UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

IPA MATERI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS IX B SMA NEGERI 1 MARGOYOSO

KABUPATEN PATI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Rasilan

Guru mapel IPA SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui Model Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 30 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dua siklus masing-masing melalui 4 tahap, yaitu tahap Perencanaan (Planing), Pelaksanaan Tindakan (Action), Pengamatan (Observasi), dan Refleksi (Reflection). Kesimpulan peneliian ini adalah: Melalui penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi Induksi Elektromagnetik bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020, dari kondisis awal moti siswa masih rendah yaitu hanya 49,34% dan pada kondisi akhir meningkat menjadi 80,27%. Hasil belajar pada kondissi awal rendah yaitu ada 25 siswa (75%) yang tidak tuntas dengan nilai rata rata 59,25, siklus I jumlah siswa tuntas 20 siswa dengan nilai rata rata meningkat menjadi 43,75% dan siklus II jumlah siswa yang tuntas 29 (90,63%).

Kata kunci: motivasi, hasil belajar, Model Problem Based Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kondisi awal sebelum penelitian dilakukan menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 tahun pelajaran 2919/2020 masih rendah belum sesuai yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan pra tindakan dari 30 siswa kelas IX B pada unsur motivasi ada 5 siswa atau 16,6% yang minat 15 siswa atau 50% dan perhatian 10 siswa atau 33,3% dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Adapun hasil tes pada materi Induksi Elektromagnetik saat kondisi awal adalah dari kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah sebesar 76. Siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan hanya ada 5 atau 16,6%. Masih rendahnya motivasi dan hasil belajar pada materi Induksi Elektromagnetik siswa kelas IX B pada semester 2 SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati disebabkan oleh peneliti yang belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif. Sedangkan siswa yang lain memperhatikan dan menyalin hasil pekerjaan di buku dari siswa yang betul hasil pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan dari kondisi tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa banyak siswa yang pasif tidak melakukan motivasi mengerjakan secara tuntas dan hanya menunggu siswa yang lain yang pekerjaannnya benar kemudian menyalinnya Dengan adanya masalah tersebut di atas, maka perlu adanya pemecahan masalah. Pemecahan masalah tersebut perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan penerapan Model Problem Based Learning kelompok pada siklus I dan pada siklus II. Hal tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi Induksi Elektromagnetik bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dituliskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah melalui Model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi Induksi Elektromagnetik bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui melalui Model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi Induksi Elektromagnetik bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI

Motivasi Belajar

Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik, 2001: 158) mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan yaitu: (1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. (3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Pemberian Motivasi Menurut (Djmarah dan zain, 2002: 168). Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah: (1) Memberi Angka, (2) Hadiah, (3) Pujian, (4) Gerakan Tubuh, (5) Memberi Tugas, (6) Memberi Ulangan, (7) Mengetahui Hasil, Dan (8) Hukuman.

Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi (1) Faktor individual, seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.(2) Faktor sosial, seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga,guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.

Motivasi Belajar Materi Induksi Elektromagnetik adalah menurut Oemar Hamalik (1990) menjelaskan tentang cara mengkomunikasi materi dan menimbulkan motivasi siswa (1) Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada siswa agar mendapat perhatian mereka. (2) Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang diperbandingkan. (3) Jelaskan pengertian secara nyata, diusahakan menggunakan media instruksional sehingga lebih memperjelas masalah yang sedang dibahas. (4) Hindarilah pembicaraan dari hal-hal yang abstrak yang berada di luar jangkauan pikiran siswa, kecuali kita menggunakan alat Bantu tertentu. (5) Usahakan agar siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar terjadi komunikasi secara timbal balik

 

 

Hasil Belajar

Hasil merupakan sesuatu yang telah dicapai para siswa dalam kegiatan belajar (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan seterusnya) Menurut Sutrisno Hadi (1997) pengukuran penilaian hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengidentifikasikan besar kecilnya gejala. Sedangkan`menurut Hamalik (2004:31) hasil belajar adalah pola perbuatan,nilai nilai, pemgetahuan, sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Belajar itu sebagai proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Bila kita bicara tentang belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh sipembelajar. Istilah belajar mempunyai hubungan erat dengan prestas belajar.

Menurut Nana Sudjana (2012: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah “Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu “, masih menurut Nana Sudjana bahwa hasil belajar dibagi menjadi 3 macam yaitu ;.(a) Hasil belajar yang berupa kemampuan ketrampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk didalamnya ketrampilan menggunakan alat. (b) Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.(c). Hasil belajar berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

Hasil Belajar Materi Induksi Elektromagnetik Pengertian Hasil Belajar dapat dlihat pada uraian berikut ini: (1) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). (2) Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22). (3) Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar (Miftahudin, Agustus 28, 2012). (4) Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pembelajaran (Nasution 1999).

 Model Problem Based Learning

Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari model Problem Based Learning adalah: Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasih masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) Problem Based Learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

 

 

KERANGKA BERPIKIR

Dengan penerapan model pembelajaran yang bervariatif akan meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Model Problem Based Learning diharapkan mampu untuk diterapkan secara efektif. Model Problem Based Learning menuntut siswa untuk dapat mengamati, mengukur, dan menggambar kembali sebuah objek secara mandiri.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di kelas IX B semester 2 SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati yang beralamat di Desa Margoyoso Pati. Alasan pemilihan tempat ini adalah karena peneliti sebagai pengajar atau guru di sekolah tersebut. Waktu penelitian yang dibutuhkan mulai tahap persiapan hingga penulisan laporan hasil peneltian tindakan kelas, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2020. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX B pada SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan jumlah peserta 32 siswa terdiri 12 putra dan 20 putri. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi/pengamatan, metode tes, tugas project dan dokumentasi. Metode observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait prosesnya. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat lembar observasi. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Tes dilakukan dengan memberi tes tertulis. Alat pengumpulan data berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal tes. Validasi data dilakukan dengan melibatkan observer teman sejawat dan dengan membuat kisi-kisi. Penilaian meliputi kebenaran jawaban sesuai dengan yang dimaksud, ketelitian, kerapian format, kesabaran dan ketepatan waktu. Sedangkan analisa data dengan menggunakan diskriptif dilanjutkan refleksi.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

 Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terlebih dahulu terhadap siswa kelas IX B sejumlah 32 siswa yang terdiri 20 siswa putri dan 12 siswa putra. Hasil observasi/pengamatan motivasi materi Induksi Elektromagnetik dalam pra tindakan dianalisis untuk mengetahui keadaan awal motivasi belajar sebelum peneliti melakukan tindakan siklus. Aspek motivasi yang diamati dalam belajar materi materi Induksi Elektromagnetik antara lain ; Visual activities,oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities dan emotional activities. Hasil pengamatan menunjukkan motivasi siswa pada setiap rata-rata masih rendah yaitu 49,34%

Hasil belajar pada kondisi awal (Pra siklus) yang mendapat nilai sesuai standart KKM (67) hanya 8 siswa dari 32 siswa atau 12,5%. Nilai tertinggi 70 dicapai oleh 4 siswa dan nilai terendah 55 sejumlah 14 siswa 43,75%, dengan nilai rata-rata 59,15.

 

Deskriptif Siklus I

Pada kegiatan siklus I telah dilakukan dengan menerapkan Model Problem Based Learning pada kelompok besar dengan materi Induksi Elektromagnetik Hasil observasi motivasi siswa pada siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan. Motivasi belajar siswa pada siklus I sudah mulai mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi awal. Rata-rata motivasi menunjukkan peningkatan yang pada kondisi awal 49,43% pada kondisi siklus I menjadi 65,85% dengan rata-rata sedang.

Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibanding kondisi awal. Jika di kondisi awal nilai terendah 55 pada siklus I naik menjadi 60 dicapai oleh 12 siswa Sedangkan nilai tertinggi dari kondisi awal 70 pada siklus I meningkat menjadi 85 oleh 5 siswa. Jumlah Siswa yang memiliki nilai diatas KKM atau nilai tuntas pada Siklus I ada 20 (62,5%) siswa dan jumlah yang belum tuntas terdapat 12 (37,5%) siswa.

Deskripsi Siklus II 

Pada siklus II pembelajaran melalui Model Problem Based Learning peneliti lakukan melalui pendekatan kelompok kecil. Dari hasil pengamatn pada siklus II, altivitas peserta didik sudah sesuai harapan, tidak terlihat lagi siswa yang pasif, bergurau, malas bertanya tetapi semua aktif mengerjakan proyek/tugas yang diberikan guru. Rata-rata motivasi menunjukkan peningkatan yang pada kondisi awal 49,43% pada kondisi siklus I menjadi 65,85% dan pada siklus II 89,27% termasuk kategori rata-rata tinggi.

Berdasarkan tabel diatas nilai tuntas KKM sejumlah 29 siswa (90,63%) dari 32 siswa, yang mendapat nilai tertinggi 95 ada 6 siswa, nilai terendah 66 dicapai 3 siswa, siswa lainnya mendapat nilai bervariasi berkisar 76 sampai 94 ada 23 siswa dan 3 siswa (9,37%) yang mendapatkan nilai 65 dibawah KKM. Pada siklus II terlihat bahwa motivasi siswa pada setiap kategori meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan Model Problem Based Learning..Hasil pengamatan motivasi menunjukkan adanya peeningkatan dari 65,85% di siklus I meningkat menjadi 80,27% pada siklus II. Rata-rata motivasi belajar siswa pada Pra Siklus sebesar 49,34% naik menjadi 65,85% pada Siklus I dan naik menjadi 80,27% pada Siklus II. Bahwa Hasil Belajar Antar Siklus menunjukkan bahwa dengan KKM 76 jumlah tuntas siswa pada Pra Siklus sebesar 25%, dan 43,75% pada Siklus I serta 90,63% pada Siklus II.

 PENUTUP

 Simpulan                

Melalui penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi Induksi Elektromagnetik bagi siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020, dari kondisis awal motivasi siswa semakin meningkat dimana pada kondisi awal masih rendah yaitu hanya 49,34% dan pada kondisi akhir meningkat menjadi 80,27%. Hasil belajar pada kondissi awal rendah yaitu ada 25 siswa (75%) yang tidak tuntas dengan nilai rata rata 59,25, siklus I jumlah siswa tuntas 20 siswa dengan nilai rata rata meningkat menjadi 43,75% dan siklus II jumlah siswa yang tuntas 29 (90,63%). Dengan demikian Model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru dapat memanfaatkan dan memilih metode, tehnik, maupun model pembelajarn yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran agar proses pembelajarn menjadi aktif, efektif dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.

Eko Mulyadi. 2015. Guru Berprestasi. Yogyakarta

Hadi, Sutrisno, 1982. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: YP Fak. Psikologi UGM

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung Sinar Baru Algesindo.

Ihksanudin Eka. 2014. Model Problem Based Learning. Ikhsanudin Eka Net

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineksa Cipta

  1. Yahmin, 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gunung Persada Press

Nana Sudjana, 2012. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandund: Remaja Rosdakarya

Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman: 2914 Motivasi Belajar. Jakarta PT Grafindo Persada

Satoto Endar Nayono dan Nuryadin, 2013.Pengembangan Model Pembelajaran

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.