Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MENGENAI BERBAGAI BENTUK ENERGI DAN MANFAATNYA
MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS I.D SEMESTER II
SD NEGERI 004 TEMBILAHAN KOTA KECAMATAN TEMBILAHAN
Jaimah
SD Negeri 004 Tembilahan Kota
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang hasil pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar umumnya rendah. Dikarenakan sulitnya menanamkan pemahaman dalam pembelajaran IPA. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas I.D ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pemahaman soal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari melalui metode demonstrasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa Kelas 1.D SDN 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan. Tujuan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, selanjutnya memberi tes hasil belajar, serta mengobservasi dan refleksi hasil yang diperoleh. Manfaat penelitian ini untuk menambah wawasan baru tentang metode presentase belajar dan meningkatkan prestasi hasil belajar, bagi guru memperoleh umpan balik dalam rangka perbaikan kinerja, dan bagi sekolah memberi sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah observasi, partisipasi, dokumentasi, dan hasil evaluasi. Hasil penelitian mencakup 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 1 (satu) pertemuan. Setiap proses pembelajaran siswa selalu dipandu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) sedangkan pada akhir pembelajaran selalu diadakan evaluasi. Hasil penilaian LKS (bobot 1) dan tes akhir (bobot 2) selanjutnya dibagi 2 menjadi nilai IPA. Hasil tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menerapkan bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari melalui metode demonstrasi. Simpulan yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas adalah: (1) dapat meningkatan prestasi belajar siswa, sebelum menggunakan metode demonstrasi adalah 45,80. Setelah menggunakan berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari melalui metode demonstrasi rerata siklus I (70,80) dan siklus II (91,70), dan (2) dapat mengoptimalkan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas siswa semakin meningkat, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat optimal. Hal ini dikarenakan siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Begitu pula aktivitas guru juga semakin meningkat dengan mampu menerapkan perannya sebagai: motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder yang baik.
Kata kunci: hasil belajar, metode demonstrasi, dan IPA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang didambakan, diharapkan baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru dan masyarakat. Karena pada hakikatnya, kegiatan mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa (Witherington,1992).
Dalam proses belajar mengajar Kelas I.D Semester II SD Negeri 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam materi bentuk gerak benda dan penyebab gerak benda, hanya 11 siswa dari 24 siswa atau 45,8% yang mencapai ketuntasan dalam pembelajaran sedangkan 13 siswa atau 54,2% tidak tuntas. Sementara itu rata-rata kelas hanya 65,8. Berdasarkan hasil tersebut terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu hasil pembelajaran sebagian dibawah KKM, siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif, guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru serta sarana dan prasarana kurang mendukung. Berdasarkan masalah-masalah yang timbul, penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu guru hanya mengunakan media gambar dalam proses pembelajaran, aktifitas peserta didik sangat kurang karena hanya mendengarkan guru berbicara menyampaikan materi, dan alat peraga kurang menunjang dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan aktifitas peserta didik pada materi bentuk gerak benda dan penyebab gerak benda Kelas 1.D semester II SD Negeri 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan dengan prioritas kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut; “Apakah pengguna metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang bentuk gerak benda dan penyebab benda bergerak?â€.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang bentuk gerak benda dan penyenbab gerak benda.
Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian tindakan Kelas I.D ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan pengalaman baru bagi penulis, serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya Ilmu Pengetahuan Alam. Sehingga pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
2. Bagi kepala sekolah dan guru, dapat dijadikan motivasi untuk dapat dilaksanakan di sekolah di tempat bekerja yaitu SD Negeri 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat memberikan kesan bahwa belajar Ilmu Pengetahuan Alam itu mudah dan menyenangkan serta dapat memberikan wawasan materi pembelajaran.
4. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau bahan pembelajaran dalam upaya pelaksananan penelitian tindakan kelas (PTK).
KAJIAN TEORI
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Belajar
Menurut analisis penulis, belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995).
Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universalâ€.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur kerangka berpikir bahwa kondisi awal di SD Negeri 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar Ilmu Pengetaahuan Alam. Akibatnya prestasi belajar siswa rendah.
Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Peneliti akan memberi motivasi pada siswa dengan memberi penguatan agar siswa merasa senang.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu prestasi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas I.D SD Negeri 004 Tembilahan Kota dapat meningkat dan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran dengan metode demontrasi diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang bentuk gerak benda dan penyebab gerak benda, maka dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas I.D SD Negeri 004 Tembilahan Kota.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 004 Tembilahan Kota. Penelitian dilaksanakan selama 2 Bulan (September s/d Oktober 2016). Subyek penelitian adalah siswa kelas I yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, siklus I pada tanggal 9 Maret 2017 dan siklus II tanggal 23 Maret 2017.
Perencanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur Pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar IPA menggunakan teknik pengambilan data berupa teknik tes pada Siklus I maupun Siklus II. Teknik tes yang digunakan dengan menyusun tes formatif tentang bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain menggunakan teknik tes, digunakan juga teknik non tes berupa lembar pengamatan sebagai panduan bagi pengamat dalam mengamati perbaikan pembelajaran.
Analisis Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas I.D ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu deskriptif komparatif, membandingkan nilai tes formatif pada setiap siklus dengan indikator prestasi siswa pada mata pelajaran IPA tentang mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian berikut dataketuntasan hasil belajar IPA:
Tabel 1 Data Ketuntasan Hasil Belajar IPA
No |
Ketuntasan |
Prasiklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
Persen |
Jumlah |
Persen |
Jumlah |
Persen |
||
|
Tuntas |
11 |
45,8% |
17 |
70,8% |
22 |
91,7% |
|
Tidak tuntas |
13 |
54,2% |
7 |
29,2% |
2 |
8,3% |
Validasi Data
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Adapun validitas yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif (berbentuk angka) umumnya yang divalidasi instrumennya. Sedangkan data kualitatif (misalnya observasi, wawancara) dapat divalidasi melalui trianggulasi baik trianggulasi sumber maupun trianggulasi metode. Penelitian ini menggunakan validasi instrumen.
Prosedur Tindakan
siklus I
Prosedur pelaksanaan perbaikan dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
siklus II
Prosedur pelaksanaan perbaikan dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA tentang bentuk gerak benda dan penyebab gerak benda ternyata nilai tes formatif siswa kurang memuaskan. Terbukti dari 24 siswa hanya 11 siswa (45,8%) yang memperoleh nilai tuntas yaitu 75% ke atas. Sedangkan 13 siswa belum tuntas (54,2%). Untuk mengidentifikasi masalah tersebut peneliti menentukan fokus permasalahan yang dihadapi serta ditentukan cara mengatasinya supaya memperoleh hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan perbaikan dengan 2 siklus. Siklus I dilakukan pada 9 Maret 2017 yang diawali apersepsi, penjelasan materi, pemberian tugas, pembahasan hasil pekerjaan siswa dan diakhiri dengan tes formatif. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I bahwa keaktifan siswa meningkat meskipun belum semuanya. Perhatikan tabel 1, pada siklus I hasil belajar meningkat tetapi belum optimal dari 24 siswa, 17 siswa tuntas, sedang 7 siswa belum tuntas, rata-rata nilai tes formatif meningkat dari 65,8 sebelum perbaikan menjadi 77,1 pada perbaikan pembelajaran siklus I, masih ada beberapa siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan latihan dan perhatian terhadap kegiatan pembelajaran masih kurang Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi sehingga tidak sistematis dan guru masih mendominasi dan kurang memberikan kesempatan bertanya pada siswa.. Dari pengamatan yang dilaksanakan secara menyeluruh tampak bahwa proses pembelajaran masih kurang. Untuk itu perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
Tabel 2 Hasil Evaluasi IPA Siklus I
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
% |
Keterangan |
1. |
40-50 |
1 |
4,2% |
Belum Tuntas |
2. |
51-60 |
4 |
16,7% |
Belum Tuntas |
3. |
61-70 |
2 |
8,3% |
Belum Tuntas |
4. |
71-80 |
11 |
45,8% |
Tuntas |
5. |
81-90 |
6 |
25% |
Tuntas |
6. |
91-100 |
– |
– |
– |
Jumlah |
24 |
100% |
Siklus II
Setelah kegiatan pembelajaran IPA berakhir, ternyata nilai hasil tes formatif Siklus I siswa kurang memuaskan. Atas dasar perolehan nilai Siklus I yang menitikberatkan pada penggunaan metode diskusi dan media gambar, setelah dilaksanakan tetapi belum berhasil. Akhirnya peneliti melanjutkan perbaikan pada Siklus II. Pada siklus II pembelajaran lebih memfokuskan pada penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga konkrit, serta adanya lembar pengamatan sebagai panduan bagi pengamat dalam mengamati perbaikan pembelajaran. Dalam pelaksanaan siklus II ditemui bahwa perhatian siswa sudah baik, siswa sudah berani bertanya, siswa tertarik untuk mrngikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa sudah aktif. Berdasarkan tabel 3 dari hasil perbaikan siklus II didapatkan data bahwa hasil belajar meningkat dari 24 siswa, 22 siswa tuntas dan 2 siswa belum tuntas serta nilai tes formatif meningkat dari 70,8% pada Siklus I menjadi 91,7% pada perbaikan pembelajaran Siklus II.
Tabel 3 Hasil Evaluasi IPA Siklus II
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
% |
Keterangan |
1. |
40-50 |
– |
– |
– |
2. |
51-60 |
1 |
4,2% |
Belum Tuntas |
3. |
61-70 |
1 |
4,2% |
Belum Tuntas |
4. |
71-80 |
9 |
37,5% |
Tuntas |
5. |
81-90 |
7 |
29,2% |
Tuntas |
6. |
91-100 |
6 |
25% |
Tuntas |
Jumlah |
24 |
100% |
PENUTUP
Simpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas I.D SDN 004 Tembilahan Kota Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir tentang berbagai energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dapat disimpulkan bahwa “Penerapan metode metode demonstrasi dan alat alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas I.D SDN 004 Tembilahan Kota, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir pada Semester II tahun pelajaran 2016/2017 pada materi bentuk gerak benda dan penyebab gerak benda.
Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar sebelum perbaikan 11 anak, pada Siklus I 17 anak, dan pada Siklus II 22 anak dari 24 siswa.
Saran
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah peneliti laksanakan ada beberapa saran untuk meningkatkatkan hasil belajar IPA siswa, yaitu:
Bagi Guru
1. Guru sebaiknya berusaha menciptakan kondisi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Motivasi dari guru perlu dilaksanakan untuk mendorong keaktifan siswa.
2. Guru sebaiknya selalu memotivasi siswa dengan selalu meningkatkan agar teliti dalam mengerjakan soal.
Bagi Sekolah
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah khususnya pada SDN 004 Tembilahan Kota, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir yang digunakan sebagai tempat penelitian menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga konkrit.
2. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) serta dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly & Eny Rahma. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Djohar.(1990).Pendidikan Sains.Yogyakarta:FMIPA UNY
Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press
Hermana Soemantri. (1993). Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pengembangan dan penilaian). Bandung: Angkasa. Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya Jakarta: Aksara.
Lewin, Kurt (1946). Action Research and Minority Problems. Victoria: Deakin
Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
Moh. Amien. (1984). Hakekat Science. Yogyakarta: IKIP
Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya
Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rasdakarya
Paul Suparno. (2007). Kajian dan Pengantar Kurikulum IPA SMP & MTS. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiharto, Kartika N.F. Farida Harahap. dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press
Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisus
Suyoso, Suharto dan Sujoko. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakart: IKIP
Thohari Mustamar. (1978). Program Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta
University Witherington, H.C. (1992). Psikologi Pendidikan (Terjemahan M Buchori).