UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS PARAGRAF
MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III
SEMESTER 1 SDN PACAR REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Kartini
Guru Kelas III di SDN Pacar
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman guru selama mengajar di kelas III Sekolah Dasar Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, kemampuan siswa dalam menulis paragraf nilainya sangat rendah. Permasalahan dalam penilaian ini adalah bagaimana cara meningkatkan ketrampilan menulis paragraf pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menulis paragraf pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Lokasi penelitian di kelas III Sekolah Dasar Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dengan subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Pacar sebanyak 32 siswa terdiri dari 16 putra dan 16 putri, dan seorang guru di Sekolah Dasar Negeri Pacar sebagai teman sejawat. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, analisis dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan pada siklus I variabel aktivitas siswa mencapai 78%, ketrampilan guru mencapai 54% dan hasil belajar mencapai 56%. Pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yang ditunjukkan dengan variabel aktivitas siswa mencapai 87,17%, ketrampilan guru mencapai 75% dan hasil belajar mencapai 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode picture and picture pada pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas III semester 1 Sekolah Dasar Negeri Pacar Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Dengan demikian disarankan penerapan metode picture and picture lebih ditingkatkan lagi untuk pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menulis paragraph.
Kata kunci: Menulis Paragraf, Metode Picture And Picture, Hasil Belajar, Bahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Aspek keterampilan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan, ber-bicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek ini saling berhubungan dan saling berpengaruh. Oleh karena itu, keempat aspek tersebut perlu mendapat-kan perha-tian sepenuhnya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, demi ter-capainya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
Dari keterampilan berbahasa yang yang sudah dikemukakan, maka penulis akan membahas tentang menulis karena hal itu merupakan permasalah yang ditemukan di SDN Pacar. Menulis dapat digunakan untuk men-dokumentasikan ide apa saja yang ada di dalam pikiran kita. Selain itu, hasil tulisan akan terus diingat dan tahan lama, bahkan dapat bermanfaat bagi orang lain. Ada kebahagiaan tersendiri ketika karya kita dibaca dan diapresiasi orang lain. Oleh karena itu, perlu adanya kerja keras untuk menjadikan menulis sebagai suatu kebiasaan.
Untuk mengajarkan tentang menu-lis paragraf, guru membutuhkan media yang menarik. Media digunakan agar siswa senang dan tidak bosan sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai. Memilih dan menggunakan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Siswa senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan gambar, karena gambar merupakan media yang dapat digunakan untuk bermain.
Menulis kurang mendapat perhati-an dari siswa dan para guru. Menulis sebagai salah satu aspek dalam keteram-pilan berbahasa kurang ditangani secara sungguh-sungguh, sehingga berdampak pada kemampuan siswa dalam ber-bahasa Indonesia yang kurang memadai (Pelly dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75).
Permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek menulis juga terjadi pada SDN Pacar. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis paragraf pada siswa di SDN Pacar Kecamatan Rem-bang Kabupaten Rembang masih belum optimal. Hal itu di-sebabkan karena metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang tepat dan pengguna-an media pembelajaran kurang menarik, sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran menulis.
Hal itu didukung data dari penca-paian hasil observasi dan evaluasi bahasa Indonesia tentang menulis paragraf pada siswa kelas III semester I tahun pelajaran 2011/2012 masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 27 dan nilai tertinggi 88.
Rumusan Masalah
1. Apakah metode picture and picture da-pat meningkatkan aktivitas siswa kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraf?
2. Apakah metode picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraf?
3. Apakah metode picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraf?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf pada siswa kelas III SDN Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Tujuan khusus penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraph, 2) Mendeskripsikan peningkat-an keterampilan guru kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraph, 3) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Pacar dalam menulis paragraph.
KAJIAN PUSTAKA
Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Proses yang terjadi ketika melakukan perubahan perila-ku membutuhkan waktu yang relatif lama. Hasil pengalaman dapat bertahan lama di dalam ingatan manusia. Oleh karena itu, belajar dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik dan merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh (Gagne dan Berliner dalam Anni dan kawan-kawan, 2007: 2).
Mengajar merupakan suatu aktivi-tas mengorganisasi atau mengatur ling-kungan sebaik-baiknya dengan menghu-bungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar (Nasution dalam Suryosu-broto, 2009: 15).
