Upaya Meningkatkan Keterampilan Dengan Teknik Dasar Permainan
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SEPAK BOLA MINI DENGAN TEKNIK DASAR PERMAINAN PADA SISWA KELAS III
SDN 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kustaryanti
SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan bermain sepak bola mini dengan menerapkan teknik dasar permainan sepak bola mini. Upaya yang dilakukan dengan memodifikasi permainan sepak bola mini. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 1 Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo. Jumlah siswa kelas III adalah 47 siswa. Hasil tes keterampilan bermain sepak bola mini sebelum diterapkan latihan sebesar 21,43% meningkat 60.33% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 70%.
Kata kunci: sepak bola mini, teknik dasar permainan
LATAR BELAKANG
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan menyeluruh dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, maupun emosional. Husdarta (2009:4) menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan mempunyai peranan sangat penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang siap berpartisipasi dan bersaing di era global. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Manurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 (2008: 6-7) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, aktif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung-jawabâ€.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap positif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif. Ateng (1992:1) Pendidikan Jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik organik, motorik, kognitif maupun afektif. Dengan demikian manusia dipandang secara seutuhnya.
Ruang lingkup Pendidikan Jasmani yang tidak dapat dipisahkan adalah permainan dan olahraga, beberapa cabang olahraga pun digunakan untuk pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani. Beberapa contoh olahraga yang digunakan untuk pembelajaran yaitu sepak bola, basket, sepak takraw, voli, renang, dan olahraga lain. Purnomo (2007:1) menuliskan bahwa sepak bola merupakan sarana untuk Pendidikan Jasmani dalam upaya meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan kelenturan, koordinasi, dan sebagainya. Sepak bola yang terdiri dari lari, tendang, mendribel dan mengoper.
Dalam pembelajaran sepak bola, siswa di SDN 1 Sugihmanik banyak mengalami kendala. Hal ini dikarenakan sarana yang digunakan tidak sesuai dengan kemampuan anak, yaitu masih menggunakan lapangan dan alat permainan sepak bola sebenarnya. Dari data perolehan nilai siswa Kelas III SDN 1 Sugihmanik pada pembelajaran sebelumnya masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Bahkan dari 30 siswa hanya ada 6 siswa (21,43%) yang telah mencapai KKM, padahal target ketuntasan yang akan dicapai adalah 85,00%.
Untuk mengatasi masalah tersebut diterapkanlah sepak bola mini. Permainan sepak bola mini yang dimainkan di lapangan yang berukuran lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 8 anak untuk tim laki-laki dan 7 anak untuk tim perempuan, serta menggunakan bola plastik. Dengan menerapkan permainan sepak bola mini ini, kemampuan dan fisik siswa bisa sesuai dengan sarana dan prasarana yang digunakan.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran
Hamalik (2008:57) menyatkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Botkin (dalam Basleman 2011:12) pembelajaran adalah suatu perubahan yang dapat memberikan hasil jika siswa berinteraksi dengan informasi (materi, kegiatan, pengalaman). Jadi pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan yang sudah dirancang yang bertujuan agar adanya peningkatan hasil belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang diharapkan siswa.
Pembelajaran di dalamnya harus tersusun dengan unsur-unsur yang sistematis agar dapat tercapai suatu pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran yang baik harus mempunyai berciri khas dalam proses pelaksanaanya yaitu, rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus; saling ketergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbanganya kepada sistem pembelajaran; tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Ciri-ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem alami. Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Sehubungan dengan hal tersebut Hamalik (2008:66) menyatakan dengan proses mendesain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.
Lebih lanjut Hamalik menyatkan agar tercapainya proses pembelajaran yang diinginkan dengan harapan agar tercapainya tujuan pembelajaran maka dalam pembelajaran harus ada unsur-unsur minimal dalam pembelajaran. Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam pembelajaran adalah siswa dan guru. Siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai pengajar. Unsur sistem pembelajaran dan fungsinya tidak dapat digantikan atau dialihkan oleh media seperti: buku, slide, teks yang diprogram, dan sebagainya (Hamalik, 2008:66).
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiganya tidak dapat berdiri sebagai hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus tampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pembelajaran (Nana Sudjana, 2009:49).
