UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKTIK SHOOTING DAN CONTROLLING DALAM SEPAK BOLA MELALUI METODE RESIPROKAL DI KELAS V SD NEGERI JETIS 3

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Darno

SD Negeri Jetis 3

 

ABSTRAK

Penelitian dengan menerapkan metode resiprokal dalam pembelajara bola besar permainan sepak bola ini bertujuan untuk 1) meningkatkan hasil belajar hasil belajar praktik shooting dan controlling, dan 2) mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran teknik dasar shooting dan controlling dalam pembelajaran permainan bola besar sepakbola. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.Subyek penelitian adalah siswa kelas V semester II SD Negeri Jetis 3 tahun 2017/2018 yang berjumlah 10 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan melalui penerapan metode resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola, dan peningkatan hasil belajar praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola tersebut ditunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal siswa. Pada siklus I ketuntasan klasikal hanya 50% dan pada akhir siklus II mencapai 80%.

Kata Kunci: Hasil belajar, Shooting dan Controlling, Metode Resiprokal

 

PENDAHULUAN

Karakter utama berkualitasnya pembelajaran adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.Kondisi pembelajaran yang demikian mencerminkan komunikasi antarsiswa, dan siswa dengan guru secara aktif. Guru tidak sekedar memberikan informasi kepada siswa tanpa mengembangkan kemandirian siswa. Pendidikan jasmani berfungsi sebagai media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai sikap, mental, emosional, spiritual,sosial, dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, yang tidak hanya berdampak positif pada fisik melainkan juga dapat berdampak positif pada mental, intelektual, maupun sosial seorang siswa sehinggadapat menunjang keberhasilan pembelajaran mata pelajaran yang lain.

Pembelajaran Penjas yang kurang menarik dapat mengakibatkan siswa cenderung bosan pada saat proses pembelajaran, siswa kurang memperhatikan proses belajar-mengajar, dan siswa terlena dengan aktivitas sendiri sehingga kurang dapat menguasai materi yang dibelajarkan. Pada saat penulis menyampaikan materi permainan bola besar yaitu sepak bola khususnya materi shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola)diperoleh hasil yang masih kurang baik.Berdasar tes awal yang dilakukan terlihat dari 10 anak hanya 3 anak yang mampu melakukan dengan baik. Sedangkan yang lain masih kurang baik, bergurau, tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak seriusdalam berlatih.

Berdasarkan fakta tersebut peneliti dapat mengidentifikasi bahwa masalah-masalah yang ada dalam proses belajar-mengajar di kelas meliputi: metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, kekurangtepatan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran, ketidakmampuan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran, interaksi belajar antara guru dengan murid hanya satu arah berlangsung satu arah, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa kurang mampu memahami dan mempratikkan teknik dasar shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola) dalam pembelajaran permainan bola besar yaitu sepak bola

Guna mengatasi masalah-masalah di atas, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode resiprokal (reciprocal style) yakni suatu metode mengajar yang memberikan kesempatan siswa saling memberikan umpan balik antar mereka.Tanggung jawab untuk memberikan umpan balik bergeser dari guru kepada siswa.Metode ini memungkinkan para siswa meningkatkan interaksi sosial antara teman sebayanya sehingga dalam pembelajaran dengan metode resiprokal dapat menumbuhkan hubungan sosial antar teman sebaya dan kondisi untuk memberi umpan balik yang cepat dalam rangka mencapaitujuan pembelajaran secara bersama.

Berdasarkan latar belakang masalah seperti terurai di atas,maka dapat dirumuskan masalah penelitian itu sebagai berikut: (1) Apakah dengan penerapan metode resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar praktikshooting dan controlling dalam permainan sepak bola ? (2) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran praktikshooting dan controlling dalam permainan sepak bola melalui metode resiprokal ?

Tujuan penelitianharus selaras dengan perumusan masalah, sehingga tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan hasil belajar praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola melalui metode resiprokal; (2) Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran teknik dasar shooting dan controlling dalam permainan sepak bola melalui metode resiprokal.

KAJIAN TEORI HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Belajar

Nurhidayat, (2001:7) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.

Sardiman (2002:23) menjelaskan bahwa “Belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotrik”.Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan belajar mengajar menyangkut berbagai unsur seperti cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotrik yang kesemuanya itu berintegrasi dalam meningkatkan pribadi manusia.

Martono (2008:56) mengemukakan belajar sebagai proses perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang berlangsung terus menerus dalam periode waktu lama dalam menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku.Pada dasarnya belajar berlangsung sepanjang hayat selama orang masih berada dalam lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat, individu memperoleh informasi-informasi baru mengenai cara atau bersikap dari individu lain. Dari cara berpikir atau bersikap tersebut memudahkan individu untuk menilai keadaan diri dengan kondisi lingkungan yang ada.

Hasil Belajar

Setiap proses belajar atau pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa atau peserta didik.

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

Hakikat Metode Resiprokal

Menurut Triyanto (2007: 94) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching (pengajaran timbal balik) dikembangkan oleh Hamalik (2001:67) merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik, dalam pembelajaran ini guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing).

Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi(menjelaskan) dan memprediksi. Senada dengan pendapat Polinscar, Arend pun menyatakan Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan, 2005: 13).

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan (Triyanto, 2007: 96). Menurut Sriyanti dan Marlina (2003:118) menjelaskan bahwa pembelajaran resiprokal merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Pembelajaran berbalik atau Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain (Triyanto, 2007: 98).

Materi Shooting dan Controlling

Shooting atau menendang bola dalam sepak bola sangatlah penting.Karena shooting adalah salah satu teknik dasar dalam sepak bola.Ketika Anda tidak menemukan teman yang bisa diumpan, Anda harus menshooting atau menendang bola tersebut. Demikian pula ketika mengumpan akan berakibat offside, Anda bisa jadi harus menggiring. Menggiring pada dasarnya dibedakan menjadi dua: closedshooting dan speedshooting. Closed shooting dilakukan dengan kontrol penuh atas bola, dilakukan ketika bola tidak benar-benar aman dari lawan kita. Pada closed shooting, bola tidak boleh berada lebih dari 1 meter didepan kaki kita. Adapun speed shooting hanya memiliki satu tujuan: kecepatan. Pada speed shooting, kita menendang boladengan berlari secepat-cepatnya. Bisa dilakukan dengan menendang bola kedepan lalu kita kejar sekuat-kuatnya.Namun syaratnya, pemain benar-benar bebas dari tekanan lawan.

Teknik controlling dalam sepakbola merupakan teknik dasar yang sangat penting.Karena dengan umpan yang tepat (akurat) maka taktik atau strategi yang sudah direncanakan dapat direalisasikan.Ada beberapa macam teknik controlling, yaitu: 1) umpan menyusur tanah (pendek), yaitu umpan-umpan pendek lazimnya untuk membangun suatu serangan atau kerja sama dalam mencari peluang memasukkan bola ke gawang lawan. Atau, teknik menyepak dengan menggunakan kaki bagian dalam atau kaki bagian luar, 2) umpan lambung (jauh) atau disebut long controlling, yaitu umpan yang digunakan untuk menusuk pertahanan lawan. Teknik menyepak menggunakan ujung kaki bagian dalam, 3) umpan tanpa rintangan, berarti jauh dari musuh, tidak terlalu sulit, dan 4) umpan dengan adanya rintangan (lawan), yaitu umpan yang lazimnya digunakan untuk menyelamatkan bola supaya tetap dikuasai tim.Latihan dasar mengoper bola dapat dilakukan dengan berbagai variasi berdasarkan skill atau kemampuan pribadi masing-masing pemainnya, semakin tinggi skill seorang pemain, akan semakin mudah dan banyak variasi dapat diciptakan dan semuanya tergantung pada situasi dankondisi permainan.

Kerangka Pemikiran

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah rendahnya minat belajar siswa. Untuk memperbaiki hasil belajar siswa adalah dengan meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat.Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.Pendidikan jasmani dapat didefinisikan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani, yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas afektif, kognitif, dan psikomotorik individu secara alami dan konsisten.

Dalam melaksanakan pembelajaran mestinya guru dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yangsesuia dengan karakteristik materi, menimbulkan interaksi belajar antara guru dengan murid.Pembelajaran dengan menerapkan metode resiprokal (reciprocal style) yakni suatu metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan umpan balik kepada temannya sendiri.Tanggung jawab untuk memberikan umpan balik bergeser dari guru kepada siswa.Metode ini memungkinkan para siswa meningkatkan interaksi sosial antara teman sebayanya sehingga dalam pembelajaran dengan metode resiprokal dapat menumbuhkan hubungan sosial antar teman sebaya dan kondisi untuk memberi umpan balik yang cepat dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara bersama.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah:penerapan metode resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa melakukan praktik shooting dan controlling dalam pembelajaran permainan sepak bola.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Jetis 3 yang beralamat di Dk. Kembang, Ds. Jetis, Kec. Sambirejo,Kabupaten Sragen. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Jetis 3 Kec. Sambirejo,Kabupaten Sragen yang berjumlah 10 anak, terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom actions research) yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan seorang teman sejawat yaitu guru kelas. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran menyusun rencana kegiatan, mengobservasi tindakan di kelas, dan melaporkan hasil penelitian secara obyektif sesuai dengan fakta dan keadaan pada kelas yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data meliputi: (1) Tes siklus I dan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa. (2) Observasi lapangan terhadap aktivitas siswa dan guru untuk mengetahui perilaku siswa dan guru dalam proses pembelajaran

Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini terdiri dari soal evaluasi dan lembar observasi siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) Alat evaluasi hasil belajar berupa unjuk kerja. (2) Lembar Observasi.

Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan tindakan ini, yaitu mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan permasalahan (Supardi, 2011).

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian yang ditentukan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:(1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya cukup baik, (2) secara klasikal 80% siswa mencapai ketuntasan belajar sebesar yaitu mendapat nilai > 70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sebelum Penelitian

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola) dalam pembelajaran permainan bola besar yaitu sepak bolaselama ini yang diperoleh siswa melalui pembelajaran konvensional belum maksimal. Khususnya di kelas V pada saat diadakan tes awal praktik shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola) dapat diketahui hasil belajar tersebut, siswa terbilang masihrendah karena dari 10 anak hanya 3 anak yang mampu melakukan dengan baik. Sedangkan yang lain masih kurang baik, bergurau, tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak serius dalam berlatih.

Tindakan yang dilakukan peneliti sebagai guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri Jetis 3 untuk mengatasi masalah yang muncul dalam pembelajaran di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik resiprokal, yakni suatu metode mengajar yang memberikan kesempatan siswa saling memberikan umpan balik antar mereka.Tanggung jawab untuk memberikan umpan balik bergeser dari guru kepada siswa.Metode ini memungkinkan para siswa meningkatkan interaksi sosial antara teman sebayanya sehingga dalam pembelajaran dengan metode resiprokal dapat menumbuhkan hubungan sosial antar teman sebaya dan kondisi untuk memberi umpan balik yang cepat dalam rangka mencapaitujuan pembelajaran secara bersama.

Deskripsi Siklus I

Observasi pada siklus I didapat beberapa hal yang berhubungan dengan keaktifan siswa yaitu: (1) Bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang dihadapi50% atau hanya 5 anak, (2) Aktif berkoordinasi dengan pasangan berlatih pada saat berlatih 60% atau hanya 6 anak. (3) Berlatih dengan penuh kesungguhan sebesar 50% atau 5anak.

Dari hasil tes yang dilaksanakan pada akhir siklus I, terdapat 5 siswa dari 10 siswa yang tuntas belajarsehingga diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal 50%.

Deskripsi Hasil Siklus II

Data yang menggambarkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran siklus II sebagai berikut: (1) Bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang dihadapi 60% atau 6anak (2) Aktif berkoordinasi dengan pasangan berlatih pada saat berlatih80% atau 8 anak. (3) Berlatih dengan penuh kesungguhan sebesar60% atau 6 anak.

Analisisdan refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan interprentasi tindakan pada tindakan pembelajaranteknik dasar shooting dan controlling dalam permainan sepak bola siklus II, peneliti melakukan analisis bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran yang menjadi acuan penilaian skor keaktifan siswa menunjukkan hasil yang menggembirakan, semua indikator keaktifan yaitu 1) bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang dihadapi, 2) Aktif berkoordinasi dengan pasangan pada saat berlatih, dan 3) berlatih dengan penuh kesungguhan. Seluruh indikatorkeaktifan siswa tersebut telah masuk dalam kategori baik berrati dapat dimaknai bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan metode resiprokal sudah baik.

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes siklus II menunjukan peningkatankemampuan siswa dalam melakukan praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola. Pada tes siklus I, dari 10 anak yang telah tuntas belajar 5 atau 50%dan pada siklus II siswa yang telah tuntas belajar 8 anak atau 80%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode resiprokal efektif dalam meningkatkan hasl belajar siswa, baik yang berupa hasil tes yaitu praktik unjuk kerja shooting dan controlling dalam permainan sepak bola maupun hasil belajar nontes berupa peningkatkan keaktifan anak dalam pembelajaran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dapat diketahui berdasarkan perbandingan hasil yang diperoleh pada pembelajaran siklus I dengan hasil pembelajaran siklus II. Berdasarkan keseluruhan hasil tindakan, dapat dinyatakan penerapan metode resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam praktik shooting dan controlling permainan sepak bola dan meningkatnya hasil nontes berupa keaktifan siswa selama pembelajaran.

Dapat dijelaskan secara lebih detail dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat banyak kelemahan sehingga indikator keberhasilan belum tercapai dan perlu dilanjutkan pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ternyata diperoleh hasil yang menggembirakan yaitu seluruh indikator keberhasilan telah tercapai.Keberhasilan yang dicapai pada siklus II disebabkan peneliti sebagai guru berhasil mengoptimalkan hasil refleksi siklus I sebagai dasar perbaikan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II.

Ketercapaian indikator keberhasilan yang merupakan cermin dari peningkatan hasil penelitian yang dimaksud adalah peningkatan hasil belajar berupa keaktifan dan kemampuan siswa dalam melakukan praktik shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola) dalam pembelajaran bola besar yaitu permainan permainan sepak bola dengan pembelajaran metode resiprokal.