Keterampilan dasar mengajar ber-hubungan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, karena dengan keterampilan dasar meng-ajar bahwa mengajar bukan sekedar pro-ses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Macam-macam keterampilan dasar yang diutama-kan antara lain: 1) memberi pengutan, 2) bertanya, 3) menggunakan variasi, 4) menjelaskan, 5) membuka dan menutup pelajaran, 6) mengajar kelompok kecil dan perorangan, 7) mengelola kelas, 8) mem-bimbing diskusi kelompok (Hasibuan, 2009: 58-88).
Keterampilan mengajar yang ada dalam metode picture and picture adalah: 1) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, 2) membimbing kelompok, 3) menyampaikan materi, 4) memperlihatkan gambar-gambar, 5) memberikan kesem-patan kepada siswa secara bergantian untuk meng-urutkan gambar, dan 6) menyimpulkan materi.
Pembelajaran adalah proses, cara, dan perbuatan menjadikan se-seorang be-lajar. Proses di dalam kegiatan pembela-jaran membutuhkan waktu. Cara yang digunakan guru mencakup kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada. Oleh karena itu, guru harus mempunyai cara dalam menyusun rencana yang baik agar pem-belajaran mencapai keberhasilan (Alwi dalam Sufanti, 2010: 35).
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai melalui proses perubahan perilaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan penggunaan dalam penilaian tentang pe-ngetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Dengan penilaian itu dapat diperoleh gam-baran nyata tentang keberhasilan belajar dalam bentuk penentuan-penentuan indek prestasi (Hamalik, 1991: 153).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua kondisi yaitu kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis dan kondisi sosial. Kualitas dari kondisi internal siswa berpengaruh pada kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman be-lajar dan perkembangan. Sedangkan kon-disi eksternal adalah lingkungan siswa. Faktor eksternal yang akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar antara lain tempat belajar, iklim, suasana ling-kungan, dan budaya belajar masyarakat.
Bahasa
Ada berbagai pandangan tentang hakikat bahasa antara lain yaitu pandangan struktural, fungsional, dan interaksional. Pandangan struktural berpendapat bahwa bahasa adalah sistem unsur yang berhubungan secara struktural bagi peng-kodean makna. Menurut pandangan fung-sional, bahasa adalah sarana yang diguna-kan untuk berkomunikasi. Menurut pan-dangan interaksional, bahasa merupakan wahana realisasi hubungan-hubungan an-tarpribadi dan bagi performansi transaksi-transaksi di antara para individu (Iskan-darwassid dan Sunendar, 2008: 175).
Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi: a) Fungsi informasi, b) Fungsi ekspresi diri, c) Fungsi adaptasi dan integrasi, d) Fungsi kontrol sosial.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Keterampilan berbahasa Indonesia ada empat yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan membutuhkan pemahaman, perhatian, dan penilaian. Berbicara membutuhkan pema-haman dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Menulis dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pikiran kepada orang lain. Pada setiap pembelajaran bahasa Indonesia secara pasti terdapat tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, tujuan tersebut ada di dalam KTSP.
Pembelajaran bahasa Indonesia digunakan untuk meningkatkan keteram-pilan berbahasa, meningkatkan kemampu-an berpikir yang digunakan untuk mem-perluas wawasan, serta diarahkan untuk mem-pertajam kepekaan perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, tetapi juga yang disampaikan secara terselubung atau tidak langsung. Setelah mengetahui tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, maka kita perlu mengetahui manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah dasar.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut (Tari-gan dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 77).
Keterampilan Menulis
Kegiatan menulis merupakan bagi-an yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Hampir setiap hari siswa dihadapkan pada kegiatan menulis. Pada umumnya, setiap tulisan siswa akan melalui tahap-tahap per-kembangan tulisan.
Paragraf merupakan satu kesatuan dalam organisasi karangan, suatu pemba-hasan sendiri yang menguraikan suatu pokok atau salah satu bagian dari seluruh tema dan bukan kumpulan kebetulan beberapa kata atau kalimat. Biasanya paragraf mulai dengan garis yang ditulis men-jorok kedalam dan diakhiri dengan titik, yang tidak disambung lagi dengan kalimat baru dalam garis yang sama (Heuken, 2008: 52).
