UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA MENJADI PERSEN MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE SISWA KELAS V SEMESTER II SDN LUWANG 01 KECAMATAN GATAK

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sri Padmawati

SDN Luwang 01 Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan dari pada Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang studi Matematika. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri Luwang 01 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas V SD Negeri Luwang 01, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 21 siswa. Strategi penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan: Upaya meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi mengubah pecahan biasa menjadi persen melalui strategi Question Student Have siswa kelas V SDN Luwang 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013 /2014. Data empiris menyatakan bahwa hasil belajar siswa materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan menggunakan strategi Question Student Have dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 60,4 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 2 siswa (9,5,%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 76,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 19 siswa (90,4%) pada siswa kelas V SD Negeri Luwang 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, strategi Question Student Have dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa pada materi mengubah pecahan biasa menjadi persen siswa kelas V semester II SDN Luwang 01,kecamatan Gatak , kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013 /2014.

Kata kunci: Strategi Question Student Have, Prestasi Belajar Matematika Siswa

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan Masykur Ag, Moch dan Abdul Halim F (2007:41) bahwa matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya dengan memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik sejak Sekolah Dasar (SD), untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama.

Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana non otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur (Munandar Utami, 2004:12)

Paradigma pembelajaran matematika di sekolah masih di dominasi oleh paradigma pembelajaran konvensional. Siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa. Sementara guru memposisikan diri sebagai orang yang mempunyai pengetahuan, sebagai satu-satunya sumber ilmu. Guru ceramah, menggurui, dan otoritas tertingi terletak pada guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan potensi yang dimilikinya, siswa cenderung memilih diam bahkan ada yang merasa malu, takut jika mau bertanya pada guru terhadap pelajaran yang belum jelas ataupun takut dalam mengerjakan soal ke depan kelas. Matematika, oleh sebagian besar siswa masih dianggap sebagai momok, ilmu yang kering, penuh dengan lambang – lambang, rumus-rumus yang sulit dan sangat membingungkan, kondisi tersebut diperparah oleh sikap guru pengajar matematika yang sering berperilaku monoton dan terlalu cepat dalam mengajar. Hal ini membuat kreativitas peserta didik tidak berkembang dengan baik dan pada akhirnya prestasi siswa menurun.

Berkaitan dengan hal tersebut, permasalahan yang sama juga terjadi di SD Negeri Luwang 01. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan ditemukan permasalahan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswasiswa masih kurang hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya keberanian siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat atau ide, memilih cara yang tepat dalam pemecahan masalah.

2. Pada proses pembelajaran masih didominasi atau berpusat pada guru.

3. Masih banyak siswa yang nilai matematikanya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di SD Negeri Luwang 01 perlu diperbarui guna meningkatkan kreativitas siswa yang akhirnya berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi persoalan tentang kesulitan siswa SD Negeri Luwang 01 dalam mempelajari matematika dengan masih kurangnya daya kreatif siswa maka diperlukan suatu pendekatan dalam pembelajaran.

Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang diinginkan. Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar karena baik tidaknya prestasi belajar siswa mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan produknya atau proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila masukan merata menghasilkan banyak lulusan dan bermutu tinggi yang sesuai dengan kebuhan masyarakat.

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah Question Student Have. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan prediksi. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan prestasi siswa di SD Negeri Luwang 01.

Dari uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Luwang 01 untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran Question Student Have.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang ada, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah dengan penerapan strategi Question Student Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa matematika dalam materi mengubah pecahan biasa menjadi persen, siswa kelas V semester II SD Negeri Luwang 01 Tahun pelajaran 2013/2014 ?”

Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan prestasi belajar siswas dalam kegiatan pembelajaran matematika.

2. Meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika.

3. Guru dapat menerapkan Question Student Have dalam kegiatan pembelajaran matematika.

4. Meningkatkan mutu SDM siswa dan guru SD Negeri Luwang 01.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Hakikat Matematika

Menurut Masykur (2007:47) matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Selain itu, matematika juga berfungsi sebagai alat pikir. Sumardyono dalam artikel Masthoni (2009) secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Matematika sebagai struktur yang terorganisir.

Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema .

2) Matematika sebagai alat .

Matematika juga sering dMatematikandang sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3) Matematika sebagai pola pikir deduktif.

Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).

4) Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking).

Matematika dapat pula dMatematikandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.

5) Matematika sebagai bahasa artifisial.

Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.

6) Matematika sebagai seni yang kreatif.

Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.

Ada yang berpendapat lain tentang matematika yakni pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang, salah satu cabang dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, teratur, dan eksak. Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik.

Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang mempelajari tentang bilangan dan penalaran logika, ruang dan bentuk.

Materi Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen

Cara Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen. Kita ketahui bahwa pecahan merupakan bilangan yang dinyatakan dengan , di mana a merupakan pembilang dan b merupakan penyebut, sedangkan persen dapat diartikan sebagai perseratus yang ditulis dengan notasi %.

Untuk mengubah dari bentuk pecahan ke bentuk persen terlebih dahulu harus mengubah pecahan tersebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut 100.

Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses, kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Prestasi belajar siswa bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya (Hamalik, 2008: 27).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya (Slameto,2010:2). Apabila seseorang belajar maka akan dihasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya yang biasa disebut prestasi belajar.

Menurut Ahmadi (2004:148) prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (factor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekalli artinya dalam ranka membantu murid dalam mencapi prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Strategi Pembelajaran Question Student Have

Hakikat Strategi Pembelajaran

Djamarah (2002: 53) mengemukakan bahwa secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karateristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Uno, 2007: 3).

Konsep Strategi Pembelajaran Question Student Have

Model pembelajaran Question Student Have merupakan teknik yang tidak menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Model pembelajaran ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis.

HIPOTESIS TINDAKAN

“Melalui Question Student Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa matematika Pada materi mengubah pecahan biasa menjadi persen siswa Kelas V Semester II di SD Negeri Luwang 01 Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada Semester II Tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan , dimulai bulan Februari Sampai Bulan April 2014 di SD Negeri Luwang 01, Kecamatan Gatak , Kabupaten Sukoharjo pada seluruh siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2013 / 2014 yang berjumlah 21 siswa. Sedangkan obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi siswa belajar matematika pada materi mengubah pecahan biasa menjadi persen melalui penerapan strategi Question Student Have.

Sumber Data

Data yang digunakan sebagai bahan analisis data adalah data nilai prestasi belajar siswa matematika siswa kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian, data nilai prestasi belajar siswa siklus I, dan data nilai prestasi belajar siswa siklus II.

1. Data kondisi awal, yaitu nilai prestasi belajar siswa matematika siswa kelas V SD Negeri Luwang 01 semester II tahun pelajaran 2013/2014 pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian.

2. Data Siklus I, yaitu nilai prestasi belajar siswa matematika siswa kelas V SD Negeri Luwang 01 semester II tahun pelajaran 2013 / 2014 pada siklus I

3. Data Siklus II, yaitu nilai prestasi belajar siswa matematika siswa kelas V SD Negeri Luwang 01 semester II tahun pelajaran 2013 / 2014 pada siklus II

Analisis data

Setelah data penelitian dikumpulkan, maka peneliti melakukan analisis data.Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik deskripsi komparatif dan dilanjkutkan dengan reflektif. Analisis deskriptif komperatif dilakukan dengan membandingkan peningkatan prestasi belajar siswa matematika dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.Analisis difokuskan pada nilai tertinggi,nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan siswa dalam prosentase.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Desain penelitian tindakan ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, setiap penelitian tindakan terdiri dari: Perencanaan(Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus. Pada model Kemmis dan Mc Taggart antara komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan.

HASIL TINDAKAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Masalah yang dialami oleh siswa kelas V SDN Luwang 01 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pelajaran matematika adalah rendahnya prestasi belajar siswa.

Pada kondisi awal ini nilai rata-rata siswa hanya 60,4, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran matematika di SDN Luwang 01, yaitu 70. Hanya 2 siswa atau 9,5 % dari total 21 siswa kelas V yang mencapai nilai KKM, masih ada 19 siswa yang nilainya di bawah KKM.

Pada pembelajaran matematika selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yaitu ceramah dan instruksi langsung.

Deskripsi Hasil Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam 2 (dua) pertemuan dengan menggunakan strategi Question Student Have, 1 (satu) pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan pelaksanaan tes Tes 1 (satu). Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu pembukaan (Apersepsi), kegiatan inti , dan penutup .

Melalui penerapan Question Student Have memahami materi mengubah pecahan biasa menjadi persendengan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan siswa adalah 68,3, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 50. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sejumlah 12 siswa (57,14%) dari total 21 siswa kelas V SDN Luwang 01 semester II Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

Deskripsi Hasil Siklus II

Nilai rata-rata kemampuan menggunakan Question Student Have untuk memahami struktur siswa kelas V SDN Luwang 01 pada siklus II adalah 76,7 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan siswa yang berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 19 siswa (90,4%), berarti hanya 1 siswa yang nilainya di bawah KKM.

Pembahasan

Secara empiris diperoleh hasil tindakan sebagai berikut: melalui penerapan Tes menggunakan Question Student Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 60,4 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 2 siswa (9,5%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 76,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 19 siswa (90,4 %) pada siswa kelas V SDN Luwang 01 semester II Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hipotesis dan data empiris penelitian dapat disimpulkan bahwa, melalui penerapan Tes menggunakan strategi Question Student Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi mengubah pecahan biasa menjadi persen pada siswa kelas V SD N Luwang 01 semester II Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

Saran

Guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya mendorong siswa untuk senantiasa bersemangat dan bermotivasi tinggi. Dalam proses pembelajaran, guru harus mempersiapkan sarana , strategi dan metode yang tepat. Strategi Question Student Have efektif untuk digunakan disamping strategi lainnya.

Sekolah hendaknya mendorong guru untuk mengembangkan kreasinya dalam pembelajaran dengan menggunakan metode,media / strategi, karena inti sekolah sebagai penjamin mutu pendidikan di tingkat yang paling dasar sangat mendesak dan perlu mendapat perhatian serius. Disaat hampir semua guru sudah menikmati tunjangan guru, sekolah mempunyai kewajiban untuk mengubah pola pikir guru yang masih sebagian mapan dengan model tradisionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto wasty,1990.”Psikologo Pendidikan”,Jakarta:PT.Renika

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis EIValuasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Saliwangi, B. 1988. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, UniIVersitas Terbuka.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.