UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS

TENTANG WILAYAH ADMINISTRASI

MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN BANDUNGROJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Murwati

SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan IPS sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi IPS . Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran IPS terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPS dengan diterapkannya pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Cooperative Learning Tipe STAD terhadap motivasii belajar IPS. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS setelah diterapkannya pembelajaran Cooperatiive Learning Tipe STAD. (b.) Mengetahui pengaruh motiVIasi belajar IPS setelah diterapkan pembelajaran Cooperatiive Learning Tipe STAD. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran IPS . Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI tahun pelajaran 2014/2015 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, pra siklus (38,8%), siklus II (66,7%), siklus II (88,8%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motiivasi belajar siswa Kelas VI serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPS .

Kata Kunci: IPS, Cooperative Learning Tipe STAD


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VI Semester I SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian (nilai rata-rata pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 adalah 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh penulis yang sekaligus sebagai guru kelas VI SDN Bandungrojo dan juga sebagai peneliti dalam laporan ini. Disamping hasil belajar siswa, pengamatan peneliti atau penulis menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah. Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas proses belajar mengajar antara lain:

1. Masih kurang memadainya sarana dan prasana tempat belajar, khususnya meja-meja dan kursi kelas VI untuk belajar diskusi kelompok.

2. Masih terbatasnya alat-alat praktikum.

3. Masih rendahnya partisIPSsi siswa-siswa dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan kurang aktifnya siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.

4. Motifasi siswa yang masih rendah, ditandai dengan masih banyaknya siswa yang masih terlambat, tidak mengerjakan tugas, bermain sendiri dalam kelas.

Identifikasi Masalah

Dari hasil penelitian, dapat diidentifikasikan masalah yang dihadapi, yaitu:

1) Mengapa nilai ulangan harian siswa Kelas VI Semester I dalam mata pelajaran IPS pada materi wliyah administrasi kurang bagus?

2) Apakah saya sebagai guru sekaligus peneliti sudah menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi wliyah administrasi Kelas VI Semester I SDN Bandungrojo?

3) Mengapa siswa kurang aktif dalam mengikuti mata pelajaran IPS?

Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah terindetifikasi, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah penggunaan model pembe-lajaran kooperatif (cooperatif learning) tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPS pada materi wliyah administrasi siswa Kelas VI Semester I SDN Bandungrojo?

Rumusan Masalah

Melihat rendahnya hasil belajar kelas VI SD Saimulyo 1 dalam mata pelajran IPS materi wliyah administrasi, maka peneliti sekaligus sebagai guru kelas VI mengambil tindakan kelas untuk memecahkan masalah ini dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih menekankan pada kerja sama dalam kelompok kecil.

Pemecahan Masalah

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS tentang wliyah administrasi. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 85,7% siswa telah belajar dengan tuntas. Dengan berlandaskan teori-teori yang sudah dipikir oleh penulis dari kerangka berpikir diatas, diduga melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kelas VI mata pelajaran IPS pada materi wliyah administrasi. Berikut ini penulis sajikan diagram alir dari pemecahan masalah:

Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS bagi siswa SD pada umumnya.

2) Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses mata pelajaran IPS pada materi wliyah administrasi bagi Kelas VI Semester I SDN Bandungrojo pada tahun 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:

1) Manfaat untuk siswa adalah mening-katkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Bandungrojo pada mata pelajaran IPS materi wliyah administrasi.

2) Manfaat untuk guru adalah memper-dalam pemahaman dan penggunaan tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menguasai teknik dalam pelaksanaanya.

3) Manfaat untuk sekolah adalah meningkatkan pembelajaran karena adanya inoVIasi model pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe STAD sehingga berdampak pada peningaktan kualitas out put dan out came sekolah.

KAJIAN TEORI

STAD (Student Teams AchieVIement DiVIsion).

Ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams AchieVIement DiVIsion). Tipe STAD dikembangkan oleh Robert StaVIn dan kawan-kawannya dari UniVIersitas John Hopkins. Tipe ini dIPSndang yang paling sederhana dan paling langsung dari pendidikan pembelajaran kooperatif.

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang bermuara pada pendekatan konstruktiVIsme. Model pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara indiVIdu dan kelompok (SlaVIn, 1991). Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (SlaVIn, 1994).

