UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUKA
DAN MENUTUP PELAJARAN BAGI GURU SD NEGERI 1 RAWOH
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KARANGRAYUNG
KABUPATEN GROBOGAN MELALUI SUPERVISI KLINIS
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Budi Lestari
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Rawoh, Kec. Karangrayung
ABSTRAK
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah melalui supervisi klinis kemampuan guru SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam membuka dan menutup pelajaran dapat meningkat. PTS ini dilakukan dalam 2 siklus. Terjadi perubahan dari prasiklus ke siklus I sebesar 18,33% dari 43,33% menjadi 61,67 %, selanjutnya dari siklus I dilanjutkan ke siklus II yang mengalami peningkatan sebesar 10% dari 61,67 % menjadi 71,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari PTS ini dapat terbukti kebenarannya.
Kata kunci : Supervisi klinis, membuka dan menutup pelajaran.
PENDAHULUAN
Kegiatan awal atau yang lebih dikenal dengan kegiatan membuka pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran yaitu mempersiap-kan kondisi siswa dan lingkungan pembelajaran agar semuanya selalu dalam kondisi siap, agar ketika pembelajaran berlangsung dapat berjalan dengan baik sehingga akan menentukan tercapainya hasil pembelajaran yang bermutu. Kegiatan untuk mengkondisikan siswa dan lingkungan pembelajaran agar siap untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Kegiatan pembukaan dalam pembelajaran termasuk kedalam kategori persiapan awal (pra-instructional), menuju pada kegiatan inti.
Selain kegiatan awal, kegiatan akhir pembelajaran, yang juga disebut kegiatan menutup pembelajaran merupa-kan tahap yang tidak kalah penting. Menutup pembelajaran memiliki makna dan tujuan yang luas dan mendalam, yaitu suatu upaya untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai materi yang telah dipelajari. Kegiatan menutup pembelajaran dianggap menjadi semakin penting, mengingat selama proses pembelajaran berlangsung, pembahasan materi dilakukan dengan berbagai aktivitas, berbagai pendekatan, multi metode dan media, ilustrasi dan contoh dan mungkin aktivitas yang lain. Kegiatan menutup adalah suatu proses pembelajaran yang isinya membuat atau merumuskan hal-hal yang dianggap menjadi inti (core) dari setiap materi yang dipelajari siswa. Kegiatan inti pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengajak para siswa melakukan pengkajian ulang atau refleksi terhadap kagiatan yang sudah dilakukan.
Terkait dengan keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru di SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester I tahun ajaran 2015/2016, berdasarkan pengamatan awal, guru belum memiliki ketrampilan yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian awal dengan mengacu pada instrumen penilaian kinerja guru, hasilnya menunjukkan, dari 6 (enam) guru yang dinilai, 3 guru termasuk kategori cukup, dan 3 guru masih kurang, hasil penilaian ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kondisi Awal Ketrampilan Guru dalam Membuka dan Menutup Pelajaran di SD Negeri 1 Rawoh
No. |
Kategori |
Range |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
Sangat baik |
86 – 100 |
0 |
0 |
2 |
Baik |
71 – 85 |
0 |
0 |
3 |
Cukup |
56 – 79 |
3 |
50% |
4 |
Kurang |
< 56 |
3 |
50% |
Jumlah |
6 |
100% |
Sumber: data hasil penilaian prasiklus diolah, 2014
Adanya permasalahan ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran SD Negeri 1 Rawoh, UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Ka-bupaten Grobogan tahun ajaran 2015/ 2016, maka sudah menjadi kewajiban kepala sekolah untuk mencari jalan keluar untuk memecahkan permasalahn tersebut. Berbagai upaya tentunya dapat dilakukan, namun upaya yang dipandang tepat agar ketrampilan guru dapat meningkat adalah melalui kegiatan supervisi klinis. Supervisi klinis pada dasarnya merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada guru menuju guru yang professional, yakni dengan melakukan pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar, termasuk ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui supervisi klinis kemampuan guru SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan, dalam membuka dan menutup pembelajaran dapat meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampu-an guru SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Ka-bupaten Grobogan dalam membuka dan menutup pembelajaran setelah dilakukan tindakan pembinaan kelompok.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan yaitu Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam membuka dan menutup pelajaran yang merupakan bagian dari kompetensi pedagogik. Bagi UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung dapat digunakan sebagai masukan khususnya Pengawas TK dan SD dalam upaya melakukan Pembina-an terhadap guru. Selanjutnya bagi guru sendiri penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan guru terkait dalam kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kompetensi Guru
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan penge-tahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masya-rakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal (Djamarah, 2006: 31). Berdasarkan pengertian tersebut, maka Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Beberapa pendapat tentang kom-petensi yang dikemukakan oleh Mulyasa (2008: 25) antara lain: (1) Broke and Stone mengemukakan bahwa ”kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti”, dan (2) Charles mengemukakan bahwa ”kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Sarimaya (2008: 17) mengemuka-kan kompetensi guru merupakan seperang-kat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksana-kan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru menurut Sarimaya (2008: 17) menyatakan bahwa: “kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompe-tensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”.
