Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok Terarah
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG BENUA
MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK TERARAH BAGI SISWA KELAS VI SDN 3 BACEM TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Suparjan
SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan dari pada Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan prestasi belajar konsep benua dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui diskusi kelompok terarah. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Tempat pelaksanaan penelitian di SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo tahun pelajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian seluruh anak kelas VI yang berjumlah 18 anak. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data empiris menyatakan bahwa prestasi belajar konsep benua pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 58,89 dengan anak yang mencapai ketuntasan belajar sejumlah 8 anak (44,44%) dari 18 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 67,78 dengan anak yang mencapai ketuntasan belajar 11 anak (61,11%). Pada pembelajara siklus II, setelah dilakukan ulangan harian, nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 77,78 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 16 anak (88,89%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang benua pada siswa kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: prestasi belajar, ilmu pengetahuan sosial, metode diskusi kelompok terarah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan terprogram mengadakan pembenahan diri di berbagai bidang baik sarana dan prasarana, pelayanan administrasi dan informasi serta kualitas pembelajaran secara utuh. Dalam proses belajar mengajar, guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik atau metode mengajar.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk menghasilkan keluaran atau out put proses pembelajaran yang bermutu. Namun pada hakikatnya guru tetap merupakan kunci utama yang paling menentukan, sebab guru adalah salah satu unsur utama dalam system pendidikan yang sangat mempengaruhi pendidikan. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa memuaskan.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupten Blora diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual ditetapkan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas VI SDN 3 BacemKecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk belajar kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian materi benua belum begitu memuaskan. Dari hasil dokumen daftar nilai, rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 58,89. Dari 18 siswa, yang tuntas belajar dengan KKM 70 adalah 8 siswa (44,44%).
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa, perlu dicari alternatif pemecahan masalah. Salah satu alternatif yang diyakini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi benua adalah menggunakan metode diskusi kelompok terarah. dengan metode diskusi diharapkan siswa terlibat aktif dalam menyelesaikan masalah dan akan lebih terkesan sehingga ketika dilakukan ulangan harian hasilnya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang msalah yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah melalui metode diskusi kelompok terarah mampu meningkatkan prestasi belajarI lmu Pengetahuan Sosial tentang benua bagi siswa kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora pada tahun pelajaran 2015/2016?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah secara umum untuk meningkatkan prestasi belajarI lmu Pengetahuan Sosial. Lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar lmu Pengetahuan Sosial tentang benua melalui metode diskusi kelompok terarah bagi siswa kelas VI SDN 3 Bacem pada tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat terutama bagi siswa yaitu meningkatkan prestasi belajarnya pada mata pelajaran IPS materi benua dan bagi guru makin meningkatkan keprofesionalannya serta menambah wawasan tentang berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
KAJIAN TEORI
Hakikat Belajar
Menurut Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati 2002:10). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian (Tim Penyusun Kamus 1977: 109)
Bell-Gredller dalam Suciati (2003: 15) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Keeton and Tate dalam Suciati (2003: 18) menyatakan belajar melalui pengalaman mengacu pada: Learning in which the learnes is directly in touch with the realities bieng studies. Belajar melalui pengalaman melibatkan siswa secara langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Apabila dalam pembelajaran guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca, mendengarkan, atau mengamati suatu kejadian menempatkan siswa sebagai pihak luar dalam menguasai pengetahuan/keterampilan. Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi dalam diri siswa akan terlihat aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif atau tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.
Prestasi belajar
Pretasi terdiri atas dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Arifin (2012:3) berpendapat yang dimaksud prestasi adalah: â€Kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.†Sedangkan Winkel (1991:36) mengemukakan: â€Belajar dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan , keterampilan dan nilai sikap.â€
Dahar (1998: 78) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat prestasi belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum.
Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud prestasi belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para siswa, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Tujuan dilakukan ulangan harian adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam melakukan aktifitas tertentu yang mengakibatkan perubahan perbuatan sebagai akibat pengalaman.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pengertian IPS menurut Ensiklopedia Indonesia (1991:3265) disebutkan bahwa IPS termasuk ilmu sosiologi yaitu â€Suatu sistem ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mempelajarai proses dalam masyarakat, dan mencoba menemukan hukum-hukum yang menguasai proses tersebutâ€.Berdasarkan pengertian tersebut di atas, IPS merupakan ilmu yang membahas tentang proses perilaku kehidupan masyarakat dari sejak dulu sampai sekarang. Sedangkan dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SD (1993:151) disebutkan IPS adalah: â€Mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarahâ€.
Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2007:18) mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek: manusia, tempat dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan sistem sosial dan budaya, dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah.
Metode Diskusi Kelompok Terarah
Menurut Muhibbin Syah (2004), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Menurut Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI SD (1998:61-64) metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru dan siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi dengan memulai pertukaran pendapat, gagasan, pengalaman maupun pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Menurut Pratiwi (1993:3) berpendapat yang dimaksud diskusi kelompok terarah adalah: â€salah satu metode kualitatif yang sering digunakan oleh orang pemasaran untuk mengumpulkan pendapat.†Dengan diskusi kelompok terarah banyak didapatkan data dalam waktu relatif singkat dan data dapat dicek langsung saat itu dalam kelompok. Untuk mendapatkan data yang optimal dan valid dari kelompok dibutuhkan pemandu yang telah berpengalaman dan terampil.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelompok terarah adalah salah satu metode kualitatif yang dilakukan oleh pemandu yang berpengalaman untuk mendapatkan data yang optimal dan valid dalam situasi kelompok.Dari beberapa pengertian tersebut maka yang dimaksud metode diskusi kelompok terarah adalah suatu bentuk bimbingan yang diterapkan pada metode kualitatif mendalam yang mengumpulkan sejumlah orang dalam kelompok kecil yang biasanya 4 – 6 siswa untuk mendiskusikan topik-topik pada agenda pokok bahasan pelajaran yang telah ditetapkan. Metode ini menggunakan dinamika sosial dalam diskusi kelompok, dengan bantuan fasilitator, untuk mendorong peserta untuk mengungkapkan keyakinan, sikap dan motivasi mengenai suatu pola perilaku.
Metode diskusi kelompok terarah ini sangat berguna untuk mengenali secara mendalam suatu pokok bahasan pelajaran yang kurang dimengerti atau belum terkuasai sebelumnya. Dengan metode diskusi kelompok terarah diharapkan mampu membantu permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sewaktu siswa mendapat kesulitan menguasai materi pelajaran yang telah ditetapkan saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan yang berlangsung di luar pelajaran. Pelaksanaan diskusi kelompok terarah dapat diterapkan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan dapat pula dilaksanakan diluar jam pelajaran.
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran siswa belum mampu memahami konsep benua. Hal ini terbukti dengan hasil belajar rendah. Nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penerapan metode diskusi kelompok terarah bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa, secara tidak disadari materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami siswa.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui penerapan metode diskusi kelompok terarah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang benua pada siswa kelas VI SDN 3 Bacem tahun pelajaran 2015/2016.â€
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Pemilihan tempat didasarkan bahwa peneliti sebagai guru kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Penelitian berlangsung selama 4 bulan dimulai bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan November 2015.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siwa kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora yang berjumlah 18 orang siswa yaitu 12 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa yang berbentuk nilai hasil ulangan kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Sementara data sekunder berasal dari catatan-catatan dan temuan teman sejawat selaku pengamat selama berlangsungnya penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan proses pembelajaran siswa, pengamatan sikap dan tes hasil belajar siswa. Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan maka diadakan tes pada tiap akhir siklus. Berdasarkan hasil tes uji kompetensi diperoleh data tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel dan grafik untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan nilai siswa.
Analisi data dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriftif komparatif dan analisis diskriftif kwalitatif. Analisi diskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai pada kondisi awal dengan nilai hasil siklus I dan siklus II. Sementara analisis kwalitatif didasarkan pada hasil observasi dan refleksi dari masing-masing siklus.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Suharsini Arikunto (2006:16), mengemukakan secara garis besar ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yakni: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pra Siklus
Pada pembelajaran pra siklus siswa tampak pasif. Kegiatan belajar mengajar didomonasi dengan banyak kegiatan ceramah. Siswa dijejali materi untuk dihafalkan dan selanjutnya dilakukan tes. Kegiatan kerja kelompok yang dilakukan juga tidak efektif karena hanya sekedar kerja kelompok rutin tanpa adanya stimulus dari guru agar semua anggota kelompok aktif.
Dari kegiatan pembelajaran seperti dijabarkan di atas berdampak pada prestasi belajar siswa ketika dilakukan ulangan harian. Hanya 8 siswa (44,44%) dari 18 siswa yang tuntas belajar. Rata-rata nilai ulangan harian adalah 58,89 dengan rincian jumlah siswa yang mendapat nilai 30 sebanyak 1 anak, nilai 40 sebanyak 3 anak, nilai 50 sebanyak 3 anak, nilai 60 sebanyak 3 anak, nilai 70 sebanyak 6 anak, dan nilai 80 sebanyak 2 anak. Berikut ini adalah diagram ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus:
Gambar 1. Diagram Ketuntasan Pra Siklus
Hasil Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada September 2015. Pada pembelajaran siklus I ini, peneliti menerapkan metode diskusi kelompok terarah sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut: perolehan nilai 40 sebanyak 1 anak, nilai 50 sebanyak 3 anak, nilai 60 sebanyak 3 anak, nilai 70 sebanyak 5 anak, nilai 80 sebanyak 4 anak, dan nilai 90 sebanyak 2 anak. Dari perolehan nilai prestasi belajar tersebut jika dihitung rata-ratanya adalah 67,78. Dari tingkat ketuntasan belajar jika dihitung persentasenya adalah 61,11% (11 siswa). Berikut ini adalah diagram ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus I:
Gambar 2. Diagram Ketuntasan Siklus I
Hasil Siklus II
Pada Siklus II yang dilaksanakan pada Oktober 2015. Peneliti masih menngunakan menggunakan metode diskusi kelompok terarah. Kegiatan pembelajaran tampak lebih aktif dari pembelajaran siklus I. Hal ini dikarenakan siswa semakin terbiasa dengan kegiatan diskusi dan tugas yang diberikan oleh guru untuk didiskusikan cukup menarik perhatian siswa. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa setelah dilakukan ulangan harian kembali mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM yang ditetapkan meningkat menjadi 16 anak (88,89%). Perolehan nilai prestasi belajar siswa adalah siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 anak, nilai 60 sebanyak 1 anak, nilai 70 sebanyak 6 anak, nilai 80 sebanyak 5 anak, nilai 90 sebanyak 3 anak, dan nilai 100 sebanyak 2 anak. Nilai rata- rata yang diperoleh pada siklus II adalah 77,78. Berikut ini adalah diagram ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus I:
Gambar 3. Diagram Ketuntasan Siklus II
Pembahasan
Dalam menentukan tingkat keberhasilan penelitian, perlu dilakukan perbandingan hasil yang dicapai pada setiap siklus. Dari tingkat ketuntasan, pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 8 anak (44,44%). Pada siklus I, setelah dilakukan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok terarah, jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 11 anak (61,11%). Pada siklus II tingkat ketuntasan belajar siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 16 anak (88,89%). Terjadi peningkatan sebesar 44,45% dari kondisi awal ke kondisi akhir.
Selain tingkat ketuntasan belajar, peneliti juga perlu membandingkan prestasi belajar pada setiap siklus agar penarikan kesimpulan pada penelitian ini valid. Rata-rata prestasi belajar siswa yang pada kondisi awal 58,89 menjadi 67,78 pada siklus I. Pada siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 77,78. Dari deskripsi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode diskusi kelompok terarah mampu meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang benua bagi siswa kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Tahun Pelajaran 2015/2016.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan pada pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode diskusi kelompok terarah mampu meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang benua bagi siswa kelas VI SDN 3 Bacem Kecamatan Banjarejo Tahun Pelajaran 2015/2016.
Saran
Disarankan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran, terutama ketika guru sedang menerapkan metode diskusi kelompok terarah dengan harapan prestasi belajar yang diraih dapat meningkat. Bagi guru disarankan untuk turut serta menerapkan metode diskusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Pihak sekolah juga dimohon bantuannya untuk turut serta memberikan dukungan apabila ada guru yang hendak melakukan penelitian tindakan kelas agar permasalahan dalam pembelajaran dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
BSNP. 2007. Standar Isi Mata Pelajaran SD/ MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Suciati, Dr. 2003. Belajar dan pembelajaran. Modul 3. Motivasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Surya HM. 2001. Kapita selekta Kependidikan SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1977. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Winkel, W S. 1991. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo