UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU

MELALUI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI SUKOHARJO 01

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Retno Wahyu Cahyaningsih

Kepala SD Negeri Sukoharjo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dilakukan Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah untuk Meningkatkan Motivasi Dan Kinerja Guru Melalui Supervisi Kepala Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 dan memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penilaian kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh guru mempunyai penilaian kinerja yang sangat baik yaitu 10 orang atau mencapai 100% dari total guru yang diamati. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada siklus II menunjukkan nilai 2,7 atau masuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya supervisi kepala sekolah yang dilakukan lebih terstruktur pada siklus II ini. Peningkatan penilaian kinerja guru dapat dilihat dari yang semula mempunyai rata-rata penilaian 2,0 meningkat menjadi 2,7. Jadi, pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat dilaksanakan secara efektif di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018 dan pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018.

Kata Kunci: Motivasi Dan Kinerja Guru, Supervisi Kepala Sekolah

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Secara tekhnis seorang pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil tergantung pada banyak hal, terutama mutu gurunya (H. AR. Tilaar, 2000:104).

Dalam rangka menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, dan pemberian insentif yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Malayau Hasibuan, 2002: 94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Tugas kepala sekolah selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.

Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.

Selain kinerja, motivasi guru dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya juga merupakan hal penting bagi upaya meningkatkan proses pembelajaran yang akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Motivasi kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja (Pandji Anoraga, 2005:35). Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik/mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.

Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dapat berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran adalah terletak pada masalah kinerja dan motivasi guru. Kinerja dan motivasi yang rendah pada guru akan dapat berpengaruh terhadap rendahnya kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Untuk itu perlu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mempertahankan sekaligus meningkatkan kinerja dan motivasi kerja guru di sekolah. Salah satu upaya yang dirasakan paling efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan motivasi kerja guru adalah mengoptimalkan peran kepala sekolah melalui supervisi.

 â€œSupervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien” (Ibrahim Bafadal, 2004: 46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Made Pidarta, 2002:380).

Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat kinerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan kinerja guru menurun.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ditemukan bahwa masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Secara umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang masih tergolong rendah. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan itu dengan membina serta mengembangkan metode-metode dan prosedur pengajaran yang lebih baik. Selain itu banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya produktivitas/kinerja guru. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

Terkait dengan upaya peningkatan kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja para guru melalui perhatian terhadap kegiatan-kegiatan supervisi kepala sekolah, perhatian terhadap kesejahteraan guru dan upaya meningkatkan motivasi kerja guru di Sekolah Dasar di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Karena diketahui bahwa perhatian terhadap aspek-aspek tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja guru selama ini.

Supervisi kepala sekolah sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah diharapkan dapat membantu pencapaian tugas dan pekerjaan guru dan pegawai sekolah untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif (M. Ngalim Purwanto, 2004:32). Selain itu melalui supervisi diharapkan dapat mengembangkan efektivitas kinerja guru dalam kaitannya dengan tugas-tugas utama pendidikan (Jones dalam Mulyasa, 2004: 155).

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Kinerja Guru Melalui Supervisi Kepala Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.     Bagaimana pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan tahun pelajaran 2017/2018?

2.     Bagaimana pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1.     Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan tahun pelajaran 2017/2018

2.     Untuk mengetahui upaya peningkatan motivasi dan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan tahun pelajaran 2017/2018

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada sekolah terkait dengan upaya meningkatkan kinerja dan motivasi kerja guru.

Bagi Kepala

Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada kepala sekolah dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan supervisi guna meningkatkan kinerja dan motivasi kerja guru.

Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan motivasi kerja guru dalam pembelajaran sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

 

 

 

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Kinerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi negara (www.suaramerdeka.com.) merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.

Menurut Henry Simamora (2001:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan. Sementara Hadari Nawawi (2005:235) menegaskan bahwa kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik / material maupun non material.

Menurut Hani Handoko (2000:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan profesi guru, Hani Handoko (2000:22) memberikan pengertian kinerja sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru di atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas.

Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (M. Ngalim Purwanto, 2004:32). Sedangkan Jones dalam Mulyasa, E. (2004:155), supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.

Menurut Carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Peid Sahertian, 2000:17). Supervisi merupakan aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat diketahui bahwa motivasi yang merupakan dorongan dalam diri seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi yang positif dalam diri setiap guru akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan adanya dorongan akan kesadaran guru terhadap tugas dan tanggung jawabnya, maka guru akan dapat selalu berupaya yang lebih baik terhadap keberhasilan peserta didiknya. Untuk itu motivasi guru harus selalu diperhatikan agar motivasi guru selalu dapat meningkat.

