UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PADA SISWA KELAS VI SDN 2 NGAWEN SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Maryati

SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 35, rata-rata skor 2,9 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41, rata-rata skor 3,4 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus III, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43, rata-rata skor 3,6 dengan kriteria sangat baik/A. Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, rata-rata skor 2,59 dan persentase aktivitas siswa yaitu 64,87% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, rata-rata skor 3,13 dan persentase aktivitas siswa yaitu 78,24% dengan kriteria baik/B. Dan untuk siklus III rata-rata skor 3,38 dan persentase aktivitas siswa yaitu 84,61% dengan kriteria sangat baik/A. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 59 dengan persentase ketuntasan belajar 47%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 69 dengan persentase ketuntasan belajar 55,56%, pada siklus II diperoleh rata-rata 74,81 dengan persentase ketuntasan belajar 74,07%, dan pada siklus III diperoleh rata-rata 84,26 dengan persentase ketuntasan belajar 92,59%.

Kata kunci: hasil belajar, Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan peserta didik. Di samping sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan mem-banggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut salah satunya dapat melalui pembelajaran apresiasi sastra.

Menurut Rahmanto (dalam Ahira: 2009), mengemukakan bahwa pembelajaran sastra setidaknya membantu siswa dalam empat aspek, yakni membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak atau karakter, sebab karya sastra memiliki fungsi sebagai media etika (akhlak/moral), estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan), dan didaktika (pendidikan).

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang ada pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini identifikasi dari masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SDN 2 Ngawen:

1. Guru umumnya dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, belum melakukan variasi, dalam mengelola kelas masih kurang dan dalam pembelajaran belum ada pembagian kelompok kecil atau perorangan.

2. Siswa dalam pembelajaran kurang aktif, siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran

3. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana cara meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN 2 Ngawen?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Apakah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VI SDN 2 Ngawen dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia?

b. Apakah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN 2 Ngawen?

c. Apakah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar kelas VI SDN 2 Ngawen dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas VI SDN 2 Ngawen.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Siswa

Dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan keaktifan dalam memahami materi serta siswa lebih termotivasi dan berminat pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bagi Guru

Menumbuhkan kreativitas dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menerapkan model pembelajaran yang bermakna sehingga guru dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu usaha perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta dapat meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil belajar

Anni, dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-23) menge-lompokan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik. Selanjutnya keti-ga ranah tersebut akan dibahas secara singkat sebagai berikut:

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori: a) pengetahuan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis dan f) penilaian.

2) Ranah afektif

Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif menurut Krathwohl dkk (Anni, dkk, 2007: 8-10) meliputi: a) penerimaan (receiving), b) Pe-nanggapan (responding), c) Penilaian (valuing), d) Penggorgani-sasian (organization), e) pembentukan pola hidup (organization by a value complex)

3) Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik menujukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koor-dinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson (Anni dkk, 2007: 10-12) yaitu: a) per-sepsi (perception), b) Kesiapan (set), c) Gerakan terbimbing (guide response), d) Gerakan terbiasa (mechanism), e) Gerakan kompleks (complex overt response), f) Penyesuaian (adaptation), dan g) Krea-tivitas (originality).

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.

Teknik mengajar Jigsaw sebagain metode pembelajaran kooperatif bisa digunakan dalam pengakaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperi ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Kerangka Berfikir

Penerapan model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya mengurai permasalahan pembelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia, baik dari segi guru dan segi siswa.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran Jigsaw maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Ngawen pada pembelajaran Bahasa Indonesia akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester I yang dimulai dari bulan Agustus hingga bulan Nopember 2014

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 27 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 14 anak, dan siswa perempuan 13 anak.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Hasil tes pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembela-jaran Jigsaw pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I

No

Nilai

Frekuensi

xi.fi

Persentase (%)

Katagori

1.

100

1

100

3,71 %

Tuntas

2

90

3

270

11,11 %

3.

80

5

400

18,52 %

4

70

6

420

22,22%

5.

60

8

480

29,63%

Tidak Tuntas

6

50

4

200

18,81%

Jumlah

27 siswa

1870

100%

Rata-rata Kelas

69

KKM

≥70

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

50

Tuntas

15 siswa

55,56 %

Tidak Tuntas

12 siswa

44,44 %

Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran Siklus II

Tabel 4.6 Hasil Tes Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II

No

Nilai

Frekuensi

xi.fi

Persentase (%)

Katagori

1.

100

3

300

11,11%

Tuntas

2

90

3

270

11,11%

3.

