UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KONSEP BENUA

MELALUI DISKUSI KELOMPOK TERARAH PADA SISWA KELAS VI SDN 1 PADAAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Santoso Wuryandoko

SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua dengan penerapan metode diskusi kelompok terarah pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 1 Padaan yang berjumlah 34 siswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa pada akhir setiap siklus. Sementara itu untuk sumber data diambil dari hasil pengamatan dan nilai ulangan harian siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi observasi, tes lisan dan tes tertulis. Teknik analisis pengumpulan data yakni mengunakan analisis diskriptif komparatif dan deskriptif kwalitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai ulangan harian siswa meningkat dari pembelajaran pra siklus 62,06 menjadi 70,29 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78,24 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari pra siklus 41,18% menjadi 67,65% pada siklus I dan 85,29% pada siklus II.

Kata Kunci: prestasi belajar, pembelajaran IPS, metode diskusi kelompok terarah

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan analisis terhadap proses pembelajaran IPS di SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.

Dalam mencapai keberhasilan pembelajaran guru tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja, tetapi juga guru dituntut untuk menggunakan metode yang bervariasi. Metode yang bervariasipun harus sesuai dengan tuntutan dan harapan dari kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran, sehingga metode yang dipilih guru harus benar-benar membantu siswa dalam pembelajarannya.

Namun demikian, kenyataan yang dijumpai di kelas terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Walaupun guru telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan guru.

Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk belajar kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester I materi benua , belum begitu memuaskan.

Dari hasil ulangan pada materi benua, rata-rata nilai ulangan siswa masih rendah, yaitu 62,06. Dengan KKM 70, dari 34 siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah hanya 14 siswa yang tuntas belajar. Masih terdapat 20 siswa yang nilainya masih di bawah KKM yang ditentukan.

Keadaan ini menuntut guru untuk lebih pandai dalam mengemas pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan berbagai pertimbangan dan setelah mempelajari berbagai teori pembelajaran, akhirnya guru menetapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode diskusi kelompok terarah untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar IPS khususnya pada materi benua.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa kelas VI SDN 1 Padaan pada mata pelajaran IPS. Selain tujuan umum, penelitian ini juga mempunyai tujuan khusus yaitu meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan metode diskusi kelompok terarah.

Manfaat Penelitian

Dari hasil perbaikan yang dilaksanakan, penulis berharap agar dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat tersebut antara lain:

1.     Bagi Guru

a.     Dapat menambah pengetahuan baru yang berkaitan dengan metode diskusi kelompok terarah.

b.     Dapat meningkatkan pengetahuan dan memahami secara langsung pelaksanaan metode diskusi kelompok terarah untuk meningkatkan prestasi belajar.

c.     Dapat disebarkan kepada teman sejawat, sehingga mereka tergerak untuk mencobakan hasil tersebut dalam melakukan perbaikan pembelajaran di kelasnya.

2.     Bagi Siswa

a.     Siswa dapat lebih terbuka dan mau menyampaikan hasil pikirannya dalam diskusi kelompok terarah.

b.     Menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.

c.     Melatih siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

d.     Memudahkan siswa dan memperlancar kegiatan pembelajaran.

3.     Bagi Sekolah

a.     Dapat membantu meningkatkan bimbingan pada umumnya dan layanan bimbingan kelompok terarah pada khususnya.

b.     Sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada umumnya dan mata pelajaran IPS pada khususnya.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Metode Diskusi Kelompok Terarah

Menurut Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Menurut Depdikbud (1997:61-64) metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru dan siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi dengan memulai pertukaran pendapat, gagasan, pengalaman maupun pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka penulis dapat menyimpul-kan yang dimaksud dengan metode diskusi adalah salah satu metode mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah yang didalamnya ada proses interaksi antara dua atau lebih individu terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dan dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Menurut Pratiwi (1993:3) berpendapat yang dimaksud diskusi kelompok terarah adalah: ”salah satu metode kualitatif yang sering digunakan oleh orang pemasaran untuk mengumpulkan pendapat.” Dengan diskusi kelompok terarah banyak didapatkan data dalam waktu relatif singkat dan data dapat dicek langsung saat itu dalam kelompok. Untuk mendapatkan data yang optimal dan valid dari kelompok dibutuhkan pemandu yang telah berpengalaman dan terampil.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelompok terarah adalah salah satu metode kualitatif yang dilakukan oleh pemandu yang berpengalaman untuk mendapatkan data yang optimal dan valid dalam situasi kelompok. Dari beberapa pengertian tersebut maka yang dimaksud metode diskusi kelompok terarah adalah suatu bentuk bimbingan yang diterapkan pada metode kualitatif mendalam yang mengumpulkan sejumlah orang dalam kelompok kecil yang biasanya 4 – 6 siswa untuk mendiskusikan topik-topik pada agenda pokok bahasan pelajaran yang telah ditetapkan. Metode ini menggunakan dinamika sosial dalam diskusi kelompok, dengan bantuan fasilitator, untuk mendorong peserta untuk mengungkapkan keyakinan, sikap dan motivasi mengenai suatu pola perilaku.

Metode diskusi kelompok terarah adalah salah satu usaha pemberian bimbingan kepada siswa yang dilakukan secara kelompok dengan menggunakan teknik bimbingan kelompok terarah yang wujudnya diskusi kelompok terarah. Dengan diskusi kelompok siswa secara terbuka saling memberikan sumbangan pikiran untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam metode diskusi kelompok terarah pembimbing selain sebagai pemimpin berperan juga sebagai fasilitator, dan nara sumber. Pembimbing selalu memberikan pengawasan, sekaligus memberikan pelayanan yang diperlukan siswa sewaktu mengalami permasalahan yang belum dapat terpecahkan saat berlangsungnya diskusi kelompok.

Metode diskusi kelompok terarah ini sangat berguna untuk mengenali secara mendalam suatu pokok bahasan pelajaran yang kurang dimengerti atau belum terkuasai sebelumnya. Dengan metode diskusi kelompok terarah diharapkan mampu membantu permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sewaktu siswa mendapat kesulitan menguasai materi pelajaran yang telah ditetapkan saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan yang berlangsung di luar pelajaran. Pelaksanaan diskusi kelompok terarah dapat diterapkan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan dapat pula dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Pengertian Prestasi Belajar

Pretasi terdiri atas dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Arifin (2000:3) berpendapat yang dimaksud prestasi adalah: ”Kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.” Sedangkan Winkel (1996:36) mengemukakan: ”Belajar dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan , keterampilan dan nilai sikap.”

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam melakukan aktifitas tertentu yang mengakibatkan perubahan perbuatan sebagai akibat pengalaman.

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengertian IPS menurut Ensiklopedia Indonesia (1991:3265) disebutkan bahwa IPS termasuk ilmu sosiologi yaitu ”Suatu sistem ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mempelajarai proses dalam masyarakat, dan mencoba menemukan hukum-hukum yang menguasai proses tersebut”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, IPS merupakan ilmu yang membahas tentang proses perilaku kehidupan masyarakat dari sejak dulu sampai sekarang. Sedangkan dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SD (1993:151) disebutkan IPS adalah: ”Mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah”.

Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah.

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS, guru perlu membuat perencanaan program yang matang dengan mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan selalu aktif mengikuti jalannya proses belajar mengajar yang diberikan guru. Selain perencanaan program yang matang perlu adanya alat bantu/peraga yang besar manfaatnya untuk menarik perhatian dan sekaligus dapat memotivasi siswa dalam belajarnya.

Selain ditempuh dengan berbagai persiapan dan pelaksanaan yang matang untuk memudahkan penguasaan/memantapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan belajar atau kesulitan yang dialami perlu adanya tugas-tugas atau mempelajari materi yang belum terkuasai dengan dilaksanakannya metode diskusi kelompok terarah, sebagai usaha lain untuk membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang optimal.

Kerangka Berpikir

Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I dan II, hasil belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan sangat rendah. Penerapan metode diskusi kelompok terarah diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kelompoknya. Dengan memaksimalkan kerjasama kelompok diharapkan kemampuan dalam memahami konsep benua dapat ditingkatkan.

Hipostesis Tindakan

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis “Penerapan metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Peneletian

Penelitian ini dilaksanakan SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Pemilihan tempat didasarkan bahwa peneliti sebagai guru kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah. Penelitian berlangsung selama 4 bulan dimulai bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan November 2015 pada semester I Tahun pelajaran 2015/2016.

Subyek Penelitian

Subyek Pnelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siwa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora yang berjumlah 34 orang siswa dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa yang berbentuk nilai hasil ulangan kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Sementara data sekunder berasal dari catatan-catatan dan temuan teman sejawat selaku pengamat selama berlangsungnya penelitian.

 

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan proses pembelajaran siswa, pengamatan sikap dan tes hasil belajar siswa. Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan maka diadakan tes pada tiap akhir siklus. Berdasarkan hasil tes uji kompetensi diperoleh data tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel dan grafik untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan nilai siswa.

Analisis Data

AnalisiS data dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriftif komparatif dan analisis diskriftif kwalitatif. Analisi diskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai pada kondisi awal dengan nilai hasil siklus I dan siklus II. Sementara analisis kwalitatif didasarkan pada hasil observasi dan refleksi dari masing-masing siklus.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Terdapat empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yakni: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkah ini berlangsung berulang’

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Data hasil belajar IPS materi benua kondisi awal diambil dari daftar nilai. Rata-rata nilai pada saat ulangan harian materi benua adalah 62,06. Secara rinci perolehan nilai pada kondisi awal adalah: siswa dengan nilai 40 sejumlah 4 anak, siswa dengan nilai 50 sejumlah 7 anak, siswa dengan nilai 60 sejumlah 9 anak, siswa dengan nilai 70 sejumlah 8 anak, siswa dengan nilai 80 sejumlah 4 anak, dan siswa dengan nilai 90 sejumlah 2 anak. Siswa yang mencapai nilai KKM 70 atau lebih sejumlah 14 anak atau 41,18%, dan sisanya sejumlah 20 anak atau 58,82% nilainya masih di bawah KKM.

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2015 dan diikuti oleh semua siswa kelas VI sebanyak 34 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti melakuakan pembelajaran IPS materi benua dengan metode diskusi kelompok terarah. Dari hasil penilaian pada akhir siklus I dapat dikumpulkan data tentang prestasi belajar berupa hasil ulangan harian siswa. Jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM adalah 23 anak atau 67,65%. Sementara 11 anak atau 32,35% nilainya masih di bawah KKM. Rincian nilai ulangan harian siswa adalah: siswa dengan nilai 40 sejumlah 1 anak, siswa dengan nilai 50 sejumlah 3 anak, siswa dengan nilai 60 sejumlah 7 anak, siswa dengan nilai 70 sejumlah 10 anak, siswa dengan nilai 80 sejumlah 9 anak, dan siswa dengan nilai 90 sejumlah 4 anak. Rata-rata dari nilai ulangan harian siswa tersebut adalah 70,29.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 dan diikuti oleh semua siswa kelas VI sebanyak 34 siswa. Dari hasil penilaian pada akhir siklus II dapat dikumpulkan data tentang prestasi belajar berupa hasil ulangan harian siswa. Jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM adalah 29 anak atau 85,29%. Sementara 5 anak atau 14,71% nilainya masih di bawah KKM. Rincian nilai ulangan harian siswa adalah: siswa dengan nilai 50 sejumlah 1 anak, siswa dengan nilai 60 sejumlah 4 anak, siswa dengan nilai 70 sejumlah 10 anak, siswa dengan nilai 80 sejumlah 8 anak, siswa dengan nilai 90 sejumlah 7 anak, dan siswa dengan nilai 100 sejumlah 4 anak. Rata-rata dari nilai ulangan harian siswa tersebut adalah 78,24.

Pembahasan

Penelitian di atas, menghasilkan temuan-temuan penting yang muncul setelah tindakan selesai dilaksanakan. Metode pembelajaran diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil ulangan harian pada setiap siklus pembelajaran. Pada kondisi awal, tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 41,18% dan rata-rata nilai ulangan siswa adalah 62,06. Peningkatan hasil belajar terjadi pada pembelajaran siklus I. Tingkat ketuntasan belajar menigkat menjadi 67,65% dan rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 70,29. Pada pembelajaran siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah 85,29% dan rata-rata nilai ulangan hariannya meningkat menjadi 78,24.

PENUTUP

Simpulan

Dari deskripsi hasil penelitian dari pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi benua pada siswa kelas VI SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2016.

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan oleh guru dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya meningkatkan peran serta siswa untuk aktif terhadap pelajaran adalah sebagai berikut:

1.     Membimbing siswa dalam memahami penyelesaian suatu soal.

2.     Memberikan layanan bimbingan belajar kelompok karena dengan bimbingan siswa akan dapat terbuka dan mau menyampaikan hasil pikirannya dalam kelompok.

3.     Mengetahui karakteristik dari masing-masing siswa untuk mempermudah melayani dan membantu siswa apabila mengalami permasalahan yang dihadapi.

4.     Menjadi teladan yang dapat dianut oleh peserta didik, karena dengan adanya keteladanan anak akan semakin percaya dan beranggapan bahwa gurunya memiliki kemampuan yang lebih, sehingga anak didik akan semakin mudah diarahkan untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

5.     Dalam perbaikan pembelajaran perlu adanya tukar pendapat atau diskusi dengan teman sejawat agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adi Negoro. 1991. Ensiklopedi Umum Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka

Arifin, H.M. 2000. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SD. Jakarta: Depdikbud

Depdikbud. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direkorat Pendidikan Dasar

Syah, Muhibin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Winkel, W. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia