ANALISIS EFEKTIVITAS PENGECOH SOAL UAS

MAPEL MATEMATIKA KELAS IV SD GMIH 4 TOBELO

 

Margarens Joseph

Guru SD GMIH 4 Tobelo

Paltiman Lumban Gaol

PGSD, FKIP Universitas Halmahe

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pengecoh butir Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD GMIH 4 Tobelo. Metode Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel populasi berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data lembar kerja siswa. Analisis data efektifitas pengecoh. Hasil penelitian berdasarkan analisis efektivitas pengecoh Efektivitas pengecoh Soal buatan guru SD GMIH 4 Tobelo pada soal no. 1 pengecoh B dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; no. 2 pengecoh B dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif no. 3 semua pengecoh A, B dan D efektif; soal no. 4 pengecoh A dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; soal no. 5 pengecoh A dan B efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; soal no. 6 pengecoh B sedangkan pengecoh C dan D tidak efektif; soal no. 7 semua pengecoh A, B dan D efektif; soal no. 8 pengecoh B, C dan D efektif; soal no. 9 semua pengecoh A, B dan C efektif; dan soal no. 10 semua pengecoh A, B dan D efektif.

Kata Kunci: Pengecoh, Soal Buatan Guru, Mapel Matematika

 

PENDAHULUAN

Menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang dibuat. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya diantaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru (Sartika, 2013).

Dalam analisis butir soal terdapat dua istilah yang digunakan yaitu karakteristik dan spesifikasi butir soal. Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris (Supriadi, 2007). Dalam menentukan karakteristik butir soal, pada umumnya dipertimbangkan tiga hal, yaitu: (1) tingkat kesukaran, (2) daya beda, dan (3) berfungsi tidaknya pilihan jawaban atau pengecoh (Ratnaningsih, 2011). Karakter-karakter butir soal tersebut sangat menentukan kualitas butir soal. Mengukur tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh diharapkan akan mampu memberikan informasi yang akurat tentang kemampuan siswa yang sebenarnya. Pengukuran tingkat pengecoh soal dipergunakan pada analisis soal pilihan ganda yang memiliki alternatif jawaban lebih dari satu, sedangkan pada soal uraian tidak memiliki pengecoh soal.

Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi suatu mata pelajaran. Sudijono (2005) mengatakan, tes prestasi hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian peserta didik. Melalui soal UAS guru akan lebih mudah mengetahui atau mengukur tingkat kemampuan siswanya. Kualitas butir soal UAS akan sangat berpengaruh pada informasi yang didapatkan oleh guru tentang kemampuan siswanya, karena soal yang berkualitas baik akan memberikan informasi yang lebih akurat pada guru. Ratnaningsih (2011) mengatakan, soal ujian yang bermutu dapat membantu siswa meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang capaian kompetensi yang diperoleh siswa. Sebuah tes yang baik, akan bisa mengungkapkan keadaan sebenarnya tentang kemampuan siswa.

Lababa (2008) mengatakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pendidikan selama selang waktu tertentu, maka eksistensi tes menjadi sangat penting. Kegiatan menganalis soal UAS akan mengukur sejauh mana kualitas soal yang diujikan kepada peserta tes. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya, di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru (Amalia & Widawati, 2012). Menganalisis soal ini penting dilaksanakan, karena dengan analisis soal akan menghasilkan soal yang bermutu pada pembuatan soal berikutnya, akan tetapi kegiatan menganalisis soal masih sangat jarang dilakukan.

Kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, agar proses evaluasi itu berfungsi dengan semestinya dan sesuai tujuan, maka alat evaluasi itu sendiri harus baik. Hal ini seringkali dilupakan oleh para praktisi pendidikan di lapangan, mereka hanya berhenti pada pelaporan hasil evaluasi tanpa merasa perlu untuk mengetahui seberapa baik alat evaluasi yang telah mereka gunakan. Alat evaluasi yang dimaksud adalah tes hasil belajar yang berisi butir-butir soal (item soal).

Menurut Delcila Tamaheang (2018) pelaksanaan ujian akhir semester di Kabupaten Halmahera Utara hanya penyusunan soal saja yang terkoordinir dengan baik. Selanjutnya bagaimana hasilnya, apakah soal yang digunakan sudah memenuhi standar yang disyaratkan tidak pernah diadakan pengujian lebih lanjut. Semua diserahkan kepada sekolah masing-masing, sehingga yang terjadi hanyalah penyeragaman soal saja tanpa pemikiran yang lebih mendalam tentang bagaimana sebuah tes harus di buat, dilaksanakan, dan dianalisis agar menjadi tes yang memenuhi syarat untuk dijadikan tes dengan standar tertentu. Rahmawati (2012) juga mengatakan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa selama ini kegiatan analisis butir-butir soal jarang dilakukan itulah sebabnya materi, konstruksi soal, bahasa, validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya pembeda, dan distraktor soal sering dikatakan rendah. Lebih tepatnya kualitasnya tidak diketahui secara pasti.

Berdasarkan hasil observasi penulis selama bertugas sebagai guru di gugus SD Kecamatan Tobelo sering dilakukan tahap evaluasi pembelajaran melalui tes tulisan, akan tetapi kegiatan menganalisis soal tes ini jarang dilakukan sehingga kualitas dari soal tidak diketahui secara pasti. Hasil wawancara dengan teman sejawat guru SD GMIH 4 TOBELO juga menjelaskan, kegiatan menganalisis soal juga jarang dilaksanakan. Kegiatan evaluasi hasil pembelajaran hanya sampai pada pemberian skor pada peserta didik. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan pengecoh butir Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD GMIH 4 TOBELO.

 

KAJIAN LITERATUR

Kata “tes” berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (Anas Sudijono, 2009: 66) maksudnya yaitu dengan menggunakan alat berupa piring akan diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi. Beberapa istilah yang berkaitan dengan tes yaitu test, testing, tester, dan testee. Test adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2011: 53) Testing merupakan waktu pada saat tes dilaksanakan. Tester yaitu orang yang melaksanakan pengambilan tes atau pembuat tes atau eksperimentor. Testee yaitu responden yang mengerjakan tes. Testee tersebut yang dinilai atau diukur baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian prestasi belajar dan sebagainya.

Menurut (S. Eko Widoyoko, 2014: 50) tes yaitu sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan atau respons dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (testee).

Menurut (Purwanto, 2011:63) tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Penampilan maksimum yang ditunjukkan memberikan kesimpulan mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.

Berdasarkan beberapa pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukur pengumpul data berupa sejumlah pertanyaan atau perintah yang memerlukan tanggapan dari testee untuk mengukur tingkat kemampuan, prestasi dan penguasaan yang dimiliki oleh testee.

Pengertian Analisis Butir Soal “Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai” (Nana Sudjana, 2014:135). Analisis butir soal merupakan kegiatan evaluasi terhadap alat pengukur yang telah digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didik. Menurut Anas Sudijono (2009:367) Alat pengukur yang dimaksud yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari kumpulan butir-butir soal (item).

Tujuan Analisis Butir Soal Tujuan khusus dari analisis butir soal ialah untuk mencari soal tes yang baik, soal tes yang tidak baik dan alasan soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik. Menurut Ngalim Purwanto (2002: 118) dalam buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui apakah butir-butir item yang membangun tes hasil belajar tersebut sudah dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang memadai atau belum sedangkan menurut Anas Sudijono (2009:369) Analisis butir soal juga bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik , kurang baik, dan soal yang jelek. Kegiatan analisis soal menghasilkan informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Penganalisisan terhadap butir-butir soal tes hasil belajar dapat dilakukan dari tiga segi, yaitu segi derajat kesukaran itemnya, segi daya pembeda itemnya, dan segi fungsi distraktornya. Menurut Shodiq Abdullah, item tes yang baik adalah item yang memenuhi syarat karakteristik item tes yang baik. Karakteristik item yang dimaksud yaitu tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh.

Pada soal pilihan ganda telah dilengkapi beberapa pilihan jawaban. Di antara pilihan jawaban yang ada, hanya satu yang benar. Selain jawaban yang benar tersebut, adalah jawaban yang salah. Jawaban yang salah itulah yang dikenal dengan distractor (pengecoh). Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata oleh peserta didik.

Tujuan utama dari pemasangan distractor pada setiap butir item adalah agar dari sekian banyak peserta tes yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik untuk memilihnya. Distractor akan mengecoh peserta didik yang kurang mampu untuk dapat dibedakan dengan yang mampu. Distractor yang baik adalah yang dapat dihindari oleh peserta didik yang pandai dan akan dipilih oleh peserta

didik yang kurang pandai. Dengan demikian distractor baru dapat dikatakan telah berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut telah memiliki daya rangsang atau daya tarik yang baik.

Ujian Semester adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk mematau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan bisa dilakukan guru pada setiap tahap pembelajaran, bisa meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

Ujian semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut.

Tes yang dilakukan di sekolah, mempunyai fungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran tertentu, yang nantinya hasil dari penilaian ini akan dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan penentuan program pembelajaran yang akan diambil. Penilain Ujian Semester di SD GMIH 4 TOBELO.

Kata matematika berasal berasal dari bahasa Latin yaitu manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran Depdiknas (dalam Ahmad Susanto, 2013: 184). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang hampir selalu ada dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan pada taman kanak-kanak Matematika diajarkan secara informal.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penalaran yang logik, bilangan, bersifat eksak, dan terorganisasi secara sistematik yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberi konntribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Oeleo 2017, yang bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal ujian semester ganjil kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017 ditinjau dari kesesuaian soal dengan indikator, tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas butir soal dan reliabilitas tes. Jenis penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru sebanyak 177 orang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru dan butir soal ujian semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru. Butir soal yang digunakan yaitu butir soal Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn yang merupakan mata pelajaran yang di pegang oleh setiap wali kelas di sekolah tersebut. Hasil penelitian analisis butir soal ujian semester ganjil di kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru jika ditinjau dari segi konstruksi, materi, dan bahasa dikategorikan sangat baik. Hasil penelitian Berdasarkan Validitas item menunjukkan bahwa butir soal yang valid berjumlah 112 butir dan butir soal yang tidak valid berjumlah 63 butir. Berdasarkan Reliabilitas termasuk soal yang memiliki Reliabilitas tinggi yaitu sebesar 0,84. Berdasarkan Daya Pembeda soal dengan kategori baik terdiri atas 28 butir soal dengan daya pembeda baik sekali, 33 butir soal baik, 39 butir soal cukup, 58 butir soal jelek, dan 16 butir soal sangat jelek. Berdasarkan Tingkat Kesukaran secara keseluruhan menunjukkan bahwa butir soal sangat sukar 3 butir, sukar 7 butir, sedang 75 butir , mudah 51 butir, dan sangat mudah 39 butir. Dari keseluruhan butir soal yang diajukan dalam tes tersebut yang mendapatkan soal yang baik dan bisa dipakai sebanyak 75 butir dengan 42.8% butir soal harus diperbaiki 58 dengan 33.2%, dan 42 butir soal dengan 24% tidak bisa dipakai.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian dan jenis penelitian yang digunakan, sedangkan perbedaannya adalah pada subjek penelitian dan jumlah mata pelajaran yaitu: 1) pada penelitian ini subjek penelitian SD GMIH 4 TOBELO dan pada penelitian Sri Oeleo satu subjek SD; 2) pada penelitian ini soal yang dianalisis satu mata pelajaran yaitu soal matematika sedangkan penelitian yang dilakukan Sri Oeleo pada 5 mata pelajaran.

Soal tes Ujian Akhir Semester (UAS) di SD yang dibuat oleh tim Musyawarah Guru Kelas Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara bertujuan untuk mengetahui seberapa baik siswa menguasai seluruh materi pelajaran yang telah disampaikan. Kualitas butir soal di pengaruhi oleh difficulty index (tingkat kesukaran), discriminating power (daya pembeda), analisis pengecoh, homogenitas soal, dan evektivitas fungsi opsi.Untuk mengetahui kualitas soal tes sangat perlu diadakannya analisis terhadap butir soal setelah tes tersebut dikerjakan oleh siswa (testee). Hasil analisis terhadap butir soal tes akan memberikan informasi tentang kualitas validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh dari tiap butir soal yang dibuat oleh tim guru Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara. Setelah diketahui kualitas setiap butir soal maka selanjutnya akan diketahui pula pada butir mana yang termasuk dalam soal baik, soal kurang baik dan soal yang tidak baik.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini merupakan penelitian noneksperimen, jenis deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan fakta-fakta dalam hal ini tentang analisis instrumen tes (soal tes) mengenai kualitas soal ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 mata pelajaran Matematika Kelas IV SD GMIH 4 TOBELO khususnya dari unsur Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, serta Efektifitas Pengecoh soal tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis soal, kunci jawaban serta lembar jawab siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SD GMIH 4 Tobelo. Objek penelitian ini adalah soal ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 mata pelajaran beserta kunci jawaban dan lembar jawab siswa.

Variabel pada penelitian ini adalah analisis butir soal yang dilihat dari aspek efektifitas pengecoh.

Efektifitas pengecoh adalah seberapa baik pilihan yang salah tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci jawaban yang tersedia. Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban (opsi) dimana terdapat satu jawabab benar dan beberapa jawaban salah atau pengecoh (distractor). Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata oleh peserta didik yang menjawab salah.

Pada penelitian ini instrumen pengumpulan datanya adalah menggunakan dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan seperangkat soal beserta kunci jawaban, dan lembar jawab siswa.

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nama siswa, kunci jawaban, lembar jawaban seluruh peserta ujian, dan soal ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 mata pelajaran Matematika Kelas IV SD GMIH 4 TOBELO.

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang dilakukan terhadap butir-butir soal ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 mata pelajaran Matematika Kelas IV dengan menghitung efektifitas pengecoh.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis deskriptif hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui ukuran kategori nilai UTS yang diteliti.

Hasil analisis menunjukkan bahwa mean skor atau rata skor Nilai UTS siswa kelas IV SD GMIH 4 Tobelo adalah 43,9286 dengan standar deviasinya = 23,3078 maka berdasarkan mean nilai UTS siswa kelas IV SD GMIH 4 Tobelo tergolong pada kategori kurang cukup dan hasil analisis frekuensi siswa SD GMIH 4 Tobelo terdapat 20 siswa dengan kategori nilai kurang < 60 (71,4%), 2 orang siswa kategori nilai cukup (7,1), 2 orang siswa kategori nilai lebih dari cukup (7,1), 3 siswa kategori nilai baik (10,7) dan 1 siswa kategori nilai sangat baik (3,6%).

Pada soal nomor 1 butir soal SD GMIH 4 Tobelo, kelompok atas yang menjawab benar ada 10 siswa (KA =10), pada kelompok bawah yang menjawab benar (KB=5), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 15 siswa (NA=NB=15).

1) Pengecoh B

Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah yang menjawab benar ada 6 siswa (KB=6), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 15 siswa (NA=NB=15). Dengan menggunakan rumus

Jadi daya pembeda pengecoh B adalah -0,40 berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

2) Pengecoh C

Pada pengecoh C, ada 1 siswa menjawab benar kelompok atas yang menjawab benar (KA=1), 3 siswa kelompok bawah yang menjawab benar (KB=3), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 15 siswa (NA=NB=15). Dengan menggunakan rumus

Jadi daya pembeda pengecoh C adalah -0,20 berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

3) Pengecoh D

Pada pengecoh D, ada 4 siswa kelompok atas yang menjawab benar (KA=4), kelompok bawah yang menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 15 siswa (NA=NB=15). Dengan menggunakan rumus:

Jadi daya pembeda pengecoh D adalah 0,20 berarti pengecoh ini tidak berfungsi. Hasil analisis keefektifan pengecoh dijabarkan dalam tabel 3 berikut

Berdasarkan analisis terhadap keefektifan pengecoh ada empat soal efektif (no. 3,7,9, dan 10) sedangkan ada enam soal yang tidak efektif pengecohnya yaitu soal no. 1,2,4,5,6, dan 8).

Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan bahwa mean skor atau rata skor Nilai UTS siswa kelas IV SD GMIH 4 Tobelo adalah 43,9286 dengan standar deviasinya = 23,3078 maka berdasarkan mean nilai UTS siswa kelas IV SD GMIH 4 Tobelo tergolong pada kategori kurang cukup

Analisis deskriptif frekuensi menggunakan program SPSS yang hasilnya pada siswa SD GMIH 4 Tobelo terdapat 20 siswa dengan kategori nilai kurang < 60 (71,4%), 2 orang siswa kategori nilai cukup (7,1), 2 orang siswa kategori nilai lebih dari cukup (7,1), 3 siswa kategori nilai baik (10,7) dan 1 siswa kategori nilai sangat baik (3,6%).

Efektifitas pengecoh Soal buatan guru SD GMIH 4 Tobelo pada soal no. 1 pengecoh B dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; no. 2 pengecoh B dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif no. 3 semua pengecoh A, B dan D efektif; soal no. 4 pengecoh A dan C efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; soal no. 5 pengecoh A dan B efektif sedangkan pengecoh D tidak efektif; soal no. 6 pengecoh B sedangkan pengecoh C danD tidak efektif; soal no. 7 semua pengecoh A, B dan D efektif; soal no. 8 pengecoh B, C dan D efektif; soal no. 9 semua pengecoh A, B dan C efektif; dan soal no. 10 semua pengecoh A, B dan D efektif.

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Efektifitas pengecoh Soal buatan guru SD GMIH 4 Tobelo Berdasarkan tabel 3 empat soal efektif (no. 3,7,9, dan 10) sedangkan ada enam soal yang tidak efektif pengecohnya yaitu soal no. 1,2,4,5,6, dan 8).

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

  1. Pihak sekolah.

Pihak sekolah hendaknya melakukan evaluasi soal-soal yang dibuat oleh guru berupa analisis butir soal.

  1. Guru.

Guru Kelas maupun guru bidang studi untuk melakukan analisis butir soal untuk mengetahui kualitas soal yang dibuat.

DAFTAR LITERATUR

Amalia, Ata Nayla dan Ani Widayati. 2012. “Analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA mata peajaran Ekonomi Akuntansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1 Tahun 2012 halaman 1-26.

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Anastasi & Urbina S. 2007. Tes psikologi. (Terjemahan: Robertus Hariyono S. Imam). Jakarta: PT Indeks

Delcila Tamaheang. 2018. Analisis Butir Soal. Tobelo: SD UPT Togoliua

Lababa, Djunaidi. 2008. Evaluasi Program: Sebuah Pengantar. http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/evaluasi-program-sebuahpengantar.html.

Nana Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdikarya.

Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratrinigsih M. & Akhdhiat, H. 2011. Psikologi Hukum. Bandung: Pustaka Setia.

  1. Eko Putro Widoyoko. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sri Oeleo. 2017. Analisis Butir Soal Ujian Semester Ganjil Kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal. https://media.neliti.com/media/publications/204388-analisis-butir-soal-ujian-semester-ganji.pdf. Diakses 24 Okt 2019.

Suharsimi Arikunto. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Supriadi dan Aceng Hoetami. 2007. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” Skripsi. PMIPA FKIP Unhalu.