80

5

400

18,52%

4

70

9

630

33,33%

5.

60

7

420

25,93%

Tidak Tuntas

6

50

Jumlah

27siswa

2020

100%

Rata-rata Kelas

74,81

KKM

≥70

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

60

Tuntas

20 siswa

74,07%

Tidak Tuntas

7 siswa

25,93%

Dari tabel hasil tes pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembela-jaran Jigsaw pada siklus II di atas, diperoleh data sebagai berikut: siswa yang memperoleh nilai 100 sejumlah 3 orang, dengan persentase 11,11% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 90 sejumlah 3 orang, dengan persentase 11,11% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 80 sejumlah 5 orang, dengan persentase 18,52% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 70 sejumlah 9 orang, dengan persentase 33,33% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 60 sejumlah 7 orang, dengan persentase 25,93% dan dinyatakan tidak tuntas.

Data hasil tes pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembela-jaran Jigsaw siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Refleksi

1) Keterampilan Guru

Keterampilan guru dalam pembelajaran secara keseluruhan sudah masuk dalam kategori sangat baik/A, tetapi masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

(1) Dalam kegiatan awal, guru belum memberikan motivasi, sehingga ada beberapa siswa tampak kurang semangat dalam pembelajaran

(2) Dalam kegiatan inti, guru dalam membentuk kelompok memilih secara acak tetapi tidak heterogen. Dan dalam membimbing tanya jawab, guru tidak membuat simpulan.

(3) Guru tidak memberikan refleksi

2) Aktivitas Siswa

Refleksi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II, sebagai berikut:

Aktivitas siswa secara keseluruhan sudah masuk dalam kategori sangat baik/A, tetapi masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

(1) Ada tiga siswa dalam memperhatikan informasi dari guru sambil bermain

(2) Ada dua siswa kurang aktif dalam bertanya, walaupun belum jelas terhadap materi yang telah dipelajari ataupun hal-hal lain dalam proses pembelajaran

3) Hasil Belajar

Hasil tes pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Jigsaw siklus II, secara keseluruhan siswa sudah mengalami ketuntasan dalam belajar, dengan rata-rata nilai yang diperoleh yaitu 74,81. Jika dilihat secara individu nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 60 dan nilai tertinggi yaitu 100. Dengan penjabaran sebagai berikut: siswa yang memperoleh nilai 100 sejumlah 3 orang, dengan persentase 11,11% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 90 sejumlah 3 orang, dengan persentase 11,11% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 80 sejumlah 5 orang, dengan persentase 18,52% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 70 sejumlah 9 orang, dengan persentase 33,33% dan dinyatakan tuntas. Siswa yang memperoleh nilai 60 sejumlah 7 orang, dengan persentase 25,93% dan dinyatakan tidak tuntas.

1. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III

No

Indikator

Tingkat Kemampuan

Jumlah

Kriteria

1

2

3

4

1

Menyiapkan pra pembelajaran

Ö

4

A

2

Menkondisikan kelas

Ö

3

B

3

Membuka pelajaran

Ö

3

B

4

Melakukan apersepsi

Ö

3

B

5

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Ö

4

A

6

Menyampaikan materi

Ö

3

B

7

Membimbing pembentukan kelompok

Ö

4

A

8

Memberikan masalah berupa soal

Ö

4

A

9

Membimbing diskusi kelompok

Ö

3

B

10

Membimbing pelaksanaan presentasi hasil diskusi

Ö

4

A

11

Memberi motivasi

Ö

4

A

12

Ketepatan mengelola waktu

Ö

4

A

Jumlah Skor

43

A

Rata-rata

3,6

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Jigsaw pada siklus III, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

No

Indikator

Jumlah siswa yang mendapat skor

Jumlah skor

Rata-rata

Persen

tase (%)

Kriteria

1

2

3

4

1

Kesiapan siswa

0

3

11

13

91

3.37

84.26

A

2

Menanggapi apersepsi

1

2

8

16

93

3.44

86.11

A

3

Memperhatikan informasi guru

2

4

6

15

88

3.26

81.48

A

4

Mengerjakan soal dengan kelompok ahli

0

4

9

14

91

3.37

84.26

A

5

Siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi

0

3

12

12

90

3.33

83.33

A

6

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok asal

1

4

8

14

89

3.3

82.41

A

7

Menanggapi hasil diskusi

0

2

10

15

94

3.48

87.04

A

8

Siswa menyimpulkan hasil diskusi

0

3

7

17

95

3.52

87.96

A

Jumlah

27.07

676.85

 

Rata-rata

3.38

84.61

 

Kriteria

A

 

3. Paparan Hasil Belajar Siklus III

Hasil tes pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembela-jaran Jigsaw pada siklus III, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Tes Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus III

No

Nilai

Frekuensi

xi.fi

Persentase (%)

Katagori

1.

