UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN BERMAIN PERAN PADA MATERI ASKING AND GIVING

OPINION PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS VIII-B

SMP N 2 LUMBANJULU TAHUN PELAJARAN 2018/2019.”

 

Farida

SMP N 2 Lumbanjulu

 

ABSTRAK

Penelitian ini didesain melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris melalui penerapan strategi pembelajaran bermain peran dikelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: Perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah 1. peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat menjadi 83%. 2. Ketuntasan keaktifan klasikal ≥ 75%.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data kenaikan presentase pencapaian ketuntasan belajar klasikal pada siklus I: 74,30% dan siklus II: 83,33%, sedangkan keaktifan klasikal pada siklus I: 69,73% dan siklus II: 74,30%.    Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui penerapan strtegi pembelajaran bermain peran pada Bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas VIII-b, Sedangkan saran penelitian ini adalah hendaknya penerapan strategi pembelajaran bermain peran perlu diterapkan pada bahasa Inggris yang lain karena penerapan strategi pembelajaran bermain peran memudeningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

Kata Kunci: Motivasi dan Role Playing

 

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar guru, tidak harus terpaku denagn menggunakan satu metode atau strategi pembelajaran saja, seorang guru mampu menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang berfariasi agar dalam kegiatan belajar mengajar tidak membosankan bagi siswa dan sesuai ddengan tujuan yang ingin dicapai yaitu tercapainya peningkatan motivasi dan prestasi belajar (Slameto, 2003).

            Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka seorang guru khususnya guru mata pelajaran bahasa Inggris SMP Negeri 2 Lumbanjulu dituntut untuk memilihmenggunakan berbagai metode atau strategi pembelajaran yang tepat, membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.Seperti menggunakan sistem pembelajaran bermain peran atau Role Playing. Metode atau strategi bermain peran ini lebih menekankan berdasarkan pengalaman, dalam hal ini siswa maminkan watak , perasaan dan gagasan-gagasan lain. Pembelajaran beramin peran atau Role Playing ini juga bermanfaatterjadinya interaksi antara siswa dikelas sehingga siswa akan lebih mudah untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi suatu masalah yang dialami. Hamalik (2006) menyatakan bahwa bermain peran memiliki keuntungan, diantaranya siswa dapat bertindak dan mengekpresikan perasaan dan pendapat tanpa sanksi, bermain peran memungkinkan memperkenalkan siswa untuk mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan gagasan-gagasan yang lain.

Demikian penerapan pembelajaran bermain peran ini dapat membantu siswa dalam mengemukakan pendapat, ide ataupun gagasan sebagai salah satu wujud dari siswa yang memiliki kreativitas, sehingga hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak positif terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa, pada umumnya dan khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris.

Kurangnya motivasi dan prestasi belajar dengan memperhatikan nilai rata-rata hasil ujian semester I pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Lumbanjulu masih rendah yaitu 50,00 dengan persentase ketuntasan belajar 27,5%. Untuk ini penelitian ini akan menerapkan strategi pembelajaran bermain peran untuk membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa yang lebih optimal terutama kelas VIII. Sehingga perlu adanya penanganan yang lebih baik yang pada akhirnya nanti akan timbul motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul tentang Upaya Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam bermain peran Pada pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru peneliti dalam proses belajar mengajar dikelas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu pada semester ganjil yaitu pada tanggal 24 September sampai dengan 15 November Tahun Pelajaran 2018/2019.

Subjek penelitian (Arikunto, 2006), Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu yang terdiri dari 4 kelas tiap kelas berjumlah rata-rata 30 orang.         Penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi dalam pengumpulan data penelitian yakni Teknik Tes dan Teknik observasi

Tabel 4.1: Perencanaan pembelajaran bermain peran pada siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tindakan

Siklus I

Siklus II

Perencanaan

a.    Mempersiapkan perangkat pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran.Membuat lembar observasi.

b.   Koordinasi dengan guru kelas yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

c.    Melakukan observasi terlebih dahulu dikelas objek (kelas VIII-3) SMP N 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

a.    Mempersiapkan perangkat pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran.Membuat lembar observasi.

b.   Koordinasi dengan guru kelas yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

 

 

Tindakan

Dilaksanakan pada tanggal 24 September 2018 yang berlangsung satu kali pertemuan selama 2 x 40 menit pada pokok bahasan Meminta,memberi dan menolak barang

Dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2018 yang berlangsung satu kali pertemuan selama 2 x 40 menit pada pokok bahasan Meminta,memberi dan menolak barang

 

4.1.2. Hasil Observasi dan Refleksi

             Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung oleh observer dengan mengamati aktivitas guru dan motivasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses belajar berlangsung dengan tujuan untuk refleksi pada siklus berikutnya. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk memperbaiki hasil observasi pada siklus I.

