Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Melalui Pendekatan Bermain
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH
BOLA VOLI MINI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SDN 1 TUNGGUL KECAMATAN NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Supar
SD Negeri 1 Tunggul
ABSTRAK
Permainan bola voli untuk anak sekolah dasar yang diajarkan adalah permainan bola voli yang sederhana atau dengan memadukan antara olahraga dan permainan yaitu dengan permainan bola voli mini atau yang lebih populernya voli mini. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli dengan pendekatan bermain siswa kelas V SDN 1 Tunggul. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Secara sederhana akan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, dan dalam setiap siklus terdapat 4 langkah yaitu Planning (perencanaan), Acting (tindakan), Observing (pengamatan), dan Reflecting (refleksi). Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: pendekatan bermain dapat meningkatkan proses pembelajaran passing bawah pada siswa kelas V SDN 1 Tunggul. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan hasil pembelajaran siswa dari 23 siswa sebanyak 19 siswa atau 82,6% tuntas belajar dan hanya 4 siswa atau 17,4%, yang belum tuntas belajar, sehingga sudah lebih dari 75% siswa yang tuntas belajar.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Passing Bawah Bola Voli, Pendekatan Bermain
Pendahuluan
Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang di masyarakat luas, baik di klub-klub, kantor-kantor, desa-desa, maupun sekolah-sekolah. Bola voli adalah permainan beregu yang dalam satu regu permainanya satu sama lain saling mendukung dan menekankan kerjasama antar pemain sehingga membentuk regu/tim yang kompak. Menurut Viera (2000: 2), bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-masing regu dimainkan oleh dua tim di mana tiap tim beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau jaring. Pada dasarnya permainan bola voli adalah permainan beregu, selain itu juga harus dapat menguasai atau mengetahui tekik-teknik permainan bola voli.
Permainan bola voli untuk anak sekolah dasar yang diajarkan adalah permainan bola voli yang sederhana atau dengan memadukan antara olahraga dan permainan yaitu dengan permainan bola voli mini atau yang lebih populernya voli mini. Bola voli mini merupakan permainan bola voli dengan jumlah pemain yang dibutuhkan dalam satu regu ada 4 orang pemain dan 2 untuk cadangan, dan juga ukuran lapangan yang lebih kecil dari ukuran permainan bola voli yaitu panjang lapangan 12 m, lebar 6 m, tinggi net putra 2,10 m, tinggi net putri 2 m, dan bola yang digunakan no.4, Tim Bina Karya Guru (2004: 18). Selain siswa mengetahui syarat dan ketentuan permainan bola voli mini, juga harus memahami teknik-teknik dasar permainan bola voli mini meliputi passing atas, passing bawah, receive, service, spike,block.
Pembelajaran passing bawah yang dilakukan selama ini belum dapat meningkatkan motivasi siswa. Siswa akan berhasil dalam pembelajaran passing bawah jika termotivasi untuk mempelajari gerakan-gerakan passing bawah. Untuk meningkatkan motivasi siswa maka perlu adanya metode yang tepat, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan. Namun selama ini belum pernah diterapkan metode yang bervariatif oleh guru.
Berdasarkan pengamatan awal di SDN 1 Tunggul nilai pembelajaran passing bawah siswa kelas V tahun pelajaran 2016 / 2017 dari jumlah 28 siswa, yang tuntas belajar sebanyak 17 atau 60,7% dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Dengan demikian ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, karena sebagian besar siswa belum mencapai kompetensi yang ditetapkan kurikulum belajar termasuk materi passing bawah. Hal Ini membuktikan rendahnya tingkat penyerapan materi yang diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berniat untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Metode bermain sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran passing bawah bola voli mini siswa kelas V SDN 1 Tunggulâ€.
Kajian Pustaka
Pembelajaran ada beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Oemar Hamalik: 1995: 57). Pembelajaran berasal dari kata belajar, dan pengertian belajar para ahli mengemukakan beberapa pendapat antara lain menurut Martinis Yamin proses memperoleh kecakapanSedangkanketeram menurut Gage dalam Martinis Yamin (2005: 99), mendifinisikan â€Belajar sebagai suatu proses diman diakibatkan pengalaman.†Belajar mer mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan perilaku individu.