Tujuan Olahraga Sepak Bola Mini
Pendidikan olahraga merupakan pengajaran untuk melatih gerak tubuh atau olahraga. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi-intensi atau tujuan-tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan oleh guru pendidikan olahraga. Sesuai dengan usia anak didik dengan berbagai modalitas dari hubungan manusia dengan dunianya, benda-benda, orang lain dan dirinya sendiri maka tujuan-tujuan yang dapat diraih adalah 1) Pembentukan gerak meliputi memenuhi serta mempertahankan keinginan gerak; penghayatan ruang, waktu dan bentuk serta pengembangan perasaan irama; mengenal kemungkinan gerak diri sendiri; memiliki keyakinan gerak dan mengembangkan perasaan sikap; memperkaya dan memperluas kemampuan gerak dengan melakukan pengalaman gerak; 2) Pembentukan prestasi meliputi mengembangkan kemampuan kerja optimal dengan mengajarkan ketangkasan-ketangkasan; belajar mengarahkan diri pada pencapaian prestasi (kemauan, konsentrasi, keuletan, kewaspadaan, kepertcayaan pada diri sendiri); penguasaan emosi; belajar mengenal kemampuan dan keterbatasan diri; meningkatkan sikap tepat terhadap nilai yang nyata dari tingkat dan bidang prestasi, dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat dan dalam olahraga. 3) Pembentukan social meliputi pengakuan dan penerimaan peraturan-peraturan dan norma-norma bersama; mengikut sertakan kedalam struktur kelompok fungsional, belajar bekerjasama, mennerima pimpinan dan memberikan pimpinan; pengembangan perasaan kemasyarakatan, dan pengakuan terhadap orang lain sebagai pribadi-pribadi; belajar bertanggung jawab terhadap yang lain, member pertolongan, member perlindungan dan berkorban; belajar mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepas lelah secara aktif untuk pengisian waktu senggang. 4) Pertumbuhan badan meliputi peningkatan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat tumbuh, bersikap dan bergerak dengan baik dan untuk dapat berprestasi secara optimal (kekuatan dan mobilitas, pelepasan ketegangan dan kesiapsiagaan).
Olahraga dan Permainan Sepak Bola Mini
Ateng (1992: 4) menyatakan bahwa olahraga adalah usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Permainan sepak bola mini dapat membuat anak lebih aktif bergerak. Sepak bola dapat menumbuhkan sikap kerjasama dan menghargai teman. Permainan ini dapat menumbuhkan sikap sportivitas anak. Sepak bola juga dapat menumbuhkan sikap mau menerima kekalahan dalam pertandingan dan dapat menjadikan anak dapat menghormati keputusan wasit.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Sisdiknas 2007:1).
Jadi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan usaha pendidikan yang sangat penting karena mencakup berbagai aspek seperti aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif yang menjadi dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri.
Sepak Bola Mini
Pada permainan sepak bola mini sudah banyak siswa yang memahami peraturan permainan sepak bola mini dikarenakan permainan ini sedang menjadi idola anak muda jaman sekarang. Permainan sepak bola mini adalah salah satu permainan sepak bola untuk meningkatkan pembelajaran gerak pada Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dimana hanya dengan menggunakan lapangan yang lebih kecil dari sepak bola sesungguhnya.
Permainan sepak bola mini merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan, karena dapat memudahkan siswa untuk mempraktikkan materi pembelajaran, sehingga dapat meningatkan hasil belajar siswa. Tujuan permainan sepak bola mini adalah “Melatih kemampuan masing-masing individual murid di dalam memahami suatu perkara secara tepat dan baikâ€.
Tujuan utama menggunakan sepak bola mini adalah membuat anak lebih aktif bergerak; mengembangkan kemampuan berfikir; memberikan anak pengetahuan tentang permainan sepak bola; menumbuhkan sikap sportifitas anak; dan memberikan kepada murid pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai dan bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan sepak bola mini dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah melatih kemampuan berfikir siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaiakan dan membuat anak lebih kreatif.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Sunardi 2012: 36) prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Refleksi dalam tiap siklus, dan akan berulang kembali pada siklus–siklus berikutnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif, membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada dasarnya dalam penelitian tindakan perlu dilakukan serangkaian tahapan yang akan dapat memenuhi hasil yang diharapkan berdasarkan sikap, pemahaman, serta keterampilan bermain. Kegiatan penelitian ini diawali dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Data awal penelitian
Permainan sepak bola mini merupakan cabang olahraga yang paling bayak digemari oleh siswa SD, sehingga dalam kegiatan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan siswa sering meminta kepada guru untuk bermain sepak bola. Berbekal pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang telah dilaksanakan dengan materi permainan sepak bola, peneliti mengangkat materi ini karena dalam pelaksanaan pembelajaran masih terhambat oleh beberapa faktor yang mengurangi efektifitas proses pembelajaran.Aantara lain yaitu kendala lapangan yang posisinya sangat jauh dari lokasi sekolah, sehingga dapat menghabiskan jam pelajaran jika pembelajaran dilaksanakan di lapangan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi dalam pelaksanaan materi pembelajaran sepak bola mini ini, dari sisi sarana dan prasarana, serta peraturan yang digunakan. Diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif, selain itu siswa pun akan menikmati dan mendapatkan manfaat dari pelajaran yang diberikan.