100

12

1200

44.44%

Tuntas

2

90

6

540

22,22%

3.

80

6

480

22,22%

4

70

1

70

3.7%

5.

60

2

120

7.41%

Tidak Tuntas

6

50

Jumlah

27 siswa

2410

100%

Rata-rata Kelas

89,26

KKM

≥70

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

60

Tuntas

25 siswa

92,59%

Tidak Tuntas

2 siswa

7,41%

PEMBAHASAN

Pemaknaan Hasil Penelitian

Pembahasan difokuskan terhadap hasil observasi dan reflekssi penerapan model pembelajaran Jigsaw terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Data analisis yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan Guru

Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 35, rata-rata skor 2,9 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41, rata-rata skor 3,4 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus III, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43, rata-rata skor 3,6 dengan kriteria sangat baik/A.

2) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, rata-rata skor 2,59 dan persentase aktivitas siswa yaitu 64,87% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, rata-rata skor 3,13 dan persentase aktivitas siswa yaitu 78,24% dengan kriteria baik/B. Dan untuk siklus III rata-rata skor 3,38 dan persentase aktivitas siswa yaitu 84,61% dengan kriteria sangat baik/A.

3) Hasil Belajar

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, siklus II, dan Siklus III

Siklus Ke-

Nilai Rata-rata

Persentase Ketuntasan Belajar

Prasiklus

59

47

Siklus I

69

55.56

Siklus II

74.81

74.07

Siklus III

84.26

92.59

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus III.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas VI SDN 2 Ngawen, Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 35, rata-rata skor 2,9 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41, rata-rata skor 3,4 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus III, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43, rata-rata skor 3,6 dengan kriteria sangat baik/A.

2. Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, rata-rata skor 2,59 dan persentase aktivitas siswa yaitu 64,87% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II, rata-rata skor 3,13 dan persentase aktivitas siswa yaitu 78,24% dengan kriteria baik/B. Dan untuk siklus III rata-rata skor 3,38 dan persentase aktivitas siswa yaitu 84,61% dengan kriteria sangat baik/A.

3. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 59 dengan persentase ketuntasan belajar 47%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 69 dengan persentase ketuntasan belajar 55,56%, pada siklus II diperoleh rata-rata 74,81 dengan persentase ketuntasan belajar 74,07%, dan pada siklus III diperoleh rata-rata 84,26 dengan persentase ketuntasan belajar 92,59%.

4. Model pembelajaran Jigsaw efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap kooperatif dimana pembentukan kelompok heterogen, tahap pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tahap mengerjakan tes individual, tahap pemeriksaan hasil tes, tahap penghargaan kelompok dengan situasi sosial pada siswa kelas VI SDN 2 Ngawen, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I , siklus II, dan siklus III seperti perhatian siswa, tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat, jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, aktif mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan kerjasama. Hal ini ditandai dengan aktivitas belajar siswa dalam kelompok sekurang-kurangnya sesuai dengan kriteria keberhasilan masing-masing aspek minimal 3 berada pada kategori baik.

Saran

1. Guru sebaiknya dapat mengenal dan berlatih menerapkan Model pembelajaran Jigsaw melalui kelompok kegiatan guru (KKG).

2. Model pembelajaran Jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa sekolah dasar, karena lebih banyak mengaktifkan siswa dalam proses belajar, meningkatkan kerjasama, dan interaksi sosial.

3. Penelitian mengenai model pembelajaran Jigsaw dapat dikembangkan lebih lanjut baik oleh guru maupun pengembang pendidikan lainnya sehingga model pembelajaran Jigsaw ini menjadi lebih baik,dan tujuan pembelajaran yang dicapai semakin efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, O .2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

G. Udin. S . Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universtas Terbuka.

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.

Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas.

Jakarta: Grasindo.

Mu’nisah. 2008. Hand Out Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang. UNNES

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, E,. R,. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sri Rahayu, M.2006. Pengembangan Penelitiaan Kualitatif dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (hal 12-25 ). Jakarta: Depdikbud.

Sugandi, A . 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Suprijono A.2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Widhihastrini, F dkk.2009. Penyusunan Panduan Skripsi. Semarang: Lemlit UNNES.

—————-.2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

 

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman