Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Tumbuhan Dan Fungsinya Menggunakan Media Pembelajaran Tumbuhan Pada Siswa Kelas 2A SDN 1 Ngelo Kecamatan Cepu Tahun 2011/2012
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TUMBUHAN
PADA SISWA KELAS 2A SDN 1 NGELO
KECAMATAN CEPU TAHUN 2011/2012
Mariyana
SDN 1 Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui penggunaan media pembelajaran tumbuhan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 27 siswa. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan sebagai metode pokok adalah observasi dan tes. Hasil penelitian, dari jumlah siswa sebanyak 27 siswa pada pembelajaran pra siklus nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 63,70 dengan tingkat ketuntasan 48,15% (13 siswa). Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat menjadi 69,63 dengan tingkat ketuntasan 62,96% (17 siswa). Pada siklus II, nilai rata-rata ulangan harian siswa kembali mengalami peningkatan yaitu 76,67 dengan tingkat ketuntasan 81,48% (22 siswa). Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan dengan penggunaan media pembelajaran tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran IPA, media pembelajaran
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina, dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan pembimbing. Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi informasi. Dalam mengelola pembelajaran seorang pendidik harus mempunyai kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, serta mengadakan penilaian dari hasil pembelajaran tersebut. Adapun hasil penilaian yang baik merupakan keberhasilan dalam pembelajaran. Tetapi masih banyak hasil penilaian yang belum memuaskan.
Faktor media dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu media pembelajaran cukup besar pengaruhnya dalam setiap proses pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran IPA pada Kompetensi Dasar (KD) mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan. Dari hasil analisis dokumen, pada saat dilakukan ulangan harian IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya, hasil belajar siswa masih rendah. Rata-rata ulangan harian siswa 63,70 dengan ketuntasan belajar 48,15%.
Dari gambaran latar belakang masalah di atas, guru perlu mengambil tindakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Guru dalam hal ini sebagai peneliti akan menggunakan media pembelajaran tumbuhan dengan harapan konsep-konsep yang abstrak dapat dikonkritkan. Dengan media pembelajaran tumbuhan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui penggunaan media pembelajaran tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Tahun Pelajaran 2011/2012?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan media pembelajaran tumbuhan bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Kecamatan Cepu Tahun Pelajaran 2011/2012.
Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran IPA, antara lain:
1. Bagi Siswa: Dengan adanya penggunaan media pembelajaran tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru: Dapat membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajarn IPA dengan penggunaan media pembelajaran tumbuhan.
3. Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologi (Anni, 2007:2)
Menurut Nasution (2004:4.3), belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan Gagne bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dengan komputer. Proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi output seperi yang lazim terlihat pada sebuah komputer.
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam prakteknya, Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Belajar juga merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dan perubahan itu secara menetap
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Definisi ini perlu dicatat, memiliki tiga elemen penting: (1) Belajar adalah perubahan perilaku, untuk lebih baik atau buruk. (2) Belajar adalah perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan; berubah karena pertumbuhan, pematangan, atau cedera tidak dianggap sebagai belajar. (3) Perubahan untuk mendapat kebaikan masa belajar, harus relatif permanen, artinya harus berlangsung untuk waktu yang cukup lama.
Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
Gagne dalam Nasution (2004:4.7) memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama bersifat kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat psikomotorik. Adapun taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar, meliputi: (a) Informasi verbal (verbal Information); (b) Keterampilan-keterampilan intelektual (intelectual skills; (c) Strategi-strategi kognitif (cognitive strategies); (d) Sikap-sikap (attitudes); (e) Keterampilan-keterampilan (motor skills).
Belajar adalah mengubah tingkah laku. Belajar akan membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan ilmu pengetahuan melainkan juga bentuk percakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. belajar menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil dari belajar sebagai rangkaian jiwa raga.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil belajar bukan hanya suatu penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengubah perilaku. Bukti yang nyata jika seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar mencerminkan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar. Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2007:5).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari atau hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pembelajaran pada satu pokok bahasan.
Pembelajaran IPA
Untuk memahami pembelajaran IPA bila kita tinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA. Dari istilah IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.
Hakikat pembelajaran IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada 2 macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera yang termasuk proses empiric adalah observasi, pengukuran dan klasifikasi.
Media Pembelajaran
Kata “Media“ berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium“ yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah: (1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru; (2) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya; (3) Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar; (4) Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan; (5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar; (6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Riyana Cepi, 2012:9).