Rendahnya motivasi guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap keberhasilan peserta didik seringkali menjadikan penghambat terhadap keberhasilan peserta didik. Guru terkesan hanya melakukan tugas tanpa adanya kesadaran yang muncul dari dalam diri masing-masing akan tugas mulia yang diembannya. Untuk itu motivasi guru harus selalu diperhatikan agar senantiasa meningkat. Salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan motivasi guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah dengan melaksanakan supervisi kepala sekolah yang efektif. Hal ini dilakukan mengingat peranan supervisi kepala sekolah sangatlah besar dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan secara efektif akan dapat mengoptimalkan kinerja guru.

Sehingga selain supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi guru, pelaksanaan supervisi yang efektif juga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja guru yang ada di sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan supervisi merupakan salah satu bentuk pengendalian terhadap aktivitas dan proses pembelajaran yang ada di sekolah yang dilakukan secara langsung oleh kepala sekolah. Sehingga peran kepala sekolah dalam aktivitas supervisi sangatlah besar.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia/Tim Penguatan Kepala Sekolah di Lorin Solo, 2011). Penelitian tindakan sekolah merupakan penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008:11-12).

Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif. Artinya penelitian ini dilakukan karena ditemukan permasalahan rendahnya motivasi dan kinerja guru.Permasalahan ini ditindaklanjuti dengan cara melaksanakan supervise kepala sekolah. Kegiatan tersebut diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada siklus-siklus berikutnya.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1988) yang diadopsi oleh Syamsuddin dan Damaianti, 2006: 203-206) yang kemudian diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem empat komponen penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar pemecahan masalah. Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Pengamatan; dan 4) Refleksi.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SDN Sukoharjo 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 guru, yang terdiri dari laki-laki 4 orang dan perempuan 6 orang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei pada semesterr II tahun pelajaran 2017/2018.

Sumber Data

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berupa data primer. Adapun penjelasan dari data primer tersebut adalah data primer. Data primer ini merupakan data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penyelidikan yang sedang ditangani. Data ini dikumpulkan secara langsung dari lapangan, yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan kuesioner atau chek list.

Untuk mencari data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan kepada sejumlah guru yang diteliti. Adapun pengamatan dilakukan setiap pagi dalam jangka satu minggu berturut-turut. Ketika dalam melakukan pengamatan dalam siklus pertama belum memenuhi indikator yang telah ditentukan, maka pengamatan dilanjutkan siklus kedua. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan chek list jam kedatangan untuk setiapguru yang diamati

Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap dalam dalam PTS yang disampaikan oleh I.G.A.K. Wardani (2007: 2.4) sebagai berikut: (1) merumuskan masalah, merencanakan tindakan dan persiapan (planning), (2) pengenalan tahap awal terhadap penerapan reward and punishment (3) penyusunan rencana tindakan (4) pelaksanaan yaitu implementasi tindakan (5) pengamatan, dan (6) refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kondisi Awal (Pra Siklus)

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan tindakan, peneliti perlu terlebih dahulu mengetahui kondisi awal yang ada terkait dengan penilaian terhadap motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian motivasi pada kondisi awal (pra siklus) dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian motivasi yang cukup ada 5 orang atau mencapai 50% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang kurang terdapat 5 guru atau 50% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada kondisi awal (pra siklus) menunjukkan nilai 1,97 atau masuk dalam kategori kurang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 sebelum adanya tindakan supervisi kepala sekolah masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kindisi awal terkait dengan penilaian motivasi guru yang masih rendah, maka perlu mendapatkan tindakan untuk dapat meningkatkan motivasi guru. Salah satu upaya yang diterapkan di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 yaitu dengan melaksanakan supervisi kepala sekolah.

Berdasarkan penilaian kinerja guru pada kondisi awal (pra siklus) dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian kinerja yang cukup baik ada 2 orang atau mencapai 20% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian kinerja yang kurang baik terdapat 8 guru atau 80% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini.

Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada kondisi awal (pra siklus) menunjukkan nilai 1,80 atau masuk dalam kategori kurang baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 sebelum adanya tindakan supervisi kepala sekolah masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kindisi awal terkait dengan penilaian kinerja guru yang masih rendah, maka perlu mendapatkan tindakan untuk dapat meningkatkan kinerja guru. Salah satu upaya yang diterapkan di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 yaitu dengan melaksanakan supervisi kepala sekolah.

1.   Siklus I

Dalam siklus I dilaksanakan sebagai bentuk upaya untuk dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus I dilakukan dengan menggunakan teknik supervisi perorangan seperti: 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi: 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.

Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah setiap saat pada kelas-kelas terkait motivasi dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan supervisi juga dilakukan dengan melakukan diskusi dan memberikan arahan kepada guru terkait dengan permasalahan yang dijumpai pada saat supervisi. Seperti ada kelas yang terlihat sangat ramai dan gaduh. Pada saat itu pula kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru untuk mengatasinya. Selain itu juga apabila terdapat kelas yang ditinggalkan oleh gurunya kepala sekolah juga harus mengarahkan kepada guru piket untuk segera mengatasinya.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah tersebut diharapkan kepala sekolah akan dapat melakukan penilaian atau evaluasi terhadap motivasi dan kinerja guru yang sesungguhnya. Supervisi dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Dalam setiap pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan penilaian terhadap aspek motivasi dan kinerja sesuai dengan yang telah direncanakan untuk mengetahui penilaian motivasi dan kinerja setiap guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penilaian motivasi pada siklus I dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian motivasi yang cukup baik ada 7 orang atau mencapai 70% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang kurang terdapat guru atau 30% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada sklus I menunjukkan nilai 2,11 atau masuk dalam kategori cukup baik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan supervisi perorangan maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Terbukti terdapat peningkatan motivasi guru yang dilihar dari penilaian rata-rata motivasi guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata penilaian yang kurang baik meningkat menjadi cukup baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi guru setelah dilaksanakn supervisi kepala sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target peningkatan motivasi kerja guru sesuai yang ditetapkan yaitu 75% guru mempunyai penilaian motivasi yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refleksi.

Sementera itu dengan adanya pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus I dapat menunjukkan peningkatan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian kinerja guru pada siklus I dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai penilaian kinerja yang cukup baik ada 9 orang atau mencapai 90% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian kinerja yang baik terdapat 1 guru atau 10% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada siklus I menunjukkan nilai 2,0 atau masuk dalam kategori cukup baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya supervisi kepala sekolah.

Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus I pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Dimana semula motivasi guru rata-rata termasuk dalam penilaian kurang baik meningkat menjadi cukup baik dengan penilaian rata-rata semula 1,9 meningkat menjadi 2,1. Sedangkan untuk kinerja guru yang semula rata-rata penilaian kurang baik meningkat menjadi rata-rata mempunyai penilaian cukup baik dengan skor rata-rata yang semula 1,8 meningkat menjadi 2,0. Meskipun demikian peningkatan motivasi dan kinerja guru pada siklus ini belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 75% guru mempunyai penilaian motivasi dan kinerja yang baik.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki agar mampu menghasilkan aktivitas supervisi kepala sekolah yang efektif. Dimana dalam pelaksanaan supervisi pada siklus I belum dilaksanakan secara matang mengingat perencanaan yang dilakukan masih terbatas pada perencanaan yang sederhana. Perencanaan kegiatan supervisi yang dilaksanakan pada siklus I belum dilakukan secara trstruktur dengan baik. Selain itu kurangnya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah kurang dapat memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah guna mendukung kegiatan supervisi.

Sebagai bentuk refleksi dalam penelitian ini, masih dibutuhkan perencanaan yang lebih matang untuk menghasilkan supervisi kepala sekolah yang lebih efektif. Selain itu diperlukan adanya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisi ini. Untuk itu dalam pelaksanaan supervisi ini perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Dalam siklus II dilaksanakan sebagai bentuk refleksi dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus I dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada siklus II pada dasarnya sama dengan apa yang telah dilaksanakan pada siklus I dengan menggunakan teknik supervisi perorangan seperti: 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi: 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.

Meskipun demikian dalam pelaksanaan supervisi pada siklus II ini dilakukan perencanaan yang lebih matang dengan melibatkan guru dan melakukan koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dalam rangka upaya meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Kepala sekolah lebih serius dalam melakukan kegiatan supervisi. Kepala sekolah secara rutin melakukan kunjungan ke masing-masing kelas, melakukan diskusi dengan guru kelas, menanyakan tentang keadaan dan perkembangan kelas yang diasuh masing-masing guru, kepala sekolah juga melibatkan guru-guru dalam aktivitas diluar kelas, dan kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk berupaya mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar. Kepala sekolah juga memberikan arahan kepada setiap guru untuk memanfaatkan segala fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah guna mendukung proses belajar yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan supervisi pada siklus II ini, kepala sekolah juga menanyakan kepada anak didik dan wali murid tentang kondisi belajar yang ada di kelas masing-masing, selain itu kepala sekolah juga selalu berupaya untuk memberikan dukungan baik fisik maupun mental terhadap semua guru maupun peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kepala sekolah selalu memberikan kesempatan kepada para guru untuk menyempaikan aspirasi atau pendapatnya dalam upaya mengembangkan proses belajar di sekolah.