Pelaksanaan Siklus I
Pertama-tama guru masuk ke lapangan, kemudian membariskan siswa, melakukan presensi dan apresepsi mulai dari mengucapkan salam, penyampaian materi, konsep, dan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan standar keterampilan dan keterampilan dasar dan indikator pencapaian keterampilan. Selanjutnya dilakukan pemanasan dinamis. Untuk siklus pertama, kehadiran siswa berjumlah 47. Untuk menyesuaikan jumlah tersebut, guru membagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari tiga kelompok putra dan tiga kelompok putri, untuk kelompok putra satu tim terdiri dari 8 siswa dan untuk kelompok putri satu tim terdiri dari 7 siswa.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa mempunyai minat tinggi dalam keterampilan sepak bola mini serta menyampaikan konsep penting materi pembelajaran. Selanjutnya guru mengatur dan memodifikasi lapangan. Untuk lapangan sepak bola mini, guru membatasi dengan kapur yang digariskan di tepi lapangan. Gawang yang digunakan adalah gawang yang sudah dimodifikasi dengan ukuran 1,5 × 2,5 meter. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran adalah 4 × 35 menit.
Guru memberikan contoh gerakan dribbling, passing, dan shooting secara bergantian, diikuti dengan siswa mempraktkkan apa yang telah ia amati. Setelah itu, siswa melakukan permainan sepak bola mini sesuai dengan kelompok yang sudah terbentuk. Sebelum permainan sepak bola mini berlangsung, setiap siswa diberikan nomor punggung untuk memudahkan observer mengamati unjuk kerja yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Pada saat permainan sepak bola mini berlangsung, observer mengamati unjuk kerja setiap siswa satu per satu secara bergantian tanpa mengetahui bahwa kegiatan mereka sedang diamati. Aspek yang diamati antara lain: kualitas passing, controlling, dribbling, dan shooting.
Pada aspek psikomotor guru mengamati unjuk kerja gerak siswa selama mengikuti pembelajaran materi sepak bola mini. Diperoleh hasil pengamatan tentang gerak siswa dalam mempraktikkan materi sepak bola mini pada tabel I, Persentase rata-rata tabel psikomotor siswa mencapai 63.62 dapat dikategorikan pada kriteria cukup. Hal ini menunujukan siswa belum terbiasa dengan permainan sepak bola mini. Maka penilaian dilanjutkan dengan pengamatan pada siklus II
Pelaksanaan Siklus II
Pertama-tama guru masuk ke lapangan, kemudian membariskan siswa, dan melakukan presensi dan apresepsi mulai dari mengucapkan salam, menyampaikan materi, konsep, dan tujuan pembelajaran. Dilakukan pemanasan dinamis dan statis. Untuk siklus kedua, kehadiran siswa berjumlah 29 siswa dari awal pembelajaran sampai akhir. Langkah selanjutnya guru mengatur barisan dan memberikan contoh teknik gerakan yang kemudian diikuti oleh siswa. Setelah itu siswa bermain sepak bola mini. Pada siklus II, guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pelaksanaan permainan sepak bola mini pada siklus II ini setiap siswa juga diberi nomor punggung. Pada saat permainan sepak bola mini berlangsung, obeserver mengamati unjuk kerja setiap siswa satu per satu secara bergantian tanpa mengetahui bahwa kegiatan mereka sedang diamati. Aspek yang diamati masih sama seperti siklus sebelumnya, yaitu: kualitas passing, controlling, dribbling, dan shooting.
Pada aspek psikomotor guru mengamati unjuk kerja gerak siswa selama mengikuti pembelajaran materi sepak bola mini. Hasil pengamatan gerak siswa dalam mempraktikkan materi sepak bola mini pada tabel I, Persentase rata-rata psikomotor siswa naik dari 63.62 menjadi 70.43 dapat dikategorikan kriteria baik. Hal ini menunjukkan siswa sudah mulai terbiasa dengan permainan sepak bola mini.
Hasil pengamatan perilaku siswa pada siklus I, persentase rata-rata siswa mencapai 86% dapat dikategorikan pada kriteria baik, hal ini menunjukkan siswa sudah mengerti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, pada siklus II perlu dipertahankan dari apa yang sudah diterapkan oleh siswa, akan tetapi guru tetap memberikan motivasi yang dapat mendorong siswa lebih terampil dan sportif. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melanjutkannya pada siklus II.
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan materi sepak bola mini, persentase rata-rata siswa mencapai 98% dapat dikategorikan pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham terhadap tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
Aspek Keterampilan Psikomotor
Pada aspek psikomotor guru mengamati unjuk kerja gerak siswa selama mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati setiap gerakan psikomotorik yang dilakukan oleh siswa. Sebagian besar siswa belum dapat melakukan teknik dasar permainan sepak bola dengan baik selama proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa asing dengan teknik dasar sepak bola yang sesungguhnya. Namun siswa tetap merasa antusias untuk melakukan permainan sepak bola mini.
Data hasil pengamatan keterampilan psikomotor diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil pengamatan pemahaman Psikomotor
Kognitif |
Siklus I |
Siklus II |
63.62 |
70.43 |
Hasil pengamatan keterampilan psikomotor pada siklus I, persentase rata-rata siswa mencapai 65% dapat dikategorikan pada kriteria kurang, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan dan belum siap dalm memainkan permainan sepak bola mini yang telah dimodifikasi. Dengan demikian, pada siklus II perlu adanya motivasi lebih kepada para siswa, guru tetap memberikan motivasi yang mendorong siswa lebih terampil dan sportif.
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan materi sepak bola mini persentase rata-rata siswa terhadap pembelajaran sepak bola mencapai 71% dapat dikategorikan pada kriteria cukup, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mengalami peningkatan dalam melaksanakan model pembelajaran permainan sepak bola mini yang telah dimodifikasi. Dengan demikian terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II.
Hasil peningkatan yang tidak terlalu besar disebabkan oleh beberapa faktor yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut antara lain karena siswa sebelumnya belum pernah atau masih asing dengan permainan sepak bola mini dan belum tahu cara bermain sepak bola mini.
SIMPULAN
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan materi permainan sepak bola mini yang telah dimodifikasi dapat diterima oleh siswa dan dapat diterapkan di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo. Permainan ini mencakup aspek psikomotor. Hasil tes keterampilan pada siklus I sebesar 65% meningkat pada siklus II sebesar 71%.
Permainan sepak bola mini yang telah dimodifikasi dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa melalui bermain dan pengembangan keterampilan serta sikap sportif dan ilmiah yang baik bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Pendidikan Jasmanikes. Jakarta: Depdikbud.
Salim, Agus. 2008. Buku Pintar Sepak Bola. Bandung: Nuansa.
Setiawan, Agus. 2010. Modifikasi Permainan Sepak Bola Mini terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VII dan VIII MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi.
Ma’mun, Amung dan Saputra, Yudha M. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas.
Dietrich, Knut and Dietrich, K.J. 1981. Sepak Bola Aturan dan Latihan. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, Engkos. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Gusril. 2004. Efektivitas Ancangan Modifikasi Olahraga ke dalam Pendidikan Jasmani.
Jurnal Nasional Pendidikan Jasmani dan Ilmu Keolahragaan. Volume 3, Nomor I, April.
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya.
Pangrazi, Robert P. 2004. Dynamic Phsycal Education for Elementary School Children. San Fransisco: Benjamin Cummings.
Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Snow, Sam. 2011. Coaching Youth Soccer. United States: Human Kinetics.
Sucipto dkk. 2000. Sepak Bola. Departemen Pendidikan Nasional.
Sunardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga: Widyasari Press.
Sukintaka.1992. Teori Bermain Pendidikan Jasmanikes. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta:Pararaton.
Tamat, Tisnowati dan Mirman, Moekarto. 1999. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel.1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud.