UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF MELALUI SUPERVISI OBSERVASI KELAS

DI SD NEGERI PLUMBON 01 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Dwi Mardiningsih

Kepala Sekolah SD Negeri Plumbon 01

 

ABSTRAK

Sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan supervisi observasi kelas secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi observasi kelas yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi kunjungan kelas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan melalui pembinaan supervisi observasi kelas kepala sekolah. Tujuan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN Plumbon 01 melalui supervisi observasi kelas.Dalam penelitian tindakan ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 53% pada Siklus l,dapat meningkat menjadi 69% pada siklus II, dan siklus ke III meningkat menjadi 100%.Hasil penelitian tindakan sekolah ini menunjukkan bahwa penerapan supervisi observasi kelas kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dengan ketuntasan mencapai 100%, tanggapan guru adalah sangat positif terhadap pembinaan yang dilakukan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas.

Kata Kunci:  Peningkatan Kinerja Guru, Poses Belajar Mengajar  Supervisi observasi kelas Kepala Sekolah.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Salah satunya adalah supervisi observasi kelas untuk memperbaiki kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Untuk melaksanakan supervisi observasi kelas secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi observasi kelas yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi observasi kelas.

Sering dijumpai adanya kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi observasi kelas hanya datang ke sekolah dengan membawa instrument pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke kelas melakukan pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan-akan supervisi observasi kelas sama dengan pengukuran kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Perilaku supervisi observasi kelas sebagaimana diuraikan di atas merupakan salah satu contoh perilaku supervisi observasi kelas belum baik. Perilaku supervisi observasi kelas yang demikian tidak akan memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi observasi kelas.

Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi peningkatan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi observasi kelas sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka.

Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi observasi kelas. Secara konseptual, supervisi observasi kelas adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi observasi kelas merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi observasi kelas itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Meskipun demikian, supervisi observasi kelas tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi observasi kelas merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi observasi kelas. Agar supervisi observasi kelas dapat membantu guru mengembangkan kinerjanya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kinerja guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara meningkatkannya.

Sehubungan dengan hal di atas peneliti selaku kepala sekolah di SDN Plumbon 01 mengadakan suatu penelitian dalam upaya meningkatkan kinerja guru dengan judul: ” Upaya Peningkatan Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Yang Efektif Melalui Supervisi Observasi Kelas Di SDN Plumbon 01 Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. ”

Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini akan dibatasi pada pada masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Peningkatan Kinerja Guru dalam melaksanakan Pembelajaran yang Efektif melalui Supervisi Observasi Kelas Di SDN Plumbon 01 Tahun Pelajaran 2019/2020 ?
  2. Bagaimana efektifitas supervisi Observasi kelas dalam meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN Plumbon 01 tahun pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Peningkatan Kinerja Guru dalam melaksanakan Pembelajaran yang Efektif melalui Supervisi Observasi Kelas Di SDN Plumbon 01 Tahun Pelajaran 2019/2020.
  2. Efektifitas pelaksanaan supervisi Observasi kelas dalam meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN Plumbon 01 tahun pelajaran 2019/2020.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai bahan refleksi terhadap program pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas sehingga dapat diadakan revisi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
  2. Jika pelaksanaan bimbingan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas ini berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru, maka dapat dipertimbangkan sebagai bahan uji pelatihan bagi kepala sekolah di masa mendatang.
  3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan supervisi di sekolah pada umumnya, dan khususnya di SD.
  4. Hasil penelitian ini memberikan kesempatan kepada guru dan karyawan tata usaha di sekolah, untuk dapat aktif dalam kegiatan sekolah, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan.
  5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada hasanah pengetahuan yang berkaitan dengan teori kepemimpinan/leadership terutama manajemen pendidikan.
  6. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi penelitian berikutnya.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

Kinerja Guru dan Indikatornya

Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perli diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.

Lebih lanjut Hamalik (2002) kemampuan dasar yang disebut juga kinerja dari seorang guru teridiri dari: (1) kemampuan merencanakan pembelajaran, (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan menglola kelas (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar, (5) kemampuan menglola interaksi belajar mengajar, (6) mampu melaksanakan evaluasi belajar siswa.

