UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN

MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS)

BAGI SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

 

Neneng Suryani

SMA Negeri 1 Tembilahan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan tahun ajaran 2017/2018. Hal ini dilakukan karena dalam pembelajaran PKn di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Tembilahan belum pernah menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) hanya metode pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 26 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan awal yang menujukkan bahwa kelas XI IPA 1 mempunyai nilai rata-rata kelas dan ketuntasan kelas terendah diantara kelas XI lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang mempunyai empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kriteria keberhasilan tindakan untuk prestasi belajar adalah dengan batas tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar PKn pada kondisi awal (tes kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada nilai tes kemampuan awal rata-rata kelas hanya 53,5 dengan ketuntasan kelas sebesar 15,38% dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 4 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 69,7 dan ketuntasan kelas meningkat menjadi 53,85% (mengalami peningkatan sebesar 38,47%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 14 siswa. Selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 81,6 dan ketuntasan kelas menjadi 88,46% (mengalami peningkatan sebesar 34,61%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 23 siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan tahun ajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Think PairShare, TPS, Prestasi Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada lembaga pendidikan salah satunya, dimana lembaga pendidikan dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan yang baik diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang mempunyai daya saing tinggi untuk menghadapi ketatnya tantangan dan persaingan di dunia kerja. Oleh sebab itu, perbaikan-perbaikan yang membangun di bidang pendidikan harus terus dilaksanakan guna mencapai kualitas dan mutu pendidikan yang sesuai dengan harapan.

Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, salah satunya yaitu guru. Guru harus dapat melakukan suatu inovasi yang menyangkut tugasnya sebagai pendidik yang berkaitan dengan tugas mengajar siswa. Inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai pendidik diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengingat bahwa guru juga memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya. Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Guru hendaknya dapat memilih metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan.

Berdasarkan hal tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan. Kenyataan di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau dianggap sepele oleh sebagian besar siswa.

Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan. Kelas tersebut memiliki permasalahan prestasi belajar rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata PKn kelas XI IPA 1 semester gasal yaitu 58,2 dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 70. Berdasar data tersebut siswa yang mampu mencapai nilai ≥ 70 hanya 40%, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya semangat siswa dalam belajar PKn, tidak semua siswa mempunyai buku pegangan atau buku paket PKn. Berdasarkan sebab-sebab tersebut peneliti memfokuskan pada metode pengajaran kepada peserta didik. Metode konvensional dalam pengajaran PKn harus diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak lagi merasa bosan dalam mengikuti pelajaran PKn.

Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di atas dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir, menjawab, merespon dan membantu satu sama lain. Selama proses belajar mengajar diharapkan semua siswa aktif karena pada akhirnya nanti masing-masing siswa secara berpasangan harus membagikan hasil diskusinya di depan kelas kepada teman-teman lainnya.

Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti bermaksud mencobakan metode Think-Pair-Share (TPS) bagi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan. Metode ini diterapkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar PKn tidak lagi terbatas hanya ceramah dan membaca isi buku, sehingga diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Bagi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu “Apakah melalui metode Think-Pair-Share (TPS), dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir”.

Manfaat

a.     Manfaat Teoritis

1.     Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan metode Think-Pair-Share (TPS) terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

2.     Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.

b.     Manfaat Praktis

1.     Bagi Siswa

a)    Siswa memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi PKn yang sifatnya teoritis.

b)    Melalui metode ini siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran PKn.

c)     Siswa diharapkan mempunyai semangat yang tinggi dalam mempelajari PKn sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

2.     Bagi Guru

a)    Sebagai masukan bagi guru dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswanya.

b)    Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran PKn.

 

 

3.     Bagi Peneliti

a)    Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu dasar dan masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.

b)    Meningkatkan angka kredit untuk pengusulan kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV

KAJIAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

Pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli sangat beragam, hal ini dikarenakan masing-masing ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam mengartikan prestasi. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha (Zainal Arifin, 1990:3). Menurut Peter Salim & Yenny Salim (1991: 1190) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu usaha yang telah dilakukan dalam rangka mendapatkan apa yang menjadi cita-cita, dalam hal ini adalah hasil usaha yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran.

Menurut Slameto (1995:2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut ahli lain James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:12) “Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan/diubah melalui latihan atau pengalaman”. Berdasarkan pendapat di atas mengenai makna belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan. faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berada di luar individu.

