UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENDA MELALUI METODE

GROUP INVESTIGATION BAGI SISWA KELAS VI

SD NEGERI COMBONGAN 02 KECAMATAN SUKOHARJO

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Sutrisno

SD Negeri Combongan 02 Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelasVI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di kelas VI SD Negeri Combongan 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Semester Idi SD Negeri Combongan 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 23 orang siswa. Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dimana pada setiap siklus terdapat empat, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan;3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata keaktifan siswa yakni sebesar 47 atau kategori Sedang pada Kondisi Awal meningkat menjadi 67 atau kategori Tinggi, kemudian meningkat kembali menjadi 81 atau kategori Sangat tinggi. Sedangkan peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dari tingkat ketuntasan siswa secara klasikal dikelas yang mendapat nilai diatas atau sama dengan KKM (>70) padaKondisi Awal12siswaatau52,17% meningkatmenjadi 22 siswa atau 95,65% pada akhir Siklus II. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar 43,33%.Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari Kondisi Awal sebesar 67,17 meningkat menjadi79,35 pada akhir Siklus II. Sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 12,18.

Kata Kunci: Prestasi belajar,keaktifan belajar, Group Investigation

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Cakupan materi IPA yang begitu mendalam dan bersifat dinamis menjadikan proses pembelajaran menjadi penuh tantangan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu menghadirkan pola pembelajaran yang menantang dan menumuhkan rasa ingin tahu bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya serta menemukan hal-hal baru berdasarkan nilai-nilai dan prinsif Ilmu Pengetahuan Alam tersebut.

Sistem pembelajaran yang konvensional juga masih berangsung dalam pembelajaran IPA materi perubahan benda pada siswa kelas VI SD Negari Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah monoton. Guru menjadi pusat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan karena siswa hanya menjadi pendengar yang pasif dan tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menjadikan pemahamana materi siswa menjadi dangkal dan hanya merupakan hafalan yang mudah hilang. Sehingga pada akhirnya saat dilakukan tes ulangan harian prestasi belajar yang diraih siswa menjadi kurang optimal.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun pelajaran 2015/2016 adalah metode Group Investigation. Metode Group Investigationmerupakan sebuah metode pembelajaran yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dalam sebuah diskusi dan pengamatan serta penyelidikan dalam memahami materi pembelajaran secara langsung. Setiap siswa berkeja dalam sebuah kelompok dalam rangka memahami materi pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan penyelidikan secara langsung. Dalam proses pembelajaran IPA dengan cakupakan materi yang luass dengan berkembang secara dinamis menjadikan siswa lebih tertantang dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, maka penerapan metode Group Investigation sangatlah tepat.dengan menerapakan metode Group Investigation maka akan menjadikan setiap siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan pada akhirnya akan diiringi dengan pencapaian prestasi belajar siswa yang optimal.

Rumusan Masalah

1. Apakah pengguanan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktifitas belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelasVI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan aktifitas belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode pembelajaran Group Investigation.

2. Meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode pembelajaran Group Investigation.

LANDASAN TEORI , KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Metode Pembelajaran Group Investigation

Metode Pembelajaran Group Investigation merupakan Metode pembelajaran yang dirancang oleh Herbert Thelen yang selanjutnya di perbaiki oleh Sharn dan kawan kawan dari universitas Tel Aviv. Model pembelajaran Group Investigation menurut Trianto (2010:78) merupakan salah satu Metode pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Daniel Zingaro (2008. Group Investigation: Theory and Practice. Ontario Institute for Studies in Education) menyebutkan bahwa: “In GI, students form interest groups within to plan and implement an investigation, and synthesize the findings into a group presentation for the class”. Dalam GI, siswa membentuk kelompok dalam merencanakan dan melaksanakan penyelidikan, kemudian mensintesis hasil temuan ke dalam presentasi kelompok kepada seluruh kelas.

Dwijiastuti (2008: 166) menjabarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif Group Investigationsebagai berikut: 1. Seleksi topik; 2. Merencanakan kerjasama; 3. Implementasi; 4. Analisis dan sintesis; 5. Penyajian hasil akhir; 6. Evaluasi selanjutnya

Keaktifan dan Prestasi Belajar

Sardiman (1990:99) menyebutkan, aktivitas merupakan prinsip dari belajar. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236). Karena itu, suatu aktivitas akan mengakibatkan adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu yang bersangkutan sebagai hasil dari proses belajar.

Menurut Iskandar (2009:102) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu keinginan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar merupakan segala suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka memahami matri pembelajaran. Sehingga pada akhirnya terjadi perubahan pemahaman maupun tingkah laku dari proses pembelajarn tersebut.

Syaiful Bahri Djamarah (1994:88) dalam bukunya “Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru” menyatakan arti prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Prestasi belajar terdiri dari kata “prestasi” dan “belajar”.Prestasi menurut pendapat Poerwadarminta (1986) adalah “hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan” (h.768). Pengertian prestasi belajar menurut Arifin (1990: 3) “Prestasi belajar berupa kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”.