Tabel 4.2           : Hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran

Siklus

Observasi

Refleksi

I

a.    Peneliti kurang memberikan motivasi siswa

b.    Peneliti masih kurang dalam penugasaan kelas sehingga masih ada siswa yang ribut dalam pelaksanaan diskusi kelompok karena siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran.

c.     Peneliti kurang mengatur waktu yang telah ditentukan.

d.    Siswa kurang kompak dalam bekerja kelompok.

a.    Peneliti memberikan motivasi kepada siswa secara riil serta mengarahkannya.

b.    Peneliti memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa yang kurang aktif dan ribut supaya siswa antusias dalam proses pembelajaran.

c.     Peneliti harus mengatur waktu semaksimal mungkindengan cara mengalokasikan terlebih dahulu sehingga proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

d.    Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa kerjasama dalam kelompok merupakan sesuatu yang dinilai dalam proses pembelajaran.

II

a.    Peneliti kurang memberikan umpan balik kepada siswa baik secara lisan maupun tulisan.

b.    Peneliti belum bisa mengarahkan langkah—langkah proses pembelajaran berlangsung.

c.     Interaksi antara peneliti dan siswa masih kurang.

a.    Memberikan umpan balik kepada siswa dengan cara menberikan pertanyaan secara lisan pada beberapa orang dengan tujuan untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi yang dibahas.

b.   Peneliti harus menjelaskan langkah-langkah proses pembelajaran sebelum belajar berlangsung.

c.    Peneliti memberikan pertanyaan terutama kepada siswa yang kurang aktif agar interaksi antara guru dengan siswa tercipta, dan peneliti selalu mengkoordinir dengan baik setiap kelompok yang mengalami kesulitan sehingga tercipta suasana belajar sesuai dengan yang diharapkan.

 

4.1.3. Data hasil analisis motivasi siswa

Tabel 4.3: Hasil analisis aktivitas motivasi siswa

Siklus

Banyak siswa

Total skor

Rata-rata

Kategori keaktifan

I

30

423

3,76

Aktif

II

30

553

4,00

Aktif

 

Tabel 4.4: Hasil analisis Aktivitas guru

Siklus

Banyak siswa

Total skor

Rata-rata

Kategori keaktifan

I

6

23

3,83

Aktif

II

6

24

4,00

Aktif

Rata-rata

 

 

3,94

Aktif

 

4.1.4. Data Hasil Belajar

             Data hasil pembelajaran selama proses belajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran yang dilaksanakan pada kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5: Data hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019

Uraian

Nilai Perolehan

Siklus I

Siklus II

Tertinggi

80

85

Terendah

50

55

Rata-rata

69,73

74,30

Simpangan Baku

1,07

1,12

Ketuntasan belajar

66,66%

83,33%

           

             Berdasarkan tabel 4.5 ada peningkatan antara siklus I samapai siklus II, baik nilai tertinggi,terendah, rata-rata serta simpangan baku. Ini menunjukkan bahwa pengajaran dengan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu. Berdasarkan hasil tabel 4.5 diperoleh ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 66,66% dapat dikatakan belum tercapai atau tidak tuntas, siklus II yaitu 83,33% sudah tuntas karena sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu minimal 83% dari jumlah siswa yang mendapat nilai atau sama dengan 75. Dari hal tersebut juga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal antara siklus I sampai siklus II. Dengan demikina bahwa pembelajaran dengan metode bermain peran dapat menuntaskan hasil belajar terutama pada siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

HASIL PENELITIAN

4.1.1. Perencanaan dan tindakan

             Sebelum proses belajar mengajar berlangsung terlebih dahulu menyusun perencanaan pembelajaran kemudian dilakukan proses belajar mengajar yang termasuk dalam tindakan. Pada tahap tindakan ini proses belajar mengajar berdasarkan pada tahap perencanaan yang telah disusun. Hasil perencanaan untuk setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1      : Perencanaan pembelajaran bermain peran pada siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tindakan

Siklus I

Siklus II

Perencanaan

a.   Mempersiapkan perangkat pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran.Membuat lembar observasi.

b.   Koordinasi dengan guru kelas yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

c.   Melakukan observasi terlebih dahulu dikelas objek (kelas VIII-3) SMP N 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

a.   Mempersiapkan perangkat pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran.Membuat lembar observasi.

b.   Koordinasi dengan guru kelas yang bertindak sebagai observer dalam proses pembelajaran.

 

 

Tindakan

Dilaksanakan pada tanggal 24 September 2018 yang berlangsung satu kali pertemuan selama 2 x 40 menit pada pokok bahasan Meminta,memberi dan menolak barang

Dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2018 yang berlangsung satu kali pertemuan selama 2 x 40 menit pada pokok bahasan Meminta,memberi dan menolak barang

 

4.1.2. Hasil Observasi dan Refleksi

             Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung oleh observer dengan mengamati aktivitas guru dan motivasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses belajar berlangsung dengan tujuan untuk refleksi pada siklus berikutnya. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk memperbaiki hasil observasi pada siklus I.

