Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI SUPERVISI KLINIS KELAS IV, V DANVI SEMESTER II
DI SDN 1 KARANGJATI KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Damiati
SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah mendeskripsikan pengaruh dari Supervisi Klinis yang dilakukan Pengawas Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas IV, V dan VI di SDN 1 Karangjati pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Indikator kinerja yang digunakan adalah 1) Guru dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran Matematika secara aktif dan efektif, 2) Peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, belangsung selama tiga bulan, sejak bulan Januari – April 2015. Tempat penelitian adalah SDN 1 Karangjati. Sedangkan subjek penelitian adalah guru dan peserta didik di kelas IV, V dan VI di SDN 1 Karangjati. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Sedangkan pengujian keabsahan data dengan Trianggulasi Metode. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Sebelum melaksanakan supervisi klinis, guru belum mengembangkan strategi dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi masih lemah dan hasil belajar juga rendah, 2) Sebelum melaksanakan supervisi klinis, interkasi antara dengan peserta didik kurang aktif sehingga guru masih terlalu dominan, 3) Guru semakin sering memberikan soal latihan dan PR untuk dikerjakan secara langsung dan bergiliran kepada setiap peserta didik selama kegiatan pembelajaran,42) Peserta didik semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan semakin terampil dalam mengerjakan tugas, baik yang dikerjakan secara langsung di sekolah maupun PR, 5) Hasil belajar Matematika semakin meningkat. Saran dari penulis adalah 1) Guru agar menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga ketuntasan pembelajaran dapat dicapai dan aktifitas peserta didik juga meningkat, 2), Kepala sekolah agar dapat melakukan supervisi klinis secara teratur dan berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dan pengembangan pembelajaran dapat terus ditingkatkan, 3) Peserta didik agar terbuka dengan guru sehingga dapat permasalahan yang dihadapi selama menngikuti kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan, 4) Dinas terkait, seperti Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat agar aktif melakukan tugas dan kewajibannya terkait dengan peningkatan hasil belajar.
Kata kunci: Hasil Belajar Matematika, Supervisi Klinis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang Teori Bilangan, Aljabar, Analisis, Teori Peluang dan Matematika Diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Sahertian (2000: 1), guru harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, guru perlu untuk 1) memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media, 2) mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media, 3) mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar, dan 4) mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa (Sanjaya, 2008: 23-24).
Identifikasi Masalah
1. Mengapa hasil belajar Matematika masih rendah
2. Mengapa guru tidak mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik
3. Mengapa interaksi pembelajaran antara guru dengan peserta didik kurang aktif
4. Mengapa aktifitas peserta didik masih terbatas hanya di sekolah dengan porsi yang sedikit selama kegiatan pembelajaran
Pembatasan Masalah
1. Variabel terikat adalah hasil belajar Matematika peserta didik kelas IV, V dan VI yang masih rendah.
2. Variabel bebas adalah Supervisi Klinis.
3. Subyek penelitian adalah guru dan peserta didik di kelas IV, V dan VI pada Semester II tahun pelajaran 2014/ 2015.
4. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilakukan selama tiga bulan, pada bulan Januari – April 2015.
Rumusan Masalah
1. Apakah hasil belajar Matematika peserta didik kelas IV, V dan VI Semester II di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apakah ada pengaruh melalui Supervisi Klinis yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas IV, V dan VI Semester II di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015?
Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Guru dapat memahami kondisi lingkungan dan karakter peserta didik maupun materi dari setiap mata pelajaran sehingga dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik.
2. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah dapat memberikan petunjuk dan pengarahan yang bersifat praktis terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran sehingga mutu pendidikan dan pembelajaran menjadi semakin baik.
3. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menyediakan fasilitas pendukung dari kegiatan pembela-jaran sehingga membantu guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4. Bagi pihak-pihak terkait lainnya
Pihak-pihak terkait lainnya, misal-nya Pengawas Sekolah, Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di daerah setempat dapat menyampaikan informasi yang dapat digunakan dalam peningkatan hasil belajar dan pengembangan mutu pendidikan.
KAJIAN TEORI
Supervisi Klinis
Menurut Sahertian (2008: 16), supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Sedangkan Sutarsih dan Nurdin (2009: 323) mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya atau yang ideal. Maksud supervisi klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengan inovasi itu.
Aqib dan Rohmanto (2008: 195) mendefinisikan secara lebih lengkap bahwa supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematik, baik dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
Menurut Aqib dan Rohmanto (2008: 195), supervisi klinis mempunyai sejumlah karakteristik sebagai berikut:
a. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor dan guru.
b. Tujuan supervisi klinis adalah untuk pengembangan professional guru.
c. Kegiatan supervisi klinis ditekankan pada aspek-aspek yang menjadi perhatian guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas.
d. Observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail.
e. Analisis terhadap hasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisor dan guru.
f. Hubungan antara supervisor dan guru harus bersifat kolegial, bukan otoriterian.
Belajar dan Kualitas Pembelajaran
Secara etimologis, belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2009: 11), belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Jadi seorang guru dituntut untuk menciptakan berbagai bentuk kegiatan dalam mengelola pembelajaran sehingga secara optimal mengembangkan kemampuan dirinya dengan
Purwanto (2006: 102-106) menjelaskan bahwa berhasil tidaknya belajar bergantung pada macam-macam faktor, baik faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut sebagai faktor individual dan faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.
Hasil belajar yang berkaitan dengan pembelajaran matematika sering kali dikaitkan dengan kecerdasan logis-matematis. Menurut Jasmine (2007: 10-11), kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan dan mencakup kemampuan ilmiah.
