UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENDESKRIPSIKAN

PENGERTIAN ORGANISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

SISWA KELAS V SDN 2 KEDUNGCINO SEMESTER 2 TAHUN 2015/2016

Jazeri

SDN 2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara

ABSTRAK

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini adalah adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi pada siswa kelas V SDN 2 Kedungcino Semester 2 tahun 2015/2016 melalui model pembelajaran interaktif. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungcino semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Obyek penelitian peserta didik kelas V. Lokasi di SDN 2 Kedungcino karena peneliti merupakan guru mata pelajaran PKn dan kepala sekolah di sekolah tersebut. Pelaksaan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC.Tanggart berupa siklus spiral yang terdiri dari 4 tahap: (1) perencanaan tindakan kelas, (2) pelaksanaan tindakan kelas, (3) observasi tindakan kelas, (4) refleksi, yang diikuti sklus spiral berikutnya. Penerapan model pembelajaran interaktif membawa dampak berupa meningkatnya hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat hasil pada prasiklus siswa yang tuntas 20 siswa, tingkat ketuntasan siswa 55,56% dan siswa yang belum tuntas 16 siswa, siswa yang belum tuntas 44,44% dengan nilai rata-rata 68,89. Pada perbaikkan pembelajaran siklus 1 terjadi peningkatan ketuntasan sebesar 16,66%, dari prasiklus dimana siswa yang tuntas menjadi 72,22% dan yang belum tuntas 27,78% dengan nilai rata-rata 73,33. Setelah dilaksanakan perbaikkan pembelajaran siklus 2 hasil prestasi belajar siswa meningkat sebesar 19,45% dengan tingkat ketuntasan mencapai 91,67%, siswa yang tuntas 33 siswa dan siswa yang belum tuntas 3 siswa, siswa yang belum tuntas sebesar 8,33%. Tingkat ketuntasan siswa dan rata-rata kelas sudah melampui indikator keberhasilan

Kata Kunci: Pembelajaran interaktif, hasil belajar siswa

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, tentang Guru Pasal 52 ayat (1) beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok.Akan tetapi kenyataanya tidak semua guru di SD Negeri 2 Kedungcinomelakukan hal itu. Guru mengajar tanpa persiapan, perencanaan, dan tindak lanjut. Masih banyak guru yang kurang mampu menyusun rencana pembelajaran, memilih metode, media, dan model pembelajaran dengan baik, sehingga hasil belajar siswa sangat rendah.

Fakta membuktikan hasil ulangan PKn kelas V Sekolah Dasar Negeri2KedungcinoKecamatan JeparaKabupaten Jepara pada hari Selasa, 5 Januari2016, materi mendeskripsikan pengertian organisasi menunjukkan hasil yang kurang maksimal dari 36 siswa yang memperoleh nilai 70 ( sesuai KKM) keatas hanya 20 siswa dan 16siswa lainnya masih dibawah 70.Nilai rata-rata kelas adalah 68,89dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 55,56%, nilai tertinggi 100 dan terendah 50.Siswa yang belum tuntas untuk materi mendeskripsikanpengertianorganisasi44,44%.

Faktor penyebab munculnya permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran PKn khususnya materi tersebut, dikarenakan: siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep, pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa, sarana pembelajaran kurang memadai, guru menggunakan model pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar, guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Melihat hasil yang diperoleh dari tes formatif tersebut menunjukkan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.Berdasarkan hal tersebut

diatas maka peneliti berusaha melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan tujuan agar penguasaan siswa dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran lebih meningkat.

Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah hasil belajar PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi pada siswa kelas V SDN 2 Kedungcino Semester 2 tahun 2015/2016 dapat ditngkatkan melalui model pembelajaran interaktif?

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ini adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi pada siswa kelas V SDN 2 Kedungcino Semester 2 tahun 2015/2016 melalui model pembelajaran interaktif.

Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan serta dapat membantu siswa mengurangi kebosanan dan menambah gairah belajar.

Manfaat bagi guru

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pemahaman konsep, sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya serta mendorong guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas di tempat guru mengajar. Manfaat bagi sekolah membantu menciptakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas menuju sekolah efektif, unggul, dankompetitif.

KAJIAN TEORI

Hakikat Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk mengembangkan potensi diri seseorang. Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan seseorang secara optimal. Dalam kamus besar Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. ” Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”( Sudjana,N 2009:22 ). Peranan hasil belajar sangat penting karena dengan adanya hasil belajar dapat mengetahui tingkat ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan siswa.

Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (Harun Rosyid, 2008) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Pembelajaran PKn di SD

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara sekolah sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan yang harus menjadi wahana psikologis-pedagogis yang utama. Mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menyadari betapa pentingnya peran PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreaktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran maka dengan melalui PKn sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokratis.

Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi-jamak. Sifat multidemensionalitasnya itu antara lain terletak pada: (1) pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, tetapi menyatu dalam pengertian Bhinneka Tunggal Ika, (2) sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat global secara harmanis, (3) tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual, rasioanal, emosional, dan sosial); dan (4) konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.

Model Pembelajaran Interaktif

Model pembelajaran Interaktif, memacu pada falsafah pendidikan Konstruktivisme bahwa pengetahuan di bentuk oleh siswa bukan ditransfer dari guru.Dalam proses pembentukan pengetahuan tesebut,guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa.Menurut Faire dan Cosgrove (dalam Herlen: 1992),model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu obyek/peristiwa melalui” pertanyaan siswa ”. Dengan kata lain, guru menggali pertanyaan siswa mengenai materi pembelajaran yang sedang dibahas.kemudian siswa mencari jawabannya. Jawaban atas pertanyaan siswa dijawab oleh siswa.Namun,perlu diperhatikan bahwa menjawab untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan proses, yaitu proses pencarian informasi. Artinya,bukan pertanyaan yang dengan segera dapat dijawab oleh siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan: penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi pada siswa kelas V SDN 2 Kedungcino Semester 2 tahun 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah siswa kelas Vdi SDN 2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara jumlah siswa 36 terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempunan pada mata pelajaran PKn semester 2 tahun pelajaran 2015 /2016

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Waktu pelaksanaan Prasiklus pada hari Selasa, 5 Januari 2016.Siklus 1 pada hari Selasa, 12 Januari 2016. Siklus 2 pada hari Selasa, 19 Januari 2016

Indikator Keberhasilan

Sebagai tolok ukur (kreteria) keberhasilan tindakan kelas ini berhasil apabila: 1)Minimal rata-rata aktivitas siswa 85%; 2)Rata-rata aktivitas guru lebih dari 85% dan 3)Minimal 85% dari siswa mencapai nilai diatas Kreteria Ketuntasan Minimal.

Prosedur Penelitian

Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC.Taggart (dalam Rofi’udin, 1996:20) berupa siklus spriral yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refeksi, yang diikuti siklus spiral berikutnya.

Teknik Analisis Data

Cara pengumpulan data denganmenggunakanmodelobservasi dan modeltes. Data diperoleh dengan observasi yang dilengkapi dengan pengamatan dan diskritif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan pendekatan dan metode pembelajaran. Lembar observasi siswa dengan berpedoman pada lembar pengamatan.

Lembar observasi siswa disusun untuk mengetahui rata-rata tingkat aktivitas siswa, dan dilaksanakan tiap-tiap pertemuan.

Lembar observasi guru disusun untuk mengetahui rata-rata tingkat aktivitas guru dalam proses pembelajaran, dan dilaksanakan tiap-tiap siklus.

Lembar kerja siswa disusun dan diberikan kepada siswa untuk melatih ketrampilan dalam menyelesaikan soal-soal.

Tes akhir dilaksanakan pada tiap-tiap siklusyaitu pada pertemuan siklus 1dan siklus 2. Hasil dari tes akhir ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus / Kondisi Awal

Hasil ulangan formatif prasiklus dalam pembelajaranPKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi kelas Vsemester 2 tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri 2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara pada hari Selasa, 5 Januari 2016menunjukkan hasil yang kurang maksimal dari 36siswa yang memperoleh nilai 70 ( sesuai KKM) keatas hanya 20 siswa dan 16siswa lainnya masih dibawah 70,00. Nilai rata-rata kelas adalah 68,89 dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 55,56%, nilai tertinggi 100 dan terendah 50.Siswa yang belum tuntas untuk materi mendeskripsikan pengertian organisasi 44,44%.

Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti dan dibantu supervisor 1 dan supervisor 2 sepakat untuk dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan tujuan agar hasil belajar siswa meningkat dengan cara Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Deskripsi Siklus I

Setelah melaksanakan tindakan pembelajaran siklus 1dalam pembelajaran PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi kelas Vsemester 2 tahun pelajaran 2015/2016 di Sekolah Dasar Negeri 2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara,hasil eveluasi tes formatif yaitu berikut.

Hasil tes formatif siklus 1 dari 36 siswa yang mendapat nilai 50 = 4 siswa,nilai 60 = 6siswa, nilai 70 = 10 siswa,nilai 80=6 siswa,nilai 90 = 6 siswa, nilai 100=2 siswa. Nilai terendah 50 dan tertinggi100. Nilai rata-rata kelas 73,33, siswa yang tuntas 26 siswa dengan tingkat ketuntasan 72,22%. Siswa yang belum tuntas 10 siswa( 27,78% ).

Setelah berdiskusi dengan supervisor 1 dan supervisor2, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran dengan merencanakan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2

Deskripsi Siklus II

Setelah melaksanakan tindakan pembelajaran siklus 2dalam pembelajaran PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi kelas V semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri 2 KedungcinoKecamatan Jepara Kabupaten Jepara.Hasil eveluasi tes formatif siklus 2 sebagai berikut.

Hasil tes formatif siklus 2 dari 22 siswa yang mendapat nilai 50 = 1, nilai 60 = 2 siswa,nilai 70=12 siswa,nilai 80 = 9 siswa,nilai 90 =8siswa,nilai 100= 4siswa.Nilai terendah 50 dan tertinggi100. Nilai rata-rata kelas 79,17. Siswa yang tuntas 33 siswadengan tingkat ketuntasan 91,67%. Siswa yang belum tuntas 3 siswa atau siswa yang belum tuntas hanya 8,33%.

Setelah berdiskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2,maka tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran dan merencanakana perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.

Pembahasan Hasil Antarsiklus

Berdasarkan hasil proses pembelajaran dari prasiklus, siklus I dan siklus 2 mata pelajaran PKn materi mendeskripsikan pengertian organisasi kelas V Sekolah Dasar Negeri2 Kedungcino Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara, dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran meningkat.

Pada prasiklus siswa yang tuntas20 siswa, tingkat ketuntasan siswa 55,56% dan siswa yang belum tuntas16siswa,siswa yang belum tuntas 44,44% dengan nilai rata-rata 68,89. Pada perbaikkan pembelajaransiklus 1 terjadi peningkatan ketuntasan sebesar 16,66% dari pra siklus, dimana siswa yang tuntas menjadi 72,22% dan yang belum tuntas 27,78%dengan nilai rata-rata 73,33. Setelah dilaksanakan perbaikkan pembelajaran siklus 2 hasil prestasi belajar siswa meningkat sebesar 19,45% dengan tingkat ketuntasan mencapai 91,67%, siswa yang tuntas 33 siswa dan siswa yang belum tuntas3 siswa, siswa yang tuntas sebesar 8,33%. Tingkat ketuntasan siswa dan rata-rata kelas sudah melampui indikator keberhasilan. Peneliti berdiskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2 perbaikkan pembelajaran mata pelajaran PKn tidak dilanjutkan karena hasil pembelajaran siklus 2 sudah mencapai indikator keberhasilan. Sebagai tolok ukur (kreteria) keberhasilan tindakan kelas ini berhasil apabilaminimal 85% dari siswa mencapai nilai diatas Kreteria Ketuntasan Minimal. Pada hasil perbaikkan pembelajaran siklus 2 tingkat ketuntasan siswa mencapai 91,67% berarti sudah diatas tolok ukur keberhasilan tindakan. Dari hasil kesepakatan peniliti dan supervisor proses perbaikkan pembelajaran dirasa cukup berhasil dengan demikian tidak perlu dilakukan perbaikkan pembelajaran siklus berikutnya.

Tingkat ketuntasan prasikus 55,56%, siklus 1 siswa yang tuntas 72,22% dan siklus 2 siswa yang tuntas 91,67%. Rata-rata prasiklus 68,89, siklus 1 nilai rata- rata kelas 73,33, dan siklus 2 rata-rata kelas 79,17. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil tes formatifdari prasiklus, siklus 1, dan 2 selalu meningkat. Pada siklus 2 sudah diatas tolok ukur keberhasilan tindakan. Setelah berdiskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2,maka tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran dan merencanakan perbaikkan pembelajaran siklus berikutnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan Prasiklus

Pelaksanakan pembelajaran prasiklus dilaksanakan sesuai dengan tahapan proses dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.Setelah dilaksanakan tes formatif ternyata siswa yang tuntas belajar hanya 20 siswa, siswa yang tuntas hanya 55,56%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran kurang berhasil. Hasil pengamatan dari peneliti dan 2 supervisor,peneliti merefleksi kegagalan pembelajaran disebabkan oleh: 1)Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep.; 2)Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran; 3)Hasil pembelajaransiswa rendah; 3)Menggunakan model pembelajaran konvensional; 4)Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa; 5)Saranapembelajarankurangmemadai; 6)Input siswarendah; 7)Siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar dan 8)Guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran prasiklus secara umum berlangsung dengan baik dan konduksif, akan tetapi karena beberapa faktor kegagalan diatas maka pelaksanaan perbaikkan pembelajaran prasiklus perlu diadakan perbaikkan pembelajaran siklus 1 agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

Pembahasan Siklus I

Pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus 1dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran interaktif.Dari hasil tes formatif siklus 1 siswa yang tuntas belajar 26 siswa,siswa yang tuntas sebesar72,22%. Dengan demikian pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus1 menunjukkan peningkatan ketuntasan siswa sebesar 16,66% dengan nilai rata-rata kelas naik sebesar 4,44dari 68,89 menjadi 73,33. Hasil tes formatif hasil belajar siswa belum maksimal karena ketuntasan siswa baru mencapai72,22%. Setelah dilakukan pengamatan dengan bantuan supervisor 1 dan supervisor 2 sebagai obsever,peneliti merefleksi kegagalan pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus 1. Dalam pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus 1 masih ada beberapa kendala,antara lain: 1) Siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang teliti; 2)Guru belum optimal dalam memberikan tugas; 3)Interaksi pembelajaran didalam kelas kurang; 3)Respon dan pertanyaan siswa sangat rendah; 4)Motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri rendah.

Pada pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus 1 berlangsung cukup baik dan situasi belajar kondusif,akan tetapi masih ada beberapa faktor kegagalan yang muncul,maka pada perbaikkan pelaksanaan pembelajaran siklus 1 perlu dilakukan perbaikkan pelaksanaan pembelajaran siklus 2 agar hasil belajar siswa meningkat.

Pembahasan Siklus 2

Setelah pelaksanaan perbaikkan pembelajaran siklus 2 dilakukan masih dengan menggunakan model pembelajaran interaktif. Dari hasil tes formatif siklus 2 diperoleh data siswa yang tuntas belajar 33siswa,siswa yang tuntassebesar 91,67%. Siswa yang belum tuntas 3siswa,siswa yang belum tuntas sebesar8,33% . Nilai rata-rata kelas naik 5,84 dari 73,33 menjadi 79,17.Hasil ketuntasan belajar siswa meningkat 19,45%dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1. Hasil ketuntasan belajar siswa dan rata-rata kelas sudah diatas indikator keberhasilan penelitian. Penelitidan supervisor sebagai observer sepakattidak perludiadakanperbaikanpembelajaransiklus3.

Hasil belajar ketuntasan siswa dan nilai rata-rata kelas sudah diatas indikator keberhasilan penelitian. Tolok ukur indikator keberhasilan penelitian;minimal rata-rata aktivitas siswa 85%, ketuntasan minimal (KKM) 85% dan batas minimal rata-rata aktifitas guru 85%. Bagi 3siswa yang belum tuntas tidak diadakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran tetapi akan diberi tugas remidi dan pengayaan diluar tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Hasil PenelitianTindakan Kelas ( PTK ),dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran interaktif mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran. Hal itu Terlihat dari nilai ketuntasan siswa prasiklus 55,56%, siklus 1 ( satu ) 72,22% dansiklus 2 ( dua ) 91,67%

Saran

Saran penelitian bagi siswa disarankan agar selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kerja sama dalam kelompoknya. Saran bagi guru membiasakan melakukan perbaikkan pembelajaran apabila siswa belum tuntas dalam menguasai materi pembelajaran serta menggunakan alat peraga yang tepat untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

Anonim. 2006. Model-model PembelajaranInovatif. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.

Andayani, dkk.2007. Pemantapan kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Budimansyah. 2004. BelajarKooperatif Model PenyelidikankelompokdalampembelajaranMembacaPemaahamanuntukMeningkatkanKeterampilanMembacaSiswaKelas V SD. Tesistidakditerbitkan. Malang: Program studiPendidikanBahasadanSastra SD, PascasarjanaUniversitasNegerimalang.

Depdikbud.( 1986 ). KurikulumPendidikan Moral Pancasila. Jakarta:BalitbangDibud

_________.(1993). KurikulumPendidikanDasar.Jakarta.

Malang: PascasarjanaUniversitasNegeri Malang.

Republik Indonesia.(2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang systemPendidikanNasional.Jakarta:Depdiknas.

_______________. ( 2005). PeraturanPemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentangStandarnasionalPendidikan, Jakarta: Depdiknas.

_______________. ( 2008). PeraturanPemerintah RI No. 74Tahun 2008tentangGuru, Jakarta: Depdiknas.

Setiati.Dkk. 2008.PendidikanKewarganegaraan SD dan MI KelasV. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenNasional.

Somantri, N. (1968). PendidikanKewargaan Negara di sekolah. Bandung: IKIP

Supandi.2005. PenerapanPembelajaranKooperatifdenganMetode GI.untukMeningkatkanAktivitasdanHasilBelajarMatematikasiswa X SMAN 2 TrawasMojokerto. Skripsitidakditerbitkan.Malang UniversitasNegeri Malang.

Wardani, I.G.A.K. 2007.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model PembelajaranInovatif. JakartaPusat: DirektoratJedralPendidikanTinggiDepartemanpendidikanNasional.