UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAN BEKAS PADA SISWA KELAS IX-G SMP NEGERI 1 ADIWERNA – TEGAL

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Fathudin

SMP Negeri 1 Adiwerna Tegal

 

ABSTRAK

Pada kondisi awal yang nilai keaktifannya tuntas hanya 13 siswa atau sebesar 40,63%, yang tuntas hasil belajar dari segi penguasaan teknik hanya 13 siswa atau sebesar 40,63%, sedangkan yang tuntas belajar dari segi prestasi hanya 12 siswa atau sebesar 37,50%. Upaya peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan penggunaan media ban bekas yang dilaksanakan melalui 2 (dua) siklus. Hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan diperoleh data sebagai berikut; Nilai keaktifan siswa pada siklus I yang tuntas sebesar 75,00% berarti ada peningkatan 34,37% dari keadaan kondisi awal, Nilai Hasil belajar dari segi penguasaan teknik pada siklus I yang tuntas sebesar 71,88% dari jumlah siswa berarti ada peningkatan 31,25% dari keadaan kondisi awal, Nilai Hasil belajar dari segi prestasi pada siklus I yang tuntas sebesar 68,80% dari jumlah siswa berarti ada peningkatan 31,30% dari keadaan kondisi awal. Nilai keaktifan siswa pada siklus II yang tuntas sebesar 93,75.00% berarti ada peningkatan 53,12% dari keadaan kondisi awal, Nilai Hasil belajar dari segi penguasaan teknik pada siklus II yang tuntas sebesar 90,62% dari jumlah siswa berarti ada peningkatan 49,99% dari keadaan kondisi awal, Nilai Hasil belajar dari segi prestasi pada siklus II yang tuntas sebesar 87,50% dari jumlah siswa berarti ada peningkatan 50,00% dari keadaan kondisi awal.

Kata Kunci: Media Ban Bekas, Keaktifan, Hasil Belajar, dan Lempar Cakram.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesahaan juga merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. BSNP (2006: 72).

Berdasarkan tujuan di atas yaitu keterampilan gerak, maka dalam pembelajaran PJOK dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar dalam proses pembelajaran berjalan lancar dan sesuai tujuan pembelajaran.

Pada proses pembelajaran PJOK, guru harus mampu membuat siswa senang, tertarik, dan aktif, disamping itu faktor keselamatan dalam penggunaan alat olahraga juga harus diperhatikan. Keriangan siswa dalam pembelajaran PJOK dapat didorong oleh berbagai sebab, diantaranya guru memberikan tugas gerak yang memang menyenangkan, permainan yang melibatkan semua peserta didik dalam suasana kompetisi yang tinggi. Suherman (2018: 4)

Salah satu materi pelajaran atletik pada kelas IX adalah lempar cakram. Terbatasnya jumlah cakram yang hanya 4 buah, pembelajaran lempar cakram tetap dapat diberikan kepada siswa meskipun terkendala jumlah cakram yang kurang memadai, tetapi dengan kondisis tersebut berdampak kurang maksimalnya siswa dalam aktifitas pembelajarannya sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.

Kenyataan di lapangan, pembelajaran atletik materi nomor lempar cakram yang pernah dilakukan peneliti, hasil kemampuanya masih rendah. Berdasarkan analisis praktik yang pernah peneliti lakukan hanya dengan metode ceramah, metode bagian, demonstrasi, penugasan, dan jumlah alat yang sangat terbatas sehingga berdampak pada kurangnya aktifitas siswa.

Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan siswa kelas IX-G yang berjumlah 32 anak, pada kondisi awal hanya sebagian kecil siswa yang tuntas belajar. Untuk diketahui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai yang diraih oleh setiap siswa minimal sesuai atau diatas batas KKM, sedangkan untuk persentase klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang nilainya minimal sesuai atau diatas batas KKM.

Data ketuntasan nilai untuk setiap aspek pada kondisi awal yaitu; pada aspek keaktifan hanya 13 siswa atau sebesar 40,63% yang tuntas, pada aspek teknik hanya 13 siswa atau sebesar 40,63% yang tuntas, dan pada aspek prestasi (hasil lemparan) hanya 12 siswa atau sebesar 37.50% yang tuntas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: (1) Pembelajaran masih konvensional, (2) Proses pembelajaran berjalan monoton dan kurang menarik. (3) Guru kurang jelas saat menyampaikan materi pembelajaran lempar cakram. (4) Partisipasi aktif siswa kurang maksimal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah: (1) Bagaimanakah latihan dengan menggunakan media ban bekas dapat meningkatkan keaktifan belajar lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah latihan dengan menggunakan media ban bekas dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimana proses pembelajaran menggunakan media ban bekas diterapkan sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas IX – G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian: (1) Untuk meningkatkan keaktifan belajar lempar cakram dengan menggunakan media ban bekas pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram dengan menggunakan ban bekaspada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020. (3) Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan media alat bantu ban bekas yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar lempar cakram padasiswa kelas IX-G SMP Negeri 1Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Lempar Cakram

Lempar cakram termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik disamping nomor-nomor yang lain. Seiring perkembangan jaman cakram yang digunakan pada perlombaan resmi untuk saat ini terbuat dari bahan kayu dan pada bagian pinggir dijepit oleh plat besi. Cara melakukan lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringnya berulang-ulang, kemudian ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan.

Dalam suatu perlomban atletik nomor lempar cakram, atlet yang dinyatakan juara adalah yang lemparan terjauh. Untuk memperoleh lemparan yang jauh maka harus melempar dengan kecepatan maksimal, mengerahkan tenaga sebesar mungkin, dan mengambil sudut lemparan yang benar yaitu lebih kurang 45º.Suherman (2018: 138).

Menurut Aden Sanjaya (2012: 25) dikatakan bahwa tahapan pada lempar cakram gaya belakang adalah; sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.

Menurut Ahmad dalam https: //www.yuksinau.id/lempar-cakram/ bahwa pada gaya ini ketika persiapan awalan, pelempar berdiri membelakangi sektor lemparan. Gaya ini memiliki keuntungan sendiri dimana jarak untuk menciptkatan momentum lempar lebih luas sehingga akan secara teoritis akan memperoleh lemparan yang lebih jauh. Meski demikian, gaya ini lebih sulit daripada gaya sebelumnya serta cenderung mempunyai resiko yang lebih besar, karena pada saat atlet menghadap ke belakang pelempar tidak dapat menentukan titik lempar sebaik yang ada pada gaya samping.

Keaktifan Belajar

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

 

Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah capaian atau perubahan dari suatu proses dan pengalaman dalam mengikuti pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang meliputi perubahan pada aspek kognitif, perubahan pada aspek psikomotor, dan perubahan pada aspek afektif yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol, maupun kalimat. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkahlaku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Nana Sudjana (2009: 3)

Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Jihad Asep dan Haris (2012: 14). Juga sesuai pendapat NanaSudjana, (2004: 22) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Media Ban Bekas

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip Akhmad Sudrajat (2008: 32) memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran kususnya pada mata pelajaran PJOK media alat bantu sangat diperlukan, terlebih jika media utama seperti bola, peluru, cakram, lembing dan lain sebagainya jumlahnya sangat terbatas sehingga dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.

Penggunaan media sebagai alat bantu tidak harus canggih dan mahal, yang terpenting memiliki karakteristik yang sesuai dengan bentuk, ukuran relatif sama dengan alat utama materi pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat, teknik, dan metode yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari keterlibatan siswa yang aktif lebih banyak dalam pembelajaran yang memungkinkan dapat berjalan efektif dan sesuai harapan, demikian pula sebaliknya kurang berhasilnya pembelajaran disebabkan oleh kurangnya aktifitas dan adanya kesulitan siswa dalam mengikuti dan menyerap meteri pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa

Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dan rendahnya aktifitas siswa diantaranya; performa guru kurang meyakinkan, pengkondisian dan pengelolaan kelas kurang baik, penjelasan guru kurang jelas dan kurang sistematis, penggunaan model, pendekatan, dan metode pembelajaran kurang sesuai dengan materi misalnya lebih berpusat pada guru, banyak bersifat sistim komando, alat dan peralatan utama kurang memadai, tidak adanya media alat bantu untuk mengatasi kejenuhan dan sebagai solusi atas terbatasnya alat utama dalam pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Alur perbandingan sebelum dan sesudah penelitian ini adalah: (1) Pada kondisi awal dalam pembelajaran lempar cakram, peneliti belum memanfaatkan media ban bekas sebagai alat bantu pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah. (2) Peneliti melakukan rangkaian tindakan penelitian pada siklus I dengan menggunakan ban bekas berjumlah 8 buah. Siswa dibagi beberapa kelompok dalam formasi bershaf, maupun dalam formasi berbanjar. Tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, pada siklus I jumlah pertemuan 2 kali tatap muka, dan siklus II jumlah pertemuan 3 kali tatap muka.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna Tahun Pelajaran 2019/2020. Ketuntasan belajar individu ditetapkan jika siswa meraih nilai hasil belajar minimal sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77 sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar dalam satu kelas mencapai 85% atau lebih dari jumlah siswa keseluruhan.

Setting Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Adiwerna kusunya pada kelas IX-G semester genap tahun pelajaran 2019/2020 yang jumlah siswanya adalah 32 anak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 s/d Juni 2020. Subyek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas IX-GSMP Negeri 1 Adiwerna-Tegal semester genap tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 32 siswa terdiri putra sebanyak 14 anak dan putri sebanyak 18 anak.

Metode Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 3instrument yaitu; pengamatan keaktifan siswa, tes hasil belajar, dan dokumentasi. (1) Pengamatan keaktifan siswa (Observation). (2) Tes Hasil Belajar, (3) Penilaian Prestasi (Produk/Hasil) pada tes lempar cakram. (4) Dokumentasi.

Analisis Data

Pada penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan dan selanjutnya masing-masing data tersebut dianalisis. (1) Data Hasil Belajar. (2) Data Hasil Observasi.

Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua jenis sumber yaitu data primer dan sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh nilai tentang hasil belajar dan hasil pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media ban bekas, sedangkan sumber data sekunder berasal dari pihak lain yang secara tidak langsung menunjang penelitian seperti teman sejawat, Kepala Sekolah dan Tata Usaha.

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan ditetapkan dengan menentukan indikator capaian:

Keaktifan siswa

Keaktifan siswa berupa aktifitas siswa yang menunjang dan merupakan salah satu kunci dari keberhasilan siswa dalam belajar. Pada penilaian keaktifan, siswa dikatakan aktif sesuai indikator keberhasilan jika nilai yang dicapai minimal sesuai atau diatas KKM dalam hal ini KKMnya adalah 77. Pada penilaian secara klasikal, suatu pembelajaran dari aspek keaktifan dikatakan berhasil sesuai indikator keberhasilan jika persentase jumlah siswa yang keaktifannya sesuai kreteria mencapai 85% atau lebih.

Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa berupa kemampuan melakukan lempar cakram dari aspek teknik dan prestasi sesuai indikator keberhasilan. Pada penilaian hasil belajar, siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang dicapai minimal sesuai atau diatas KKM, dalam hal ini KKMnya adalah 77. Pada penilaian secara klasikal, pembelajaran dikatakan berhasil sesuai indikator keberhasilan jika persentase jumlah siswa yang berhasil belajarnya mencapai 85% atau lebih.

Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, setiap siklus menggunakan empat tahapan penelitian berupa spiral penelitian seperti yang sampaikan Daryanto (2011: 31) meliputi meliputi; perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi awal

Pada kondisi awal ketika pembelajaran berlangsung, banyak siswa kurang memahami penjelasan guru, kurang memahami karakteristik gerakan padalempar cakram, banyak bercanda, kurang termotivasi untuk melakukan latihan karena tidak menarik dan cenderung membosankan. Dampak dari kondisi tersebut adalah rendahnya nilai hasil belajar dan rendahnya nilai keaktifan siswa dalam pembelajaran lempar cakram.

Indikator keaktifan siswa

Indikator keaktifan siswa pada kondisi awal meliputi 5 indikator yaitu; semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan kerjasama, melakukan gerakan, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapat.

Data Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa

Pada kondisi awal hanya 13 siswa atau 40,63% yang berhasil mencapai nilai KKM atau lebih.

Rincian rata-rata skor nilai dan tiap indikator yaitu; semangat 2,44 (nilai 81,25) ketegori cukup, Disiplin dan kerjasama 2.66 (nilai 88,54) kategori baik, senang/sering melakukan 2,63 (nilai 87,50) kategori baik, Suka Bertanya1,91 (nilai 63,54) kategori kurang, menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat 1,50 (nilai 50,00) kategori kurang.

Data Hasil Belajar Lempar Cakram Pada Aspek Teknik dan Prestasi

Data Hasil Belajar lempar cakram pada kondisi awal, dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 32 siswa yang berhasil mencapai atau diatas nilai KKM pada aspek teknik hanya 13 siswa atau 40,63%, sedangkan pada aspek prestasi hanya 19 siswa atau 59,37%.

Rincian rata-rata skor dan nilai tiap indikator teknik yaitu; cara pegang cakram dan persiapan awalan 3,34 (klasifikasi 83,59 atau cukup), gerak awalan3,03 (klasifikasi 75,78 atau kurang), gerak melepaskan cakram 2,47 (klasifikasi 61,72 atau kurang), sikap akhir2,94 (klasifikasi 73,44 atau kurang)

Deskripsi Siklus I

Data Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa

Nilai keaktifan siswa yang diambil melalui pengamatan pada tindakan siklus I diperoleh data yaitu sebanyak 24 siswa atau 75,0% yang berhasil mencapai nilai KKM atau lebih.

Diantara 4 Indikator keaktifan siswa yaitu; (1) Semangat mengikuti pelajaran, (2) Disiplin dan kerjasama, (3) Melakukan gerak, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan. Kusus pada indikator nomor 4 yang nilainya paling rendah dari sisi ketuntasan individu maupun dari sisi ketuntasan klasikal. Dari adanya masalah-masalah yang muncul seperti yang disebutkan diatas, berdampak masih belum tercapainya hasil belajar dan keaktifan siswa sesuai yang diharapkan.

Rincian rata-rata skor dan nilai tiap indikator yaitu; semangat 2,84 (nilai 94,79) kategori sangat baik, disiplin dan kerjasama 2,69 (nilai 89,58) kategori baik, senang melakukan 2,59 (nilai 86,46) kategori baik, suka bertanya1,59 (nilai 53,13) kategori kurang, menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat 1,91 (nilai 63,54) kategori kurang.

Data Hasil Belajar Pada Aspek Teknik

Data Hasil Belajar Pada Aspek Teknik Lempar Cakram pada siklus I sebanyak 23 siswa atau 71,88% berhasil mencapai nilai KKM atau lebih dengan rata-rata 77,54. Diantara 4 Indikator teknik lempar cakram yaitu; (1) Cara memegang cakram dan sikap awal, (2) Gerak awalan, (3) Gerak melepaskan cakram, (4) Sikap akhir. Kusus pada indikator nomor 4 yang nilainya paling rendah dari sisi ketuntasan individu maupun dari sisi ketuntasan klasikal. Dari beberapa masalah yang muncul seperti yang disebutkan diatas berdampak masih belum tercapainya hasil belajar dan keaktifan siswa sesuai harapan.

Rincian rata-rata skor dan nilai tiap indikator yaitu; cara memegang cakram dan persiapan awalan 3,63 (nilai 90,73 kategori baik), gerak awalan 3,22 (nilai 80,50 kategori cukup), melepaskan cakram 2,63 (nilai 65,75 kategori kurang), dan sikap akhir 2,97 (nilai 74,25 kategori kurang).

Data Hasil Belajar Pada Aspek Prestasi

Data Hasil Belajar Pada Aspek Prestasi Lempar Cakram (Hasil/produk) selama tindakan pada siklus I sebanyak 22 siswa atau 68,8% yang berhasil mencapai nilai KKM atau lebih dengan rata-rata 78,00.

Berdasarkan hasil pengamatan, dari siswa yang berjumlah 32 anak dari masing-masing aspek penilaian adalah sebagai berikut:

  1. Pada aspek keaktifan,siswa yang telah mencapai nilai KKM atau lebih pada siklus I sebanyak 24 anak atau 75,0%, dan yang belum tuntas sebanyak 8 anak atau 25,0%. Nilai rata-rata 77,50, artinya masih belum sesuai harapan meskipun rata-rata nilai sudah mencapai KKM.
  2. Pada aspek penguasaan teknik, siswa yang telah mencapai nilai KKM atau lebih pada siklus I sebanyak 23 anak atau 71,88%, dan yang belum mencapai 9 anak atau 28,12%, rata-rata nilai sebesar 77,73, artinya masih belum sesuai harapan meskipun rata-rata nilai sudah mencapai KKM.
  3. Pada aspek prestasi, siswa yang telah mencapai nilai KKM atau lebih pada siklus I sebanyak 22 anak atau 68,8%, dan yang belum mencapai 10 anak atau 31,2%, rata-rata nilai sebesar 78,00, artinya masih belum sesuai harapan meskipun rata-rata nilai sudah mencapai KKM atau lebih.

Deskripsi Siklus II.

Data Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa

Data nilai keaktifan diambil dari pengamatan ketika berlangsungnya proses pembelajaran lempar cakram yang meliputi 5 aspek yaitu; semangat mengikuti pelajaran, disiplin dan kerjasama, melakukan gerak, bertanya, menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat.

Data Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa pada siklus II yang berhasil mencapai keaktifan minimal atau lebih sebanyak 30 anak atau 93.75% dengan nilai rata-rata 81,88 kategori cukup.

Diantara 4 Indikator keaktifan siswa yaitu; (1) Semangat mengikuti pelajaran, (2) Disiplin dan kerjasama, (3) Melakukan gerak, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Menjawab pertanyaan/Menyampaikan pendapat. Kusus pada indikator nomor 4 yang nilainya paling rendah dari sisi ketuntasan individu maupun dari sisi ketuntasan klasikal.

Rincian rata-rata skor dan nilai tiap indikator yaitu; semangat mengikuti pelajaran 2,88 (nilai 95,83) kategori sangat baik, disiplin dan kerjasama 2,84 (nilai 94,67) kategori sangat baik, melakukan gerak 2,75 (nilai 91,67) kategori baik, mengajukan pertanyaan 1,84 (nilai 61,33) kategori kurang, menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat 1,97 (nilai 65,67) kategori kurang.

Hasil belajar terhadap penguasaan teknik lempar cakram pada tindakan siklus II sebanyak 29 siswa atau 90,62% yang berhasil mencapai nilai sesuai KKM atau lebih dengan nilai rata-rata 81.64.

Diantara 4 Indikator teknik lempar cakram yaitu; (1) Cara memegang cakram dan sikap awal, (2) Gerak awalan, (3) Gerak melepaskan cakram, (4) Sikap akhir. Kusus pada indikator nomor 3 yang nilainya paling rendah dari sisi ketuntasan individu maupun dari sisi ketuntasan klasikal. Dari beberapa masalah yang muncul seperti yang disebutkan diatas berdampak masih belum tercapainya hasil belajar dan keaktifan siswa sesuai yang diharapkan.

Rincian rata-rata skor dan nilai tiap indikator yaitu; cara memegang cakram 3,78 (nilai 94,50) kategori sangat baik, gerak awalan 3,31 (nilai 82,75) kategori cukup), melepaskan cakram 2,84 (nilai 71,00) kategori kurang, sikap akhir 13,13 (nilai 78,25) kategori cukup.

Data Hasil Belajar Pada Aspek Prestasi Lempar Cakram

Hasil belajar terhadap prestasi lempar cakram pada siklus II sebanyak 28 siswa atau 87,50% yang berhasil mencapai nilai KKM atau lebih dengan rata-rata 79,72.

Berdasarkan laporan pengamatan, dari siswa yang berjumlah 32 anak dapat dilihat capaian keaktifan maupun hasil belajar siswa adalah:

  1. Pada aspek keaktifan, siswa yang telah mencapai nilai keaktifan minimal atau lebih pada siklus II sebanyak 30 anak atau 93,75%, yang kurang aktif sebanyak 2 anak atau 6,25%. Nilai rata-rata keaktifan sebesar 81,88, artinya baik secara persentase klasikal maupun rata rata nilai keaktifan sudah sesuai harapan.
  2. Pada aspek penguasaan teknik, siswa yang telah mencapai nilai sesuai KKM atau lebih pada siklus II sebanyak 29 anak atau 90,62%, sedangkan yang belum mencapai 3 anak atau 9,38%. Nilai rata-rata sebesar 81,64, artinya baik secara prosentase klasikal maupun rata-rata nilai sudah sesuai harapan.
  3. Pada aspek prestasi, siswa yang telah mencapai nilai KKM atau lebih pada siklus II sebanyak 28 anak atau 87,5%, sedangkan yang belum mencapai 4 anak atau 12,5%, rata-rata sebesar 79,72, artinya baik secara persentase klasikal maupun rata-rata nilai sudah sesuai harapan.

Pembahasan

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media ban bekas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester genaptahun pelajaran 2019/2020.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media ban bekas dapat meningkatkan hasil belajar untuk teknik lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media ban bekas dapat meningkatkan hasil belajar untuk aspek prestasi atau hasil lemparan cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

PENUTUP

Simpulan

  1. Penggunaan media ban bekas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMPNegeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/ Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang sesuai indikator keberhasilan sebesar 93,75% dengan rata-rata nilai 81,88 (diatas KKM 77).
  2. Penggunaan media ban bekas dapat meningkatkan kemampuan melakukan teknik melakukan lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang telah berhasil sesuai indikator keberhasilan sebesar 90,62% (diatas 85%) dengan rata-rata nilai 81,64 (diatas KKM 77).
  3. Penggunaan media ban bekas dapat meningkatkan prestasi hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester genap tahun pelajaran 2019/ Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang telah berhasil sesuai indikatorkeberhasilan sebesar 87,50% (diatas 85%) dengan rata-rata nilai 79,72 (diatas KKM 77).

Saran

  1. Guru perlu merancang pembelajaran yang baik, meliputi perencanaan, penggunaan model, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan media pembelajaran yang diperlukan agar pembelajaran lebih efektif.
  2. Guru lain perlu menerapkan pembelajaran melalui berbagai model pembelajaran dengan berbagai variasi kegiatan lainnya agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh.
  3. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk peningkatan mutu pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa ban bekas (ban motor yang sudah tidak dipakai) yang bisa dimanfaatkan ulang sebagai media pembelajaran lempar cakram yang berfokus pada peningkatan aktifitas siswa sehingga berpengaruh pada peningkatan keterampilan melakukan lempar cakram yang lebih baik dan benar sesuai kompetensi dasar dan Indikator keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Aden Sanjaya. 2012. Lempar Cakram Sejarah Teknik dan Peraturan. Terdapat dalam website: http: //adesanjaya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 23 Februari 2020, pukul 15.37 wib.

Akhmad Sudrajat. 2008. Media Pembelajaran. On Line at http: //akhmadsudrajat. wordpress. com [diunduh tanggal 9 April 2010].

Azwar.2000 dalam https: //afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/analisis-validitas-dan-reliabilitas-data/ yang diakses pada tanggal 3 Februari 2020 pukul.23.20 wib

BSNP. 2006. Buku Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media

Eddy Purnomo. 2011. Dasar-dasar Gerak Atletik. Universitas Negeri Yogyakarta.

https: //www.yuksinau.id/lempar-cakram/diakses tanggal 3 Februari 2020 pukul. 22.10 wib

Jihad Asep & Abdul haris.2012.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

Moh Uzer Usman. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana.2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

Suherman. 2018. Buku Guru PJOK IX. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Baltibang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.