Hipotesis Tindakan
“Melalui Supervisi Klinis diduga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas IV, V dan VI Semester II di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.”
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan di SDN 1 Karangjati pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Lokasi penelitian ini merupakan tempat kerja dari peneliti selaku Kepala Sekolah di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Ketuntasan hasil belajar di kelas IV pada Kondisi Awal
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
0 |
0 |
52, 30 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
10 |
38,47 |
(kurang) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
16 |
61,53 |
|
Jumlah |
26 |
100,00 |
|
Tabel 4.2. Ketuntasan hasil belajar di kelas V pada Kondisi Awal
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
0 |
0 |
53,08 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
16 |
47,06 |
(kurang) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
18 |
52,94 |
|
Jumlah |
34 |
100,00 |
|
Tabel 4.3. Ketuntasan hasil belajar di kelas VI pada Kondisi Awal
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
0 |
0 |
56,20 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
13 |
44,83 |
(cukup) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
16 |
55,17 |
|
Jumlah |
29 |
100,00 |
|
Tabel 4.4. Ketuntasan hasil belajar di kelas IV pada Siklus I
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
3 |
11,54 |
62, 30 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
20 |
76,92 |
(cukup) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
3 |
11,54 |
|
Jumlah |
26 |
100,00 |
|
Tabel 4.5. Ketuntasan hasil belajar di kelas V pada Siklus I
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
2 |
5,89 |
63, 08 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
32 |
94,11 |
(cukup) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
0 |
0 |
|
Jumlah |
34 |
100 |
|
Tabel 4.6. Ketuntasan hasil belajar di kelas VI pada Siklus I
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
0 |
0 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
6 |
20,69 |
65, 68 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
22 |
75,86 |
(cukup) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
1 |
3,45 |
|
Jumlah |
29 |
100,00 |
|
Tabel 4.7. Ketuntasan hasil belajar di kelas IV pada Siklus II
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
6 |
23,07 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
8 |
30,77 |
76,54 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
12 |
46,16 |
(baik) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
0 |
0 |
|
Jumlah |
26 |
100,00 |
|
Tabel 4.8. Ketuntasan hasil belajar di kelas V pada Siklus II
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
3 |
8,83 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
17 |
50,00 |
78,08 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
14 |
41,17 |
(baik) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
0 |
0 |
|
Jumlah |
34 |
100,00 |
|
Tabel 4.9. Ketuntasan hasil belajar di kelas VI pada Siklus II
No |
Kategori |
Nilai |
X |
f |
% |
Ket |
1 |
Sangat baik |
91-100 |
95,5 |
7 |
24,14 |
Rata-rata |
2 |
Baik |
76-90 |
83 |
12 |
41,38 |
82,76 |
3 |
Cukup |
55-75 |
65 |
10 |
34,48 |
(baik) |
4 |
Kurang |
0-54 |
54 |
0 |
0 |
|
Jumlah |
29 |
100,00 |
|
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sebelum melaksanakan supervisi klinis, guru belum mengembangkan strategi dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi masih lemah dan hasil belajar juga rendah.
2. Sebelum melaksanakan supervisi klinis, interkasi antara dengan peserta didik kurang aktif sehingga guru masih terlalu dominan.
3. Guru semakin sering memberikan soal latihan dan PR sehingga peserta didik dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara aktif dengan mengerjakannya secara mandiri.
4. Peserta didik semakin terampil dalam mengerjakan tugas baik yang dikerjakan secara langsung di sekolah maupun PR serta mempunyai keberanian untuk bertanya dan motivasi untuk mengerjakan tugas .
5. Hasil belajar Matematika semakin meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata kelas.
6. Hipotesis penelitian terbukti dimana supervisi klinis dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas IV, V dan VI di SDN 1 Karangjati pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Implikasi
1. Jika guru mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan, maka hasil belajar akan meningkat. Dalam pembelajaran Matematika, latihan soal mutlak diperlukan sehingga peserta didik semakin terampil dalam mengerjakan soal latihan dan akan menguasai materi dengan semakin kuat.
2. Jika interaksi antara guru dengan peserta didik semakin aktif, maka partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran akan semakin meningkat. Aktifitas tersebut dapat ditunjukan dengan keberanian untuk bertanya, meminta penjelasan dan keterangan lebih lanjut maupun berinisiatif mengerjakan soal secara mandiri.
3. Jika supervisi klinis dilakukan secara berkelanjutan, maka hasil belajar akan meningkat. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memerlukan bimbingan dan arahan dari supervisor, baik kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Oleh karena itu diharapkan dapat melaksanakan supervisi klinis secara berkelanjutan.
Saran
1. Guru agar menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga ketuntasan pembelajaran dapat dicapai dan aktifitas peserta didik juga meningkat.
2. Kepala sekolah agar dapat melakukan supervisi klinis secara teratur dan berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dan pengembangan pembelajaran dapat terus ditingkatkan.
3. Peserta didik agar terbuka dengan guru sehingga dapat permasalahan yang dihadapi selama menngikuti kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan.
4. Dinas terkait, seperti Kepala Sekolah dan UPTD TK/SD setempat agar aktif melakukan tugas dan kewajibannya terkait dengan peningkatan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegencies. Bandung: Nuansa.
Moleong, Lexy 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustaqim, Burhan dan Astuty, Ary. 2008. Ayo Belajar Matematika, Jilid 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Dadi dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto, Ngalim 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya
Sahertian, Piet 2008. Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soenarjo. 2008. Matematika 5, SD dan MI Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sutarsih, Cicih dan Nurdin, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Yamin, Martinis 2008, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.