UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENGENAL ANGGOTA TUBUH DAN FUNGSINYA

MELALUI METODE SNOWBALL THROWING KELAS I

SEMESTER I SDN 2 GADU, SAMBONG, BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suciningsih

SDN 2 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Semester I SDN 2 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian (nilai rata-rata pada semester  I tahun pelajaran  2017/2018 adalah 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh penulis yang sekaligus sebagai guru kelas I SDN 2 Gadu dan juga sebagai peneliti dalam laporan ini. Disamping hasil belajar siswa, pengamatan peneliti atau penulis menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah.Pra Siklus nilai rata-rata hanya 72,27 Siklus I mengalami peningkatan menjadi 80 dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 79,55. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 45%, Siklus I menjadi 68% dan Siklus II 100%.Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup siknifikan, baik peningkatan yang cukup siknifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 22 siswa sudah mengalami ketuntasan dengan nilai rata-rata 90,91.Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I sudah ada peningkatan dengan mendapat nilai sebanyak anak hal ini karena ke dua siswa tersebut disamping mempunyai kemampuan cukup, didukung rasa senang dan dalam belajar, sehingga mereka mendapat nilai yang optimal. Dari nilai rata-rata kelas yang dicatat pada siklus II ada peningkatan 7% dibandingkan nilai rata-rata kelas pada siklus I, siklus hingga siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran  Snowball Throwing dengan menggunakan alat peraga pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar Mendeskripsikan Anggota Tubuh dan Fungsinya.

Kata Kunci : Snowbal Throwing, Anggota Tubuh dan Fungsinya, Bahasa Indonesia.

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Demikian juga keterampilan berbicara siswa kelas I di SDN 2 Gadu  Berdasarkan hasil observasi, hanya (20 %) dari 23 siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata. Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga halnya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata bahasa ibulah yang digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Semester I SDN 2 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian (nilai rata-rata pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 adalah 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh penulis yang sekaligus sebagai guru kelas I SDN 2 Gadu dan juga sebagai peneliti dalam laporan ini. Disamping hasil belajar siswa, pengamatan peneliti atau penulis menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah. Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas proses belajar mengajar antara lain :

  1. Masih kurang memadainya sarana dan prasana tempat belajar, khususnya meja-meja dan kursi kelas I untuk belajar diskusi kelompok.
  2. Masih terbatasnya alat-alat praktikum.
  3. Masih rendahnya partisipasi siswa-siswa dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan kurang aktifnya siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.
  4. Motifasi siswa yang masih rendah, ditandai dengan masih banyaknya siswa yang masih terlambat, tidak mengerjakan tugas, bermain sendiri dalam kelas.

Penerapan model pembelajaran Snoball Throwing disekolah tersebut dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar (nilai rata-rata ulangan harian 77 dengan ketuntasan 80%). Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berangsur-angsur terjadi peningkatan keaktifan dan partisipasi, minat belajar dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok sehingga terwujud paradigma pembelajaran dari teacher centered menuju ke students centered.

Identifikasi Masalah

1)    Mengapa nilai ulangan harian siswa kelas I Semester I dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Anggota Tubuh dan Fungsinya kurang bagus?

2)    Apakah saya sebagai guru sekaligus peneliti sudah menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi Anggota Tubuh dan Fungsinya kelas I semester I SDN 2 Gadu

3)    Mengapa siswa kurang aktif dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia?

Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah terindetifikasi, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah penggunaan model pembelajaran Snoball Throwing dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi Mengenal Anggota Tubuh dan Fungsinya siswa kelas I Semester I SDN 2 Gadu

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah melalui metode Snoball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 2 Gadu pada tahun pelajaran 2017/2018”

Tujuan Penelitian

1)    Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SD pada umumnya.

2)    Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Anggota Tubuh dan Fungsinya bagi kelas I semester I SDN 2 Gadu pada tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

3)    Manfaat untuk siswa adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 2 Gadu  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

4)    Manfaat untuk guru adalah memperdalam pemahaman dan penggunaan tentang model pembelajaran Snoball Throwing dan menguasai teknik dalam pelaksanaanya.

5)    Manfaat untuk sekolah adalah meningkatkan pembelajaran karena adanya inovasi model pembelajaran dengan menggunakan Snoball Throwing sehingga berdampak pada peningaktan kualitas out put dan out came sekolah.

 

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

1.   Hakekat Belajar

a.    Belajar

Pengertian belajar (Fontana, 1981:147 dalam Bistary Bs.Y) adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Aunurrahman (2009 : 35) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Abdillah (dalam Aunurrohman, 2009 : 35) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

b.    Hasil Belajar

Hasil belajar adalah merupakan sesuatu untuk mengetahui apakah rencana sudah dicapai seperti yang diinginkan, menurut penjelasan Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (2008: 13) menjelaskan bahwa hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang telah direncanakan. Chaedar Alwasih(2008 : 18) mengemukakan bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif permanen. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008, 187) mengemukakan bahwa hasil belajar atau penilaian tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi melalui angka yang diperoleh, akan tetapi hasil penilaian belajar harus memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa sehingga hasil belajar akan lebih optimal.

2.   Pengertian Prestasi.

Prestasi  adalah sesuatu yang didapat setelah melakukan belajar (IKIP Semarang Pres, 1990:25). Hasil yang dicapai tersebut dapat berupa tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

Adapun yang penulis maksudkan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa untuk mendapatkan suatu peningkatan kepandaian yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes. Dalam hal ini tes uji kompetensi pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

3.   Pengertian Belajar.

a.      Arti  Belajar

Menurut (Dalyono, 2001:212) Belajar adala perubahan yang terjadi didalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian dan membentuk suatu pengertian.

Menurut (Winataputra, 2008:15) Belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan ketrampilan dan sikap yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

b.     

6

 

Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macaam kegiatan belajar. Jenis-jenis belajar ini berdasarkan aspek materi dan metodenya, tujuan serta perubahan tingkah laku yang diharapkan. Menurut (Dalyono, 2001:225-228)

4.   Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.

 

5.   Teori Mengajar

Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi antara lain Kompetensi Dasar yang diinginkan atau dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang akan memainkan peran sertanya dalam hubungan sosial tertentu, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Komponen-komponen pada sistem ini saling mempengaruhi serta bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar mengajar memiliki “profil” tertentu. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang berbeda.

Hakekat Model Pembelajaran Snowball Throwing

1.      Pengertian Model Pembelajaran.

Model Pembelajaran adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Suminarsih, 2007:1). Penggunaan model yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan kompetitif.

2.      Pengertian Model Snowball Throwing.

Menurut (TIM Widyaiswara LPMP Jateng, 2007:10) Model Snowball Throwing adalah pembelajaran dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok dimana masing-masing ketua kelompok menerima penjelasan materi. Dari sinilah ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggotanya, kemudian setiap anggota kelompok menerima satu kertas lembar kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja tentang materi pembelajaran. kertas yang sudah ada pertanyaannya dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya selama beberapa menit, setelah satu siswa mendapatkan satu pertanyaan maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang tertulis, sampai semua siswa mendapatkan giliran.

Penerapan Model Snowball Throwing Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

1.      Model pembelajaran ini dalam langkah-langkahnya akan menuntut siswa belajar lebih aktif, kreatif dan mampu memecahkan masalah.

2.      Model ini mendayagunakan segala aspek dari diri siswa dari kognitif, afektif, dan psikomotor.

Temuan Hasil Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan di kelas ini yang dilakukan di kelas I SDN 2 Gadu memberikan manfaat bagi perorangan/institusi sebagai berikut; bagi guru dengan penelitian tindakan kelas ini guru secara berangsur-angsur dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara berkelompok.

 

 

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Hipotesis Penleitian

Diduga metode Snoball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar tentang Mengenal Anggota Tubuh dan Fungsinya Siswa kelas I semester I di SDN 2 Gadu pada tahun pelajaran 2017/2018.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian

1.     Lokasi

Penelitian ini dilakukan di kelas I semester I SDN 2 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018

2.     Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dalam tahapan Pra  siklus.dilaksanakan tanggal 14 Agustus 2017  Siklus I dilaksanakan tanggal 4 September 2017 dan Siklus II dilaksanakan tanggal  18 September 2017.

 

3.     Mata Pelajaran

Penelitian ini dilakukan pada waktu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan tema tentang Anggota Tubuh dan Fungsinya kelas I semester I di SDN 2 Gadu  Kecamatan Sambong  Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018.

4.     Kelas dan Karakteristik Siswa

Penelitian dilakukan di Kelas I dimana jumlah siswa terdiri dari 12 Siswa dengan perbandingan  13 putri dan 9 putra dengan karakteristik siswa mayoritas kehidupan dari kalangan Petani dengan tingkat kemampuan ekonomi dan kepandaian siswa rata-rata kurang.

Sumber Data

Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan  siswa Kelas I semester I tahun 2017/2018 SDN 2 Gadu Kecamatan Sambong Kabupaten Blora  .

 

 

 

Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi :

a.   Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran .

b.   Datakuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang gaya magnit

Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui :

  1. Tes tertulis

Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.

  1. Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesame pendidik yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati langsung  kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi pendidiknya maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku peserta didik maupun langkah-langkah yang diambil oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

c.     Hasil refleksi

Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.

Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini meliputi :

1.     Validasi hasil belajar peserta didik yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada  setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok peluang dan berbentuk uraian .

2.     Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.

Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu :

1.     menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.

2.     Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.

