UPAYA PENGAWAS SEKOLAH MENGIMPLEMENTASIKAN PENILAIAN AUTENTIK BAGI SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

DI SMP NEGERI 4 SIPOHOLON TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

 

Mico Regina Manalu

Pengawas SMP Negeri 4 Sipoholon

 

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah sejauhmana penerapan sistim penilaian Autentik dapat terlaksana di di SMP Negeri 4 Sipoholon dengan adanya peranan Pengawas Sekolah dalam melaksanakan pendampingan terhadap guru mata pelajaran dan guru mata pelajaran pada semenster ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan sistim penilaian Autentik terhadap pembelajaran siswa di SMP Negeri 4 Sipoholon Kec. Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Subjek dari Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah Pengawas sekolah dan yang menjadi objek dalam penelitian adalah seluruh guru-guru Mata pelajaran dan guru mata pelajaran yang berjumlah 9 orang guru di SMP Negeri 4 Sipoholon Tahun Pelajaran 2019/2020. Pada siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 66.6%, bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 77.7% dan memulai menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 55.5%. Grafik kondisi guru Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi. Siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan yakni guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 88.8% bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 100% dan mencoba menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 77.7%. Dengan adanya peranan dan bimbingan dari Pengawas Sekolah terjadi peningkatan yang signifikan penggunaan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran siswa di dalam kelas meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Negeri 4 Sipoholon Kec.Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Kata Kunci : Peran Pengawas, Penilaian Autentik

 

PENDAHULUAN

Guru merupakan salah satu unsur di dalam proses belajar mengajar yang mempunyai peranan yang penting dan dianggap bertanggung jawab dengan keberhasilan dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan. Sebagai seorang guru mestinya mempunyai daya kreasi dalam menerapkan variasi model, teknik, atau metode serta strategi dalam proses pendampingan agar terwujudnya reaksi edukatif namun salah satu hal yang terpenting adalah kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi penilaian dengan mererapkan penilaian autentik. Secara umum guru mata pelajaran belum menerapkan hal tersebut dalam proses evaluasi hasil pembelajaran.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru harus memperhatikan dan tanggap terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu yang diberikan. Dengan demikian seorang guru harus bisa memahami alternatif yang akan diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran

Penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

Dengan sistim penilaian Autentik yang menekankan pada suatu kerja kelompok ini dapat membangun keaktifan guru didalam pembinaan, oleh karena itu perlu dikembangkan menjadi suatu model pembelajaran dimana didalam model ini guru melatih siswa bekerja sama dengan baik dan seluruh guru menjadi lebih siap dalam melaksanakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

METODE PENELITIANMengajar

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan ilmu kepada guru. Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar.

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu 1) Perubahan yang terjadi secara sadar, 2) perubahan dalam pendampingan bersifat fungsional, 3) perubahan dalam pendampingan bersifat positif dan aktif, 4) perubahan dalam pendampingan bukan bersifat sementara, 5) perubahan dalam pendampingan bertujuan atau terarah, 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, (Djamarah, 2000).

Pendekatan Penilaian

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan ruang lingkup penilaian hasil belajar.

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

 

Penilaian Autentik

Penilaian (Asesmen) sinonimnya adalah pengukuran, pengujian, atau evaluasi. sedangkan Autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian Autentik adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor), dan Pengetahuan (kognitif). Ketika menerapkan penilaian Autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Pengertian pendampingan/pelatihan

Pendampingan/pelatihan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang dikemukakan Depdikbud (1976: 34) yang “asal kata latihan, maksudnya mengulang suatu kegiatan untuk mencegah berkurangnya atau lupa terhadap sesuatu, sehingga dapat bertahan lama, biasanya diterapkan untuk memperoleh suatu keterampilan.”

Menurut Sedarmayanti (2010: 164) pendampingan/pelatihan adalah “proses pendampingan yang lebih menekankan pada praktek daripada teori yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan latihan bertujuan meningkatkan keterampilan”. Menurut Gomes (2003: 197) “pendampingan/pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki perpormansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.”

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 4 Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Perlakuan penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Nopember 2019.

Rancangan Penelitian

Menurut Mukhlis (2000: 5) PTS adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTS adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran di kelas semakin baik dan meningkat,

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Karena keterbatasan waktu, penelitian tindakan sekolah ini hanya dilaksanakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan selama dua minggu.

 

 

 

Siklus I

Perencanaan kegiatan siklus pertama ini adalah :

  • Melakukan pemeriksaan perangkat pembelajaran setiap guru mata pelajaran dan melakukan analisis terhadap penerapan penilaian Autentik yang sudah dimiliki setiap guru mata pelajaran maupun guru kelas
  • Mengklasifikasi perangkat pembelajaran berdasarkan tingkat kelengkapannya
  • Melaksanakan interviu terhadap guru mata pelajaran yang RPP Dengan Penerapan Penilaian Autentik
  • Memberikan pemahaman terhadap penerapan penilaian Autentik yang berorientasi terhadap pembelajaran kontekstual

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran untuk 1 pertemuan menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya dengan penerapan penilaian Autentik, sementara guru lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
  • Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP dengan penerapan penilaian autentik ) yang dimilikinya.
  • Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.

Pengamatan (observasi)

  • Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
  • Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
  • Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran penerapan penilaian Autentik, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.

Tahap Pengamatan

Melakukan observasi kepada setiap guru mata pelajaran ataupun guru kelas untuk mengetahui dampak tindakan untuk memperoleh data tentang :

  1. Guru sudah dapat mengerti dan memahami langkah-langkah penyusunan rpp dengan penerapan penilaian autentik
  2. Tingkat pemahaman guru menentukan metode dan sumber pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran, sehingga pembelajaran menarik, bervariasi menyenagkan dan intraktif
  3. Kemampuan guru dalam membuat rubric penilaian

Tahap Refleksi

  1. Melakukan refleksi kegiatan pembimbingan terhadap guru dalam menyusun RPP dengan penerapan penilaian autentik dengan penerapan penilaian Autentik, hasil observasi dan evaluasi siklus I berdasarkan analisis data dijadikan bahan dan pedoman untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus ke II

Tahap Perencanaan

  • Mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan mata pelajara guru masing-masing
  • Menyusun lembar observasi
  • Mempersiapkan LK untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dalam menguasai sintak pembuatan dan langkah-langkah RPP dengan penerapan penilaian autentik dengan penerapan penilaian Autentik
  • Melakukan refleksi terhadap proses yang sudah dilaksanakan

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama

  • Melaksanakan pertemuan dengan para guru
  • Melakukan bimbingan cara membuat RPP dengan penerapan penilaian autentik yang baik dan relevan dengan materi pembelajaran
  • Melakukan Tanya jawab dan pemecahan masalah tentang pembuatan RPP dengan penerapan penilaian autentik
  • Melaksanakan tahapan tindakan sebagaimana yang sudah direncanakan
  • Memberikan penugasan untuk membuat RPP dengan penerapan penilaian autentik untuk satu kali pertemuan
  • Melakukan observasi secara menyeluruh
  • Melaksanakan konfirmasi dengan menagih hasil pekerjaan guru mata pelajaran
  • Melakukan evaluasi belajar
  • Menutup pertemuan dan memberikan penguatan

Observasi

  • Tahapan observasi ini dilakukan secara langsung guru melakukan pengecekan terhadap aktivitas guru dalam membuat RPP dengan penerapan penilaian autentik. Dengan ini dapat dilihat perubahan peningkatan pemahaman guru dalam menbuat RPP dengan penerapan penilaian autentik

Evaluasi

  • Evaluasi untuk tahap ini dilakukan dengan melakukan konfirmasi dari hasil tahapan proses dengan melakukan persentase hasil bimbingan guru mengumpulkan hasil setiap guru untuk dilakukan analisis

Refleksi

  • Berdasarkan hasil observasi dan analisa tes dari siklus II, peneliti melakukan refleksi apakah hasil belajar kerja guru mata pelajaran terjadi peningkatan secara signifikan atau masih terdapat hal-hal yang perlu di benahi untuk pelaksanaan siklus berikutnya jika masih diperlukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan tindakan hasil observasi peneliti di dalam kelas bahwa belum ada guru yang menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran interaktif dengan sistim penilaian Autentik.

Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut : (a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang memahami penerapan berbagai model-model pembelajaran. (b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan.

Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini penulis tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 75% guru sudah mampu menggunakan Metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran (d) Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan. Langkah-langkah yang diambil penulis dalam melakukan tindakan antara lain adalah melakukan sosialisasi kepada para guru mengenai cara penerapan metode sistim penilaian Autentik di dalam proses pembelajaran di dalam kelas, serta menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan yang dilakukan oleh penulisPendekatan pengumpulan data yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta wawancara kepada guru dan siswa mengenai cara dan pendekatan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrument berupa lembar observasi/pengamatan, skala penilaian serta angket yang disebarkan kepada siswa, untuk mengetahui penilaian dari siswa mengenai tingkat kehadiran guru dikelas dalam proses kegiatan belajar mengajar. Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan.

Untuk dapat menganalisi dan melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur maka peneliti sudah menyediakan lembaran kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman guru terhadap media dan komputer sebagai alat pembelajaran anak, sehingga terjadi suasana yang menyenangkan bagi guru dan siswa. Dengan menggunakan perangkat infocus dan computer penggunaan metode sistim penilaian Autentik untuk menyampaikan materi pelajaran akan lebih mudah dan dapat dilakukan secara mudah, karena gambar dan teks dapat ditayangkan secara bersamaan

Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut :

Tabel Kondisi Siklus I

No Kondisi Awal Pemahaman Guru Jumlah Guru Prosentase (%)
1 Jumlah guru /pegawai keseluruhan 9 100%
2 Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran 6 66.6 %
3 Bersedia menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 7 77.7%
4 Mulai mencoba Tidak Pernah menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 5 55.5%

 

Dari hasil siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 66.6%, bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 77.7% dan memulai menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 55.5%. Grafik kondisi guru Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada siklus I. Keberhasilan pembelajaran akan dapat dicapai jika dalam menyelesaikan masalah pembelajaran siswa dapat memecahkan sendiri dengan menemukan jawaban secara sendiri maupun secara kelompok.

Dari data diatas Jumlah guru /pegawai keseluruhan adalah berjumlah 9 orang, Menggunakan Menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 66.6% bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 77.7% dan mulai menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 55.5 %. Berdasarkan data diatas peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dimana hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan terhadap kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama.

Siklus 2

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan membimbing guru menerapkan penilaian Autentik dalam pembelajaran yang baik dibandingkan dengan siklus pertama. Setelah minggu berikutnya, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan dari penulis bagaimana pelaksanaan pembelajaran berjalan. Pada fase siklus kedua. Pengamatan dan evaluasi pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan berikutnya (satu siklus), untuk semua guru dan pegawai yang berjumlah 9 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu wakil Pengawas Sekolah melakukan pemantauan langsung kedalam kelas. Pengamatan oleh peneliti meliputi :

  1. penggunaan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam mengajar
  2. Suasana dan kondisi yang yang terjadi di dalam kelas
  3. Tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi untuk mengamati keberhasilan pembelajaran.

Tabel Kondisi Siklus II

No Kondisi Awal Pemahaman Guru Jumlah Guru Prosentase (%)
1 Jumlah guru /pegawai keseluruhan 9 100%
2 Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran 8 88.8 %
3 Bersedia menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 9 100%
4 Mulai mencoba Tidak Pernah menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 7 77.7%

 

Berdasarkan hasil perolehan diatas, setelah dilaksanakan siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan yakni guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 88.8% bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 100% dan mencoba menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 77.7%.

PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis menanggap cukup untuk peningkatan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran interaktif dengan sistim penilaian Autentik di SMP Negeri 4 Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020

Sebelum dilakukan tindakan hasil observasi peneliti di dalam kelas bahwa belum ada guru yang menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran interaktif dengan sistim penilaian Autentik

Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 66.6%, bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 77.7% dan memulai menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 55.5%. Grafik kondisi guru Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada siklus I.

Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan yakni guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 88.8% bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 100% dan mencoba menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran 77.7%.

Dari siklus sebelumnya terjadi selisih peningkatan 22.2% guru menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran, terdapat 22.3% peningkatan guru kadang sudah menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran dan 22.2%. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Pengawas Sekolah dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran guru dalam kelas di SMP Negeri 4 Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020.

 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sbb :

Sebelum dilakukan tindakan hasil observasi peneliti di dalam kelas bahwa belum ada guru yang menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran interaktif dengan sistim penilaian Autentik.

Pada siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 66.6%, bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 77.7% dan memulai menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 55.5%. Grafik kondisi guru Menggunakan Menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi

Siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode sistim penilaian Autentik di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan yakni guru yang menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam Pembelajaran adalah 88.8% bersedia menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran, 100% dan mencoba menggunakan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran adalah 77.7%. Dengan adanya peranan dan bimbingan dari Pengawas Sekolah terjadi peningkatan yang signifikan penggunaan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran siswa di dalam kelas meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Negeri 4 Sipoholon Kec.Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020.

SARAN

Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dari Pengawas Sekolah dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pengawas Sekolah hendaknya tetap menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran di dalam kelas.

Hendaknya guru tetap belajar menerapkan metode sistim penilaian Autentik dalam pembelajaran supaya lebih menyenangkan dapat terwujud. Dalam setiap proses pembelajaran siswa dijadikan subjek pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran interaktif. Bagi peserta didik, Hendaknya meningkatkan kesadaran untuk selalu berpartispasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar, Bagi Kepala Sekolah, supaya secara konsisten melaksanakan pembinaan kepada seluruh Bapak/Ibu guru sehingga pendidikan akan meningkat dimasa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, A., Aminah, N. S., & Sarwanto. (2015). Authentic Assessment Berbasis Scientific Approach Sebagai Implementasi Kurikulum 2013 DI SMP Kelas VII Pada Materi Suhu Dan Perubahannya. Jurnal Inkuiri, 4(3). Alimuddin. (2014). Penilaian dalam kurikulum 2013.

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Alimuddin. (2014). Penilaian dalam kurikulum 2013. Seminar NAsional Pendidikan Karakter. https://doi.org/10.1038/jes.2014.32

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Azim, S., & Khan, M. (2012). Authentic assessment: An instructional tool to enhance students learning. Academic Research International, 2(3), 314–320. http://ecommons.aku.edu/pakistan_ied_pdcc

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Ferita, R. A., & Retnawati, H. (2017). Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik untuk Pembelajaran Matematika di Kelas VII Semester 1. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika. https://doi.org/10.21831/pg.v11i1.9672