Peningkatan Keaktifan Siswa

1.     Bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang dihadapi

Selama pembelajaran berlangsung keaktifan Bertanya kepada guru mengenai kesulitan yang dihadapi, pada siklus I hanya 50%, sedangkan pada siklus II meningkat yaitu sebesar 80%. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa semakin dekat dengan guru dalam interaksi pembelajaran dan guru berhasil memancing siswa untuk semakin tahu dengan bertanya mengenai materi yang dibelajarkan.

2.     Aktif berkoordinasi dengan pasangan berlatih pada saat berlatih.

Selama pembelajaran berlangsung keaktifan siswa berdiskusi dan berkoordinasi dengan pasangan pada saat berlatih diperoleh penilaian sebagai berikut, pada siklus I hanya 50% siswa, sedangkan pada siklus II meningkat yaitu sebesar 80%. Peningkatan tersebut terjadi karena guru sudah memberikan pengertian agar siswa selalu berdiskusi dengan pasangan mengenai materi latihan sehingga siswa tampak bersemangat memperbaikihasil latihan berdasar diskusi dan koordinasitersebut.

3.   Berlatih dengan penuh kesungguhan

Selama pembelajaran berlangsung siswa yang berlatih dengan penuh kesungguhan diperoleh penilaian sebagai berikut, siklus I hanya 50% sedangkan pada siklus II meningkat yaitu sebesar 80%. Peningkatan tersebut terjadi karena guru berhasil memberi motivasi kepada siswa untuk berlatih secara sungguh-sungguh.

Data pada deskripsi di atas merupakan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui tindakan menerapkan metode resiprokal dalam pembelajaran praktik shooting dan controllingdalam pembelajaran permainan bola besar sepak bola. Pada tes siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 5 anak atau 50%, dan pada siklus II meningkat menjadi 8 anak atau 80%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru berhasil melaksanakan pembelajaran mata pelajaran Penjasorkeskhususnyamateri shooting (menendang bola) dan controlling(menghentikan bola)dalam pembelajaran permainan bola besar sepak bola dengan baik, sehingga siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran dan semakin menguasaiteknik dan praktik unjuk kerja shooting (menendang bola) dan controlling (menghentikan bola)dalam pembelajaran permainan bola besar sepak bola.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1.   Penerapan metode resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola.

2.   Peningkatan hasil belajar praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola tersebut ditunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal siswa. Pada siklus I ketuntasan klasikal hanya 50% dan pada akhir siklus II mencapai 80%.

 

Saran

Berdasar hasil kesimpulan penelitian tindakan kelas di atas, penulis dapat menyampaikan saran sebagai berikut:

Untuk Guru

1.    Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa praktik shooting dan controlling dalam permainan sepak bola, guru mata pelajaran Penjasorkes khususnya lingkup SD Negeri Jetis 3 Kec. Sambirejo hendaknya menerapkan metode resiprokal.

2.    Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran penjasorkes dengan metode resiprokal, hendaknya guru mengkondisikan siswa untuk selalu memperhatikan penjelasan dan contoh gerakan dari guru maupun teman yang telah menguasai materi dengan baik.

Untuk Siswa

1.    Siswa memperhatikan setiap penjelasan materi yang disampaikan guru, sehingga pada saat diminta melakukan unjuk kerja atau praktik dapat melaksanakan dengan baik sesuai contoh dari guru.

2.    Siswa hendaknya selaluaktif berdiskusi dan berkoordinasi dengan teman terutama bertanya kepada teman yang sudah mengusai materi dengan baik untuk meminta tanggapan, masukan dan umpan balik terhadap kemampuannya agar mendapat saran perbaikan dari teman yang lebih menguasai materi.     

DAFTAR PUSTAKA

Ain Zaelan, 2005. Strategi dan Pendekatan Belajar Aktif. Surabaya: Cipta Sembada

Hamalik, Umar. 2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Martono, Sapto. 2008.Pendekatan Humanistik dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia

Nasution, Hendra. 2006. Model Pembelajaran dan Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta, Pustaka Ilmu

Nurhidayat, 2001. Metode Pembelajaran Berbasis Keaktifan Siswa, Jakarta, Erlangga

Sardiman, 2002. Motivasi dalam Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya

Sriyanti dan Marlina. 2003. Pendekatan Pembelajaran Konstruksivistik. Yogjakarta: Sanata Dharma

Supardi. 20011. Strategi menyusun penelitian tindakan kelas. Yogjakarta: Andi

Suyatno, 2009. Afeksi Siswa Dalam Belajar, Jakarta, Sumber Ilmu 

Trianto. 2007. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Jakarta: Gramedia