Deskripsi Per Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap: tahap pra siklus (pembelajaran awal), siklus I dan siklus II. Di mana setiap tahapan siklus tersebut masing-masing melalui empat proses yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi.  Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini, peneliti deskripsikan sebagai berikut :

1).   Pembelajaran Awal

a.     Perencanaan

Penelitian ini, peneliti mulai pada hari Selasa, 14 Agustus 2017. Peneliti awali dengan mengidentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah, menganalissi kurikulum yaitu dengan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam tahap ini peneliti memilih kompetensi dasar tentang Mendeskripsikan anggota tubuh dan fungsinya sebagai bahan penelitian karena mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam untuk mendiskripsikan fungsi anggota tubuh. Pertimbangan ini didasarkan pada fakta bahwa hasil pembelajaran sebelumnya yang sangat rendah.

Langkah berikutnya adalah : menyusun Rencana Pembelajaran yaitu menentukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan proses. Mempersiapkan sumber, bahan dalat bantu pengajaran yang dibutuhkan. Menyusun lembar kerja siswa dan format evaluasi. Menunjuk teman sejawat dalam mengembangkan format pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peneliti masih menunjuk teman sejawat yaitu Sri Kiswati, sebagai pengamat.

b.     Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang disiapkan, peneliti laksanakan pada hari Kamis, 14 Agustus 2017 dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat. Pengamat melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu berupa lembar pengamatan pelaksanaan prosedur pembelajaran, data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran dan data aktifitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

1.     Menjelaskan materi pelajaran tentang gejala gambar organ tubuh manusia,

2.     Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang Anggota Tubuh dan Fungsinya.

3.     Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang baru saja dibahas.

4.     Siswa mengerjakan lembar kerja dan berdiskusi.

5.     Siswa mengerjakan tes formatif dan dilanjutkan membahas hasil pelajaran siswa.

6.     Guru dan murid menyimpulkan materi yang baru saja dibahas.

2).  Siklus I

a.     Perencanaan

Perencanaan Siklus I peneliti laksanakan hari Rabu, 3 September 2017, dengan dibantu teman sejawat sebagai pengamat dengan menentukan langkah-langka, metode, alat yang akan digunakan oleh penulis dalam proses pelaksanaan selanjutnya.

Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran awal, maka untuk meningkatkan keberhasilan-keberhasilan dan untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebut diatas, maka peneliti perlu melakukan berbagai upaya sebagai berikut, untuk kegagalan dalam proses pembelajaran maka akan peneliti atasi dengan metode demonstrasi dan tanya jawab. Sedangkan untuk kegagalan yang dialami siswa akan peneliti atasi dengan upaya-upaya sebagai berikut :

1.     Selama proses pembelajaran berlangsung siswa bersikap pasif dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru peneliti atasi dengan cara mengubah metode ceramah peneliti ganti dengan mengubah penggunaan metode demonstrasi dan tanya jawab.

2.     Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran masih sangat kurang bahkan kadang-kadang sama sekali tidak dilibatkan. Peneliti atasi dengan cara banyak melibatkan siswa dengan menggunakan gambar dan alat peraga.

3.     Guru kurang memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Peneliti atasi dengan cara banyak memberi pujian.

Sebelum melakukan perbaikan agar tindakan dapat terarah sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan kreativitas belajar siswa maka dibautlah suatu perencanaan sebagai berikut :

          Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan di sampaikan dan skenario pembelajaran yang difokuskan pada metode pembelajaran yang akan digunakan penelitian.

          Menyusun alat observasi sebagai panduan bagi pengamat dalam mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

          Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b.     Pelaksanaan

Rencana Perbaikan Pembelajaran yang disiapkan, peneliti laksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 September 2017 dengan dibantu teman sejawat. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 yang disusun sebagai berikut :

          Appersepsi                    :     Guru melakukan tanya jawab tentang anggota tubuh dan fungsinya.

          Informasi                      :          Guru menyampaikan tujuan mempelajari materi serta menfaatnya.           

     Guru membimbing siswa untuk memahami materi tentang gaya magnit

          Kegiatan Kelompok        :         Guru membagai LKS pada setiap kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama.

                                               Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok.

          Kegiatan Akhir               :         Guru memberi tugas siswa melaksanakan tes formatif.

                                               Siswa mengerjakan tes formatif

                                               Guru menilai, mengoreksi dan menganalisis hasil tes formatif.

          Tindak lanjut                 :         Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan

                                                     Guru memberi PR pada siswa.

c.     Pengamatan

Data hasil pelaksanaan siklus I peneliti kumpulkan pada hari Jum’at, 5 September 2017 steelah selesai pembelajaran dan dilanjutkan pada hari Sabtu, 6 September 2017, dengan dibantu dengan teman sejawt yang bertindak sebagai pengamat, peneliti mengevaluasi dan menganalisis data-data yang telah terkumpul. Sama dengan data dipembelajaran awal, pengumpulan data di siklus 1 diperoleh melalui instrumen pengyumpulan data berupa rekapitulasi hasil lembar kerja siswa, rekapitulasi hasil tes formatif siswa, lembar pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan lembar pengamatan keterampilan proses seluruh siswa.

 

 

 

3).  Siklus II

a.     Perencanaan

Tahap Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus II dimulai pada hari Rabu, tanggal  23 September 2017 dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran dan berdiskusi dengan pengamat. Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebutkan diatas, maka peneliti perlu melakukan berbagai upaya sebagai berikut :

1.     Untuk mengatasi kekurangmampuan siswa dalam mendiskripsikan anggota tubuh bahwa tubuh mempunyai bagian-bagian tubuh melalui percobaan peneliti memanfaatkan media di Sekolah dengan metode tanya jawab.

2.     Siswa yang belum mampu menjelaskan anggota tubuh dan fungsinya bahwa gambar organ tubuh manusia mempunyai dua kutub melalui percobaan peneliti atasi dengan cara mengajak anak mendemonstrasikan suara langsung cara mengenali anggota tubuh dan fungsinya.

Berdasarkan temuan tersebut, maka perencanaan perbaikan difokuskan pada penerapan pembelajaran masih dengan metode demonstrasi dan tanya jawab di dalam perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan sedikit penekanan keterampilan guru.

Sebelum melakukan perbaikan agar tindakan  dapat terarah sesuai dengan tujuan maka dibuatlah suatu perencanaan sebagai berikut :

          Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

          Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai perilaku guru dan siswa serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

          Mempersiapkan sarana dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b.     Pelaksanaan

Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran II peneliti laksanakan pada hari Senin, 18 September 2017. Peneliti melaksanakan perbaikan pada siklus I, karena peneliti akan mengoptimalkan peran penerapan metode demonstrasi dan tanya jawab sebagai metode pembelajaran.

          Kegiatan Awal  :      1. Guru memotivasi siswa

                              2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

                              3. Memperbaiki appersepsi

 

 

 

          Kegiatan Inti

1.   Guru menjelaskan materi tentang anggota tubuh dan fungsinya melalui percobaan dan medemonstrasikan cara-cara menganalisis Anggota Tubuh dan Fungsinya.

2.   Guru melakukan tanya jawab tentang materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

3.   Guru memberi tugas untuk dikerjakan dibuku tulis masing-masing.

4.   Guru dan siswa membahas hasil/tugas siswa.

5.   Guru dan siswa menyimpulkan hasil kerja siswa

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1.    Pra Siklus

Tabel 4.1

Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

1

8%

55-64

2

17%

65-74

2

17%

75-84

5

42%

85-94

2

17%

95-100

0

0%

 

2.    Siklus I

Tabel 4.4

Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Siklus I

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

 

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

0

0%

55-64

0

0%

65-74

2

17%

75-84

3

25%

85-94

4

33%

95-100

3

25%

 

 

 

3.    Siklus II

Tabel : 4.7

Rekapitulasi Nilai Test Formatif Siklus II

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

0

0%

55-64

0

0%

65-74

0

0%

75-84

0

0%

85-94

7

58%

95-100

5

42%

 

Pembahasan

Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode diskusi dengan penugasan dengan bantuan alat peraga selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, 10 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 83%. Jadi masih ada 17% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.

Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 12 Siswa dari 12 Siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi : meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Tabel 4.10

Peningkatan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata-rata

Jumlah siswa

Persen tase

Tnts

Blm

Tnts

Blm

Tnts

Blm

76

7

5

58%

82

10

2

83%

93

12

100%

 

Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 76, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 82, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 93. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 58%, Siklus I menjadi 83% dan Siklus II 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

Tabel 4.11.

Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1.

Tuntas

58%

83%

100%

2.

Tidak Tuntas

42%

17%

0%

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.     Penggunaan model pembelajaran Snoball Throwing dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I Semester I SDN 2 Gadu.

Beberapa indikator terjadinya peningkatan kualitas proses belajar mengajar tersebut adalah :

a)    Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

b)    Peningkatan kerja sama dalam kelompok dan tidak tampak sikap individual.

2.     Penggunaan metode pembelajaran Snoball Throwing dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas I Semester I SDN 2 Gadu

3.     Pemberian lembar kerja tiap kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi Anggota Tubuh dan Fungsinya.

4.     Pujian atau penguatan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar.

Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah :

5.     Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.

6.     Guru lebih kreatif dalam memberikan latihan-latihan pada lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.

7.     Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive : Theory and Researc. Edina, WN : Interaction Book Co.

Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York : MC. Millan/MC. Graw – Hill.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets : Allyn and Bacon Publisher.

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang : IKIP Semarang.

WinataPutra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.