Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Media Hasta Karya
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI DAN PENGGUNAANNYA
MELALUI MEDIA HASTA KARYA SISWA KELAS IV SEMESTER II
SD NEGERI SIDOHARJO KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Rokhimah
SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Karya tulis ini berjudul “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi dan Penggunaannya Melalui Media Hasta Karya Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016â€. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan efektifitas pembelajaran IPA pokok bahasan Energi dan Penggunaannya antara pembelajaran melalui media hasta karya dengan pembelajaran yang tidak melalui media hasta karya. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA pada pokok bahasan Energi dan Penggunaannya kelas IV lebih baik kualitas pembelajarannya dibandingkan pembelajaran IPA secara tradisional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua kelas IV semester II SD Negeri Sidoharjo tahun pelajaran 2015/2016. Perlakuan terhadap subjek penelitian diberikan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II untuk dibandingkan kualitas pembelajaran. Setelah perlakuan, dilakukan tes hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kedua siklus berbeda, rata-rata siklus II lebih tinggi dari rata-rata siklus I. Perhitungan prosentase efektivitas didapat prosentase siklus I 63% sedangkan siklus II sebesar 82%. Hal ini berarti bahwa penggunaan media hasta karya sebagai media pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa pokok bahasan Energi dan Penggunaannya lebih efektif dari pembelajaran tradisional. Hasil pengamatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot) siklus I terlihat kriteria Baik ada 10 kali pengamatan, kriteria sedang ada 31 dan kurang ada 39 kali pengamatan. Sedangkan siklus II kriteria Baik ada 54 kali pengamatan, kriteria sedang ada 10 kali pengamatan dan kurang 0. Hal ini berarti penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran meningkatkan kualitas pembelajaran PAIKEM Gembira dan Berbobot. Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA terhadap kualitas pembelajaran siswa pokok bahasan Energi dan Penggunaanya lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Saran yang dapat disumbangkan sehubungan dengan penelitian ini yaitu pemanfaatan hasta karya siswa lebih optimal untuk mendukung pembelajaran IPA. Guru kelas disarankan lebih banyak belajar pengetahuan tentang media hasta karya berkonsep IPA.
Kata kunci: IPA, media hasta karya
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pemerintah Indonesia melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini. Pemerintah tidak segan-segan mengalokasikan dana cukup besar untuk membangun fisik sekolah, menatar guru, dan melengkapi fasilitas pendidikan lainya. Semua itu dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa atau meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Tetapi apa yang terjadi? Proses pembelajaran di dalam kelas kurang mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Ruang kelas di sekolah ternyata kering dari metode dan media pembelajaran yang kurang mampu meningkatkan prestasi belajar. Sementara itu guru terus bergulat dengan rutinitas dan paradigma pembelajaran lama. Seharusnya guru melakukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengoptimalkan metode, media dan model pembelajaran.
Tantangan inovasi pembelajaran pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang memiliki (1) ketrampilan melek Teknologi informasi Komunikasi (TIK) dan media (ICT and media literacy skills), (2) ketrampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3) ketrampilan memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) ketrampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan (5) ketrampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Keempat karakteristik masyarakat abad 21 menurut PBB tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian Ketrampilan dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran Ketrampilan adalah sebagai “enabler†atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, Ketrampilan dijadikan sebagai media untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Dalam proses pembelajaran secara konvensional, guru seringkali sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan (teacher oriented), karena seringkali guru menghabiskan waktunya untuk menyajikan materi pembelajaran dan membantu siswa menerapkannya pada masalah-masalah dalam kehidupannya. Namun demikian, di era globalisasi ini, di mana informasi terus bertambah setiap saat, menimbulkan fungsi guru sebagai sumber informasi tunggal adalah tidak dimungkinkan lagi. Dalam situasi seperti ini, maka fungsi guru cenderung sekedar sebagai informator dan fasilitator, siswa belajar aktif-kreatif (student oriented).
Upaya mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan diperlukan suatu modifikasi pembelajaran sehingga pelajaran itu bermakna bagi siswa. Proses modifikasi pembelajaran bisa melalui pemilihan pendekatan belajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, media belajar dan sumber belajar yang tepat. Setelah itu guru menentukan proses pembelajaran, alat dan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka mengidentifikasi bagian-bagian yang mengakibatkannya. Khusus dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas media tersebut.
Dalam hal ini terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran, termasuk pemakaian media. Permasalahan tersebut adalah siswa kurang perhatian terhadap mata pelajaran IPA, berdampak pula menurunnya prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti setelah diadakan evaluasi, di kelas IV SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, rata-rata nilai IPA siswa kelas IV sangat rendah. Diantara 16 siswa yang ada, hanya 1 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Setelah diadakan refleksi dan diskusi bersama teman sejawat, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang menyebabkan ketidakberhasilan siswa kelas IV, antara lain: siswa kurang termotivasi pada pembelajaran IPA, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa masih kurang paham dengan penjelasan guru tentang materi Energi dan Penggunaanya, metode dan media yang digunakan guru kurang tepat.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA maka diperlukan media pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Alat peraga merupakan salah satu media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. IPA merupakan salah satu ilmu kadang dianggap membosankan karena terlalu banyak hafalan. Sehingga perlu adanya alat peraga yang berfungsi menarik perhatian dan memudahkan siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
Salah satu modifikasi pembelajaran adalah pembuatan hasta karya sebagai media yang kreatif, menarik, dan komunikatif, sehingga dapat menjadi sumbangan atau memberi kontribusi bagi kemajuan pembelajaran IPA. Hasta karya bisa menjadikan pembelajaran alternatif sebagai media audio visual pembelajaran IPA melalui penyajian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot).
Penggunaan hasta karya dalam pembelajaran merupakan contoh pembelajaran yang berbasis budaya. Peranan hasta karya sebagai media pembelajaran memberikan suasana baru yang menarik untuk mempelajari bidang ilmu yang dipadukan secara interaksi aktif dalam pembelajaran. (Udin S. Winataputra 2011: 4.50)
Berpijak dari realitas dan pemikiran diatas maka dipandang perlu mengetahui seberapa efektif penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA melalui penyajian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot) di Sekolah Dasar.
Materi IPA pokok bahasan Energi dan Penggunaannya seperti yang tercantum dalam silabus atau rencana pembelajaran di kelas IV semester II. Pembelajaran Pokok bahasan Energi dan Penggunaannya diperlukan media agar lebih jelas/lebih kongkrit salah satunya adalah media hasta karya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi dan Penggunaannya Melalui Media Hasta Karya Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016â€
Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, maka muncul permasalahan utama yang mendasar yaitu:
1. Apakah penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran dengan penyajian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot) dapat meningkatkan kualitas kegiatan mengajar siswa pada kelas IV semester II pokok bahasan Energi dan Penggunaannya di SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016?
2. Berapa besar efektivitas penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA pada siswa kelas IV pokok bahasan Energi dan Penggunaannya di SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah penggunaan media hasta karya sebagai media pembelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman siswa SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang pokok bahasan Energi dan Penggunaannya kelas IV tahun pelajaran 2015/2016.
2. Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran IPA pokok Bahasan Energi dan Penggunaannya melalui media hasta karya dan siswa yang memperoleh pembelajaran IPA pokok bahasan Energi dan Penggunaannya dengan tidak melalui media hasta karya.
3. Mengetahui efektivitas penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA pokok bahasan Energi dan Penggunaannya.
4. Memberi masukan kepada guru dalam pemilihan penggunaan hasta karya sebagai alternatif media pembelajaran.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Bagi Siswa
a. Dengan penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman siswa dan juga dapat meningkatkan motifasi belajar siswa SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang pokok bahasan Energi dan Penggunaannya kelas IV semester II tahun pelajaran 2015/2016.
b. Menghindari kejenuhan siswa pada saat belajar.
Bagi Guru
a. Meningkatkan kinerja guru melalui metode pembelajaran kooperatif.
b. Guru dapat menciptakan proses belajar yang PAIKEM Gembrot.
c. Meningkatkan kreativitas garu dalam proses belajar mengajar.
Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan guru-guru yang lain dalam pembelajaran IPA.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teoritis
Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan penalaran pengetahuan, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar (Nana Sudjana 1991:5)
Hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan materi pelajaran disekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Depdikbud 1994:34).
Hasil belajar dapat diketahui setelah diadakan suatu evaluasi terhadap hasil belajarnya. Evaluasi dalam penelitian ini adalah sejumlah tes yang berkaitan dengan isi materi pelajaran yang oleh Suharsimi Arikunto (1992:123) dinyatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Pengajaran IPA dengan Hasta Karya
Berkaitan dengan Tujuan Pembelajaran agar tercapai menurut W. James Popham, (1981:402):
Tujuan Pembelajaran harus dirumuskan secara:
a. Spesifik yang mengarah pada bentuk perilaku akhir peserta didik setelah proses belajar selesai.
b. Operasional dalam bentuk perilaku peserta didik yang dapat diukur, yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan peserta didik sesudah mengikuti proses belajar mengajar.
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran saling terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain sehingga peserta didik mendapatkan pemahaman mata pelajaran secara utuh. Selain itu materi pembelajaran harus dapat mengembangkan kognitif (pengetahuan), afektif (pemahaman/mengolah rasa), dan psikomotor (ketrampilan) peserta didik.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dapat bermacam-macam, yaitu ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, role play (bermain peran) dan studi lingkungan. Beberapa metode tersebut dapat digabungkan dalam pembuatan hasta karya dalam setiap metode, sehingga kemampuan peserta didik dapat berkembang karena mereka dapat belajar secara audio visual dan sekaligus mempraktekkannya.
Sumber belajar
Sumber belajar saat ini lebih mudah diperoleh, baik yang bersifat textbook maupun visual gambar, film dan sekaligus suara dan yang lebih baik lagi dapat belajar secara langsung dari sumbernya. Misalnya selain di kelas peserta didik juga dapat belajar di perpustakaan, laboratorium, bahkan museum dan tempat-tempat wisata.
Penilaian Hasil Belajar
Pada hakikatnya tujuan dan penilaian seharusnya sama, yaitu butir-butir tes seharusnya disusun sesuai dengan jenis perilaku yang ditentukan dalam tujuan. Penilaian yang dimaksud bukanlah mengenai siswa, melainkan mengenai ketetapan keputusan-keputusan yang diambil oleh guru. Apabila tujuan tidak tercapai merupakan cermin dari ketidaktepatan pembelajaran. Ini berarti bahwa bila peserta didik tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, tentu perlu evaluasi dari guru, misalnya pada programnya atau cara melaksanakan rencana tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Semester II SD Negeri Sidoharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 16 orang. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV Semester II SD Negeri Sidoharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 16 orang.
1. Pra Siklus: perlakuan siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2015/2016, melalui pembelajaran biasa/tradisional dengan metode ceramah dan tanya jawab.
2. Siklus I : perlakuan siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2015/2016, melalui pembelajaran biasa dengan menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi, belum menggunakan media hasta karya.
3. Siklus II: perlakuaan siswa kelas IV semester II tahun ajaran 2015/2016, melalui pembelajaran IPA dengan menggunakan media hasta karya.
Pada akhir pembelajaran diberikan evaluasi belajar. Perbedaan hasil belajar siswa yang timbul antara prasiklus, siklus I dan siklus II dianggap bersumber dari perlakukan yang diberikan.
Seperti pada penelitian-penelitian lain, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam membaca dan memahami hasil penelitiannya. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:
1. Instrumen berupa Soal-soal tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa tidak diujicobakan terlebih dahulu, tetapi langsung diambil dari buku BSE, dengan anggapan soal-soal tersebut sudah berstandar BNSP.
2. Sampel penelitian berjumlah kecil yaitu hanya 16 orang.
3. Sampel penelitian diambil tahun pelajaran yang sama artinya pada siklus I dan siklus II, siswa sudah memiliki pengetahuan pokok bahasan.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan proses pembelajaran siswa, pengamatan sikap siswa dan tes hasil belajar siswa per siklus.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Hasil belajar siklus I efektifitasnya berkriteria cukup sedangkan siklus II efektifitasnya berkriteria baik. Berdasarkan perhitungan maka penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA Kelas IV terhadap hasil belajar siswa pokok bahasan Energi dan Penggunaannya lebih efektif dari pada pengajaran tradisional.
Dilihat dari lembar observasi diatas ditunjukkan siklus I menunjukkan pembelajaran PAIKEM-nya dominan sedang (B=10; S=31; K=39) , sedangkan lembar obeservasi siklus II menunjukkan dominan baik (B=69; S=12; K=0).
Pembahasan Hasil Penelitian
Perangkat tes hasil belajar yang diambil dari soal-soal yang terdapat di buku IPA BSE, dengan asumsi telah teruji BNSP sehingga perangkat soal memenuhi syarat digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa.
Proses pembelajaran prasiklus menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, belum menggunakan media. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) proses pembelajaran ini adalah 70. Analisis data evaluasi pembelajaran diperoleh rata-rata nilai IPA siswa kelas IV Semester II tahun pelajaran 2013/2014 sangat rendah yaitu 55,63, hanya 1 siswa saja yang melampaui KKM. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran belum berhasil, sehingga perlu adanya perbaikan pembelajaran..
Hasil refleksi dan diskusi bersama teman sejawat terhadap pembelajaran dilakukan perbaikkan pembelajaran siklus I. Pembelajaran siklus I menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Media yang dipakai berupa gambar-gambar yang ada di buku sumber.
Analisis data evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai IPA siswa kelas IV 63,13, siswa yang melampaui KKM ada 6 siswa. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran siklus I sudah meningkat dibanding pembelajaran prasiklus, namun tetap perlu perbaikkan pembelajaran.
Hasil refleksi dan diskusi bersama teman sejawat terhadap pembelajaran siklus I dilakukan perbaikkan pembelajaran berupa siklus II. Pembelajaran siklus II menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktek membuat hasta karya. Media yang dipakai berupa gambar-gambar yang ada di buku sumber dan hasta karya siswa.
Hasil analisis data evaluasi pembelajaran siklus II, diperoleh rata-rata nilai IPA siswa kelas IV adalah 81,56. Semua siswa telah melampaui KKM. Dengan demikian, pembelajaran kelas IV pokok bahasan Energi dan Penggunaannya telah berhasil.
Pada penelitian ini hasta karya dari bahan-bahan yang ada di lingkungan siswa sendiri, dan mudah dibuat siswa. Setelah hasta karya siswa jadi, hasta karya siswa digunakan sebagai media pembelajaran kelas IV pokok bahasan Energi dan Penggunaannya.
Berdasarkan hasil uji kesamaan variansi Fhitung<F(0,05)(16,16), menunjukkan kedua siklus bervariansi sama.
Hasil uji kesamaan rata-rata data, ternyata t hitung>t(0,95)(30), disimpulkan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas IV pokok bahasan Energi dan Penggunaannya menggunakan hasta karya sebagai media pembelajaran meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa.
Berdasarkan data diperoleh antara prasiklus, siklus I dan siklus II terdapat perbedaan rata-rata kelas. Rata-rata prasiklus = 55,63, rata-rata siklus I = 63,13 dan rata-rata siklus II = 81,56. Meskipun rata-rata antara Prasiklus, siklus I dan siklus II selisihnya tidak begitu besar, tetapi sudah menunjukkan perbedaan. Hal ini menunjukkan ada pengaruh media hasta karya. Media hasta karya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV Semester II pokok bahasan Energi dan Penggunaannya di SDN Gentan 03 tahun pelajaran 2013/2014.
Dari grafik menunjukkan semakin jelas penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran materi IPA kelas IV pada siswa Kelas IV Semester II pokok bahasan Energi dan Penggunaannya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan lembar pengamatan proses pembelajaran siklus II, beberapa hal yang terlihat dalam kegiatan proses belajar-mengajar selama penelitian seperti berikut:
1. Suasana pembelajaran PAIKEM Gembrot tercipta, terlihat siswa mencoba memodifikasi hasta karya, sikap belajar senang, tidak bosan, gembira, membangkitkan aktivitas, kreativitas, sifat sosial siswa dan hubungan antara guru sama siswa terlihat kondusif.
2. Adanya umpan balik yang lebih antara siswa dan guru, sikap ketergantungan pada guru berkurang.
3. Bimbingan guru seperti bantuan guru ke siswa lebih banyak, bantuan guru lebih optimal yaitu kepada siswa yang benar-benar membutuhkan, guru mengetahui konsep-konsep yang belum dipahami siswa, pemberian kesempatan siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing.
4. Komunikasi siswa dengan siswa lain muncul ketika diadakan diskusi, tanya jawab dan penyajian hasil.
5. Daya kreatifitas siswa akan mudah dikembangkan dari pada pembelajaran biasa.
Point 1 sampai 5 diatas membuktikan bahwa pembelajaran dengan hasta karya dapat menciptakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot).
Hasil perhitungan prosentase efektifitas hasta karya pada pembelajaran siklus II adalah 82%. Hal ini menunjukkan penggunaaan hasta karya sebagai media pembelajaran sangat efektif dalam pembelajaran IPA kelas IV pokok bahasan Energi dan Penggunaannya.
Perlu disadari bahwa seperti media-media belajar lain, penggunaan hasta karya sebagai sarana pembelajaran memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti yang disampaikan Jerome Kagan (1967) yakni kreativitas dan imajinasi. Keterbatasan-keterbatan tersebut bisa diselesaikan dengan baik dengan mengoptimalkan beberapa hal seperti: Kemampuan guru, kemampuan siswa, sumber pembelajaran, keamanan/keselamatan dan biaya operasional.
Hasil penelitian ini menguatkan model pembelajaran science, environment, technology and society (SETS) bisa diimplementasikan proses dalam proses pembelajaran bidang ilmu di sekolah-sekolah.
PENUTUP
SIMPULAN
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA pada siswa kelas IV semester II pokok bahasan Energi dan Penggunaannya mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yang sangat signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus II lebih tinggi dibanding siklus I ataupun prasiklus. Rata-rata siswa pada siklus II 81,56, rata-rata siklus I sebesar 63,13, sedangkan rata-rata prasiklus 55,63.
2. Berdasarkan butir 1 dapat disimpulkan bahwa penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA pada siswa kelas IV semester II pokok bahasan Energi dan Penggunaannya memiliki efektifitas tinggi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan secara persentase siswa pada siklus II 82% efektifitas berkriteria baik sedangkan pada siklus I 63% berkriteria cukup.
3. Hasil pengamatan menunjukkan penggunaan hasta karya sebagai media pembelajaran IPA meningkatkan suasana Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM Gembrot).
SARAN
Sumber-sumber belajar seperti hasta karya sangat mempengaruhi proses pemahaman siswa, maka diajukan saran dengan penelitian ini, yaitu:
1. Pemanfaatan hasta karya diharapkan lebih optimal untuk mendukung pemahaman materi pelajaran IPA bagi siswa.
2. Guru kelas disarankan lebih banyak belajar pengetahuan tentang hasta karya yang berdasar konsep IPA sehingga proses pemanfaatan hasta karya siswa sebagai sarana pengajaran di sekolah lebih optimal.
3. Penelitian ini baru membandingkan antara penggunaan hasta karya sebagai sarana pembelajaran dengan pembelajaran tradisional. Dengan demikian perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan media seni lain seperti lagu, tari dll.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Dwi Suhartanti. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
I.G.AK. Wardani el al. 2011. Materi Pokok Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka
Nar Herhyanto. 2010. Materi Pokok Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka
Nana Sudjana. 1989. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru.
_____. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Ngalim Purwanto. 1992.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Poppy k. Devi, Sri Anggraeni. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Rudi Susilana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Sastrawijaya, Tresna. 1988. Proses Belajar Mengajar. Jakarta,P2LPTK, Ditjen Dikti DEPDIKBUD.
Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Andi Offset.
Suparlan et al. 2010. Pakem. Jakarta: PT Genesindo.
Udin S. Winataputra et al. 2011. Materi Pokok Pembaharuan dalam Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka
W. James Popham. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta
Winkel WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Hasta-karya_sederhana. Dapat diakses pada URL; http://www.anneahira.com/hasta-karya_sederhana. htm
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Dapat diakses pada URL; http://www.pusbindiklat.lipi.go.id;