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran siswa belum mampu memahami materi struktur tumbuhan dan fungsinya, terbukti dengan hasil evaluasi belajar rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penggunaan media pembelajaran tumbuhan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari paparan di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media pembelajaran tumbuhan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya bagisiswa kelas 2A SDN 1 Ngelo tahun pelajaran 2011/2012.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Diduga penggunaan media pembelajaran tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo tahun pelajaran 2011/2012â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Seting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 karena materi tentang struktur tumbuhan dan fungsinya diberikan pada semester 2. Subyek dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi struktur tumbuhan pada siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 27 siswa.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik nontes.
Data tentang proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dengan teknik nontes yaitu dengan melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Untuk memvalidasi data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan lembar observasi pada saat melakukan pengamatan proses pembelajaran. Data hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis. Agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi sebelum membuat butir soal.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah kriteria yang ditentukan untuk menentukan keberhasilan penelitian. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 80% jumlah siswa mampu tuntas dalam pembelajaran dengan acuan mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 70.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Siklus I
Pelaksanaan siklus I sesuai jadwal yang direncanakan yaitu pada bulan Maret 2012. Dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran tumbuhan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi struktur tumbuhan dan fungsinya. Pada saat kegiatan pembelajaran, guru dibantu teman sejawat melakukan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
Pada akhir siklus I dilakukan ulangan harian. Dari 27 siswa kelas 2A yang nilai ulangan hariannya mampu memenuhi KKM 70,00 adalah 17 siswa (62,96%). Perolehan nilai 50 adalah 4 anak, nilai 60 sebanyak 6 anak, nilai 70 sebanyak 9 anak, nilai 80 sebanyak 4 anak, nilai 90 sebanyak 3 anak, dan nilai 100 sebanyak 1 anak. Secara keseluruhan rata-rata nilai ulangannya adalah 69,63.
Hasil Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada bulan April 2012. Seperti pada siklus sebelumnya, guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tumbuhan. Untuk mendapatkan data proses pembelajaran, guru masih dibantu teman sejawat dalam melakukan pengamatan.
Pada akhir siklus II dilakukan ulangan harian. Dari 27 siswa kelas 2A yang nilai ulangan hariannya mampu memenuhi KKM adalah 22 siswa (81,48%). Perolehan nilai 60 sebanyak 5 anak, nilai 70 sebanyak 9 anak, nilai 80 sebanyak 6 anak, nilai 90 sebanyak 4 anak, dan nilai 100 sebanyak 3 anak. Secara keseluruhan rata-rata nilai ulangannya adalah 76,67.
Pembahasan
Dalam menentukan tingkat keberhasilan penelitian, perlu dilakukan perbandingan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Rata-rata hasil belajar siswa yang pada kondisi awal 63,70 menjadi 69,63 pada siklus I. Pada siklus II, peneliti kembali menggunakan media pembelajaran tumbuhan dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Rata-rata nilai ulangan harian pada siklu II menjadi 76,67. Jumlah siswa yang mampu melampaui KKM yang ditetapkan juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 48,15%, pada Siklus I meningkat menjadi 62,96% dan pada Siklus II kembali meningkat menjadi 81,48%.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Tahun Pelajaran 2011/2012 dari rata-rata ulangan harian 63,70 dengan tingkat ketuntasan 48,15% pada kondisi awal menjadi rata-rata ulangan hariannya 76,67 dengan tingkat ketuntasan 81,48% pada kondisi akhir.
Saran
Penggunaan media pembelajaran tumbuhan dalam proses pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2A SDN 1 Ngelo Kecamatan Cepu tentang struktur tubuhan dan fungsinya. Oleh karena itu, ketika guru menyampaikan proses pembelajaran, sebaiknya menggunakan benda konkret sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat diikuti oleh siswa dengan baik, sehingga hasil belajar akan memuaskan.
Peneliti menyampaikan saran kepada rekan-rekan guru, agar dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), untuk dapat mencapai nilai yang maksimum hendaknya: (1) Memberikan apersepsi yang menarik melalui tanya jawab interaktif; (2) Menggunakan metode yang tepat sehingga mampu membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran (3) Melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran; (4) Mengaktifkan siswa dalam latihan menyelesaikan soal; (5) Memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan menarik, yaitu media pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, peneliti mengajak kepada rekan guru untuk menerapkan PTK di sekolah masing-masing. Pemahaman tentang PTK dapat kita peroleh melalui seminar ataupun kegiatan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Apriliya, Seni. 2007. Manajemen Kelas untuk Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif. Jakarta: PT Visindo Media Persada.
Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV WACANA PRIMA.
Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Jamunu, 1969. Departemen Agama Republik Indonesia Al Quraan dan Terjemahannya. Jakarta: Jamunu.
Nasution, Noehi. 2004. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: PUSAT Penerbitan Universitas Terbuka.
Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Tiga Serangkai.
Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Suyoto, Im Tri, dkk. 2002. Bina Sains. Jakarta: Gajah Mada.
Widodo, dkk. 2004. Alamku SAINS 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Winataputra, Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Â