UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA DESKRIPSI

DALAM BAHASA INGGRIS DENGAN MEDIA GAMBAR FOTO

PADA KELAS XI IPA – 1 DI MA NEGERI 1 SRAGEN

TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

 

Nurul Azizah

MA Negeri 1 Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan media Gambar Foto. Dari penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi dalam pembelajaran dan peningkatan prestasi hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Sragen dengan subyek siswa kelas XI IPA-1 yang berjumlah 37 siswa, tahun pembelajaran 2017/2018. Dipilihnya kelas ini adalah berdasarkan observasi dari awal tahun pembelajaran baru yaitu bulan Juli sampai pertengahan semester gasal yaitu akhir bulan September bahwa siswa menghadapi masalah dengan materi pembelajaran berbicara deskripsi yang bisa dilihat antara lain dari cara siswa dalam merespon materi pembelajaran cenderung pasif, sehingga interaksi antara guru dan siswa hampir tidak ada; dan dari hasil evaluasi belajar siswa masih kurang dari yang diharapkan. Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yaitu sesama guru bahasa Inggris secara kolaboratif. Tindakan kelas dilaksanakan dalam tiga siklus dengan enam kali pertemuan. Rencana tindakan dibuat bersama oleh peneliti dan kolaborator berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan yang selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan kelas. Hasilnya kemudian direfleksi untuk menentukan langkah selanjutnya. Pemerolehan data dan informasi tentang peningkatan ketrampilan berbicara deskripsi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan media Gambar Foto ini diperoleh melalui tindakan kelas, refleksi, kolaboratif, tes hasil belajar, dokumentasi, observasi, wawancara, angket dan catatan lainnya.     Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan penggunaan media Gambar Foto dapat meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi siswa yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran dan peningkatan hasil prestasi belajar siswa yang cukup signifikan yaitu dengan hasil siswa yang mendapat nilai 70 keatas pada siklus-2 sebanyak 21 siswa atau 56,76 % dan pada sklus-3 sebanyak 32 siswa atau 66,48 % Media Gambar Foto ini menerik, tidak monoton, dan dapat merangsang timbulnya keaktifan siswa. Mereka menjadi lebih perhatian dan berani menyampaikan pendapat. Penguasaan materi menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kata Kunci: Media Gambar Foto – Peningkatan Berbicara Deskripsi –Dalam Bahasa Inggris

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan utama pembelajaran bahasa Inggris adalah memberdayakan siswa untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Walau demikian tidak berarti bahwa ketrampilan bahasa lainnya yaitu mendengarkan, membaca dan menulis itu diabaikan. Keempat ketrampilan ini harus seimbang sebagai satu kesatuan yang saling membutuhkan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku guru mata pelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPA-1 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi subjek penelitian dapat diketahui bahwa siswa mempunyai ketrampilan berbicara deskripsi yang sangat rendah, hal ini dapat diketahui dari penilaian proses yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan hasil tes berbicara deskripsi . Dari data diketahui lebih dari 75 % siswa mengalami kesulitan menyampaikan maksud dengan menggunakan bahasa Inggris. Guru selaku peneliti kemudian mencoba untuk merefleksi dan mencari penyebab dari kekurangan – kekurangan ini. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat, pengamatan selama proses pembelajaran, dan penilaian proses dapat diidentifikasi beberapa penyebab dari kurangnya ketrampilan berbicara deskripsi ini, yaitu 1) lemahnya motivasi belajar, 2) kurangnya partisipasi dalam berbicara karena minimnya kosa kata yang dimiliki, 3) kurangnya media / alat pembelajaran.

Berbagai upaya untuk meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi dalam bahasa Inggris ini telah dilakukan, mulai dari pemberian tugas individu, kelompok, peberian kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau ide dan pemberian motivasi yang tidak henti hentinya. Namun hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan.

Untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam berbicara deskripsi yang merupakan tujuan utama dari penelitian ini, maka perlu diciptakan atmosfir yang mendorong siswa untuk bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara adalah dengan media Gambar Foto, sebuah model pembelajaran yang dapat memberikan daya tarik tersendiri yang mampu membawa siswa kedalam pembelajaran yang menyenagkan dan meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi berdasarkan gambar-gambar sebagai bahan dalam berdiskripsi.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah ,bahwa:

  1. siswa sangat kurang mempunyai ketrampilan berbicara terutama berbicara deskripsi
  2. beberapa penyebab dari kurangnya ketrampilan berbicara deskripsi ini, dapat meiputi lemahnya motivasi belajar, kurangnya partisipasi dalam berbicara karena minimnya kosa kata yang dimiliki, kurangnya media / alat pembelajaran.
  3. Untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam berbicara deskripsi perlu diciptakan atmosfir yang mendorong siswa untuk bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran, salah satu caranya adalah dengan media gambar foto

Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan: “ Apakah pembelajaran dengan media gambar foto dapat miningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi dalam bahasa inggris pada kelas XI IPA – 1 di MAN 1 Sragen?”

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan , maka secara umum penetlian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan media foto guna meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran bahasa inggris siswa kelas XI peogram keahlian IPA . Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Memilih media foto sebagai alternative dalam pengembangan perangkat pembelajaran
  2. Mengetahui tingkat keterklaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media foto
  3. Mengetahui respos siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media foto
  4. Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media foto

Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat, bagi:

Siswa:

  1. meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran bahasa inggris
  2. mengatasi kesulitan dalam merespon materi pembeajaran bahasa inggris
  3. meningkatkan hasil belajar siswa

Guru:

  1. mencari alternative pengembangan proses pembelajaran bahasa inggris
  2. memunculkan ide dalam pengembangan proses pembelajaran bahasa inggris
  3. memotivasi siswa dalam merespon proses pembelajaran bahasa inggris

Sekolah:

  1. meningkatkan pelayanan pembelajaran kepada siswa
  2. meningkatkan kualitas guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran
  3. meningkatkan prestasi sekolah

KAJIAN TEORI

Ketrampilan Berbicara Diskripsi

Penelitian ini mendasarkan pada kajian teoritis tentang pembelajaran bahasa. Yaitu pembelajaran ditekankan pada kemampuan komunikasi dengan mengetahui situasi yang tepat. Agar ketrampilan berbicara dapat optimal maka perlu adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan sehingga akan terjadi komunikasi yang seimbang.

Menurut Linguis dalam Tarigan( 1985: 2 ) berkata bahwa “ speaking is language”. Berbicara adalah suatu ketrampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh ketrampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Kemudian menurut Tarigan ( 1985:15 ) dikatakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran , gagasan dan perasaan. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi.

Deskripsi, menurut WJS Poerwadarminta ( 2000: 288 ) adalah pemaparan sesuatau ( spt istilah) dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Seorang siswa diharapkan bisa berbicara dengan lancar menggunakan kata-kata yang benar dalam memaparkan idenya. Melalui media Gambar Foto, siswa akan dapat mengungkapkan pendapatnya dengan mendeskripsikan gambar tersebut secara rinci, terarah dan jelas.

Dari apa yang tersebut diatas, maka dalam pembelajaran berbicara agar diupayakan untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mempraktikkan ketrampilan berbicara dalam kegiatan komunikasi. Guru hendaknya berupaya untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam berbicara dengan metode pembelajaran dan teknk-teknik yang digunakan. Kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat sangat membantu proses peningkatan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan ketrampilan berbicara deskripsi , aktivitas dan interaksi siswa , guru dapat menggunakan media gambar foto.

Media Foto

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman ,1993:6). Sedangkan menurut Gagne dalam Sadiman (1993:6) menyatakan media adalah berbagai jenis koponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.Briggs (1970:8) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Sudjana dan Ahmad Rivai (1989:1) mengatakan bahwa ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.

Pengertian Media meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa) sehingga proses pembelajaran menjadi jelas, menarik, interaktif, efektif dan efisien serta dapat mengurangi pemahaman yang abstrak pada diri siswa ( Dayton,1985) dalam Aristo Rohadi ( 2003: 8 ).

“A picture is worth thousand words “ menurut Cheeck and Beeman ( 2002:2 ), gambar menyampaikan ide menjadi lebih jelas, langsung dan lengkap dari pada kata-kata karena gambar sifatnya konkrit, realistis menunjukkan pokok masalah, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, dapat memperjelas suatu masalah dan membetulkan kesalah pahaman. Kemudian menurut Kerr ( 1979: 1 ) gambar tersebut bisa dibentuk menjadi kartu.

Mc. Lucan dalam Wibawa dan farida Mukti (1992:7) mengatakan bahwa media itu adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Menurutnya, media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada dihadapannya, sedang menurut Romiszowski, media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan ( yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan itu adalah siswa.

Dalam pengertian teknologi pendidikan , media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan , orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkiandung pada media tersebut (AECT, 1977) dalam Sadiman , dkk (1993:19).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar foto dengan berbagai jenis gambar. Ukuran gambar dibuat 20 cm x 20 cm dengan alas kertas karton. Gambar- gambar foto tersebut dikelompokan kedalam kelopok Vehicles, Tourist resorts, People’s activities, Sports and People’s Carracteristic. Siswa menjadi lebih semangat dalam belajar dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Untuk media ini sangat mudah dalam pembuatannya, mudah dibawa, dan tidak banyak mengeluarkan biaya, serta banyak keuntungannya . Dari masing- masing kelompok gambar tersebut berjumlah 25 lembar foto sehingga seluruhnya ada 125 lembar foto. Maka media ini bisa digunakan untuk kelas besar yang jumlah siswanya lebih dari 30 siswa. Media yang digunakan oleh masing-masing kelompok disesuaikan dengan topic pembelajaran yang diberikan pada kelompok tersebut.

Untuk dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan terhadap ketrampilan berbicara deskriptif dibutuhkan satu model alat penilaian untuk mengukur kemampuan berbicara seperti yang dijelaskan oleh Jakobovits dan Gordon (Via Nurgiyantoro: 290) yang mengembangkan teknik penilaian untuk tugas-tugas berbicara dengan skala 0 sampai dengan 10, yang dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu penelitian yang bersifat kolaboratif antara peneliti dan teman sejawat berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris.

Model penelitian ini dirancang menurut model John Eliot ( dalam Burns 1999:27-33) yaitu dengan empat langkah pelaksanaan: 1) merumuskan masalah dan melaksanakan tindakan , 2) melaksanakan tindakan, 3) pengamatan atau monitoring, dan 4) refleksi hasil pengamatan untuk pengembangan selanjutnya. Adanya langkah-langkah dalan tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa didalam suatu mata pelajaran terdiri dari beberapa kompetensi dasar dan kompetensi dasar terdiri dari beberapa meteri yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan. Guru melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan dan mencobakan alternative tindakan untuk kemudian dievaluasi keefektifitasannya.

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai minggu ke tiga bulan Juli 2017 sampai dengan minggu ke tiga bulan September 2017 selama kurang lebih delapan minggu dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Sragen Jalan Kates Telp (0276) 321097 Sragen.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 MAN 1 Sragen yang nama-namanya tercantum dalam table 1. Obyek penelitian adalah media Gambar Foto untuk meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi dalam bahasa Inggris.

 

Sumber Data

  1. Hasil penelitian pekerjaan siswa dengan tingkat keberhasilan batas nilai siswa dianggap berhasil jika memperoleh nilai lebih dari 7.00.
  2. Hasil pengamatan kinerja pembelajaran yang melaksanakan kompetensi materi pembelajaran dan instruktur / guru.
  3. Hasil pekerjaan siswa dengan metode konvensional

Indikator Kinerja

  1. Daya Serap Perorangan

Untuk mata diklat program Adaptif, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah memperoleh nilai sekurang-kurangnya 6,0 atau mencapai skor 60%

  1. Daya Serap Klasikal

Untuk mata diklat program Adaptif, suatu kelas disebut telah tuntas belajar jika kelas tersebut mencapai 85% dari jumlah siswa di kelas tersebut, dan telah mencapai daya serap perseorangan 60%

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini antara peneliti dan kolaborator mengadakan kolaborasi sejak tahap persiapan berupa dialog awal untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan permasalahan dan penyatuan ide untuk perbaikan pembelajaran bahasa Inggris. Tahap perencanaan yaitu menetapkan alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi sebagai sarana untuk menyamakan data, serta perencanaan ulang untuk tindakan selanjutnya sehingga akan dihasilkan tingkat optimalisasi yang lebih tinggi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus -1

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti dan kolaborator mengkondisikan kegiatan pembelajaran dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat menyampaikan ide-idenya secara bebas dan bertanggungjawab dalam bahasa Inggris dengan media gambar foto. Perencanaan pembelajaran yang dirancang berisi langkah-langkah pembelajaran seperti motivating strategy, teaching strategy, skill practice, review dan assessment.

Pada siklus pertama pembelajaran menekankan pada kemampuan siswa tanya jawab tentang pengalaman masa lalu ( past experience ) dan pada tindakan kedua menekankan pada kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikirannya dalam komunikasi yang sesungguhnya sehingga mereka tidak ragu-ragu dalam berbicara dan tidak takut membuat kesalahan-kesalahan dalam kalimat yang dihasilkannya.

Hasil siklus I pada awal pelaksanaan, siswa masih terlihat tegang dan canggung dalam berbicara. Siswa masih belum memahami instruksi dari peneliti tentang penggunaan media gambar foto sehingga banyak dari mereka yang masih bingung. Pada siklus ini pembagian kelompok belum diatur sehingga ada kelompok yang anggotanya sangat aktif dan ada yang sangat pasif. Secara gramatikal, kalimat yang dihasilkan siswa belum benar, dan pengucapan mereka juga masih memprihatinkan sehingga harus diperbaiki.Namun demikian, dengan menggunakan media ini siswa sudah mulai ada perubahan kea rah positif. Mereka sudah mulai antusias dan perlaha-lahan suasana mulai tidak kaku lagi.Hasil refleksi berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa Inggris dengan media gambar foto perlu ditingkatkan lagi, baik untuk pengucapan, kosa kata maupun gramatikalnya.

Siklus-2

Pada siklus 2, siswa diberi kesempatan yang lebih banyak oleh peneliti dalam menyampaikan pendapat dan ide-idenya dalam mendiskripsikan gambar foto dan terus memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Peneliti membagi anggota kelompok berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki siswa; mengecek pemahaman siswa terhadap instruksi yang diberikan dengan cara bertanya kepada mereka tentang apa yang seharusnya dilakukan ; media gambar foto ini diberikan sesuai dengan materi yang sedang dibahas dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang telah tertuang dalam Rencana Pembelajaran.

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus 2 ini telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa. Di tahap ini, siswa sudah tidak begitu kaku dan tidak nampak adanya kecanggungan. Mereka sudah terlihat adanya kerjasama dari anggota kelompok, sudah bisa memahami instruksi yang diberikan penelitin, namun siswa belum semuanya bisa memenuhi target jumlah minimal kalimat yang harus dihasilkan. Untuk membuat mereka lebih bersemangat dalam berbicara dengan mendeskripsikan gambar foto yang mereka pegang, peneliti memerikan penguatan berupa nilai.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa proses pembelajaran berbicara deskripsi dalam bahasa Inggris menggunakan media gambar foto masih perlu dikembangkan dengan kegiatan yang semakin menarik dan menantang kemampuan siswa untuk berekspresi dengan situasi yang lebih rileks, sehingga menghindari rasa takut siswa atau rasa tertekan, dengan tujuan membuat siswa lebih nyaman dan percaya diri dalam berekspresi.

Siklus-3

Pada siklus 3, peneliti dan kolaborator merancang proses pembelajaran dengan disertai perbaikan-perbaikan situasi yaitu meningkatkan situasi yang dapat memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi siswa untuk kempraktekkan kemampuan berbicaranya, lebih banyak memantau siswa yang masih kurang aktif keterlibatannya dalam proses pembelajaran dengan cara terus menerus memberikan motivasi, dan memberi dorongan pada siswa untuk dapat menghasilkan lebih banyak kalimat.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa Inggris dengan media gambar foto semakin menunjukkan peningkatan ketrampilan siswa dalam berbicara deskripsi, semakin membuat siswa aktif dalamproses pembelajaran. Peneliti dan kolaborator merasa senang karena dalam pembelajaran tersebut ada interaksi positif antara guru selaku peneliti dengan siswa dan antara siswa dangan siswa yang lain. Peningkatan ini terjadi karena siswa menjadi terbiasa dengan situasi pembelajaran menggunakan media gambar foto dan ini sangat membantu siswa dalam kegiatan diskusi, namun tentu sja siswa harus lebih banyak lagi mengumpulkan kosa kata sebagai bahan untuk berbicara.

Dari hasil pengamatan oleh peneliti selama tiga siklus, ditemukan beberapa hal, yaitu:

  1. Media Gambar Foto dapat diaplikasikan dapat proses pembelajaran dengan baik apabila guru mampu mengorganisasi kegiatan yang benar-benar dapat memotivasi siswa untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Kegiatan diskusi kelompok dapat merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan berbicara, namun guru harus tetap memenatau agar mengetahui secara pasti sebab-sebab yang mengakibatkan kelemahan berbicara siswa dan kemudian bisa mencari pemecahan masalah tersebut.
  3. Pembelajaran menggunakan media Gambar Foto sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa untuk meningkatkan ketrampilan berbicara khususnya berbicara deskripsi dalam bahasa Inggris apabila guru bisa merancang dan mempersiapkan secara variatif dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan ketrampilan berbicara deskripsi dalam bahasa Inggris dengan media Gambar Foto di kelas XI IPA -1 MAN 1 Sragen dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Media Gambar Foto dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan media gambar foto ini juga sangat baik terbukti bisa membawa siswa kedalam situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan. Pembelajaran semakin hidup, peningkatan ketrampilan siswa dalam berbicara mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
  2. Media Gambar Foto dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Inggris khususnya berbicara deskripsi, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa yang cukup memuaskan dibandingkan dengan nilai hasil belajar sebelum menggunakan media tersebut.

SARAN

Untuk Guru:

  1. Guru agar dapat melakukan inovasi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
  2. Mengembangkan metode pembelajaran yang lebih menarik, menggunakan media Gambar Foto dapat menjadi salah satu alternatifnya.
  3. Guru sebaiknya dapat menggunakan media Gambar Foto yang bervariasi disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diberikan sehingga siswa akan termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Untuk Sekolah:

  1. Memberikan motivasi kepada guru untuk dapat melakukan inovasi pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
  2. Memberikan fasilitas dan kesempatan kepada guru untuk melakukan peningkatan prestasi hasil belajar siswa secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

————- , 2003, Standart Kompetensi Kurikulum 2004, Depdiknas ,Jakarta

————-, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum 2004,Depdiknas ,Jakarta

————-, 2003, Undang-Undang Nomor 20 Sisdiknas, Depdiknas, Jakarta

Deny Setaiawan, 2003, Komputer dan Media Pembelajaran ,Jakarta

  1. Subana, Sudrajat ,2017, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Penerbit Pustaka Setia,Bandung

Oemar Hamalik, 1989, Komputerisasi Pendidikan Nasional, Mandar Maju, Bandung

Rohadi, Aristo, 2003, Media Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sadiman, Arif, dkk ; 1993, Media Pendidikan , PT.Raja Gratmido Persada, Jakarta

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai; 1989, Media Pengajaran, Penerbit Sinar Baru, Bandung

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000. Sagala, H.Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta, 2018. Bell.T.Roger.1981. An Introduction to Applied Linguistics Approaches and

Methods inLanguage Teaching. Batsford Academic and Education Ltd.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara Sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa.  Bandung:Angkasa.

Burns, Anne 1999. Collaborative Action Recearch For English Language Teachers. Cambridge Language Teaching Library.

Brown, H. Dauglas, 2000. Principle of Language Learning and Teaching. San Francisco State University.

Alwasilah, A. Chaedar.1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rmaja Rosdakarya

Kerr,J.Y.K.1979. Photo Cue Cards. Great Britain. The Trinity Press.

Poerwadarminta,WJS. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rohadi, Aristo; 2003, Media Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.