Adapun pembelajaran atau pengajaran menurut Dageng dalam Hamzah B. Uno (2008: 2), adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Sedangkan menurut Hamzah B Uno (2008: 2), menyatakan istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dengan demikian, pembelaran merupakan proses dari belajar yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan.
Pendidikan jasmani salah satunya mengembangkan domain psikomotorik yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual motorik. Menurut Rusli Lutan (2001; 21), proses belajar tertuju pada belajar untuk bergerak atau menguasai gerak dan belajar melalui gerak bermakna.
Dari berbagai pendapat dan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses memperoleh kecakapan keterampilan, dan sikap, dimana organisme berubah perilakunya. Pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar. Sedangkan pembelajaran pada pendidikan jasmani bertujuan untuk menguasai gerak dan belajar melalui gerak bermakna dan melalui proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman.
Menurut Morgan dalam Yunan Yoenoes (2009: 3-4) Bola voli adalah suatu bentuk permainan yang dimainkan dua regu berjumlah 6 orang untuk setiap regu dengan tujuan mematikan bola di daerah lawan. Sedangkan Yunan Yoenoes (2009: 80-91) menyatakan bahwa teknik dalam permainan bola voli yaitu: servis, passing, umpan, bendung (blok), spike.
Servis menurut Yunan Yoenoes (2009: 80-81), merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan dan juga dapat digunakan sebagai serangan awal untuk mendapatkan nilai. Sedangkan passing menurut Yunan Yoenoes (2009: 86) adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan satu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan, dan dapat dilakukan dengan pass atas dan pass bawah.
Tim Bina Karya Guru (2004: 18), mengatakan bahwa jumlah pemain dalam bola voli mini adalah 4 orang pemain. Pemain cadangan pada permainan bola voli mini adalah 2 orang. Lapangan bola voli mini sama dengan lapangan bola voli pada umumnya, hanya berbeda ukuran.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa permainan bola voli bentuk permainan beregu dengan 6 orang dengan tujuan untuk mematikan bola di daerah lawan dengan berbagai teknik permaianan yaitu servis, passing, umpan, bendung, spike. Sedangkan bola voli mini adalah permainan bola voli dengan lapangan diperkecil dan ukuran net diturunkan. Jumlah pemain adalah 4 orang dengan cadangan 2 orang dengan menggunakan bola ukuran nomor 4.
Pendakatan permainan dalam penelitian ini yaitu permainan passing bawah dengan menggunakan bola plastik yang berpengaruh pada tehnik dasar passing bawah bola voli. Permainan ini meliputi permainan secara berkelompok dan diselingi dengan perlombaan sehingga siswa tidak jenuh dan merasa senang.
Kerangka Berfikir
Permainan bola voli mini akan berjalan dengan baik jika setiap pemain menguasai teknik dasarnya. Teknik dasar permainan bola voli mini akan mempengaruhi penguasaan permainan. Seorang pemain yang dapat menguasai servis, passing, blok serta teknik yang lain akan dapat bermain dengan baik sehingga tidak kesulitan melakukan gerakan-gerakan teknik dasar bola voli mini. Passing bawah termasuk teknik dalam bola voli mini yang sering digunakan pemain untuk menerima servis, menerima serangan lawan dan mengumpan kepada teman.
Hasil belajar di sekolah merupakan sesuatu yang penting karena akan terkait dengan minimal seorang siswa akan tuntas dalam belajar apabila nilai yang diperoleh harus mencapai standar yang ditetapkan atau bahkan melebihi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan passing bawah materi ajar yang sulit dipelajari oleh sebagian besar siswa sekolah dasar. Siswa sering slah saat melakukan gerakan passing bawah. Agar dalam pembelajaran passing bawah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu prestasi belajarnya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, maka penyampaian materi passing bawah salah satunya menggunakan model pembelajaran berupa pendekatan bermain.
Siswa sekolah dasar diharapkan mencapai keberhasilan yang maksimal dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal dalam belajar termasuk materi passing bawah yang dipelajarinya. Untuk mencapai hal tersebut mereka harus menguasai materinya, sehingga saat dilakukan penilaian hasilnya akan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini tentu saja akan menimbulkan permasalahan bagi siswa karena dituntut untuk memahami setiap gerakan passing bawah.
Agar kemampuan gerak dapat dikuasai dengan baik dan mengurangi bahkan menghilangkan rasa takut saat melakukan passing bawah tentu saja dibutuhkan suatu metode yang dapat menyampaikan pesan gerak dengan baik dan menghilangkan rasa takut siswa. Dengan metode pembelajaran yang sesuai akan terjadi interaksi langsung antara peserta didik dengan materi ajar dan dapat memotivasi serta merangsang anak untuk belajar. Untuk itu perlu menggunakan pendekatan bermain, karena dengan bermain siswa termotivasi untuk melakukan gerakan passing bawah.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli dengan pendekatan bermain siswa kelas V SDN 1 Tunggul. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Secara sederhana akan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, dan dalam setiap siklus terdapat 4 langkah yaitu Planning (perencanaan), Acting (tindakan), Observing (pengamatan), dan Reflecting (refleksi).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tunggul. Semua siswa kelas V digunakan sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian berjumlah 23 siswa dengan rincian 10 siswa putra dan 13 putri, sedangkan tempat dan waktu penelitian dilakukan di SDN 1 Tunggul dengan pelaksanaan kegiatan diluar kelas, Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester 2, tahun ajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitia tindakan kelas (Classroom Action Research ), dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ada 3 yaitu: (a) Pedoman Observasi Untuk Guru, (b) Pedoman Observasi Untuk Siswa, (c) Pedoman Observasi Keberhasilan Passing bawah Bola voli.
Penelitian tentang upaya peningkatan pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli siswa kelas V SDN 1 Tunggul menggunakan metode tindakan. Data diperoleh melalui proses pengamatan, dan untuk memperoleh data dengan menggunakan: (a) Lembar penilaian keberhasilan passing bawah bola voli siswa, (b) Lembar observasi untuk siswa, (c) Lembar observasi untuk guru.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Sebab dengan adanya analisis data, maka hipotesis yang ditetapkan bisa diuji kebenarannya untuk selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan. Pada penelitian ini analisis yang dilakukan meliputi:
1. Analisis penilaian guru.
Hasil dari observasi kepada guru dicatat data yang didapat masih berupa skor. Sehingga perlu diubah menjadi skor berstandar.
Setelah didapatkan nilai kemudian kemudian dikualifikasikan untuk menentukan kualifikasi kinerja guru. Catatan lembar observasi untuk guru berguna untuk mengetahui kekurangan-kukurangan dalam proses pembelajaran, untuk perbaikan di pertemuan berikutnya.
2. Analisis observasi untuk siswa
Setiap skor pengamatan kepada siswa dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil pengamatan siswa.
3. Analisis keberhasilan Passing bawah Bola Voli
Hasil tes belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung rata-ratanya. Kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang diberikan yaitu tantas atau belum tuntas. Disamping itu nilai siswa sebelumnya akan dijadikan dasar ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh masih berupa skor sehingga perlu diubah menjadi nilai prestasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 236), skor yang didapatkan untuk dapat dicatat sebagai nilai prestasi belajar maka skor mentah yang diperoleh dari hasil pengamatan diubah menjadi skor berstandar, sehingga akan didapatkan nilai prestasi. Skor standar pada penilaian ini adalah 100, karena disusuaikan dengan nilai yang ditetapkan oleh sekolah menggunakan angka puluhan dengan kata lain bahwa nilai prestasi tertinggi adalah 10.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Lokasi Penelitian ini yaitu di SDN 1 Tunggul, dan dilakukan di halaman sekolah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tunggul yang terdiri 8 siswa. Waktu penelitian mulai tanggal 08 September 2016 sampai 15 September 2016 dan dilaksanakan setiap hari Kamis disetiap minggunya. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis data lembar observasi, kuesioner, dan hasil belajar. Data yang diambil adalah mengenai peningkatan belajar penguasaan passing bawah melalui pendekatan bermain di SDN 1 Tunggul Siswa Kelas V.