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang selalu mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, bekerja, me-laksanakan pekerjaan, dan tidak diam saja. Guru juga aktif dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif agar siswa mampu belajar secara optimal dengan berbagai usaha, cara, strategi, dan sebagainya (Sufanti, 2010: 36).
Metode Picture and Picture
Kata picture berasal dari bahasa Inggris yang berarti gambar. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya, yang tidak bisa berubah-ubah, hanya bisa digerakkan oleh guru tanpa alat apapun dan wujud bendanya tepat (Sufanti, 2008: 70).
Gambar digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat mengembang-kan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta dapat mengembangkan kreativitas siswa (Wibawa dan Mukti, 2001: 42).
Dalam metode picture and picture, gambar sangat berperan untuk membantu siswa dalam membuat kalimat yang kemu-dian disusun menjadi sebuah paragraf. Media gambar digunakan oleh penulis untuk membantu guru dalam memberikan konsep-konsep agar siswa lebih mudah untuk menulis paragraph.
Picture and picture adalah metode yang menuntut partisipasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa me-ngurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis dan guru membimbing untuk menentukan urutan yang sesuai. Setelah itu, siswa memberikan alasan pemilihan urutan tersebut. Gambar yang sudah tersusun digunakan siswa sebagai dasar untuk menulis paragraf (Suprijono, 2010: 125).
Kerangka Berpikir
Kondisi awal kegiatan pembela-jaran bahasa Indonesia tentang menulis paragraf di SDN Pacar belum optimal. Guru tidak menggunakan metode yang tepat dan penggunaan media pembelajaran masih kurang, sehingga siswa merasa bosan. Hasil belajar siswa dalam menulis paragraf juga masih rendah.
Dalam pelaksanaan metode picture and picture, siswa mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Dengan menggunakan gambar, siswa merasa senang dan termotivasi. Mengurutkan gambar-gambar adalah kegiatan yang dilakukah siswa ketika bermain di luar jam pelajaran, sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran menulis paragraph.
Dengan menggunakan metode picture and picture diharapkan pada kon-disi akhirnya guru lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan metode pembe-lajaran. Siswa lebih antusias dalam meng-ikuti kegiatan pembelajaran. Siswa lebih terampil menulis paragraf. Motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia akan meningkat. Siswa tidak bosan dalam mempelajari bahasa Indonesia. Keterampil-an menulis paragraf siswa dapat meningkat sehingga hasil belajar siswa dalam menulis paragraph.
Hipotesis Tindakan
Pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf pada siswa kelas III SDN Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penilitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru. Siswa kelas III sebanyak 32 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam menulis paragraph. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pem-belajaran menulis paragraf dengan metode picture and picture.
2. Sumber Data
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan secara langsung selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua. Sumber data guru berasal dari hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis paragraf dengan metode picture and picture. Sumber data dokumen berupa kurikulum, RPP, hasil tulisan siswa, dan daftar nilai hasil menulis paragraf.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah meng-gunakan teknik tes dan nontes.
Teknik Analisis Data
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil bela-jar, dianalisis dengan menggunakan holictic scoring yaitu teknik untuk menilai pertanyaan esai atau hasil karya tertulis lain yang menekankan pada hasil karya itu secara keseluruhan (Arends, 2008: 240). Dalam penelitian ini indikator yang dinilai dalam menulis paragraf yaitu pilihan kata, keefektifan kalimat, huruf kapital, dan tanda titik.
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan keteram-pilan guru pembelajaran me-nulis paragraf dengan metode picture and picture. Lang-kah penganalisisan data kualitatif adalah dengan menganalisis lembar observasi yang telah diisi ketika pembelajaran dan mengklasifikasikannya dengan kolaborator yang membantu dalam penelitian.
Indikator Keberhasilan
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis paragraf menggunakan meto-de picture and picture meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
2. Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis paragraf menggunakan meto-de picture and picture meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
3. 85% siswa kelas III SDN Pacar Keca-matan Rembang Kabupaten Rembang mengalami ketuntasan belajar individu-al sebesar ≥ 60 dalam pembelajaran menulis paragraf.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Hasil Penelitian
1. Siklus I
Berdasarkan data observasi aktivi-tas siswa untuk indikator menyimak materi pelajaran, ada satu siswa yang tidak mendengarkan materi pelajaran tetapi malah ribut sendiri, yang hanya mendengarkan materi pelajaran ada enam siswa, dan yang mendengarkan materi dengan seksama tetapi belum mencatat hal-hal yang penting ada empat siswa. Rata-rata nilai seluruh siswa yaitu 18,68 dan persentase ke-tuntasan klasikal yaitu 78%. Hasil rata-rata nilai seluruh siswa pada indikator pertama ini masuk dalam kategori Baik (B).
Pada indikator berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,6 dengan persen-tase 90% yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. ada 13 siswa yang dalam kegiatan kelompok hanya diam dan melihat temannya saja, serta ada 19 siswa yang ikut memberikan pendapat dalam kegiatan kelompok.
Pada indikator mengurutkan gam-bar-gambar menjadi urutan yang logis, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 2,46 dengan persentase 62% yang termasuk dalam kategori Cukup. Ada 14 siswa yang 1 sampai dengan 2 gambar yang urutannya benar dan ada 18 siswa yang 3 sampai dengan 4 gambar yang urutannya benar.
Pada indikator memberikan alasan yang logis terhadap urutan gambar, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,25 dengan persentase 81 % yang termasuk dalam kategori Baik. Ada 8 siswa yang tidak memberikan alasan terhadap urutan gambar, ada 24 siswa yang memberikan alasan dengan jelas.
Pada indikator memahami konsep yang ditanamkan oleh guru, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,84 dengan persentase 96% yang termasuk dalam kategori Sangat baik. Ada 5 siswa yang hanya mendengarkan tetapi tidak mema-hami konsep yang ditanamkan oleh guru dan ada 27 siswa yang memahami konsep yang di-tanamkan oleh guru.
Pada indikator mengurutkan gam-bar-gambar menjadi urutan yang logis, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 2,5 dengan persentase 63 % yang termasuk dalam kategori baik (B). Ada 17 siswa yang 1 sampai dengan 2 gambar yang urutannya benar dan ada 15 siswa yang 3 sampai dengan 4 gambar yang urutannya benar.
Pada indikator menuliskan hasil simpulan, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3 dengan persentase 78 % yang termasuk dalam kategori Baik. 27 siswa tidak menuliskan hasil simpulan, hal tersebut karena guru tidak menyimpulkan pelajaran pada hari itu.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh data bahwa ketuntasan secara klasikal belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata 68,3 dengan nilai terendah 35, nilai tertinggi 90, ketuntasan 56 % dan 44 % siswa belum mengalami ketuntasan (KKM 70).
Berdasarkan hasil observasi kete-rampilan guru dalam pem-belajaran menulis paragraf dengan menggunakan metode picture and picture. Bahwa untuk penyampaian kompetensi yang akan dicapai, guru memperoleh skor 3 yang masuk dalam kategori baik (B). Ini berarti guru telah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan ketika menyampaikannya guru menyampaikan dengan jelas sehingga siswa dapat menerima materi dengan baik.
Pada indikator membimbing kelom-pok, guru memperoleh skor 3 yang masuk dalam kategori baik (B). Hal ini berarti bahwa guru memberikan tugas dan bim-bingan hanya kepada sebagian kelompok saja. Apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan, guru kurang memperhatikan, sehingga kegiatan dalam kelompok kurang maksimal.
Pada indikator menyampaikan materi, guru memperoleh skor 3 yang ma-suk dalam kategori baik (B). Hal ini berarti guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan tema dan tujuan pembelajaran. Suara guru lantang sehingga siswa yang duduk di belakang dapat mendengarkan dengan baik materi yang disampaikan oleh guru.
Pada indikator memperlihatkan gambar-gambar, guru mem-peroleh skor 3 yang masuk dalam kategori baik (B). Hal ini me-nunjukkan bahwa guru dalam memperlihatkan gambar-gambar sudah sesuai dengan tema dan tujuan pembela-jaran.
Pada indikator memberikan kesem-patan kepada siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar, guru mem-peroleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Artinya guru menggali pendapat dan memberikan kesempatan kepada siswa secara ber-gantian untuk mengurutkan gambar.