Tabel 4.2           : Hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran

Siklus

Observasi

Refleksi

I

a.    Peneliti kurang memberikan motivasi siswa

b.    Peneliti masih kurang dalam penugasaan kelas sehingga masih ada siswa yang ribut dalam pelaksanaan diskusi kelompok karena siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran.

c.     Peneliti kurang mengatur waktu yang telah ditentukan.

d.    Siswa kurang kompak dalam bekerja kelompok.

a.    Peneliti memberikan motivasi kepada siswa secara riil serta mengarahkannya.

b.    Peneliti memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa yang kurang aktif dan ribut supaya siswa antusias dalam proses pembelajaran.

c.     Peneliti harus mengatur waktu semaksimal mungkindengan cara mengalokasikan terlebih dahulu sehingga proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

d.    Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa kerjasama dalam kelompok merupakan sesuatu yang dinilai dalam proses pembelajaran.

II

a.    Peneliti kurang memberikan umpan balik kepada siswa baik secara lisan maupun tulisan.

b.    Peneliti belum bisa mengarahkan langkah—langkah proses pembelajaran berlangsung.

c.     Interaksi antara peneliti dan siswa masih kurang.

a.    Memberikan umpan balik kepada siswa dengan cara menberikan pertanyaan secara lisan pada beberapa orang dengan tujuan untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi yang dibahas.

b.   Peneliti harus menjelaskan langkah-langkah proses pembelajaran sebelum belajar berlangsung.

c.    Peneliti memberikan pertanyaan terutama kepada siswa yang kurang aktif agar interaksi antara guru dengan siswa tercipta, dan peneliti selalu mengkoordinir dengan baik setiap kelompok yang mengalami kesulitan sehingga tercipta suasana belajar sesuai dengan yang diharapkan.

 

4.1.3. Data hasil analisis motivasi siswa

Tabel 4.3      : Hasil analisis aktivitas motivasi siswa

siklus

Banyak siswa

Total skor

Rata-rata

Kategori keaktifan

I

30

423

3,76

Aktif

II

30

553

4,00

Aktif

 

Tabel 4.4           : Hasil analisis Aktivitas guru

Siklus

Banyak siswa

Total skor

Rata-rata

Kategori keaktifan

I

6

23

3,83

Aktif

II

6

24

4,00

Aktif

Rata-rata

 

 

3,94

Aktif

 

4.1.4. Data Hasil Belajar

             Data hasil pembelajaran selama proses belajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran yang dilaksanakan pada kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5: Data hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019

Uraian

Siklus

Nilai

I

II

Tertinggi

80

85

Terendah

50

55

Rata-rata

69,73

74,30

Simpangan Baku

1,07

1,12

Ketuntasan belajar

66,66%

83,33%

           

             Berdasarkan tabel 4.5 ada peningkatan antara siklus I samapai siklus II, baik nilai tertinggi,terendah, rata-rata serta simpangan baku. Ini menunjukkan bahwa pengajaran dengan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lumbanjulu. Berdasarkan hasil tabel 4.5 diperoleh ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 66,66% dapat dikatakan belum tercapai atau tidak tuntas, siklus II yaitu 83,33% sudah tuntas karena sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu minimal 83% dari jumlah siswa yang mendapat nilai atau sama dengan 75. Dari hal tersebut juga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal antara siklus I sampai siklus II. Dengan demikina bahwa pembelajaran dengan metode bermain peran dapat menuntaskan hasil belajar terutama pada siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran Bahasa Inggris tentang meminta,memberi dan menolak barang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII-b SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2018/2019. Dengan rata-rata 67,30 siklus I dan 70,64 siklus II, sedangkan ketuntasan klasikalnya 71,79% siklus I dan 87,17% siklus II.

SARAN

Berpedoman pada hasil yang tercapai pada penelitian ini maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah:

1.      Diharapkan kepada guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Lumbanjulu agar mempertimbangkan perkembangan dan taraf berpikir anak sebagai acuan dalam memilih metode dan strategi belajar serta memberikan kebebasan kepada siswa untuk membangun pemahaman sendiri berdasarkan pengalaman belajar sebagai suatu peneyempurnaan dari pembelajaran bermain peran.

2.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi alat evaluasi dan interospeksi bagi guru dalam memperbaiki kekurangan kegiatan pembelajaran dan memberikan gagasan untuk peningkatan mutu pendidikan kearah yang lebih baik.

3.      Bagi penelitian lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan mencoba menerapkannya pada pokok bahasan lain dengan cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,2006, Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cifta.

 ,2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Damayanti, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cifta.

Depdiknas, 2006, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta.

Djamarah, B. S, 1994, Prestasi belajar mengajar dan kompetensi guru, Surabaya: Usaha Nasional.

Furchan, Arif, 2004, Pengantar Penelitian Dalam Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hadi dan Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.