Berdasarkan pengertian itu, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah evaluasi. Hasil evaluasi memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Kajian Tentang Pembelajaran IPA

Dalam IPA terdapat dimensi cara berpikir,cara investigasi,bangunan ilmu dan kaitannya dengan teknologi dan masyarakat. Hal ini menjadi substansi yang mendasar pentingnya pembelajaran IPA yang mengembangkan proses ilmiahnya untuk pembentukan pola pikir peserta didik. Menurut Sund & Trowbridge (1973), sebagaimana dikutip oleh Susilowati (Susilowati, 2013: 3) kata science sebagai “both a body of knowledge and a process”. Sains diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses.

Iskandar (dalam Rositawaty, 2008: 17) berpendapat bahwa “IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berfikir kritis”.

Mengacu pada pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan alam untuk memberikan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, hukum, prinsip tentang lingkungan alam dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

Kerangka Berpikir

Metode Group Investigation merupakan sebuah metode pembelajaran yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dalam sebuah diskusi dan pengamatan serta penyelidikan dalam memahami materi pembelajaran secara langsung. Setiap siswa berkeja dalam sebuah kelompok dalam rangka memahami materi pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan penyelidikan secara langsung. Dalam proses pembelajaran IPA dengan cakupakan materi yang luass dengan berkembang secara dinamis menjadikan siswa lebih tertantang dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, maka penerapan metode Group Investigation sangatlah tepat.dengan menerapakan metode Group Investigationmaka akan menjadikan setiap siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan pada akhirnya akan diiringi dengan pencapaian prestasi belajar siswa yang optimal.

Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan metode pembelajaran Group Investigationdapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjosemester I tahun pelajaran 2015/2016”.

2. Penggunaan metode pembelajaran Group Investigationdapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, yaitu pada siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan September 2015 sampai dengan bulan November 2015.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIsemester I SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang siswa yang terdiri 7 perempuan dan16 laki-laki.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari guru, siswa, dan dokumen. Dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Langsung; 2. Analisis Dokumen ( content analys ); 3. Teknik Tes; 4. Lembar Pengamatan.

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai empat komponen yaitu: (1) Pengumpulan Data (Data Collection), (2) Reduksi Data (Data Reduction), (3) Penyajian Data (Data Display), (4) Penarikan Kesimpulan (Verification).

Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut: a) Pembelajaran dianggap berhasil meningkatkan motivasi siswa apabila rata-rata capaian aktifitas belajar siswa menunjukkan kriteria Sangat Tinggi(>80%). b) Siswa dianggap mencapai ketuntasan belajar apabila sudah memperoleh nilai >70.00. c) Pembelajaran dianggap berhasil apabila siswa sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata kelas >70.00. d) Pembelajaran dianggap berhasil apabila tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 80%, atau jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar adalah sebesar > 80% dari jumlah siswa.

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam sistem siklus yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dimana setiap siklus penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 dalam proses pembelajaran IPA materi perubahan benda pada Kondisi awal menunjukkan masih rendah dan belum sesuai dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan. Rendahnya prestasi belajar siswa pada Kondisi Awal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran Kondisi Awal guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional ceramah monoton sehingga menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran sehingga kesulitan dalam memahmi amteri pembelajaran dengan baik.

Hal ini terbukti bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pada Kondisi awal hanyalah sebesar 47 atau kategori sedang. Rendahnya keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran berdampak pada prestasi yang didapatkan pada kondisi awal. Hasil tes yang diperoleh dari 23 orang siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50.00 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 80.00. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh sebesar 67,17. Ditinjau dari ketuntasan belajar secara klasikal dari 23 siswa yang mendapat nilai >KKM 70 hanya 12 siswa atau 52,17%.

Rendahnya pencapain prestasi belajar siswa pada Kondisi Awal tersebut mendorong guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation. Metode Group Investigation merupakan metode yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan melakukan penyelidikan dan pengamatan dalam memahami materi pembelajaran secara langsung. Hal tersebut akan menjadikan siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan optimal.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I dengan menggunakan metode Group Investigation. Berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan metode Group Investigation berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa yang signivikan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terbukti dari peningkatan nilai pada masing-masing aspek penilaian pada masing-masing aspek yakni dalam aspek 1 sebesar 3,00, Aspek 2 sebesar 2,89, Aspek 3 sebesar 2,58, Aspek 4 sebesar 2,53, Aspek 5 sebesar 2,37. Serta skor akhir keaktifan yang diperoleh siswa secara klasikal adalah 67 atau mendapat kategori Tinggi.

Sedangkan ditinjau dari peningkatan prestasi belajar siswa maka dapat diketahui terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan hasil post-tes yang dilaksanakan pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 60.00 dan nilai tertinggi sebesar 85.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 72,11. Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 18 orang siswa atau 78,26%. Adapun siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah 5 orang siswa atau 21,74%.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut juga diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Namun hasil yang telah diperoleh tersebut setelah dibandingkan dengan indikator keberhasilan ternyata masih belum sepenuhnya dinyatakan berhasil. Oleh karena itu maka dapat diambil kesimpulan perlu diadakan perbaikan pembelajaran Siklus II.

Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II dilakukan dengan memprehatikan kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya indikator keberhasilan pada Siklus I. Hasil yang didapatkan pada Siklus II menunjukan pencapain keaktifan belajar siswa serta prestasi belajar yang lebih optimal

Berdasarkan hasil observasi perbaikan pembelajaran Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai keaktifan belajar pada masing-masing aspek penilaian pada masing-masing aspek yakni dalam aspek 1 sebesar 3,42, Aspek 2 sebesar 3,42, Aspek 3 sebesar 3,21, Aspek 4 sebesar 2,89, Aspek 5 sebesar 3,26. Serta skor akhir keaktifan yang diperoleh siswa secara klasikal adalah 81 atau mendapat kategori Sangat Tinggi.

Sedangkan dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa maka setelah dilakukan tes evaluasi didapatkan hasil bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 65.00, sedangkan nilai tertinggi adalah 95.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 79,35. Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 22 orang siswa atau 95,65%. Adapun jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 1 orang siswa atau 4,35%.

Peningkatan nilai rata-rata keaktifan siswa yang diperoleh dari kondisi awal hingga akhir siklus II dapat disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel Hasil observasi keaktifan belajar siswa antar siklus

No

Aspek yang di nilai

Siklus

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

siswa mendengarkan penjelasan guru

2,26

3,00

3,42

2

siswa terlibat aktif dalam diskusi

1,84

2,89

3,42

3

siswa berani mengemukakan pendapat

1,68

2,58

3,21

4

siswa berani bertanya

1,79

2,53

2,89

5

siswa teliti dalam mengerjakan tugas

1,89

2,37

3,26

rata-rata

1,892

2,674

3,24

Hasil observasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan ternyata membuktikan hipotesis tindakan bahwa “Penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya.

Peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel Data Peningkatan prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II

NO

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Tuntas

12

18

22

2

Tidak Tuntas

11

5

1

3

Jumlah Siswa

23

23

23

4

Rata-Rata Kelas

67,17

72,11

79,35

5

Nilai Tertinggi

80

85

95

6

Nilai Terendah

50

60

65

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, maka hipotesis tindakan yang menyebutkan bahwa “Penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya.

P E N U T U P

Simpulan

1. Keaktifan belajar siswa

Penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi perubahan benda bagi siswakelasVI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata keaktifan siswa yakni sebesar 47 atau kategori Sedang pada Kondisi Awal meningkat menjadi 67 atau kategori Tinggi, kemudian menigkat kembali menjadi 81 atau kategori Sangat tinggi.

2. Prestasi belajar siswa

Penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan benda bagi siswa kelas VI SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan siswa secara klasikal dikelas yang mendapat nilai diatas atau sama dengan KKM (>70) pada Kondisi Awal 12 siswa atau 52,17% meningkat menjadi 22 siswa atau 95,65% pada akhir Siklus II. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar 43,33%. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari Kondisi Awal sebesar 67,17 meningkat menjadi 79,35 pada akhir Siklus II. Sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 12,18.

Saran

1. Bagi Siswa

a. Siswa disarankanuntuk lebih aktif dalam proses pembelajaransehinggaprestasi belajar yang diperolehsemakin optimal.

b. Siswa disarankan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan untuk belajar berfikir secara logis dan sistematis dalam memahami materi pembelajaran dengan pengamatan dan penyelidikan.

2. Bagi Guru

a. Guru disarankanuntuklebih optimal dalammelakukan pendampingan dan fasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

b. Gurudisarankan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mampu menajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

Sekolah disarankan untuk mendorongdan memfasilitasi para guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran yang dilakukan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, 2009, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi pendidikan Bahasa dan Sastra SD, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Dahar,R.W. 1996. Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati Mahmud.1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Dimyati&Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

————————–. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Dwijiastuti. 2008. Inovasi Pembelajaran SD. Surakarta: UNS Press

Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Iskandar, 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: GaungPersada Pers.

Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar. Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajarandan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1983.

Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Purwanto. 2005.Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo.

Rooijakkers, AD. 2008. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo.

Sardiman AS. (2004) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

SyaifulBahriDjamarah. 2004. PsikologiBelajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyanto. 2009. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta

Slavin, Robert.E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Terj. NarulitaYusron. Bandung: Nusa Media

Susilowati. 2013. “Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP Dalam Kurikulum 2013” Makalah. Disampaikan dalam PPM “Diklat Pengembangan Student Worksheet ntegrated Science bagi Guru SMP/MTs di Kabupaten Sleman”.

Rositawaty. 2008. Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka

__________. 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif- progresif: Konsep, Landasan, dan Implementsi pada KTSP. Jakarta: Kencana

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Zingaro, D. 2008. Group Investigation: Theory and Practice. Ontario Institute for Studies in Education. 1.

Â