Berdasarkan penilaian motivasi pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh guru mempunyai penilaian motivasi yang cukup baik yaitu 1 orang atau 10% dari total guru yang diamati. Sedangkan guru yang mempunyai penilaian motivasi yang baik terdapat 9 guru atau 90% dari total guru yang diamati dalam penelitian ini. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian motivasi guru pada siklus II menunjukkan nilai 2,65 atau masuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilakukan secara lebik terstruktur terbukti dapat meningkatkan motivasi guru di SDN Sukoharjo 01. Dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 2,11 meningkat menjadi 2,65.

Dari hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat 10 guru atau 100% dari seluruh guru yang diamati dalam penelitian yang sudah mampu menunjukkan motivasi yang baik. Dengan demikian dapat diketahu bahwa target pencapaian dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sudah tercapai. Dimana lebih dari 75% guru telah mampu mendapatkan penilaian motivasi yang baik.

Sementera itu dengan adanya pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang telah dilakukan pada siklus II juga menunjukkan peningkatan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.

Berdasarkan penilaian kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh guru mempunyai penilaian kinerja yang sangat baik yaitu 10 orang atau mencapai 100% dari total guru yang diamati. Selain itu dapat dketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja guru pada siklus II menunjukkan nilai 2,7 atau masuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya supervisi kepala sekolah yang dilakukan lebih terstruktur pada siklus II ini. Peningkatan penilaian kinerja guru dapat dilihat dari yang semula mempunyai rata-rata penilaian 2,0 meningkat menjadi 2,7.

Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus II pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Dimana semula motivasi guru rata-rata pada siklus II ini telah menunjukkan penilaian yang baik. Sementaraiitu kinerja guru dalam siklus II ini juga menunjukkan peningkatan yang cukp signifikan dimana dari hasil penilaian kinerja guru pada siklusII ini menunjukkan bahwa penilaian kinerja guru menunjukkan penilaian yang baik.

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekilah yang dilaksanakan secara terencana dan terstruktur akan dapat menghasilkan proses supervisi yang lebih baik. Hal ini terbukti bahwa dengan perencanaan yang lebih matang dan pelaksanaan yang lebih terintergrasi antara guru dan pihak-pihak lain yang terkait dengan segala aktivitas yang ada di sekolah baik di dalam kelas maupun diluar kelas akan dapat menghasilkan proses supervisi yang baik. Dengan proses supervisi yang baik mampu meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan pada siklus II ini terbukti mampu meningkatkan motivasi guru dan kinerja guru yang baik. Dimana dengan pelaksanaan supervisi tersebut telah tercapai target pencapaian tindakan dimaka lebih dari 75% guru telah menunjukkan motivasi dan kinerja yang baik.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang terkait dengan upaya meningkatkan motivasi dan kinerja guru melalui pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2017/2018 ini, maka dapat ditarik pembahasan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang selama ini belum dapat dilaksanakan secara efektif. Namun setelah pelaksanaan tindakan ini membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018.

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilakukan secara efektif akan dapat meningkatkan movitasi dan kinerja guru yang ada di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan penilaian motivasi dan kinerja guru pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II.

Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam penelitian ini juga terbukti mampu meningkatkan kinerja guru SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan yang signifikan terhadap kinerja guru dengan adanya pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018.

Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Untuk itu pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat selalu dilaksanaan dalam rangka mempertahankan sekaligus meningkatan motivasi dan kinerja guru. Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah tentu saja perlu dilakukan perencanaan yang terstruktur dan dilaksanakan secara sistematis agar mampu menghasilkan proses supervisi yang baik. Dengan adanya pelaksanaan supervisi yang baik diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat dilaksanakan secara efektif di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018.

2.     Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018.

 

Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.     Pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat selalu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja guru.

2.     Supervisi kepala sekolah hendaknya dilaksanakan dengan perencanaan yang baik sehingga pelaksanaan supervisi kepala sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan mampu mencapai tujuan supervisi yang telah direcanakan. Perlunya dukungan akan kesadaran kepala sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai pusat pengendalian kualitas pembelajaran di sekolah yang dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan supervisi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ace suryadi dan H. A.R. Tilaar, analisis kebijakan pendidikan suatu pengantar, (Bandung: PT. Remaja Roesda Karya, 1994).

Hasibuan , Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997

Ngalim Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2004)

imamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia , Yogyakarta; STIE.

Hadari Nawawi.2005.Penelitian Terapan.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Handoko, T. Hani. 2000. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: BPFE

As’ad, Moh. 2000. Psikologi Industri (Edisi IV). Yogyakarta: Liberty.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Peid Sahertian, 2000, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice Education, Rineka Cipta

Syamsuddin, dan Damaianti S Vismaia. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bahasa. Bandung: Rosda Karya.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS