Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Snowball Throwing
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN
POKOK MATERI PELAKSANAAN PEMILU DAN PEMILUKADA
DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 1
SDN CUKILAN 03 TAHUN PELAJARAN 2014-2015
Heri Suwarto
SDN Cukilan 03
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas mengenai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pokok Materi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas VI Semester 1 SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2014-2015 dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki masalah rendahnya pencapaian hasil belajar dan KKM yaitu rata-rata nilai 68,00 dan hanya 17 siswa atau 58,6% dari 29 siswa yang mencapai batas KKM. Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan melalui PTK dimana guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan perbaikan dibantu teman sejawat dan supervisor dibawah bimbingan nara sumber yang berkompeten. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, dimana pada siklus I terdapat 9 siswa atau 31% siswa mengalami kenaikan nilai hasil belajar sebesar 45,5% menjadi 71 serta peningkatan pencapaian KKM dari semula hanya 58,6 % siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 72%. Pada akhir siklus II terdapat 22 siswa atau 76% siswa mengalami peningkatan nilai hasil belajar sebesar 12,1% menjadi 80 serta peningkatan pencapaian KKM dari semula hanya 72% siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 89,7%. Dengan melihat hasil akhir perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode Snowball Throwing tersebut dapatlah disimpulkan jika metode ini terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dan pencapaian KKM pada pelajaran PKn Pokok Materi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilulkada di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan dalam pembelajaran Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia agar mempergunakan metode Snowball Throwing sesuai dengan langkah-langkahnya agar pencapaian hasil belajar dan KKM lebih baik.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran PKn, Metode Snowball Throwing .
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan di SD akan menjadi dasar bagi pendidikan selanjutnya. Untuk itu, setiap pembelajaran yang diberikan di SD perlu diarahkan kepada pembentukan fondasi yang kuat untuk terbentuknya konsep dasar yang kuat pada diri siswa. PKn sebagai salah satu mata pelajaran di SD perlu mendapat perhatian khusus sebab melalui PKn diharapkan mampu membekali siswa dalam pengetahuan dan ketrampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi serta efektifitas untuk berpartisipasi pada kehidupan sosial. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn yakni: bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tidaklah mudah, banyak hambatan yang dialami khususnya di dalam kegiatan pembelajaran. Hambatan-hambatan yang dialami mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai tujuan terutama pada mata pelajaran PKn. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah pengalaman siswa. Pengalaman siswa belajar PKn sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut agar mampu menyiasati dan mencermati keadaan tersebut sehingga dalam pembelajaran di kelas lebih efektif. Salah satunya dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau indicator yang akan dicapai serta materi yang akan disampaikan.
Identifikasi Masalah
Selama ini proses pembelajaran PKn di SDN Cukilan 03 kebanyakan masih mengunakan metode ceramah dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas VI selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab, hasil yang dicapai siswa kelas VI sangat jauh dari memuaskan.
Dari hasil pencatatan dokumen, ditemukan bahwa hasil belajar PKn Pokok Materi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia untuk siswa kelas VI semester 1 SDN Cukilan 03 sangat bervariasi, dari 29 orang siswa 12 orang siswa tidak tuntas dan hanya 17 orang siswa yang tuntas. Nilai rata-rata test untuk pokok materi tersebut adalah 68, dan KKM yang ditetapkan di SD Negeri Cukilan 03 adalah 65. Ini berarti masih terdapat 58,6% atau separo lebih siswa yang belum bisa menuntaskan KKM yang sudah ditetapkan, sehingga bisa dikatakan hasil belajar siswa tentang Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia masih rendah.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi proses pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) tentang Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia yang telah didiskusikan dengan teman sejawat dan supervisor, terungkap beberapa permasalahan. Secara terperinci permasalahan yang terungkap yaitu:
a. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran PKn rendah.
b. Siswa terlalu pasif dan hanya menjadi pendengar saja di kelas
c. Siswa kurang berani untuk menyatakan pendapat dan mengajukan pertanyaan baik pada guru maupun sesama siswa.
d. Kurang ada kerjasama antar siswa dalam pemahaman materi.
e. Kurangnya rasa tanggungjawab siswa untuk memahami dan mempelajari materi yang dibahas.
f. Metode penyampaian yang digunakan guru dirasa masih kurang bisa membawa suasana pembelajaran yang membangkitkan keaktifan siswa,
g. Belum berkembangnya model belajar dengan teman sebaya atau tutor sebaya
Analisis Masalah
Dengan telah ditemukannya identifikasi masalah dalam pembelajaran awal, peneliti dengan bantuan teman sejawat dan supervisor selanjutnya melakukan analisa untuk menentukan penyebab terjadinya masalah sehingga dapat dilakukan perbaikan yang tepat melalui Penelitian Tindakan Kelas. Adapun hasil analisa masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Siswa kurang mendalami materi dalam pelajaran PKn
b) Guru terlalu mendominasi aktivitas pembelajaran dikelas
c) Guru kurang memberi motivasi dan kesempatan pada siswa untuk berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya
d) Guru tidak memberi kesempatan pada siswa untuk bekerjasama sebagai tutor sebaya dalam memahami materi
e) Situasi pembelajaran yang dikembangkan guru kurang memberi rasa tanggungjawab pada siswa secara individu
f) Metode pembelajaran yang diterapkan guru cenderung keaktifan didominasi oleh guru
g) Guru belum mengembangkan strategi pembelajaran kerjasama tutor sebaya untuk merangsang siswa lebih aktif dalam belajar.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil musyawarah dengan teman sejawat, supervisor serta kajian terhadap pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Terpilihnya metode ini karena menurut ( Tanggal, 2011: 17) Snowball Throwing memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dan bersumber pada materi yang diajarkan, serta memberikan pengetahuan.
b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari
c. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam menggunakan pertanyaan
d. Melatih siswa dalam menjawab pertanyaan
e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topic yang sedang dibicarakan
f. Dapat mengurangi rasa takut dalam bertanya
g. Siswa lebih mengerti makna kerjasama.
h. Siswa akan memahami makna tanggungjawab.
Dipilihnya upaya perbaikan dengan menerapkan metode pembelajaran baru didasari pendapat bahwa dalam suatu system, hasil akhir suatu kegiatan itu sangat dipengaruhi oleh proses. Proses pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh metode yang dipilih. Atas dasar pendapat tersebut kemudian diambil keputusan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode baru, yaitu snowball throwing.
RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang, identifikasi serta analisis masalah dalam pembelajaran PKn dengan pokok materi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia siswa kelas VI semester 1 di SDN Cukilan 03, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang di atas, peneliti dengan bantuan teman sejawat dan pembimbing merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar PKn pokok materi pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia pada siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015 ?
2. Apakah melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015.
TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran PKn dengan pokok materi Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia kelas VI semester 1 SDN Cukilan 03, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing meningkatkan hasil belajar PKn pokok materi pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia pada siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015?
b. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015?
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Pembelajaran
Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya.
Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut.
Selanjutnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa: “Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (i) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii) memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer.â€
Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang “penyampai bahanâ€, atau “penyaji materiâ€, melainkan sekedar media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran. Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan otoaktivitas siswa selaku pembelajar.
Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar.
Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis yang dituangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus pada hakekatnya adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam buku Panduan Penyusunan KTSP BNSP (2006:14), sebagai berikut:
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Selain membuat silabus guru wajib membuat Rencana Pelaksnaan Pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus dilakukan guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain adalah perbuatan atau tingkah laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal ini guru melaksanakan menentukan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Artinya, satu kompetensi dasar minimal memiliki satu RPP.
Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa “siswa dikatakan telah berhasil dalam penilaian jika mencapai taraf penguasaan minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapaiâ€. Taraf penguasaan minimal yang dimaksud Hidayat sebenarnya sama dengan ketentuan BNSP tentang perlu adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik untukbekerjasama dengan sesama peserta didik.Hubungan kaerjasama ini menimbulkan persepsi positif tentang apa yang dilakukan peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar. Medode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan melaksanakan pesan tersebut (Widodo, 2009:1). Metode ini merupakan modifikasi dari tehnik bertanya yang menitikberatkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melempar bola kertas yang berisi pertnyaan kemudian menjawab pertanyaan yang ada dalam bola kertas tersebut (Tunggal, 2011:17). Metode ini biasa dilakukan oleh beberapa kelompok yang terdiri dari lima sampai delapan orang yang memiliki kemampuan merumuskan pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertas menyerupai bola. Kemudian kertas itu dilemparkan pada kelompok lain untuk ditanggapi dengan menjawab pertanyaan yang dilemparkan tersebut.
Langkah-langkah yang ditempuh pada metode ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan menyampaikan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada temannya dan mendiskusikan materi.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6. Setelah siswa mendapatkan satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Guru memberikan kesimpulan.
8. Guru mengevaluasi kegiatan tersebut dengan cara memberikan komentar sekaligus memberikan penilaian mengenai jenis dan bobot pertanyaan, rumusan kalimat, kemudian memberikan contoh rumusan yang benar.
9. Penutup dilakukan dengan menyusun kesimpulan atau rangkuman.
Metode snowball throwing ini dapat memberikan kesempatan kepada teman dalam kelompok untuk merumuskan pertanyaan secara sistematis. Disamping itu dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. Dapat juga merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Dan dengan menggunakan metode ini memungkinkan siswa saling memberikan pengetahuan.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru SD Negeri Cukilan 03. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Cukilan 03 Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa sebanyak 29 orang siswa, dengan rincian 18 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Tempat Pelaksanaan Tindakan
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan adalah di kelas VI SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di sekolah tersebut adalah:
a. Peneliti mengajar mata pelajaran PKn kelas VI SDN Cukilan 03, sehingga dalam kegiatan ini peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah lain.
b. Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
c. Membangkitkan minat guru-guru di SDN Cukilan 03 untuk berinovasi melakukan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dalam pembahasan penelitian ini, akan kita cermati hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari pembelajaran awal atau pra siklus hingga perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II.
Pembelajaran awal
Pada pembelajaran pra siklus ini ada berbagai macam data yang kita dapatkan dan secara terperinci adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi.
b. Hasil belajar yang didapatkan dari 29 siswa adalah nilai terendah 40, tertinggi 90 dengan rata rata kelas 68. Berdasarkan criteria awal bahwa KKM di SDN Cukilan 03 adalah 65, maka dapat disimpulkan bahwa rata rata kelas sudah diatas KKM.
c. Dari 29 siswa kelas 6 tersebut sebanyak 12 siswa atau 41,4% mendapatkan nilai diatas KKM dan 17 siswa atau 58,6% mendapatkan nilai dibawah KKM. Berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pembelajaran di kelas dianggap berhasil apabila minimal 75% siswa mendapatkan nilai diatas KKM maka dapat disimpulkan pembelajaran tersebut dianggap belum berhasil.
d. Dari hasil pengamatan awal diketahui bahwa aktivitas siswa dikelas masih sangat rendah.
e. Kerjasama siswa dalam diskusi atau kerja kelompok untuk mengerjakan tugas juga masih sangat kurang.
Berdasarkan kajian teori pembelajaran dan hasil penelitian terdahulu yang relevan maka diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas untuk menerapkan metode snowballthrowing. Adapun pokok materi yang akan dilaksanakan dalam perbaikan ini adalah “Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesiaâ€. Dipilihnya materi ini karena saat peneliti melakukan penelitian ini, pokok materi tersebut merupakan materi yang harus diajarkan pada saat itu.
Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menerapkan metode snowball throwing.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, dilakukan observasi kelas yang dilakukan oleh supervisor 2 dan teman sejawat berdasarkan panduan observasi aktivitas siswa, kinerja guru serta APKG 1 dan APKG 2. Selain itu pada akhir pembelajaran juga dilakukan test untuk mengetahui pencapain hasil belajar. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 ini akhirnya didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Pembelajaran pada siklus 1 ini menggunakan metode yang berbeda dengan pra siklus yaitu menerapkan metode snowball throwing.
b. Dari hasil post test siklus 1 terhadap 29 siswa didapatkan hasil nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi 100 dengan rata rata kelas 71. Artinya mengalami kenaikan rata rata hasil belajar kelas sebanyak 5% yaitu dari 68 menjadi 71.
c. Dari 29 siswa kelas 6 tersebut sebanyak 21 siswa atau 72% mendapatkan nilai diatas KKM dan 8 siswa atau 28% mendapatkan nilai dibawah KKM. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9 siswa atau 31 %. Berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pembelajaran di kelas dianggap berhasil apabila minimal 75% siswa mendapatkan nilai diatas KKM maka dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus 1 tersebut dianggap belum berhasil , karena masih terdapat 28% siswa yang belum mencapai batas tuntas.
d. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa diketahui bahwa:
· Kurang adanya kerjasama yang baik dari siswa dalam kelompoknya.
· Kurang adanya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
· Kurangnya tanggungjawab siswa untuk menyelesaikan tugas.
· Pembagian kelompok kerja kurang tepat
e. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru diketahui bahwa:
· Guru masih kurang memahami langkah-langkah pembelajran dengan metode snowball throwing.
· Guru belum melakukan pembagian kelompok secara tepat.
· Guru masih kurang terlibat aktif untuk mengarahkan siswa dlam pelemparan kertas berisi pertanyaan dan juga belum memamndu pelaksanaan diskusi
· Guru belum memberikan reward yang memuaskan bagi siswa atau kelompok yang betul.
· Guru masih kurang memberikan motivasi pada siswa untuk menunjukkan keberanian dalam bertanya dan berpendapat.
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus 1 ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode snowball throwing belum bagus karena guru belum benar benar memahami langkah langkah pembelajaran dengan metode tersebut. Karena itu perlu upaya guru untuk belajar lebih memahami agar pada perbaikan siklus berikutnya bias melaksanakan metode tersebut tengan baik. Aktivitas serta keberanian siswa masih belum meningkat secara maksimum karena guru masih belum memberikan motivasi serta kesempatan pada siswa secara tepat. Kerjasama kelompok kurang bagus karena pemilihan kelompok secara acak ternyata kurang tepat karena tidak memperhatikan hubungan tingkat kecerdasan dan social anak. Agar perbaikan pembelajaran berikutnya lebih baik perlu dilakukan persiapan untuk menentukan kelompok belajar siswa yang lebih tepat.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran snowball throwing pada pokok materi pelaksanaan pemilu dan pemilukada di Indonesia pada siklus 1 ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan agar didapatkan hasil yang lebih memuaskan.
Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan catatan kelebihan dan kekurangan yang didapatkan pada pelaksanaan siklus 1.
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ini, kembali dilakukan observasi kelas yang dilakukan oleh supervisor 2 dan teman sejawat berdasarkan panduan observasi aktivitas siswa, kinerja guru serta APKG 1 dan APKG 2. Selain itu pada akhir pembelajaran juga dilakukan test untuk mengetahui pencapain hasil belajar. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus 2 ini akhirnya didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Pada pembelajaran siklus 2 ini guru sudah lebih memahami pelaksanaan metode snowball throwing.
b. Dari hasil post test siklus 2 terhadap 29 siswa didapatkan hasil nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi 100 dengan rata rata kelas 80. Artinya mengalami kenaikan rata rata hasil belajar kelas sebanyak 13% yaitu dari 71 menjadi 80.
c. Dari 29 siswa kelas 6 tersebut sebanyak 26 siswa atau 90% mendapatkan nilai diatas KKM dan 3 siswa atau 10% mendapatkan nilai dibawah KKM. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 22 siswa atau 76 %. Berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pembelajaran di kelas dianggap berhasil apabila minimal 75% siswa mendapatkan nilai diatas KKM maka dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus 2 tersebut dianggap berhasil , karena 90% siswa mencapai batas tuntas.
d. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa diketahui bahwa:
· Telah kerjasama yang baik dari siswa dalam kelompoknya.
· Telah timbul keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
· Timbulnya tanggungjawab siswa untuk menyelesaikan tugas.
· Pembagian kelompok kerja sudah tepat dan dapat diterima siswa, sehingga situasi kerjasama lebih bagus.
b. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru diketahui bahwa:
· Guru sudah memahami langkah-langkah pembelajaran dengan metode snowball throwing.
· Guru sudah melakukan pembagian kelompok secara tepat.
· Guru sudah terlibat aktif untuk mengarahkan siswa dalam pelemparan kertas berisi pertanyaan dan juga sudah memandu pelaksanaan diskusi
· Guru sudah memberikan reward yang memuaskan bagi siswa atau kelompok yang betul.
· Guru sudah memberikan motivasi pada siswa untuk menunjukkan keberanian dalam bertanya dan berpendapat.
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus 2 ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode snowball throwing sudah bagus karena guru sudah memahami langkah langkah pembelajaran dengan metode tersebut. Aktivitas serta keberanian siswa sudah meningkat terbukti siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat. Kerjasama kelompok sudah bagus dan terjadi tutor sebaya diantara siswa dalam kelompok.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dari hasil post test siklus 1 terhadap 29 siswa didapatkan hasil nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi 100 dengan rata rata kelas 71. Artinya mengalami kenaikan rata rata hasil belajar kelas sebanyak 5% yaitu dari 68 pada pra siklus menjadi 71 pada siklus 1. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9 siswa atau 31 %. Dari hasil post test siklus 2 terhadap 29 siswa didapatkan hasil nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi 100 dengan rata rata kelas 80. Artinya mengalami kenaikan rata rata hasil belajar kelas sebanyak 13% yaitu dari 71 pada siklus 1 menjadi 80 pada siklus 2.Kemudian dari 29 siswa kelas VI tersebut sebanyak 26 siswa atau 90% mendapatkan nilai diatas KKM dan 3 siswa atau 10% mendapatkan nilai dibawah KKM. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 22 siswa atau 76 %. Berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pembelajaran di kelas dianggap berhasil apabila minimal 75% siswa mendapatkan nilai diatas KKM maka dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus 2 tersebut dianggap berhasil , karena 90% siswa mencapai batas tuntas. Artinya melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar PKn pokok materi pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia pada siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015.
2. Dengan menerapkan metode snowball throwing ini terjadi peningkatan kerjasama antar siswa ,timbulnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat serta timbulnya tanggungjawab siswa untuk menyelesaikan tugas.Kecali itu dengan metode snowball throwing juga melatih siswa untuk bekerja kelompok secara aktif. Artinya melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI Semester I SDN Cukilan 03 tahun pelajaran 2014-2015.
SARAN TINDAK LANJUT
1. Peran guru sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi dan kemampuannya serta membangun pengetahuan secara aktif.
2. Penerapan pembelajaran yang membuat siswa aktif kooperatif baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta aktivitas belajar siswa karena itu penerapan metode pembelajaran snowball throwing dapat digunakan dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
3. Agar dipersiapkan secara matang sebelum melaksanakan metode snowball throwing agar didapatkan hasil yang maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Cipto Pratomo. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Snowball Drilling Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sistem Pemindah Tenaga Kompetensi Memelihara Transmisi Kelas Xi Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. FT UNY Yogyakarta.
Rachmad, Widodo. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Availble at: (//wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/). Diakses tanggal 22/09/2014 Pukul 19:17 WIB.
Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagama. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Wardani , IGK, dkk.2014. Pemantapan Kemampuan Profesional.. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S. 2010. Materi Dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Widihastuti Setiati, dkk. 2008. Pendidikan Kerwarganegaraan SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Maftuh, Bunyamin. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Djahiri. 1994. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prima
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Saminanto. 2010. Metode Snowball Throwing.http://wywid.wordpress.com/2009/2010/snowballthrowing/. (diakses pada 22/09/2014).
Widiyanti, Ayu Anggreni. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD No. 3 Kaliuntu Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Singaraja.
Sutrisno, Leo,dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran PKN SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi (2009) Penelitian Tindakan Kelas . Yogyakarta: Rineka Cipta