Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Media Kantong Bilangan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN
PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 MANGUNREJO
KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
Sriyatun
Guru SD Negeri 2 Mangunrejo Kec. Pulokulon Kab. Grobogan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media kantong bilangan. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas I di SD Negeri 2 Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon yang berjumlah 27 siswa. Pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, tes, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan adalah ≥75% peserta didik telah mencapai KKM (70). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media kantong bilangan pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo. Hasil pembelajaran matematika siswa kelas 1 SD Negeri 2 Mangunrejo sebelum tindakan hanya 11 siswa (40,74%) yang mencapai KKM. Pada siklus I terjadi peningkatan, yaitu sebanyak 15 siswa (55,56%) yang mencapai KKM. Pada siklus II sebanyak 23 siswa (85,19%) berhasil mencapai nilai ketuntasan. Nilai rata-rata hasil belajar dari siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dari 62,94 menjadi 82,96.
Kata Kunci : hasil belajar, matematika, media kantong bilangan
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (Depdiknas, 2003: 3) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jenjang pendidikan yang paling dasar dan utama adalah pendidikan Sekolah Dasar. SD merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang mengembangkan potensi siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Secara spesifik pembelajaran di SD menekankan tiga kemampuan dasar yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Hasan (Taufiq, dkk. 2012: 1.14) berpendapat bahwa keterampilan dasar yang universal adalah membaca, menulis, dan berhitung. Keterampilan ini menjadi prasyarat bagi setiap orang untuk hidup di dalam masyarakat.
Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan kemampuan dasar siswa adalah matematika. Pembelajaran matematika dapat membentuk siswa untuk dapat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Hal ini diperlukan agar siswa mendapatkan bekal dalam hidup bermasyarakat dan dapat meneruskan pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Susanto (2013: 183) matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol tersebut. Dalam proses pembelajaran seperti ini diperlukan alat bantu atau media yang bersifat konkret sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Sundayana (2013: 25) mengungkapkan bahwa konsep-konsep dalam matematika bersifat abstrak, sedangkan siswa SD pada umumnya berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatan agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika adalah menggunakan alat peraga dan/ atau media.
Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola kelasnya. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas, yaitu membuat siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna. Hal ini dapat menigkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga dapat mengonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya memahami materi yang baru diterima.
Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak ditemukan guru yang masih menitikberatkan pembelajaran langsung yang didominasi oleh guru, kurangnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa bersifat pasif menerima apa yang diberikan guru, serta pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa dan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut juga terjadi di SD Negeri 2 Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupatem Grobogan. Hasil belajar siswa kelas I masih rendah terutama pada mata pelajaran matematika.
Salah satu upaya yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan dapat membangun pengetahuan dengan sendirinya sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar adalah dengan penggunaan media kantong bilangan. Heruman (2014: 7) menjelaskan bahwa media kantong bilangan berfungsi sebagai penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Dengan media ini siswa diharapkan lebih mudah memahami suatu konsep karena dilibatkan langsung dengan media yang menyajikan hal-hal yang bersifat konkret, memudahkan siswa untuk mengetahui letak nilai tempat suatu bilangan, sehingga dapat mengetahui cara pengerjaan penjumlahan dan pengurangan secara sistematis.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan menggunakan media kantong bilangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2019/2020?”
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bagi siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Manfaat Penelitian ini adalah Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran matematika sehingga pihak sekolah dapat menyediakan media pembelajaran konkret, serta menambah wawasan bagi guru dalam memilih dan menggunakan media pada mata pelajaran matematika.
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Hamalik (2001: 30) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu. Aspek-aspek tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa dapat berupa nilai yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi. Dimyati dan Mudjiono (2010: 200) menyatakan bahwa hasil belajar yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Purwanto (2009: 204) menjelaskan bahwa skor pengukuran hasil belajar menjadi bermakna dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan setelah di ubah menjadi nilai. Bilangan skor hasil belajar itu belum mempunyai makna apa pun dalam pengambilan keputusan pendidikan sebelum diubah menjadi nilai.
Pengertian Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan (Depdikbud, 1991:637). Hariwijaya (2009: 33) menyatakan bahwa matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Secara informal dapat disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka. Menurut Beth dan Piaget (Runtukahu & Kandou, 2013:28), matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai strukutur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga dapat terorganisir dengan baik.
Pembelajaran Matematika di Kelas I SD
Matematika di sekolah dasar kelas 1 mencakup beberapa aspek bahasan, yaitu: (a) Membilang bilangan cacah sampai dengan 99, (b) Lambang bilangan cacah sampai dengan 99, (c) Nilai tempat angka penyusun lambang bilangan, (d) Urutan dari bilangan terkecil ke terbesar, (e) Urutan dari bilangan terbesar ke terkecil, (f) Penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 99.
Pada penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar 3.4 dan 4.4 dengan materi penjumlahan. Pada Kompetensi Dasar tersebut cocok diajarkan menggunakan media pembelajaran kantong bilangan karena dapat membantu memahamkan dan memperdalam mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan dari bilangan dua angka.
Pengertian Media Pembelajaran
Sanaky (2013: 4) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Hamalik (Sanaky, 2013: 4) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Sadiman, dkk (2011: 6) menyebutkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media Kantong Bilangan
Kantong bilangan adalah media yang dibuat berbentuk kantong-kantong sebagai tempat penyimpanan dan menempel pada selembar kain atau kertas yang dilengkapi dengan sedotan. Kantong tersebut menyimbolkan nilai tempat pada suatu bilangan. Sedotan digunakan sebagai pengisi kantong-kantong yang tersedia sebagai indikator jumlah bilangan yang akan dihitung. Kantong bilangan dirancang untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya pada penjumlahan dan pengurangan (Heruman 2007: 08).
Sudjana dan Rivai (Sanaky, 2013: 41) menjelaskan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran secara baik, hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Media kantong bilangan adalah media konkret yang digunakan untuk menampilkan dan menyampaikan konsep dari nilai tempat suatu bilangan. Media kantong bilangan akan memudahkan siswa mempraktekkan langsung pengoperasian penjumlahan dan pengurangan.
Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berbentuk simbol-simbol. Sedangkan siswa sekolah dasar masih pada tahap operasional konkret. Konsep matematika yang bersifat abstrak dapat dimanipulasi menjadi sesuatu yang bersifat konkret dengan menggunakan media pembelajaran serta diharapkan dapat membuat siswa terlibat aktif dan dapat mengembangkan kreativitasnya. Penggunaan media kantong bilangan merupakan upaya untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa, diharapkan siswa dapat merespon dengan baik materi pelajaran yang disampaikan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Dengan adanya media kantong bilangan, materi nilai tempat yang bersifat abstrak akan lebih mudah tersampaikan, karena dalam prosesnya siswa tidak hanya mengamati tetapi juga mencoba secara langsung dengan demikian hasil belajar matematika dapat ditingkatkan.
Hipotesis Tidakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II tahun pelajaran 2019/ 2020 dapat ditingkatan melalui pembelajaran menggunakan media kantong bilangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang berupa siklus-siklus dengan satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2019/2020 di SD Negeri 2 Mangunrejo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan 8 Januari s.d. 14 Februari 2020. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo sebanyak 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pengamatan (observasi), tes, dan dokumentasi. Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengumpulan data aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Tes dilakukan pada tahap pra-siklus (pretest) dan setelah selesai tindakan, siswa dites dengan menggunakan soal evaluasi (posttest). Setiap siklus hasil tes dianalisis untuk mengetahui keefektifan tindakan dan tetap mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Dokumentasi digunakan untuk merekam apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, menangkap suasana kelas, detail peristiwa-peristiwa penting atu khusus yang terjadi (Kunandar, 2013: 195). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan berupa foto kegiatan pembelajaran.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal evaluasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media katong bilangan yang dilakukan. Soal evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran model grup investigasi.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil tes yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif untuk menentukan rata-rata menggunakan rumus M = . M = nilai rata-rata kelas, ΣX = jumlah nilai akhir, N = jumlah siswa (Arikunto, 2007: 264).
Sedangkan rumus untuk menghitung persentase keberhasilan siswa dalam pembelajaran adalah P = 100. P = angka Persentase, f = Jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ KKM, N = jumlah siswa (Sudijono, 2006: 43).
Data observasi diperoleh dari lembar observasi yang telah digunakan untuk mengamati guru dan siswa saat proses pembelajaran. Hasil observasi ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif pada setiap indikator dan diberi skor 1 s.d 4. Hasil skor kemudian dipersentasekan, dengan menggunakan rumus P = 100. P = persentase hasil pengamatan yang akan dihitung, I = indikator yang terlihat, N = banyak indikator yang diamati.
Hasil observasi dalam bentuk persentase tersebut kemudian di kualifikasikan sesuai dengan kriteria/ kategori seperti yang diungkapkan oleh Kusumah & Dwitagama (2010: 154). 0% – 25% kategori Sangat Kurang, 26% – 54% kategori Kurang, 55% – 69% kategori Cukup, 70% – 84% kategori Baik, dan 85% – 100% kategori Sangat baik.
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini yang pertama adalah apabila hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo dapat meningkat. Peningkatan itu berupa nilai rata-rata kelas mencapai presentase dengan banyaknya siswa yang tuntas minimum 75%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pratindakan
Hasil observasi pada pra tindakan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa. Guru lebih banyak menyajikan contoh soal dan langkah pengerjaan yang tidak terlalu dikuasai siswa secara mendasar. Keterbatasan penggunaan media pembelajaran membuat siswa merasa cepat bosan dan jenuh saat mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar siswa pratindakan melalui pretest diperoleh nilai rata-rata sebesar 62,96 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Sebanyak 11 siswa atau 40,74% dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 16 siswa atau 59,26% dari jumlah seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70. Berdasarkan hasil tersebut sebanyak 59,26% siswa masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit.
Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus I menunjukkan aktivitas siswa sudah mencapai 78% dengan perolehan skor rata-rata 50 yang sudah termasuk ke dalam kategori baik. Hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan media kantong bilangan pada siklus pertama menunjukkan bahwa dari 27 siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo sebanyak 15 siswa atau 55,56% telah tuntas dan 12 siswa atau 44,44% belum tuntas. Rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 69,25.
Berdasarkan perolehan data pada siklus pertama dari pembelajaran menggunakan media kantong bilangan menunjukkan adanya peningkatan pada siswa kelas I. Sebelumnya nilai siswa yang mencapai atau melebihi KKM hanya 11 siswa meningkat menjadi 15 siswa dan nilai rerata kelas yang awalnya 62,96 menjadi 69,25.
Siklus II
Hasil observasi pelaksanaan siklus II menunjukkan aktivitas siswa sudah mencapai 89% dengan perolehan skor rata-rata 57 yang sudah masuk dalam kategori sangat baik. Suasana belajar yang lebih menyenangkan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan media kantong bilangan pada siklus kedua, menunjukkan bahwa dari 27 siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo sebanyak 23 siswa atau 85,19% telah tuntas dan 4 siswa atau 14,81% belum tuntas. Rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 82,96.
Berdasarkan perolehan data pada siklus kedua dari pembelajaran menggunakan media kantong bilangan menunjukkan adanya peningkatan pada siswa kelas I. Sebelumnya pada siklus I siswa yang tuntas hanya 15 siswa meningkat menjadi 23 siswa pada siklus II dan nilai rerata kelas meningkat dari 69,25 pada siklus I menjadi 82,96 pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus ini berfokus pada upaya peningkatan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media kantong bilangan. Hasil belajar mengalami peningkatan dari pratindakan sampai siklus II. Hasil belajar matematika siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo pada pra tindakan, yaitu sebanyak 11 siswa (40,74%) tuntas, sedangkan 16 siswa (59,26%) belum tuntas. Hasil tersebut mengalami peningkatan pada siklus I yaitu sebanyak 15 siswa (55,56%) tuntas, sedangkan 12 siswa (44,44%) belum tuntas. Hasil belajar juga mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 23 siswa (85,19%) tuntas, sedangkan yang belum tuntas tunggal 4 siswa (14,81%). Rata-rata nilai juga mengalami peningkatan dari pratindakan sampai siklus II yaitu dari 62,69 pada pratindakan menjadi 69,25 pada siklus I dan meningkat lagi mejadi 82,96 pada siklus II.
Ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari pratindakan sampai siklus II. Anak yang dinyatakan tuntas belajar pada pratindakan adalah sebesar 11 anak (40,74%) meningkat menjadi 15 anak (55,56%) pada siklus I, dan meningkat menjadi 23 anak (85,19%) pada siklus II
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan terdapat pengaruh positif yaitu peningkatan hasil belajar matematika siswa materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo dengan menggunakan media kantong bilangan. Dengan melihat hasil penelitian serta pendapat-pendapat ahli dan penelitian lain yang relevan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mangunrejo.
PENUTUP
Simpulan
Peningkatan hasil belajar matematika menggunakan media pembelajaran kantong bilangan pada penelitian ini dilakukan dengan cara (1) siswa menyimak penjelasakan guru tentang pemecahan soal dengan bantuan media pembelajaran kantong bilangan; (2) siswa secara berkelompok memecahkan masalah dari soal menggunakan media pembelajaran kantong bilangan; (3) siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan menggunakan media kantong bilangan; (4) mengikuti evaluasi belajar di setiap akhir pembelajaran.
Penggunaan media kantong bilangan membuat siswa lebih antusias saat mengikuti pembelajaran matematika. Siswa juga menjadi lebih mudah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Selain itu guru juga merasa terbantu karena penggunaan media kantong bilangan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi serta membuat pembelajaran lebih interaktif sehingga hasil belajar matematika siswa kelas I menjadi meningkat.
Saran
Guru dapat menggunakan media kantong bilangan pada pembelajaran matematika selanjutnya, serta bagi guru kelas lain dapat mencoba media kantong bilangan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Siswa harus sering berlatih melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan media pembelajaran kantong bilangan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariwijaya. (2009). Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu Publiser.
Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Karya Offset.
Kusumah, W. & Dwitagama. D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rohani, A. (2014). Media Instruksional Edukatif. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Runtukahu, J, T. & Kandou, S. (2013). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sadiman, A.S., Dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pres.
Sanaky, H, AH. (2013). Media Pembelajarn Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sudijono. A. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Taufiq, A., Prianto P. P & Mikarsa H. L. (2012). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.