UPAYA MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN

KE BENTUK PERSEN DAN DESIMAL

SERTA SEBALIKNYA MELALUI MULTI METODE DENGAN PENDEKATAN PAKEM

PADA SISWA KELAS V SD BOGOWANTI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA SEMESTER II TAHUN 2007/2008

Sutjipto

SDN Gotputuk Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal serta sebaliknya Melalui Multi Metode dengan Pendekatan PAKEM pada siswa. Masalah yang diteliti oleh penulis adalah Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika. Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui metode eksperimen yang terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil analsis data diperoleh kesimpulan yaitu kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Multi Metode Dengan Pendekatan PAKEM meningkat, yaitu dengan ketuntasan pada pembelajaran awal 53% menjadi 86,84% pada siklus I dan 97,36% pada siklus II.

Kata Kunci: Hasil Belajar, dan Pendekatan PAKEM

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan yan dihadapi guru Sekolah Dasar saat ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini mendorong guru untuk berupaya meningkatkan prestasi belajar anak dengan meningkatkan kompetensi guru melalui peningkatan pendidikan guru, pelatihan-pelatihan, KKG, serta melalui simposium dan seminar yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga pendidikan. Dengan harapan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran, dan berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa. Kompetensi guru merupakan hal yang wajib terpenuhi, karena guru merupakan peran utama dalam keberhasilan peserta didik.

Salah satu unsur yang dapat membantu meningkatkan kemampuan peserta didik adalah penguasaan berbagai metode mengajar, karena dalam mengajar, karena dengan metode yang tepat akan membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar, disamping itu, tidak ada satu metode yang paling sempurna, penggunaan metode yang satu perlu di samakan dengan metode metode yang lain untuk menutupi kelemahanya. Di samping penguasaan materi dan penguasaan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran berlangsung.

Menurut J Pieget, siswa SD pada masa operasional konkrit di mana kemampuan berfikirnya siswa masih terkait pada bendanya, oleh karena itu setiap pembelajaran berlangsung, guru berupaya untuk memberikan hal-hal yang konrit dengan harapan anak didik mampu menangkap materi ahar secara optimal.

Pembelajaran matematika bertujuan membina anak didik manjadi anak yang kreatif, aktif, memiliki pengetahuan, ketrampilan yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat, bangsa, dan Negara. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis banyak menghadapi berbagai kendala antara lain: siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran berlangsung, aktivitas rendah, prestasi belajar belum sesuai harapan. Hal ini ditandai hasil belajar pada siswa kelas V SD Bogowanti Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora sebagai berikut: Pada semester II tahun pelajaran 2007/2008 nilai rata-rata kelas sebesar 62,63% dari 20 siswa dan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar hanya 53%.

RUMUSAN MASALAH

Sejalan dengan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah: Apakah penerapan multi metode dengan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD bogowanti Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, dalam mengubah pecahan ke bentuk Persen dan Desimal serta sebaliknya?

Tujuan Penelitian

Sebagai tujuan dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK pada mata pelajaran matematika adalah:

a. Untuk mendeskripsikan penerapan multi metode (ceramah, Tanya jawab, pengamatan, diskusi, dan eksperimen) melalui pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran matematika kelas V SD Bogowanti Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blor, dalam mengubah ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya.

b. Untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan multi metode melalui pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Bogowanti Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, dalam meningkatkan kemampuan siswa mengubah pecahan ke bentuk persen maupun ke desimal dan sebaliknya.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Hakekat Pembelajaran Matematika SD

Matematika pada hakekatnya adalah ilmu deduktif yang abstrak, sedangkan anak usia SD relative berada pada pemikiran yang konkret dengan kemampuan yang bervariasi, sehingga strategi dan pendekatan psikologi sebagai jembatan sementara adalah satu alternatifnya. Ruseffendi (1989:23) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalili-dalil, dimana dalil-dalil stelah dibuktikan kebenaranya berlaku secara umum, karena itulah matematika disebut sebagai ilmu induktif. Selain itu Johnson dan Rising (dalam Karso:1998:1.39) menyatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logic; matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefiinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai arti dari pada bunyi, matematika adalah pengetahuan yang terstruktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya. Matematika adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada keteraturan dan keharmonisan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dengan penelaahan bentuk-bentuk struktur-struktur yang abstrak dan dengan hubungan diantara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hgubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika. Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut.

a. Hasil Belajar

Menurut Slameto, (1995:54) menyebutkan hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa, setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Bentuk konkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah dalam skor atau nilai yang meliputi nilai sub sumatif dan pengamatan, tugas dan PR, fortopolio, sumatif serta nilai rapor.

Menurut Tabrani, (1996:20). Hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperileh atau dicapai oleh siswa. Setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu, bentuk konkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah skor atau nilai. Hasil belajar yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada saat atau setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu hasil ulangan harian, tugas, PR, dan portopolio.

b. Multi Metode

Pembelajaran dengan menggunakan multi metode dapat diartikan bahwa dalam setiap proses pembelajaran berlangsung menggunakan gabungan berbagai metode dengan harapan mampu memberikan motivasi belajar bagi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat memilih dan menetukan metode mengajar yang akan digunakan. Untuk itu dalam perencanaan perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan guru, tujuan pembelajaran guru, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan prasarana, keadaan siswa, asas-asas pengembangan kurikulum seta asas-asas dikdaktik. Depdikbud (1996:49) menyebutkan beberapa metode mengajar untuk pembelajaran di sekolah dasar sebagai berikut: 1). Metode Penugasan, 2). Metode Eksperimen, 3). Metode Proyek, 4). Metode Diskusi, 5). Metode Widyawisata, 6). Metode Bermain Peran, 7). Metode Demonstrasi, 8). Metode Tanya Jawab, 9). Metode Latihan, 10). Metode Ceramah, 11). Metode Pameran, 12). Metode Permainan, 13). Metrode Cerita, 14). Metode Simulasi.

Pendekatan PAKEM

PKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif artinya mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dari orang lain. Efektif artinya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan dapat menguasai ketrampilan walaupun hanya menggunakan waktu dan biaya yang minimal. Menyenangkan artinya suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian yang penuh pada belajar.

Kerangka Berfikir

Ketrampilan berfikir siswa pada mata pelajaran matematika mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya melalui multi metode dengan pendekatan PAKEM bagi peserta didik, diperlukan kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran matematika. Karena matematika yang berkenaan dengan ide abstrak dan penggunaan bahasa sirabul yang tersusun secara hirarkis dengan penalaran yang deduktif dalam pembelajaranya menuntut kegiatan mental yang tinggi. oleh karena itu dalam pembelajaran matematika harus memahami teori-teori belajar matematika, hakekat matematika, kemampuan peserta didik, sarana dan prasarana serta penggunaan metode mengajar yang tepat. Salah satunya adalah penggunaan metode multi metode dan pendekatan PAKEM dengan menyajikan berbagai cara dalam penyajian materi agar peserta didik mampu menyerap materi dengan baik dan hasil belajar mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.

Penggunaan multi metode dan pendekatan PAKEM diskusi dengan menghadapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembelajaran matematika mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pengajaran tersebut berdampak pada peningkatan pemahaman terhadap konsep pecahan khusunya persen dan decimal dengan harapan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat meningkatkan hasil belajar pada mata peajaran matematika.

Tindakan

Menggunakan multi metode dan PAKEM

Siklus I

Menggunakan multi metode dan pendekatan PAKEM mengubah pecahan buiasa menjadi persen

Kondisi Awal

Siswa mengalami kesulitan belajar dan hasil belajar tidak tuntas

Masih menggunakan metode konvensional

Kondisi Akhir

Diduga penggunaan multi metode dan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar matematika mengubah pecahan biasa menjadi persen dan desimal

Siklus II

Menggunakan multi metode dan pendekatan PAKEM mengubah pecahan biasa menjadi desimal

Skema Kondisi Berfikir

Hipotesis Tindakan

Sejalan dengan landasan teori dan kerangka berfikir tersebut diatas, maka hipotesis tindakan yang penulis ajukan:”Melalui multi metode dan pendekatan PAKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya pada siswa kelas V SD bogowanti Kecamatan Ngawen kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2007/2008

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu penelitian diilakukan pada semester II tahun 2007/2008 selama 3 Bulan, dengan subyek penelitian siswa kelas V SD bogowanti Kecamatan Ngawen kabupaten Blora sejumlah 20 siswa yaitu 9 laki-laki dan 11 perempuan. Waktu dan subyek ini diambil karena pertimbangan bahwa peneliti adalah guru kelas V di SD Bogowanti Kecamatan Ngawen kabupaten Blora.

Sumber data dalam PTK merupakan sumber data primer dan skunder yaitu hasil belajar siswa pada pembelaajaran matematika mengubah pecahaan biasa menjadi decimal dan persen, sedangkan sumber data skundernya adalah hasil pengamatan dari tim kolaborasi (teman sejawat), pada saat pembelajaran

Teknik pengumpul data adalah tes yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Non tes digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran matematika dengan pengamatan.

Alat pengumpul data yaitu dengan tes berupa soal ulangan harian dan soal tugas dalam bentuk LKS, sedangkan dengan non tes adalah lembar pengamatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Indikator kinerja dalam PTK bahwa hasil belajar siswa harus diatas KKM = 60. dan siswa aktif dalam mengikuti dalam kegiatan pembelajaran.

Analsis data yang digunakan adalah analsis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analsis deskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran tentang proses pembelajaran berlansung baik dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi. Sedangkan analisi deskriptif kuantitatif untuk membanmdingkan hasil belajar matematika mengubah pecahan biasa menjadi decimal dan persen antara pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional maupun pembelajaran dengan menggunakan multi metode dengan pendekatan PAKEM.

Prosedur Penelitian pelaksanaanya adalah:

1. Perencanaan

pada tahap ini guru merencanakan menyajikan mata pelajaran matematika mengubah pecahan bisa menjadi decimal pada siswa kelas V, sebelum materi disajikan guru mengadakan persiapan untuk menunjang keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 1) Penyususnan Program Pembelajaran, 2) Merumuskan Permasalahan, 3) Merumuskan Tujuan Pembelajaran, 4) Mempersiapkan Sarana dan Prasarana yang mendukung keberhasilan dalam pembelajaran Matematika, 5) RPP.

2. Pelaksanaan Tindakan

Mengenalkan kepada siswa tentang bilangan pecahan dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan eksperimen (membagi sebuah benda menjadi 4 bagian yang sama) dan memberi penjelasan cara mengubah pecahan biasa menjadi desimal.

3. Pengamatan/Observasi

Dalam kegiatan observasi ini guru dibantu oleh teman sejawat untuk melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu: pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran yang meliputi: apresepsi, pelaksanaan PBM dan cara menutup pelajaran. Selanjutnya adalah pengamatan terhadap kesiapan siswa, aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung, dan kemampuan siswa dalam menerima penjelasan guru.

4. Refleksi

Pada refleksi ini guru membandingkan proses belajar dengan metode konvensional dengan metode mengajar variasi serta membandingkan hasil belajar secara konvensional dan hasil belajar dengan multi metode dengan pendekatan PAKEM.

Pada siklus II juga sama hanya pada siklus I. hanya saja pada siklus ini guru membuat daftar pertanyaan yang mengarah pada sebuah pembelajaran yang mengarah pada kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi hasil PTK ini dapat dikembangkan dalam beberapa tahapan berupa siklus I dan siklus II untuk pembelajaran matematika tentang materi mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya melalui multi metode dengan pendekatan PAKEM pada siswa kelas V SD Bogowanti Kecamatan Ngawen kabupaten Blora.

Kondisi awal pada pemnbelajaran ini masih menggunakan metode ceramah, tanpa alat peraga, guru menerangkan siswa mendengarkan, mencatat dan menghafal sehingga proses pembelajaran berlangsung tenag dan guru lebih aktif menyajikan materi dan siswa cenderung.

Siklus I

Ada 4 tahap yaitu:

  1. Perencanaan (Planing)

o Menyusun Rencana Program Pembelajaran ;

o Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung;

o Mengadakan diskusi kelompok;

o Memberikan tugas secara kontemporer;

o Memberikan ulangan harian ;

  1. Pelaksanaan Tindakan (Action)

o Membagi siswa menjadi 4 kelompok;

o Guru memberikan LKS yang berisikan soal-soal mengubah pecahan;

o Siswa mengikuti dan menyimpulkan;

o Salah satu kelompok mengerjakan di soal;

  1. Observasi (Observing);

o Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian siswa 5,3 masih dibawah KKM = 60;

o Skor aktivitas rata-rata 54,3%;

o Guru dalam siklus I hanya memberi ceramah pada pembelajaran pecahan;

o Siswa masih kesulitan ;

  1. Refleksi

o Guru tidak memberikan langkah-langkah dalam pembelajaran;

o Siswa masih banyak yang belum paham;

o Siswa kesulitan mempresentasikan hasil dan kesimpulan;

Siklus II

Pada siklus II sama seperti pada siklus I hanya pada siklus II guru dalam pelaksanaan tindakannya menambah alat peraga dan menyusun langkah-langkah dalam demonstrasi serta membuat daftar pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan.

Pada siklus II rata-rata nilai ulangan harian siswa naik sangat signifikan yaitu 86,8. sedangkan skor aktivitas juga naik sangat signifikan juga yaitu 75,5%

Berdasarkan perbandingan siklus I dan II 93,5% nilainya naik. Nilai yang sudah di atas KKM adalah 86,84 % sehingga masih ada siswa yang nilanya dibawah KKM sebanyak 12, 3%.

Dari sinilah dapat memberikan gambaran bahwa dengan pendekatan PAKEM dapat meningkat hasil belajar siswa.

Untuk aktivitas dalam perbandingan ada peningkatan 15% dari siklus I, maka skor aktivitas pun ada peningkatan. Selain itu pada siklus II siswa mampu mempresentasikan hasil.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan hasil sebagai berikut:

  1. Pembelajaran matematika mengubah pecahan biasa menjadi desimal dan persen dengan menggunakan metode konvensional belum mampu mencapai ketuntasan belajar dan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
  2. Pembelajaran matematiak mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan menggunakan multi metode dengan pendekatan PAKEM ada peningkatan dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Namun hasil yang dicapai masih ada 5 siswa yang memerlukan perbaikan. Hal ini dipengaruhi oleh keyakinan guru terhadap hasil belajar secara diskusi sehingga kurang perhatian terhadap individual siswa.

Saran

Sejalan dengan simpulan dan implikasi tersebut maka penulis memberikan saran:

  1. Mengaharap guru dalam setiap pembelajaaran perlu menggunakan multi metode dengan pendekatan PAKEM agar dapat mengisi kelemahan metode yang satu dengan metode yang lain.
  2. Mengaharap sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu meyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk kegiataan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

Ahmad, Djauzak, 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdikbud.

Hm. Surya, 1997, Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta, Depdikbud.

IG.A.K.Wardani, 1997, Hakekat Pendidikan SD, Jakarta, Depdikbud.

Karso, 1998. Pendidikan Matematika 1. Jakarta. Universitas Terbuka.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta. Kanisius.

Slameto, 1995, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Ilmu.

Ulih Bukit Karo-Karo, 1985, Metodologi Pengajaran, Salatiga, CV Saudara

 

Winata Putra, Udin. S. 1998. Buku Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar.  Jakarta. Depdikbud.