Kinerja guru sangat terkait dengan efektifitas guru dalam melaksanakan fungsinya oleh Medley dalam Depdikbud (1984) dijelaskan bahwa efektifitas guru yaitu: (1) memiliki pribadi kooperatif, daya tarik, penampilan amat besar, pertimbangan dan kepemimpinan, (2) menguasai metode mengajar yang baik, (3) memiliki tingkah laku yang baik saat mengajar, dan (4) menguasai berbagai kompetensi dalam mengajar.

Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak kinerja guru yang kurang memadai, disamping itu guru dituntut dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus berkembang pula dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu Performance, berarti hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya di tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebuituhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedanghkan tujuannya berfungsi untuk menggerakkan perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu, perlu disiptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2) melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4) mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangkan kinerja guru profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6) kepribadian.

Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6) kepribadian.

Supervisi Observasi Kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:

  1. usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,
  2. cara menggunakan media pengajaran
  3. variasi metode,
  4. ketepatan penggunaan media dengan materi
  5. ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
  6. reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap:

  1. persiapan,
  2. pelaksanaan,
  3. penutupan,
  4. penilaian hasil observasi; dan
  5. tindak lanjut.

Supervisor: 1) sudah siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Guru SDN Plumbon 01 Kabupaten Semarang yang merupakan sekolah tempat peneliti menjadi kepala sekolah tahun pelajaran 2019/2020.

Setting Penelitian

  1. PTS akan dilakukan pada guru SDN Plumbon 01 Kabupaten Semarang.Tahun Pelajaran 2019/2020.
  2. SDN Plumbon 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang terdiri dari 13 orang guru.
  3. PTS yang dilakukan di SDN Plumbon 01 adalah pembinaan melalui supervisi observasi kelas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif.

Rancangan Penelitian

  1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
  2. Kegiatan dilaksanakana dalam semester genap tahun pelajaran 2017/2018
  3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 5 Agustus 2019 – 28 September 2019.
  4. Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.

 

Rancangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) menurut Kemmis dan Mc.Taggar (Depdiknas,2000) adalah seperti gambar berikut:

  1. Rencana (Plan): adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
  2. Tindakan (Action): adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / kepala sekolah sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
  3. Observasi (Observation): adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap kepala sekolah.
  4. Refleksi (reflection): adalah peneliti mengkaji,melihat,dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai keriteria.
  5. Revisi (recived plan): adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti melakukan revisi terhadap rencana awal.

Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran di SDN Plumbon 01 dengan menggunakan prosentase(%).

Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara ; reduksi data,sajian deskriptif,dan penarikan simpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Paparan Data dan Temuan Penelitian

Perencanaan Tindakan

Penelitian ini berupa pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas di SDN Plumbon 01. Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas ini adalah meningkatkan partisipasi guru dalam proses pembinaan ini, upaya meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN Plumbon 01.

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 10 Agustus 2019, siklus kedua pada tanggal 12 s.d 16 Agustus 2019dan siklus ke tiga 19 s.d 24 Agustus 2019. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Berikut hasil pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas.per siklus sebagai berikut ;

SIKLUS 1

Dengan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas diperoleh nilai rata-rata peningkatan kinerja guru adalah 53% atau baru 7 dari 13 orang guru yang sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara kelompok (guru) belum meningkat kinerjanya dalam pembelajaran, karena yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 53% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena banyak guru yang belum memahami dan merasa baru dengan supervisi observasi kelas sehingga mereka belum dapat memahaminya dengan baik. Dan partisipasi guru belum nampak dalam pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas ini.

SIKLUS II

Nilai rata-rata peningkatan kinerja guru adalah 69% dan peningkatan kinerjanya mencapai 31% atau sudah 9 orang dari 13 orang guru yang sudah tuntas dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini peningkatan kinerja guru telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan ini karena setelah kepala sekolah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh kepala sekolah dalam melakukan pembinaan supervisi observasi kelas kepala sekolah.

SIKLUS III

Diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 85,5% dan dari 13 orang guru secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan dalam meningkatkan kinerja guru. Maka secara kelompok ketuntasan telah mencapai 100% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi observasi kelas sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya dan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari guru dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing masing.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan kepala sekolah kepada para guru melalui pembinaan supervisi observasi kelas maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan sebagai berikut:

  1. Pertemuan pertama kegiatan pembinaan belum berhasil karena dalam pembinaan kepala sekolah, masih terlihat guru belum begitu antusias karena mereka masih menganggap pembinaan kepala sekolah tersebut merupakan tugas baru yang diembannya ;
  2. Pembinaan yang dilakukan melalui supervisi observasi kelas, dalam hal peningkatan kinerja guru belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
  3. Mungkin karena proses pembinaan yang menggunakan supervisi observasi kelas yang baru mereka laksanakan sehingga guru merasa kaku dalam menerapkannya.
  4. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses pembinaan kepala sekolah berjalan baik, semua guru aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses, semua guru antusias untuk mengikutinya.

 

 

Pembahasan Hasil Penelitian

  1. Ketuntasan Hasil Pembinaan Kepada Guru.

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi observasi kelas memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja guru, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru dan terhadap pembinaan yang disampaikan kepala sekolah (kinerja guru meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 53% ; 69% ; 100% Pada siklus III capaian mutu sekolah secara kelompok dikatakan tuntas (100% tuntas).

  1. Kemampuan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam meningkatkan kinerja guru pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap kinerja guru, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

  1. Aktivitas Kepala Sekolah dalam Pembinaan melalui Supervisi observasi kelas.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru, yang paling dominan dalam kegiatan supervisi observasi kelas adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan kepala sekolah, dan diskusi antar guru dan kepala sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas kepala sekolah selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi observasi kelas dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program sekolah, melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, melalui pembinaan supervisi observasi kelas hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 13 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 53% meningkat menjadi 69% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 100%.

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan guru oleh kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja guru, yang berarti proses pembinaan kepala sekolah lebih berhasil dan dapat meningkatkan kinerja guru, khususnya SDN Plumbon 01, oleh karena itu diharapkan kepada para kepala sekolah dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi observasi kelas secara berkelanjutan.

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas siperoleh hasil peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif mencapai 100%, maka supervisi observasi kelas tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan di atas dapat diterima.

 

 

 

P E N U T U P

Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pembinaan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi observasi kelas menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran (Siklus).
  2. Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa guru dapat meningkatkan mutunya dalam proses pembelajaran, dengan baik dalam setiap aspek.
  3. Peningkatan kinerja guru oleh kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.
  4. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi observasi kelas bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan kinerja guru, untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga kinerja guru dapat meningkat,dengan demikian capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.

Saran – Saran

  1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
  2. Pembinaan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas dalam upaya meningkatkan kinerja guru diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan,dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.
  3. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para ahli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.

Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar – dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwiro, Soebagio dan Soenarto Tatosiswanto, 1991. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Semarang: Adhi Waskitho.

Bafadal Ibrahim, 1979. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Rineka Cipta.

Dedi Herawan, 2005. Pengembangan Model Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA-Biologi: Efektifitas Model Inovasi Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA Biologi dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru IPA Biologi di SMU. Tesis Tidak diterbitkan UPI Bandung.

Depdiknas RI 2007, Peraturan No 12 Tentang Kompetensi Pengawas.Jakarta: Depdiknas

____________2007, Peraturan Menteri No 13 Tentang Kompetensi Kepala Sekolah.Jakarta: Depdiknas.

____________2007, Peraturan Menteri No 19 Tentang Standar Pengelolaan Sekolah/Madrasah.Jakarta: Depdiknas

Dirjen PMPTK.2009. Bahan Belajar Mandiri Musyawarah kerja kepala sekolah Dimensi Supervisi.Jakarta: Dirjen PMPTK.