Supervisi Klinis
Pelaksanaan supervise klinis ini diasumsikan akan meningkatkan mutu pengajaran, yang berarti pula ada pening-katan mutu pendidikan.Supervisi klinis pada dasarnya merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada guru menuju guru yang professional, yakni dengan melakukan pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Seperti dikemukakan Sutisna (2003) bahwa,” Supervisi klinis adalah suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan pada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik, diawali dengan pertemuan perencanaan, observasi yang cermat, dan kajian balikan sesegera dan seobjektif mungkin tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap professional guru itu”. Hal yang paling membedakan supervisi klinis adalah penekanannya pada interaksi langsung guru-supervisor dan pengembangan professional guru.
Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran (set indution) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehing-ga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Membuka pelajaran, komponennya meliputi (Usman, 2006: 85):
1. Menarik perhatian siswa. Gaya meng-ajar, penggunaan media pembelajaran atau pola interaksi yang bervariasi.
2. Menimbulkan motivasi, disertasi keha-ngatan dan keantusiasan, menimbul-kan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan memper-hatikan minat atau interest siswa.
3. Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan.
Memberikan apersepsi (memberi-kan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipelajari merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah.
Mulyasa (2008: 83) mengatakan membuka dan menutup pelajaran merupa-kan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajar-an. Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan membe-rikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran.
Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi-kan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan (kegiatan inti) sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik yang akan dibahas, sehingga kedua kegiatan tersebut praktis harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam kegiatan membuka pelajaran terdapat beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh guru diantaranya adalah, Guru seharusnya memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa, melakukan Appersepsi, mengawali pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar, menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sehingga terjadi kesinambungan, dan menjelaskan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin.
Demikian pula dalam menutup pembelajaran, seharusnya guru menyim-pulkan KBM dengan tepat, menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa, memberikan evaluasi lisan maupun tulisan, dan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman. Namun pada kenyataannya guru sering mengabaikan aspek-aspek yang seharusnya dilakukan dalam membuka dan menutup pembelajaran. Melalui kegiatan pembinaan secara kelompok kepada guru, diharapkan dapat memberikan penyegaran kepada guru, sehingga setiap pelaksanan pembelajaran guru dapat melaksanakan kegiatan membuka dan menutup pembelajaran dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut.
Hipotesis Tindakan
Melalui kegiatan supervisi dapat meningkatkan keterampilan guru SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam membuka dan menutup pelajaran
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan di SD Negeri 1 Rawoh semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 selama kurang lebih 4 bulan dari bulan September 2015 sampai dengan bulan Desamber 2015. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru kelas di SD Negeri 1 Rawoh.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, pertemuan balikan, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dimungkinkan Hasil dari siklus pertama dijadikan masukan bagi pelaksa-naan siklus kedua. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar peng–amatan. Instrumen ini dipakai untuk meni–lai unjuk kerja guru yang menggambarkan kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran. Pada instrumen ini, karakteristik yang dinilai dituangkan dalam aspek pengamatan dan diberi skor 0, atau 1, sesuai dengan kenyataan pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Prasiklus
Sebelum dilakukan tindakan peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap pelaksanaan pembela-jaran yang dilakukan oleh guru, fokus pengamatan dilakukan terhadap ketrampil-an guru dalam membuka dan menutup pelajaran, kegiatan dilakukan sesuai de-ngan jadwal yaitu pada 7 sampai dengan tanggal 12 September 2015. Penilaian difokuskan pada aspek dalam membuka pembelajaran yaitu: apakah guru memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa, apakah guru melakukan appersepsi, apakah guru memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar, apakah guru menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sehingga terjadi kesinambungan), apakah guru menyampaikan dengan jelas hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin.
Dalam menutup pembelajaran aspek yang diperhatikan adalah: apakah guru menyimpulkan KBM dengan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah guru menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa, apakah guru memberikan evaluasi lisan maupun tulisan dengan baik, apakah guru memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman.
Aspek-aspek tersebut dinilai dalam form yang telah dipersiapkan sebelumnya, dalam menilai kinerja guru peneliti dibantu oleh 2 (dua) orang guru sebagai kolaborator, sehingga keputusan penilaian merupakan keputusan dari peneliti dan ke dua kolaborator. Setelah diketahui hasilnya maka peneliti melakukan pertemuan balikan dengan guru secara pribadi. Pertemuan yang tidak dilakukan secara kelompok ini dimaksudkan agar tidak mengganggu kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas. Selanjutnya nilai yang diperoleh dikonversikan dalam skala nilai 0 -100, adapun hasilnya terlihat pada tabel berikut:
Berdasarkan penilaian awal sebelum dilakukan tindakan supervisi klinis skor rata-rata yang dicapai oleh guru adalah 43,33, dengan skor tertinggi pada indikator 9 yaitu tentang emampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman dengan skor 66,77, skor terendah pada indikator 5 yaitu tentang kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin dengan niai sebesar 33,33. Dikarenakan nilai rata-rata sebesar 43,33 tergolong kategori rendah, maka perlu dilakukan kegiatan perbaikan.
Siklus I
Berdasarkan data hasil kegiatan prasiklus, peneliti melakukan rencana untuk melakukan pertemuan balikan untuk mendiskusikan dengan guru tengant ketrampilan membuka dan menutup pelajaran berdasarkan penilaian dan aspek dalam pelaksanaan pembelajaran dengan membuat jadwal pertemuan secara privadi. Kegiatan pembinaan tersebut dilakukan dalam bentuk diskusi dengan agenda khusus membahas ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran.
Pelaksanaan pertemuan umpan balik dijadwalkan secara bergiliran mulai hari senin sampai dengan sabtu, dengan tidak mengganggu tugas-tugas guru. Setelah dilakukan pertemuan balikan khususnya terkait kelemahan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran berdasarkan penilaian, maka peneliti melakukan observasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan yaitu pada tanggal 17 sampai dengan 23 September 2015, kegiatan obervasi untuk menilai unjuk kerja guru dibantu oleh 2 (dua) orang guru sebagai kolaborator.
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran pada siklus I ini diketahui total nilai rata-rata keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran sebesar 61,67. Dengan nilai tertinggi terjadi pada indikator 1 dan 7 dengan nilai 83,33, sedangkan nilai terendah terjadi pada indikator 2, dan 3 dengan nilai 50. Berdasarkan nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran tergolong cukup (56 – 70). Untuk itu perlu dilakukan tindakan berikutnya.
Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian ketrampilan mengajar pada siklus I, Peneliti merencanakan pertemuan balikan dengan mengundang kembali guru mulai tanggal 15 sampai dengan 21 Oktober 2015, kegiatan pertemuan balikan bertujuan untuk menyampaikan kelemahan yang ada secara perseorangan melalui diskusi.
Selanjutnya setelah dilakukan pertemuan balikan berupa diskusi dengan guru, peneliti dengan 2 (dua) guru kolaborator melakukan observasi, untuk menilai ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran tanggal 23 oktober 2015 sampai dengan 29 Oktober 2015.
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran pada siklus II ini diketahui nilai rata-rata mencapai 71,67, dengan skor tertinggi mencapai 83,33 dan merata hampir pada semua aspek, sedangkan nilai terendah sebesar 66,67. Dengan demikian ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran telah mencapai kategori baik, sehingga tindakan tidak perlu dilakukan.