a. Hasil Penelitian
Proses penelitian diawali dengan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran passing bawah pada siswa Kelas V SDN 1 Tunggul, dalam observasi tersebut ditemukan bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan passing bawah dengan benar, selain itu juga motivasi siswa untuk melakukan pembelajaran passing bawah khususnya sangatlah rendah dan ditunjang juga dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Selanjutnya peneliti melakukan upaya peningkatan belajar passing bawah dengan menggunakan pendekatan bermain pada siswa kelas V SDN 1 Tunggul yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada akhir pertemuan selalu dlakukan evaluasi belajar passing bawah. Proses penelitian tindakan kelas ini dijabarkan dalam 2 siklus yaitu:
Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pengamatan kelas terhadap guru dilapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat diperoleh skor rata-rata dari kedua kolaborator 1 yaitu 65,6 pada pertemuan pertama, menjadi 68,8 pada pertemuan kedua, Kolaborator 2 yaitu 68,8 pada pertemuan pertama dan menjadi 68,8 pada pertemuan kedua. Dari rata-rata hasil observasi pengamatan terhadap guru diatas, hasilnya menunjukan peningkatan pada setiap pertemuan sehingga pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baikHasil Pengamatan Untuk siswa.
Hasil pengamatan pembelajaran terhadap siswa saat pembelajaran berlangsung selalu dicatat oleh kolaborator. Pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator 1 yaitu diperoleh skor 57 di pertemuan pertama menjadi 64 di pertemuan kedua. Sedangkan kolaborator 2 skor pengamatannya 71 di perrtemuan pertama menjadi 71 di pertemuan kedua.
Pada pertemuan kedua di siklus I dilakukan penilaian keterampilan passing bawah kepada siswa. Hasil penilaian sebagai pertimbangan untuk melakukan refleksi di siklus I. Berdasarkan hasil dari penilaian diperoleh hasil bahwa dari 8 siswa sebanyak 3 siswa (37,5%) tuntas belajar dan 5 siswa (63,5%) yang belum tuntas belajar, dan rata-rata 69,00.
Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus kedua sudah ada peningkatan siswa dalam melakukan passing bawah dibandingkan dengan siklus pertama yaitu rata-rata dari kolaborator yaitu 85 dipertemuan pertama dan kedua. Hasil penilaian belajar passing bawah oleh guru yang dicapai siswa yaitu sebanyak 4 siswa (17,39%) belum tuntas belajar, dan 19 siswa (82,61%) tuntas belajar. Dengan nilai rata-rata klasikal 7,62, sehingga rata-rata klasikal tuntas.
Pada pertemuan kedua di siklus II dilakukan lagi penilaian keterampilan passing bawah kepada siswa, kemudian hasilnya dibandingkan dengan siklus I. Hasil penilaian sebagai pertimbangan untuk melakukan refleksi di siklus II. Berdasarkan hasil penilaian diperoleh hasil bahwa dari 23 siswa sebanyak siswa yang tuntas sebesar 82,61%. tuntas belajar dan rata-rata 7,62.
Hasil penelitian yang dicapai siswa meningkat dan nilai sudah memenuhi kriteria yang diinginkan yakni nilai diatas KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70 dan 82,6% siswa telah tuntas belajar passing bawah, dan rata-rata 7,62, dengan pertimbangan dan masukan dari kolaborator maka penelitian tindakan kelas sudah dapat dihentikan.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan refleksi dari analisis data yang terkumpul maka hasil penelitian tindakan kelas menunjukan bahwa ada peningkatan mutu pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat di bahas sebagai berikut:
Siklus I
Skor pengamatan rata-rata meningkat dari 67,2 pada pertemuan I menjadi 68,8 pada pertemuan II.
Pada siklus I proses pembelajaran passing bawah melalui pendekatan bermain peneliti menggunakan dua permainan. Model permainan dalam perkembangan siswa diharapkan siswa merasa mudah melakukan setiap gerakan yang dilakukanya. Walaupun model pembelajarannya sudah diusahakan untuk mempermudah setiap gerakan passing bawah dan menumbuhkan motivasi siswa, namun masih ada siswa yang merasa kesulitan melakukan gerak passing bawah dan belum termotivasi.
Pada pertemuan 2 di atas menunjukkan peningkatan, dengan kategori masih cukup. Sedangkan hasil penilaian passing bawah siswa berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahawa siswa yang tuntas belajar mencapai 26,1%. Berdasarkan evaluasi dan refleksi yang dilakukan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II
Siklus II
Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II diketahui bahwa skor pengamatan rata-rata mengalami peningkatan yaitu 73 pada pertemuan I menjadi 76,5 pada pertemuan II. Kriteria tersebut mengalami peningkatan dari kriteria cukup menjadi baik.
Model pembelajaran selalu diusahakan untuk dapat mempermudah setiap gerakan passing bawah yang dilakukan siswa dan menumbuhkan motivasi siswa. Dengan model pembelajaran yang dilakukan ternyata siswa semakin mudah melakukan gerak passing bawah. Siswa tidak takut lagi dalam pelaksanaan passing bawah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa serta hasil dari penilaian passing bawah maka peneliti dan kolabolator sepakat bahwa proses pembelajaran passing bawah dihentikan pada siklus II pertemuan kedua. Pertimbangannya adalah bahwa dengan menggunakan pendekatan bermain proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru semakin mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Selain itu siswa sudah semakin termotivasi dan tidak mengalami kesulitan saat melakukan gerak passing bawah bola voli. Selain itu, hasil belajar siswa dari 23 siswa sebanyak 19 siswa atau 82,6% tuntas belajar dan hanya 4 siswa atau 7%, yang belum tuntas belajar, sehingga sudah lebih dari 75% siswa yang tuntas belajar.
Penutup
Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: pendekatan bermain dapat meningkatkan proses pembelajaran passing bawah pada siswa kelas V SDN 1 Tunggul. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan hasil pembelajaran siswa dari 23 siswa sebanyak 19 siswa atau 82,6% tuntas belajar dan hanya 4 siswa atau 17,4%, yang belum tuntas belajar, sehingga sudah lebih dari 75% siswa yang tuntas belajar.
Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa penguasaan teknik passing bawah dalam permainan bola voli mini melalui pendekatan bermain di SDN 1 Tunggul Siswa Kelas V mengalami peningkatan, sehingga sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan pembelajaran yang baru pada siswa dan lain-lain agar siswa tertarik atau menyenangi olahraga yang diajarkan guru.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas pada kelas V SDN 1 Tunggul memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menjadi hambatan penelitian ini, dimana hambatan-hambatan itu belum dapat terselesaikan pada penelitian ini sehingga pada saat yang akan datang hambatan-hambatan tersebut menjadi bahan penyelesaian pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hambatan-hambatan tersebut adalah: (1) Sarana dan prasarana dari sekolah kurang mendukung pembelajaran, (2) Bola yang digunakan dalam bola voli mini seharusnya tidak terbuat dari bola plastik yang dilapisi spon, tetapi menggunakan bola ukuran bola voli mini, (3) Kolaborator yang tepat seharusnya berlatar belakang pendidikan guru sekolah dasar pendidikan jasmani bukan dari ilmu keolahragaan.
Saran-Saran
Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi Siswa, agar lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran olahraga baik olahraga bola voli mini ataupun olahraga yang lain, (2) Bagi Sekolah, agar menyediakan atau memperbaharui sarana dan prasarana olahraga, sehingga semua siswa dapat menggunakan fasilitas olahraga, (3) Bagi Guru, agar selalu memberikan motivasi dan membuat Pembelajaran Pendidikan Jasmani yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat, (4) Bagi Peneliti, untuk lebih mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani selain materi passing bawah.
Daftar Pustaka
Beutelstahl, Dieter. (2007). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pionir jaya
Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Martinis Yamin. (2005). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung Persada Press.
Mayke. S. Tedjasaputra. (2001). Bermain Dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
Milan Rianto. (2002). Pedekatan dan Metode Pembelajaran. Malang: Depdiknas.
Montolalu, B.E.F, dkk. (2006). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta Universitas Terbuka.
Munasifah. (2008). Bermain Bola voli. Semarang: Aneka Ilmu.
Oemar Hamalik. (1995). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Rochiati. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Siti Partini. (1995). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Sri Rumini, dkk. (2000). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Unit Percetakan dan Penerbitan (UPP) Uneversitas Negeri Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.