Kegiatan belajar mengajar erat kaitannya dengan prestasi belajar, karena hasil dari usaha belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2005:102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Zainal Arifin (1990:2) menjelaskan bahwa fungsi utama prestasi belajar adalah:

a.     Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik;

b.     Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu;

c.     Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan;

d.     Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan;

e.     Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Dapat di ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu usaha belajar yang dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan pengetahuan maupun ketrampilan, selanjutnya prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.

PKN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 37, pendidikan kewarganegaraan menjadi mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta menjadi mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi.

Menurut Permendiknas (2006) menyatakan bahwa “Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945”.

Adapun tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, serta anti korupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Depdiknas, 2006:11).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak hanya terbatas pada pengalaman belajar di lingkungan sekolah saja, tetapi lebih luas dari pada itu yaitu menyangkut pengalaman belajar di berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, organisasi kemasyarakatan maupun keagamaan. Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah adalah penggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran PKn yang kurang tepat. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah tidak hanya ditekankan pada pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Tetapi lebih dari itu yakni mendorong siswa untuk bisa memparaktikkan materi yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu seorang guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran PKn yang bersifat teoritis menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mengikutsertakan partisipasi aktif siswa selama proses belajar mengajar.

Metode Pembelajaran

Slameto (1995:82) menyatakan bahwa “Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Ahli lain berpendapat bahwa “Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan” (Winarno Surakhmad, 1990:95). Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Syaiful Sagala (2005:62) menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau strategi yang teratur untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai.

Metode Think-Pair-Share (TPS)

Metode Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu variasi dari pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan.

Metode Think-Pair-Share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland. Metode ini memberikan banyak waktu kepada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu antara yang satu dengan yang lain. Metode ini memuat prinsip yang mengutamakan kerjasama antar anggota dalam berpasangan. Sukses suatu pasangan tidak ditentukan satu individu, tetapi semua individu yang saling membantu dalam mencapai hasil yang maksimal.

Langkah-langkah Think Pair Share yaitu: (1) Thinking (berpikir); (2) Pairing (berpasangan); (3) Sharing (berbagi).

Kelebihan metode Think-Pair-Share

a.     Kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang (berpasangan) lebih mengefektifkan waktu dan memudahkan guru dalam mengarahkan jalannya diskusi.

b.     Adanya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi dapat meningkatkan ketrampilan sosial siswa.

c.     Baik siswa yang pandai maupun kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar ini.

d.     Siswa lebih mudah dalam memahami konsep dan memperoleh kesimpulan.

e.     Optimalisasi partisipasi siswa lewat kegiatan bertanya, berdiskusi, dan pengembangan bakat kepemimpinan.

Kelemahan metode Think-Pair-Share

a.     Pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah-sekolah sehingga memerlukan kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaannya.

b.     Siswa yang lebih pandai cenderung akan mendominasi kelas sehingga siswa yang kurang pandai akan merasa minder dan pasif.

c.     Dikhawatirkan siswa hanya menyalin pekerjaan siswa lain sehingga kegiatan diskusi tidak berjalan lancar.

d.     Pengelompokan siswa berpasang-pasangan akan membutuhkan waktu.

 

 

Kerangka Berpikir

Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan harapan bagi semua guru, dan sebagai tolak ukurnya adalah prestasi belajar siswa. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu faktor dari dalam diri siswa (intern) maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern). Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu metode mengajar guru yang dianggap tidak sesuai dengan materi pelajaran sehingga mengakibatkan kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu memilih metode yang sesuai dan tepat. Metode mengajar yang baik adalah metode yang mampu menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa, mampu membuat siswa aktif, kreatif dan mudah memahami pelajaran.

Namun pada prakteknya guru-guru masih enggan untuk meninggalkan metode konvensional dimana pelajaran hanya terpusat pada guru. Metode konvensional memang mudah untuk digunakan, tetapi hendaknya perlu diperhatikan bahwa tidak semua materi pelajaran akan sesuai bila diterapkan metode ini. Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran PKn kurang dapat menumbuhkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. Rendahnya keaktifan siswa tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar siswa, bahwa apabila keaktifan siswa rendah maka prestasi belajar siswa pun rendah. Untuk mengatasinya akan dicobakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) yang bertujuan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa, karena apabila keaktifan siswa dapat meningkat maka prestasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan.

Metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi di SMA Negeri 1 Tembilahan sehingga siswa dapat belajar secara aktif guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian yang relevan, serta kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut “Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir”.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tembilahan yang beralamat di Jalan Pendidikan Tembilahan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan peneliti merupakan guru mata pelajaran PKn di sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Juli s/d September 2017.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan yang berjumlah 26 orang terdiri dari 8 laki-laki dan 18 perempuan.

 

 

Data Dan Sumber Data

Data dalam penelitian tindakan kelas berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Data tersebut meliputi:

a.     Data mengenai prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

b.     Data mengenai keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan lembar observasi.

c.     Data mengenai respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.

d.     Informasi mengenai kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Informasi tersebut diperoleh melalui wawancara dengan siswa kelas XI IPA 1.

Data penelitian tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:

a.     Informan, dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan adalah siswa kelas XI IPA 1.

b.     Peristiwa, peristiwa yang dimaksud adalah peristiwa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pertemuan awal, siklus I dan siklus II.

c.     Dokumen, dokumen digunakan untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa, daftar nilai siswa, dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

a.     Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:128) “Jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi atau achievement test. Tes prestasi atau achievement test adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes kemampuan awal diberikan pada awal kegiatan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang Norma, Kebiasaan, Adat Istiadat dan Peraturan.

b.     Observasi

Menurut Ngalim Purwanto (2006:149) menyatakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”. Pengamatan dalam penelitian ini yaitu pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan pengamatan terhadap aktivitas guru mengajar dengan lembar observasi.

 

c.     Angket

angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis tentang suatu masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden atau subyek penelitian. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS).

d.     Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran PKn mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode Think-Pair-Share (TPS). Wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara terstruktur dimana peneliti telah mempersiapkan pertanyaan secara matang untuk diajukan kepada responden.

e.     Dokumentasi

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa, daftar nilai siswa, daftar guru, dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Validasi Data

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Trianggulation (trianggulasi), hal ini disebabkan dengan teknik Trianggulation peneliti ingin mengumpulkan data yang sejenis dari berbagai sumber untuk melengkapi data yang diperolehnya.

Analisis Data

Analisis data ini dilakukan peneliti sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. H.B Sutopo (2002:91) mengatakan bahwa proses analisis data mempunyai empat (4) komponen utama yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti kualitatif, yaitu “(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun dan memberi kemungkinan terjadinya penarikan kesimpulan. Perolehan data sangat membantu peneliti untuk mempermudah dalam mengambil suatu kesimpulan. Model analisis interaktif dalam penelitian ini yaitu bahwa keempat komponen analisis data di atas beraktivitas yang membentuk sebuah pola interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Observasi awal dilakukan pada tanggal 26 Juli 2017 di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan. Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan beberapa permasalahan dalam pembelajaran PKn yaitu bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dan cenderung diam tetapi tidak memperhatikan penjelasan guru yang sedang mengajar. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi rata-rata pelajaran PKn kelas XI IPA 1 pada semester genap yaitu 58,2 dengan batas ketuntasan minimalnya adalah 70. Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ 70 hanya 40% sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan. Berdasarkan uraian di atas salah satu penyebab rendahnya keaktifan siswa yang kemudian berakibat pada rendahnya prestasi siswa adalah belum digunakannya metode atau media dalam pembelajran, sehingga selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan berpikir menyelesaikan suatu persoalan.

Siklus I

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan pembelajaran untuk diterapkan dalam penyampaian materi tentang kasus pelanggaran HAM dan upaya penegakan HAM. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017. Pada siklus I peneliti akan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama dua kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu pada hari Rabu, 2 Agustus 2017 dan hari Kamis, 3 Agustus 2017. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 x 45 menit dan pertemuan kedua dilaksanakan selama 1 X 45 menit. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti juga melakukan observasi untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siklus I. Berdasarkan hasil observasi, bahwa untuk keaktifan siswa adalah sebesar 65%. Namun hasil tersebut hanya muncul pada aspek-aspek tertentu yaitu aspek memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain, dan Saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

Berdasarkan hasil tes siklus I terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 (KKM = 70) sebanyak 12 siswa dengan persentase 46,15% dan yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 14 siswa dengan persentase sebesar 53,85%, dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 69,7.

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan siklus I terdapat beberapa kelebihan yaitu guru selalu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa untuk melaksanakan tiap tahapan dalam metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Selama menjelaskan materi guru mencoba berinteraksi dengan siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa. Siswa terlihat antusias mengikuti tahap-tahap dalam metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Sedangkan kelemahan dalam penelitian siklus I yaitu ketika guru menjelaskan materi pelajaran, masih banyak siswa yang ramai dan tidak memperhatikan pelajaran. Pada tahap pairing (berpasangan) dalam metode ini menemui kendala karena siswa masih enggan untuk berpasangan dengan teman yang tidak biasa duduk sebangku ataupun ketika harus berpasangan dengan lawan jenis. Pada tahap sharing (berbagi) masih banyak pasangan yang hanya mengulang atau menyalin pekerjaan pasangan lainnya. Siswa belum tertib masuk kelas setelah tanda bel istirahat, sehingga ketika pelajaran PKn dimulai sebagian siswa masih ada yang di luar kelas. Hal ini tentu banyak menyita waktu.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 9 Agustus 2017 dan hari Kamis, 10 Agustus 2017. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya saja dalam pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan memperhatikan hasil refleksi tindakan I. Materi pada tindakan II ini adalah kompetensi dasar menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila sebagai anugerah tuhan yang maha esa. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh tiga orang pengamat, yaitu Haryana S. Pd selaku guru mata pelajaran PKn kelas XI IPA 1 dan dua orang teman sejawat yaitu Septina Indrayani dan Prapti Nur Siwi. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati keaktifan siswa dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran siklus II berlangsung. Berdasarkan hasil observasi bahwa keaktifan siswa sebesar 65%. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh bahwa semua aspek yang diamati dan telah memenuhi target 65%, dengan persentase tertinggi terdapat pada aspek keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain. Sedangkan persentase terendah terdapat pada aspek kerjasama dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman, dan aspek memberi gagasan yang cemerlang.

Berdasarkan tes siklus II terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 (KKM = 70) sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 88,46% dan yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 23 dengan persentase sebesar 88,5% siswa, dan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,6.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan telah tercapai, karena pada hasil tes siklus II ketuntasan kelas telah mencapai 88,5% dan target yang ditetapkan sebesar 85%. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan siklus II terdapat beberapa kelebihan yaitu siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dengan cukup baik setelah penggunaan media gambar, siswa terlihat lebih mudah diarahkan untuk berpasangan dengan teman yang telah ditentukan guru, dan pada tahap sharing (berbagi) tiap pasangan tidak lagi hanya sekedar mengulang atau menyontek pekerjaan pasangan lainnya karena sebelum guru memanggil pasangan tertentu untuk maju ke depan terlebih dulu pekerjaan tiap pasangan dikumpulkan di meja guru. Sedangkan kelemahan dari penelitian siklus II ini yaitu ketika mempresentasikan hasil pekerjaannya masih ada pasangan yang harus ditunjuk dan belum ada kesadaran dari siswa untuk maju ke depan kelas sendiri, serta ketika kegiatan diskusi berlangsung masih ada bebarapa pasangan yang bekerja sendiri-sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan tahun ajaran 2017/2018, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan pada kompetensi dasar menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa. Hal ini dapat ditunjukkan pada peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 4 siswa tuntas dengan persentase sebesar 15,38% dan rata-rata kelas sebesar 53,5. Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 14 siswa dengan persentase sebesar 53,85% rata-rata kelas meningkat menjadi 69,7. Siklus II meningkat lagi menjadi 23 siswa dengan persentase sebesar 88,46, 7% rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 81,6. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa target ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II. Penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) juga dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tembilahan pada kompetensi dasar menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif pancasila sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa. Hal ini dapat ditunjukkan pada ketercapaian seluruh item yang ditargetkan yaitu sebesar 65%. Pada siklus I target perolehan 65% untuk semua item belum tercapai, karena masih ada enam item yang belum mencapai target 65% , tetapi pada siklus II target yang ditetapkan dapat tercapai.

Saran

a.     Guru disarankan dapat menerapkan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) untuk dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa.

b.     Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn khususnya.

c.     Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih dahulu menganalisis metode untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Wipress.

Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD-SMP-SMA-SMK.

Donald R. Cruishank, Deborah L. Bainer, & Kim K. Metcall. 1999. The Act of Teaching. United States of America: Mc Graww-Hill Companies.

Etin Solihatin & Raharjo. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Moleong, L. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad Numan Somantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nizar Alam Hamdani & Dody Hermana. 2008. Classroom Action Research. Sukabumi: Rahayasa Research and Training.

Oemar Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.