Pada penerapan model pembe-lajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok tertentu. Dalam model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, untuk mencapai tujuan. Dalam model pembelajaran ini nampaknya ada komponen-komponen utama dari pembelajaran kooperatif merupakan bagian intregal dari setiap model pembelajaran kooperatif. Pertama, pembelajaran kooperatif mengajak siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, melengkapi lembar kerja. Kedua, pengaturan siswa untuk saling membantu, berbagi tugas, dan mendukung belajar teman lainnya dalam kelompok. Ketiga, adanya saling ketrgantungan positif diantara anggoa kelompok. Keempat, penumbuhan rasa tanggung jawab untuk belajar dan bekerja sama. Kelima, terjadinya pemrosesan kelompok dalam belajar.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan keefektifan kelompok dan menghambat keefektifan kerja kelompok. Menurut Brown, Collins, dan Duguid (1989), faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan belajar kelompok adalah:

1) Pemecahan masalah kolektif

2) Peran-peran majemuk tampilan

3) Strategi konfontasi dan salah konsep, dan

4) Penyediaan ketrampilan-ketrampilan kerja kolaboratif.

Pandangan-pandangan tersebut kadang-kadang menimbulkan salah konsep yang butuh untuk dikonfrontasikan. Na-mun, adanya pertentangan-pertentangan tersebut dapat meningkatkan perkem-bangan kognitif (Forman, Coedle, Carr dan Geogoirus, 1991).

Namun, perlu diperhatikan bahwa anggota kelompok tidak selalu bekerja sama dengan baik. Salomon dan Globerson (1989) memberikan berbagai efek yang dapat merintanngi keefektifan kelompok, yaitu: a) efek penunggang bebas (the free rider effect), b) Peran-peran majemuk tampilan, c) Strategi konfrontasi dan salah konsep, dan d) Penyediaan ketrampilan-ketrampilan kerja kolaboratif. Pandangan-pandangan tersebut kadang-kadang menimbulkan salah konsep yang butuh untuk dikonfrontasikan. Namun, adanya pertentangan-pertentangan tersebut dapat meningkatkan perkembangan kognitif (Forman, Cordle, Carr, dan Gregorius, 1991).

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) VIariabel-VIariaVIbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarVIariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kelas VI Semester I SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan tanggal 2 Februari 2015 dan Siklus II dilaksanakan tanggal 25 Februari 2015.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBELA-JARAN

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggu-nakan Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IVI semester II tahun 2014/2015 hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut:

Pra Siklus/Pembelajaran Awal

Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

4

18%

2.

75-84

B

Baik

4

18%

3.

65-74

C

Cukup

5

23%

4.

55-64

D

Kurang

5

23%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

4

18%

Jumlah

22

100%

Dari hasil tes Pra siklus, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 4 siswa atau (18%) sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 34siswa atau (18%) Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) 5 siswa atau (23%)sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 5 siswa atau (23% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) 4 siswa atau (18%).

Siklus 1

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil obserVIbasi yang dilakukan oleh penelitian terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

5

23%

2.

75-84

B

Baik

7

32%

3.

65-74

C

Cukup

5

23%

4.

55-64

D

Kurang

3

14%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

2

8%

Jumlah

22

100%

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 5 siswa atau( 23%,) sedangkan yang mendapat nilai B siswa 7 (32%) sedangkan yang mendapat nilai C 5 siswa (23%) yang mendapat nilai D 3 siswa (14%)sedangkan yang mendapat nilai E 2 siswa atau (8%)

Siklus 2

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, berdasarkan hasil obserVIasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

8

36%

2.

75-84

B

Baik

8

36%

3.

65-74

C

Cukup

4

19%

4.

55-64

D

Kurang

2

9%

5.

< 54

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

22

100%

Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat di ketahui bahwa yang mendapatkannilai sangat baik (A) adalah 8 siswa (36%) Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 8 siswa atau (36%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 4 siswa (19%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 2 siswa atau ( 9%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 85,5%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 5 Ngawen.

a) Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

b) Peningkatan kerja sama dalam kelompok dan tidak tampak sikap indiVIdual.

2. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 5 Ngawen.

3. Pemberian lembar kerja tiap kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi wliyah administrasi.

4. Pujian atau penguatan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar.

Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.

2. Guru lebih kreatif dalam memberikan latihan-latihan pada lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.

3. Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. CooperatiVIe and CompetitiVIe: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.

Lundgren, L., 1994. CooperatiVIe Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.

SlaVIn, Robert E. 1995. CooperatiVIe Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVI-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.

Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UniVIersitas Terbuka.