b. Merumuskan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Analisis data
e. Membuat kesimpulan
Metode inkuiri juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari metode inkuiri adalah:
a. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
b. Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan.
d. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
e. Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.
f. Strategi ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum diketahui.
Adapun kekurangan dari metode inkuiri yaitu:
a. Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.
b. Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
c. Harapan yang ditumpahkan pada metode ini mungkin mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.
Media Pembelajaran
Kata “media†berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “mediumâ€, yang secara harifah berarti “perantara atau pengantarâ€. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Macam-macam media menurut jenisnya adalah media auditif, media visual, dan media audiovisual. Manfaat media pembelajaran yaitu lebih menarik minat siswa, materi pengajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, dmemudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Media Jam
Jam adalah alat pengukur waktu atau alat penunjuk waktu. Dalam kehidupan kita sehari-hari pastinya tidak terlepas dari jam. Sulit dibayangkan bagaimana kehidupan tanpa patokan waktu yang jelas. Penentuan waktu ternyata hasil asimilasi pengaruh berbagai bangsa dan berbagai zaman. Bangsa Mesir kuno, sudah dari dulu membagi malam misalnya berdasarkan kerja 12 bintang, bagi mereka bila bintang tertentu memperlihatkan diri, maka tahulah mereka bahwa satu jam telah berlalu. Maka kemudian, walaupun di siang hari bintang-bintang tidak terlihat, namun orang-orang Mesir kuno ini memutuskan untuk membagi siang hari juga menjadi 12 bagian. Kemudian bagaimana dari satu jam menjadi 60 menit, konon dipengaruhi oleh kebesaran peradaban tinggi bangsa Babilonia, yang memperhitungkan angka selalu dalam 60.
Seiring dengan perkembangan jaman, jam tidak hanya sebagai alat penentu waktu saja tetapi dengan bentuk yang bermacam-macam jam juga bisa dijadikan aksesoris dan perhiasan tangan. Tidak berbeda dalam dunia pendidikan, jam memiliki peranan dan manfaat sebagai alat peraga khususnya pada mata pelajaran matematika seperti yang dipaparkan pada penelitian ini. Untuk menentukan beberapa menit kemudian atau beberapa jam kemudian, siswa harus berhitung dan bahkan mungkin mengingat terlalu lama jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dengan adanya media jam siswa langsung ditunjukkan waktu yang akan datang atau waktu sebelumnya dengan cara memutar bagian roda jam yang berfungsi sebagai penggerak jarum jam.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat mengandalkan pengunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik siswa. Menurut sebagian siswa pembelajaran matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dan ditakuti dari sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apalagi dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru membuat mereka jenuh karena seharusnya materi yang diterangkan dan dapat dimengerti oleh siswa dengan metode praktek atau observai, tetapi oleh guru dijelaskan dengan metode ceramah.
Pemanfaatan metode inkuiri sebagai salah satu pilihan yang dapat digunakan dalam proses belajar diharapkan dapat mewujudkan pemahaman dan hasil belajar tentang sebuah konsep (pengukuran waktu). Sebab menurut teori belajar kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Pengunaan metode inkuiri diduga dapat mewujudkan pemahaman tentang konsep pengukuran waktu, karena metode tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami sebuah konsep.
Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas dapat dimunculkan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Peneraparan strategi pembelajaran inkuiri dan media jam dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Pada Siswa Kelas V.A Semester I Di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR). Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan di awali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri dari empat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama dua minggu mulai dari tanggal 3 Oktober – 19 Oktober 2017.
Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, subyek yang diteliti adalah peserta didik kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 17 peserta didik.
Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan media jam dinding terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun pelajaran 2017/2018. Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar peserta didik ditentukan dengan pengamatan terhadap aktifitas selama proses belajar. Dalam penentuan hasil belajar peserta didik, instrumen yang disiapkan adalah:
a. Nilai rata-rata peserta didik pada tiap siklus.
b. Ketuntasan klasikal peserta didik pada tiap siklus.
Rancangan Kegiatan Penelitian
Pada siklus I, topik yang akan dibahas adalah menentukan notasi tanda waktu 12 jam (Melibatkan Keterangan Pagi, Siang, Sore, atau Malam)dan menentukan notasi tanda waktu 24 jam. Pada siklus I dan II terdapat tiga pertemuan. Rancangan kegiatan pada siklus I dan II yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi,dan tahap Refleksi
Metode Pengumpulan Data
Metode Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Dari wawancara dengan kolaborator sebagai hasil pengamatan pada pra siklus. Kemudian hasil tersebut dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana pada siklus 1.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nama peserta didik, dokumen (catatan hasil belajar) untuk nilai pra siklus, dan dalam penelitian akan diambil foto untuk mendokumentasikan kegiatan.
Metode Tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas 5 SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir setelah belajar matematika pada materi pokok operasi hitung satuan waktu menggunakan media jam dinding baik pada siklus 1 maupun siklus 2.
Metode Observasi
Terdapat dua pengamatan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengamatan dilakukan oleh kolaborator terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran antara rencana pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaannya. 2) Pengamatan peneliti terhadap peserta didik untuk mengetahui tingkat keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra siklus
Matematika dianggap sebagai sesuatu yang membingungkan, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi matematika terutama materi operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir masih dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan. Tingkat keaktifan belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika terutama materi pengukuran satuan waktu. Mereka merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok dan sulit apalagi dalam materi pengukuran waktu yang sangat membutuhkan pemahaman konsep yang jelas. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas 5.A pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65. Dari 23 siswa sd Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir hanya 9 siswa yang nilainya diatas KKM (>65). Persentase ketuntasan klasikal pra siklus sebesar 41,2%, sedangkan persentase aktivitas siswa sebesar 50%.
Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 3 Oktober 2017, pertemuan kedua pada hari Kamis, 5 Oktober 2017, dan pertemuan ketiga pada hari Selasa, 10 Oktober 2017. Pertemuan I materi yang dibahas adalah menentukan notasi 12 jam dan notasi 24 jam, dan pertemuan kedua tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu. Pembelajaran pada siklus I ini menggunakan metode inkuiri dengan media pembelajaran berupa jam.
Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar siswa bahwa dari 17 siswa hanya 12 siswa yang nilainya diatas KKM. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 70,5% dan rata-rata aktivitas siswa sebesar 74,5%.
Dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus I diperoleh hasil bahwa pada pertemuan 1 masih banyak yang tidak membawa media jam dinding namun pada pertemuan 2 semua peserta didik sudah membawa media jam dinding dalam pembelajaran. Tingkat keaktifan peserta didik masih kurang karena kurang terbiasa menggunakan media dalam setiap pembelajaran, pada pertemuan 2 tingkat keaktifan peserta didik menunjukkan adanya peningkatan. Pada pertemuan 1 banyak peserta didik yang tidak bertanya tentang bagaimana penggunaan media namun pada pertemuan 2 semua peserta didik aktif bertanya tentang bagaimana penggunaan media untuk pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian maka untuk memperbaiki hasil belajar siswa peneliti melakukan tindakan pada siklus II dengan melihat permasalahan yang masih timbul pada siklus I. Berdasarkan penelitian pada siklus I, maka tindakan untuk memperbaiki siklus I pada siklus II yaitu peneliti harus memanfaatkan waktu secara optimal dengan masuk kelas tepat waktu, peningkatan untuk keaktifan bertanya, dan pemerataan perhatian kepada peserta didik.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Oktober 2017, pertemuan kedua hari Selasa, 17 Oktober 2017, dan pertemuan ketiga hari Kamis, 19 Oktober 2017. Materi yang disampaikan pada pertemuan satu yaitu operasi hitung satuan waktu, pertemuan kedua tentang mengubah jam ke menit, detik dan sebaliknya, serta pertemuan ketiga digunakan untuk penilaian akhir siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas peserta didik bahwa peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti KBM, semua peserta didik membawa media jam dinding, peserta didik terlihat aktif dalam penggunaan media untuk pemecahan soal, peserta didik terlihat begitu aktif dalam bertanya, dan peserta didik terlihat lancar menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Hasil refleksi dari penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu peneliti mampu menerapkan penggunaan media jam dinding pada pembelajaran matematika materi pengukuran satuan waktu, keaktifan peserta didik meningkat secara maksimal, dan nilai rata-rata peserta didik meningkat melebihi indikator keberhasilan.
Jumlah peserta didik yang mendapatkan ketuntasan adalah 15 peserta didik jadi persentase ketuntasan klasikal siklus II yaitu 88,2%, dan persentase keaktifan rata-rata adalah 85,2%. Hasil belajar dan aktivitas siswa pada pra sikilus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam tabel dan diagram dibawah ini.
Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
Instrument |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Indikator |
Keaktifan belajar |
50% |
74,5% |
84,1% |
70% |
Nilai rata-rata |
50 |
77,7 |
81,1 |
65 |
Ketuntasan klasikal |
53,8% |
70,5% |
88,5% |
≥75% |
Tuntas |
7 |
12 |
15 |
|
Belum Tuntas |
10 |
5 |
2 |
|
Berdasrkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal. Ini bisa dilihat dari tabel di atas, terjadi peningkatan perolehan prosentase keaktifan sebesar 84,1% nilai rata-rata yaitu sebesar81,1 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa keaktifan belajar peserta didik tercapai melebihi indikator keberhasilan, dan hasil belajar peserta didik meningkat dan sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu nilai rata – rata hasil belajar ≥ 65 dan ketuntasan klasikal >75% sehingga siklus II dipandang sudah cukup.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan deskripsi data serta analisis penelitian tentang penggunaan media jam dindinguntuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi pengukuran waktu semester I kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018 dari bab I sampai bab IV maka pada akhir penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:
a. Melalui penggunaan media jam dinding dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada pra siklus prosentase keaktifan belajar sebesar 50% dan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 53,8%, siklus I keaktifan kelas meningkat menjadi 74,5% dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5% dan siklus II mengalami peningkatan keaktifan sebesar 84,1% dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%.
b. Melalui penggunaan media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir pada materi pengukuran waktu semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Pada tahap pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik masih 57,9 dengan ketuntasan klasikal 53,8%, pada siklus I meningkat menjadi 77,7 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5%, pada siklus II nilai rata-rata lebih meningkat menjadi 81,1 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,5%.
Saran
Setelah peneliti mengetahui manfaat dari penggunaan media jam dinding untuk pembelajaran, maka peneliti mengemukakan saran yang dapat dipertimbangkan:
a. Penggunaan media jam dindingsebagai salah satu bentuk variasi dalam pemilihan media pembelajaran untuk mata pelajaran matematika di kelas 5.A SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir.
b. Guru lebih kreatif dalam pemilihan media yang tepatdalam pembelajaran yang lain selain yang digunakan sehari-hari. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RENIKA CIPTA.
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Galia Indonesia, 2010.
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Nasution. S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. 1982.
Sanaky, AH. Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: SAFIRA INSANIA PRESS.
Soenarjo.R.J. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
Saminanto. Ayo Pratik PTK (Peneltian Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL, 2011.
Shadiq, Fajar. Kemahiran matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
Silver, Harvey F. et. Al. Stategi-Stategi Pengajaran: Memilih Strategi Berbasis Penelitian Yang Tepat Untuk Setiap Pelajaran. terj. Ellys Tjo. Jakarta: PT. Indeks, 2012.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Sutrisno, Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa.. http://www.erlangga.co.id. Diakses pada tanggal 21 April 2008.
Suyitno, Amin. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2001.
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010.