Pada indikator menyimpulkan ma-teri, guru memperoleh skor 2 yang masuk dalam kategori cukup (C). Hal tersebut karena dalam kegiatan akhir, tidak sudah ada kegiatan menyimpulkan materi, tetapi kesimpulannya tidak lengkap.
Siklus I masih terdapat empat siswa yang belum mencapai KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajar-an siklus I belum sesuai indikator keber-hasilan yang ditetapkan yaitu 85 % siswa harus mengalami ketuntasan belajar.
2. Siklus II
Berdasarkan data observasi aktivi-tas siswa untuk indikator menyimak materi pelajaran, yang hanya mendengarkan materi pelajaran ada lima siswa dan yang mendengarkan materi dengan seksama tetapi belum mencatat hal-hal yang penting ada enam siswa. Rata-rata nilai seluruh siswa yaitu 3,78 dan persentase ketuntasan klasikal yaitu 95%. Hasil rata-rata nilai seluruh siswa pada indikator pertama ini masuk dalam kategori Sangat Baik.
Pada indikator berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,1 dengan persentase 77 % yang termasuk dalam kategori Sangat baik. Ada 10 siswa yang dalam kegiatan kelompok hanya diam dan melihat temannya saja, ada 22 siswa yang ikut memberikan pendapat dalam kegiatan kelompok, dan yang memimpin jalannya pengambilan keputusan dalam kelompok.
Pada indikator mengurutkan gam-bar-gambar menjadi urutan yang logis, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,74 dengan per-sentase 94% yang termasuk dalam kategori baik (B). hasil pekerjaan semua siswa yaitu ada 3 sampai dengan 4 gambar yang urutannya benar.
Pada indikator memberikan alasan yang logis terhadap urutan gambar, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,9 dengan persentase 98 % yang termasuk dalam kategori Sangat baik (B). Ada 3 siswa yang hanya sekedar memberikan alasan tetapi tidak jelas dan ada 29 siswa yang memberikan alasan tetapi masih ada yang tepat.
Pada indikator memahami konsep yang ditanamkan oleh guru, rata-rata nilai yang diperoleh seluruh siswa adalah 2,6 dengan persentase 65 % yang termasuk dalam kategori Sangat baik (B). Ada 13 siswa yang memahami konsep yang ditanamkan oleh guru, dan ada 19 Siswa yang dapat menerap-kan konsep yang ditanamkan oleh guru dalam menulis paragraf.
Pada indikator menuliskan hasil simpulan, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3,4 dengan persentase 84 % yang termasuk dalam kategori cukup (C). Ada 19 siswa yang menuliskan hasil simpulan tetapi tulisannya sulit dibaca dan banyak coretan dan ada hanya ada 13 siswa yang menuliskan hasil simpulan dan tulisannya mudah dibaca.
Berdasarkan hasil observasi kete-rampilan guru dalam pem-belajaran menu-lis paragraf dengan menggunakan metode picture and picture. Bahwa untuk penyam-paian kompetensi yang akan dicapai, guru memperoleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Ini berarti guru telah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai ketika menyampaikannya guru menyampaikan dengan jelas dan menarik sehingga siswa dapat menerima materi dengan sangat baik.
Pada indikator membimbing kelom-pok, guru memperoleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Hal ini berarti semua kelompok mendapat tugas dan bimbingan pada pelaksanaan diskusi kelompok. Semua kelompok mendapatkan bimbingan yang baik saat pelaksanaan kegiatan kelompok sehingga pelaksanaan diskusi dapat terlaksana secara maksimal.
Pada indikator menyampaikan materi, guru memperoleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Hal ini berarti guru sudah menyampaikan materi secara urut dan materi tersebut telah disesuai-kan dengan tema dan tujuan pembelajaran.
Pada indikator memperlihatkan gambar-gambar, guru mem-peroleh skor 3 yang masuk dalam kategori baik (B). Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam memperlihatkan gambar-gambar sudah sesuai dengan tema dan tujuan pembelajaran.
Pada indikator memberikan kesem-patan kepada siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar, guru mem-peroleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Artinya guru menggali pendapat dan memberikan kesempatan kepada siswa secara ber-gantian untuk mengurutkan gambar. Hal ini membuat siswa berani untuk mengemukakan pendapat.
Pada indikator menyimpulkan ma-teri, guru memperoleh skor 4 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Hal tersebut karena dalam kegiatan akhir, kegiatan menyimpulkan materi dilakukan oleh guru dengan melibatkan siswa.
Berdasarkan hasil tes pada siklus II diperoleh data bahwa ketuntasan secara klasikal belum memenuhi indikator keber-hasilan yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata 81,9 dengan nilai terendah 70, nilai tertinggi 100, ketuntasan 100% dan 0% siswa belum mengalami ketuntasan belajar (KKM 70).
Pembahasan
1. Aktivitas siswa
Metode picture and picture dalam pembelajaran menulis paragraf menyebab-kan aktivitas siswa meningkat pada masing-masing siklus. Data pada siklus I rerata skornya meningkat menjadi 22,56 dengan presentase 80,58%, dan pada siklus II rerata skornya meningkat menjadi 24,40 dengan presentase 87,17%.
2. Keterampilan guru
Keterampilan guru ketika pembela-jaran berlangsung meng-gunakan metode picture and picture meningkat setiap siklusnya. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil belajar yang diinginkan (Skinner dalam Anni dan kawan-kawan, 2006: 20). Pada siklus I jumlah skor 18 dengan persentase 75% dan siklus II jumlah skor 23 dengan per-sentase 96%.
3. Hasil Belajar
Metode picture and picture dalam pembelajaran menulis paragraf menyebab-kan hasil belajar siswa meningkat pada masing-masing siklus. Pada siklus I presentasenya meningkat menjadi 56 %, kemudian pada siklus II presentasenya meningkat menjadi 100%.
PENUTUP
Simpulan
1. Metode picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis paragraf.
2. Metode picture and picture dapat me-ningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis paragraf.
3. Metode picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis paragraf.
Saran
1. Guru sebaiknya menggunakan metode picture and picture untuk pem-belajaran menulis paragraf.
2. Guru harus memperhatikan ciri-ciri gambar yang baik ketika akan memilih gambar dalam pembelajaran menulis paragraf menggunakan metode picture and picture.
3. Sebaiknya guru tidak melakukan pembelajaran bahasa Indonesia secara konvensional agar siswa tidak merasa bosan.
4. Guru hendaknya senantiasa mening-katkan kemampuan dan keteram-pilannya dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dengan tidak mengabaikan penerapan pembelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) terjemahan Prajitno Soetjipto dan Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips aplikasi PAKEM. Yogyakarta. Diva press.
Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zaenal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Damsiri. 2009. Peningkatan Keterampilan Paragraf melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Gemulung. ETA Jurusan PGSD.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti, dan Direktorat Ketenagaan.
Djuraid, Husnun N. 2007. Panduan Menulis Berita. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang Press.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hartono. 2009. Penerapan metode picture and picture pada ketrampilan menyelesaikan soal cerita matematika kelas V di SD Negeri 5 Karimunjawa. Skripsi Jurusan PGSD.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Depdikbud Dikti.
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Herrhyanto, Nar dan H.M. Akib Hamid. 2008. Stastisika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Heuken, Adolf. 2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Kurnia, Inggridwati, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdiknas.
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Latersia. 2010. “Penerapan Model Picture and Picture dalam Pembelajaran Shalat pada Kelas IV SD Swasta Al Washilah Berastagi”. (Online), (http://jasafadilahginting.blogspot. com/ 2010 /10/penerapan-model-picture-and-picture.html). Diakses 6 Pebruari 2011: 21.22.
Nuryati, Siti. 2003. Menigkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi melalui Kegiatan Menulis Terbimbing Siswa Kelas III SD I Gemuhblanten, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal. Skripsi Jurusan PGSD.
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti.
Rofi’udin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Romadhasari. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama 1 Babak Siswa Kelas VIII C SMP N 3 Rambang dengan Media Kartu Gambar melalui Teknik Picture and Picture. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suarti, 2009. “Metode Pembelajaran”.(Online). (http://blog.unila.ac.id/suarti59 /2009/10/13/metode-pembelajaran/). Diakses 24 April 2011: 12.00.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.
2007. Standar Penilaian Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BP Cipta Jaya.
2008. “Kamus Keterampilan”. (Online), (http://www.library-accounting- department). Diakses 24 Maret 2011:20.23.