Pembahasan
Perbandingan Prasikus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan supervisi klinis yang dilakukan terhadap semua guru dari kelas I sampai dengan VI di SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester I tahun ajaran 2015/2016, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran terutama pada aktifitas membuka dan menutup pelajaran.
Peningkatan terjadi pada hampir seluruh indikator, dari kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 43,33 meningkat pada siklus I menjadi 56,67, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 71,67. Nilai tertinggi pada prasiklus sebesar 66,67 meningkat pada siklus I menjadi 83,33, dan pada siklus II tetap sebesar 83,33. Nilai terendah pada prasiklus sebesar 33,33, meningkat pada siklus I 50, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 66,67. Peningkatan nilai keterampilan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Perbangingan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus |
Nilai rata-rata |
Nilai tertinggi |
Nilai terendah |
Prasiklus |
43,33 |
66,67 |
33,33 |
Siklus I |
71,67 |
83,33 |
50 |
Siklus II |
71,67 |
83,33 |
66,67 |
Perbandingan Prasiklus, siklus I, dengan siklus II
Perbandingan nilai keterampilan prasiklus, siklus I, dengan siklus II terlihat seperti pada tabel berikut :
Tabel 7. Perbangingan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. |
Aspek Penilaian |
Prasiklus |
Siklus I |
Siklus II |
Kegiatan Membuka Pembelajaran |
|
|
|
|
1. |
Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa |
50.00 |
83.33 |
83.33 |
2. |
Melakukan Appersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan |
50.00 |
50.00 |
83.33 |
3. |
Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar |
50.00 |
50.00 |
66.67 |
4. |
Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sehingga terjadi kesinambungan) |
50.00 |
66.67 |
83.33 |
5. |
Kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin |
33.33 |
83.33 |
83.33 |
Kegiatan Menutup Pembelajaran |
|
|
|
|
6. |
Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat |
50.00 |
66.67 |
83.33 |
7. |
Kemampuan menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa |
50.00 |
83.33 |
83.33 |
8. |
Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan |
33.33 |
66.67 |
83.33 |
9. |
Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman |
66.67 |
66.67 |
66.67 |
Skor rata-rata |
43.33 |
61.67 |
71.67 |
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 18,33, peningkatan ini terjadi pada indikator 5 yaitu tentang kejelasan hubunagn antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin meningkat sebesar 50 point. Untuk siklus I ke siklus II mengalami oeningkatan sebesar 10,00 yang terjadi pada indikator 3 yaitu melakukan Apersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan ) meningkat sebesar 33,33 point
PENUTUP
Simpulan
Melalui supervisi klinis yang dilakukan dengan tahap pendahuluan berupa penyampaian informasi kepada guru tentang penilaian keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran, yang dilanjutkan dengan obervasi dan pertemuan balikan untuk memberikan umpan balik kepada guru, terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran. Sebelum dilakukan tindakan kemapuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran tergolong kurang, dan setelah dilakukan 2 (dua) kali tindakan berupa tindakan supervisi klinis meningkat menjadi baik. Peningkatan terjadi pada hampir seluruh indikator, dengan rata-rata pada prasiklus sebesar 43,33 meningkat pada siklus I menjadi 61,67, dan meningkat lagi pada sikus III menjadi 71,67. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan sekolah yang menyatakan: “Melalui kegiatan supervisi dapat meningkatkan ketrampilan guru SD Negeri 1 Rawoh UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam membuka dan menutup pelajaran”, dapat terbukti.
Saran-saran
Berdasarkan simpulan penelitian tersebut, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah 1) Sebaiknya dalam melaksanakan pembelajaran, guru tetap melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran sesuai dengan indikator dan langkah-langkah membuka dan menutup pelajaran dengan benar; 2) Sebaiknya UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung, sering melakukan pengawasan, dan supervisi klinis, yang penjadwalannya diatur dengan jadwal supervisi klinis kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung: CV. Yrama Widya
Sutisna, Oteng, 2003, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa
Usman, Moh Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya