PENERAPAN MEDIA POSTER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 1 PANCUR

KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Adi Dian Nugroho

Mahasiswa Program Studi PBSI FPBS, Universitas PGRI Semarang

Ambarini Asriningsari

Mukhlis

Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan penerapan media poster dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada peserta didik kelas VII SMP negeri 1 Pancur Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2019/2020. Metode penelitian dengan cara pendekatan kualitatif yang berbentuk deskripsi narasi, tidak berbentuk hitungan angka. Teknik pengumpulan data diambil dari nilai tes kognitif, dan psikootorik menulis cerita pendek, nilai sikap religious, jujur, disiplin, dan tanggung jawab. Serta data nontes dari hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian diketahui nilai tes kemampuan kognitif dengan hasil nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 85 termasuk dalam kategori sangat baik karena, tigkat nilai rata-rata tersebut mencapai standar kriteria ketuntasan minimum yaitu 71. Hasil nilai tes kemampuan psikomotorik terdapat nilai tertinggi dengan total poin 100, untuk nilai terendah dengan total poin 62 dan rata-rata dari hasil nilai tes dengan nilai 87, masuk dalam rentang kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian penerapan media poster dalam pembelajaran menulis teks cerpen pada peserta didik kelas VII SMPN 1 Pancur Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2019/2020 dapat diterapkan sesuai dengan pembelajaran tersebut.

Kata kunci: penerapan, media poster, menulis teks cerpen

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi jembatan bagi setiap insan. Pendidikan menjadi peran dalam tercapainya cita-cita. Sebagai bentuk pendidikan yang baik dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran dengan kata lain tujuan intruksional. Berkembangnya zaman dari waktu ke waktu kegiatan belajar mengajar sudah berkembang seiring mengikuti perkembangan.Wujud dengan adanya perkembangan tersebut yaitu dengan adanya alat atau media sebagai pendukung pembelajaran.

Alat atau media pembelajaran memiliki hubungan yang erat dalam proses belajar mengajar, yaitu dapat berfungsi untuk mempermudah pendidik dalam menyampaikan maksud dari materi yang ingin disampaikan, pembelajaran menjadi menyenangkan dan kondisi siswa dapat menciptakan kondisi yang aktif dan inovatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan belajar mengajar tidak fokus pada materi apa yang disampaikan, namun diperhatikan juga dengan situasi dan kondisi peserta didik, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dan peserta didik tidak cepat merasa bosan atau monoton pada pembelajaran.

Oleh karena itu untuk mendukung pembelajaran yang dapat diterima oleh peserta didik dan menyenangkan dibutuhkan adanya alat atau cara yang mendukung seperti metode, model, dan media pembelajaran. Guru tidak berfokus pada materi yang diajarkan namunperlu adanya pemerhatian untuk menciptakan pembelajaran yang teratur (Fathurrohman, 2017:210) Pembelajaran yang didukung dengan alat pembelajaran yang tepat, akan menciptakan situasi dan kondisi proses belajar mengajar dengan materi dapat tersampaikan kepada peserta didik sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi jika pembelajaran menggunakan alat pembelajaran yang tidak tepat maka, proses belajar mengajar menjadi membosankan, tidak tersampaikannya materi yang diajarkan kepada peserta didik dan jauh dari tujuan yang ingin dicapai.

Sebagai dasar pembelajaran ketika guru akan menyampaikan materi yaitu berdasarkan dengan kompetensi dasar Bahasa Indonesia tingkat sekolah menengah pertama atau SMP pada peserta didik kelas VII dengan urutan KD nomor 4.4 “menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa”.

Kompetensi dasar yang dipakai peneliti dalam pembelajaran berbunyi cerita fantasi dikembangkan dan diluaskan ke dalam bentuk teks cerita pendek.Bahwa di dalam cerita fantasi memiliki kesamaan dengan cerita pendek, kesamaan yang mendasar yaitu adanya tokoh, latar, alur terjadinya peristiwa.Diantara kedua teks tersebut tergolong dalam cerita fiksi yang terdapat imajinasi.Nurgiyantoro (2010:2) menyatakan bahwa “Tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif, sedang pada karya nonfiksi bersifat faktual”.Pengambilan KD tersebut didasari dengan kurikulum yang ada yaitu kurikulum 13 dan silabus Bahasa Indonesia tingkat SMP yang berlaku.

Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan di lapangan pada hari Senin, tanggal 29 April 2019 ditemukan bahwa guru dalam pembelajaran pada kompetensi dasar 4.4 hampir keseluruhan peserta didik belum maksimal dalam menyajikan gagasan atau ide untuk menulis suatu cerita. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang belum didukung dengan maksimal yaitu penggunaan media yang digunakan semata hanya fokus pada buku ajar guru, berdasarkan hasil observasi dengan guru mengatakan media pembelajaran belum ada yang cocok untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Media buku ajar guru sering digunakan pada kegiatan belajar mengajar dalam kompetensi dasar yang lain.

Sehingga untuk mencapai daya imajinasi peserta didik yang tinggi dapat dikatakan belum tercapai.Berdasarkan hasil dari rata-rata peseta didik belum tercapai sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh SMP Negeri 1 Pancur yaitu 71.Adanya upaya untuk mendorong peserta didik lebih maksimal lagi, namun berbanding terbalik bahwa peserta didik cenderung lebih memperhatikan pembicaraan dengan peserta didik yang lain. Maka dengan maksud dan tujuan yang akan diadakan penelitian, yaitu untuk menyajikan adanya pembaharuan pada kegiatan belajar mengajar tersebut. Pembaharuan yang dimaksud yaitu adanya alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka penulis menawarkan bentuk baru dalam pembelajaran menggunakan alat atau media poster. Dengan menggunakan media poster dapat memaksimalkan proses belajar mengajar dalam menulis cerita pendek, dari bentuk poster dapat memberikan rangsangan ide peserta didik dalam memulai bercerita yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan, dapat dengan mudah peserta didik berkali-kali melihat poster untuk memfokuskan kembali ide-ide yang akan dituangkan dan menyebarluaskan peserta didik dalam berkreasi menulis. Maka media poster tepat digunakan untuk pembelajaran menulis cerita pendek.Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, oleh karena itu dapat dilakukan penelitian dengan penerepan media poster dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Pancur Kabupaten Rembang Tahun pelajaran 2019/2020.

Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan media poster dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Pancur kabupaten Rembang tahun pelajaran 2019/2020?

LANDASAN TEORI

Adapun landasan teori yang digunakan meliputi kajian teori dan kerangka berpikir. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori menulis teks cerpen.

Menulis Cerita Pendek

Kegiatan menulis memiliki hubungan yang erat dalam kehidupan, dengan era perkembangan zaman teknologi infomasi (Junaedi, 2015:9).Menulis bukan hanya sekadar tulisan semata namun menulis yang dimaksud cakupannya begitu luas.Salah satu dari kegiatan menulis yaitu menulis cerita pendek. Adapun yang perlu diperhatikan dalam menulis cerita pendek menurut Muryanto dalam Indah (2018:14) sebagai berikut.

Memilih tema

Adapun tema merupakan ide atau gagasan dari pokok cerita yang disampaikan.Suhartani (2018:11) menyatakan “tema merupakan gagasan, ide, atau inti dari sebuah cerita, inti dari cerita tersebut baik secara implisit maupun eksplisit.

Mencari inspirasi

Inspirasi dalam menulis cerita pendek sangat dibutuhkan, dapat dengan mudah didapatkan dan terkadang juga sulit untuk didapatkan.Maka perlu mecari inspirasi walau hanya keluar rumah untuk melihat keadaan sekitar sehingga pikiran menjadi fress kembali.

Berimajinasi

Setelah dua hal di atas terpenuhi langkah selajutnya yaitu dapat berimajinasi untuk menciptakan sebuah cerita dengan jelas. Tidak terdapat batasan dalam berimajinasi memiliki cakupan yang sangat luas dan berbeda pula cara pandangnya.

Menentukan tokoh

Berdasarkan dari fungsi tokoh dibedakan menjadi dua, tokoh sentral atau utama dan tokoh bawahan.Tokoh sentral pada umumnya terlihat jelas bahwa tokoh tersebut menjadi peran utama yang sering muncul dalam cerita, karena difokuskan pada cerita yang mengangkat kisah berdasarkan tokoh utama itu sendiri entah itu yang menjadi peran protagonis peran yang disukai oleh pembaca, atau menjadi peran antagonis yang memiliki sifat jahat.

Tokoh tambahan, tokoh yang dimaksud sebagai tokoh pendukung saja dalam cerita atau pelengkap dalam cerita.Akan tetapi memiliki keterkaitan antara tokoh satu dengan tokoh yang lainnya. Menurut Sudjiman dalam Harjito (2007:5) menyatakan “tokoh tambahan ialah tokoh yang tidak memegang peranan sama sekali di dalam sebuah cerita”.

Menentukan latar

Latar merupakan keterangan terjadinya suatu cerita baik waktu, tempat, dan suasana. Latar tidak sebatas petunjuk dari sebuah cerita tetapi memuat maksud dan tujuan tertentu yang ingin disampaikan oleh pembaca (Suharianto, 1982:33).

Menentukan alur

Menurut Luxemburg dalam Harjito (2007:8) menyatakan “alur ialah peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain”.Jadi suatu peristiwa yang mengantar ke peristiwa yang lebih kompleks.Hal ini bisa jadi secara runtut dalam pembawaan cerita yaitu dari awal perkenalan hingga akhir cerita tersistem dari tahap ke tahap, disebut dengan alur maju. Namun ada pula yang menyampaikan dari masa lampau yang telah terjadi hingga ke suatu peristiwa yang sedang terjadi yaitu dengan alur mundur. Tidak selamanya alur terbentuk secara runtut     dari awal hingga akhir, dan tidak selamanya juga alur dimulai dari peristiwa yang telah terjadi, tetapi dapat disampaikan pula bahwa alur tersebut dimulai dari terjadinya konflik atau permasalahan, baru ke perkenalan peristiwa hingga ke tahap akhir dari cerita, disebut alur campuran.

Menentukan amanat

Amanat merupakan pesan moral pelajataran yang disampaikan pengarang ke dalam sebuah cerita tersebut.menurut Nurgiyantoro dalam Erlangga (2017:20) menyatakan bahwa “moral dalam sebuah karya sastra bisa dipandang dari pencipta dan pandangan dari nilai-nilai fakta yang ditunjukkan untuk pembaca”.

Menentukan suasana

Suasana dalam cerita pendek dapat masuk dalam latar yang menjadi ciri khas dari pengarang.

Menentukan judul

Dalam menulis cerita pendek hal yang utama sorotan bagi pembaca yaitu dari judul.Dalam menentukan judul dapat dilakukan dengan menentukannya sebelum menulis cerita atau setelah menulis cerita.

Menulis apa adanya

Yaitu menulis dengan kebebasan kita sebagai pengarang cerita, meluapkan semua ide, imajinasi, yang ada dibenak pikiran kita seluas-luasnya hingga menjadi satu karangan cerita pendek yang utuh.

Pemilihan kata atau diksi

Dalam karangan cerita pendek yang dapat dinikmati pembaca hingga terbawa suasana di dalam cerita dengan penggunaan berbagai macam kata yang puitis sehingga memberi warna dan tidak terasa kaku untuk dibaca. Keraf (2009:24) diksi atau pilihan kata merupakan kesesuain penggunaan kata dalam menyampaikan suatu gagasan komunikasi antara masyarakat yang dapat diterima dan dipahami maksud apa yang ingin disampaikan dan kata tersebut umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Melakukan penyuntingan

Penyuntingan dilakukan ketika karangan cerita pendek dianggap selesai, dan tahap selanjutnya agar menghasilkan cerita yang maksimal perlu adanya penyuntingan.

Pada teori lain dalam menulis cerita pendek yang perlu diperhatikan menurut Aminudin, (2009:48—51) sebagai berikut.

  1. Tidak menganggap menulis sebagai bahan yang menakutkan. Diharapkan dapat menjaga emosional diri, agar dalam keadaan yang nyaman dan santai tidak terbebani suatu apapun. Sehingga dapat dengan mudah tersalurnya imajinasi untuk bercerita.
  2. Membuat cerita yang mampu menghidupkan cerita itu sendiri dengan memperhatikan gaya bahasa, dan penggunaan kata seperlunya dengan garis besar masih pada konteks permasalahan cerita tersebut.
  3. Memanfaatkan keadaan situasi dan kondisi sekitar sebagai bahan penentuan tema cerita.
  4. Memposisikan diri sebagai objek cerita dengan beraneka ragam bentuk dan maksud yang ingin disampaikan. Dengan contoh menganggap diri sebagai tokoh lain, atau bahkan benda mati sekaligus yang mampu mengembangkan cerita lebih menarik untuk dinikmati.
  5. Tidak membatasi waktu dalam membuat sebuah karangan cerita. Agar ide-ide selalu tercurahkan dengan cara tidak memberhentikan cerita sebelum tanda titik.
  6. Memperhatikan suasana keadaan sekitar untuk menciptakan imajinasi yang mendukung jalannya karangan cerita.
  7. Menekankan rasa percaya diri pada karangan cerita yang ditulis benar atau salah bahwa menulis memiliki kebebasan.

Dalam menulis cerita pendek ada tiga hal yang perlu diperhatikan menurut Sumardjo, (1997:90—93) sebagai berikut.Arah penentuan dalam menulis cerita pendek yaitu tentang apa, dasar keyakinan, dan apa yang hendak dibuktikan.

Tentang apa

Merupakan segala macam ide kreatifitas dalam bercerita yang tidak memiliki batasan ruang lingkup, semua hal yang terlintas dari manapun asal dan bentuknya mampu dijadikan sebagai pengembangan cerita.

Dasar keyakinan

Dalam pengembangan cerita mengungkap adanya objek yang ingin diangkat, didasari dengan cara pandangan terhadap objek itu sendiri dengan jelas dan kuat utuk menyampaikan ide dan maksud dari cerita. Entah dari sudut pandang sosial, politik, budaya,dan agama.

Apa yang hendak dibuktikan

Pada kasus cerita yang dalam tahap karangan, untuk membuka objek atau peristiwa cerita tersebut agar tidak timbul pertanyaan dan rasa penasaran, maka terdapat pembahasan cerita untuk mengulas segala sesuatu lebih konkret yang menjadi objek ide pada cerita yang ingin disampaikan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan cara pendekatan kualitatif yang berbentuk deskripsi narasi, tidak berbentuk hitungan angka. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbentuk deskripsi yaitu segala bentuk data yang disajikan dengan kata untuk menggambarkan hasil (Antono, 2018:22).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan dua teknik, yaitu tes dan nontes. Teknik pengumpulan data serangkaian cara untuk menghasilkan data yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang ada.

Dalam penyajian hasil analisis data digunakan dengan teknik informal dan formal. Sudaryanto, (1993:145). Bahwa dengan penyajian secara informal yaitu dengan menjabarkan atau mendeskripsikan hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa sesuai dengan kemampuan penulis yang disampaikan, sedangkan dalam penyajian secara formal yaitu disajikan berdasarkan penggunaan tanda dan lambang untuk menjabarkan hasil penyajian data yang diperlukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembelajaran

Teknik penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan teknik tes dan nontes. Menggunakan teknik tes untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam pembelajaran yang telah dipelajari dengan kemampuan kognitif (pengetahun) dan kemampuan psikomotorik (keterampilan) dalam mengaplikasikan pengetahuan ke dalam suatu karya keterampilan menulis teks cerita pendek serta menggunakan teknik penilaian afektif (sikap) untuk mengetahui karakterisitik peserta didik.Selain itu pada teknik nontes dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, lembar observasi, dan dokumentasi yang digunakan untuk memperdalam hasil penelitian.

Pembahasan

Penerapan media poster dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada peserta didik kelas VII, berdasarkan hasil data yang diketahui dan telah disajikan sesuai dengan keadaan yang terjadi pada pembelajaran.

Hasil kemampuan kognitif peserta didik terbukti dengan nilai yang diperoleh yaitu dengan rata-rata nilai 85 dengan peserta didik nilai teringgi mencapai 100 dan terendah 50, bahwa dalam kemampuan kognitif ini peserta didik telah mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan nilai 71. Hasil rata-rata yang diperoleh dengan nilai 85 batas dalam kategori sangat baik dengan rentang kategori 85—100.

Diketahui hasil dari kemampuan menulis cerita pendek termasuk dalam kemampuan psikomotorik, berdasarkan hasil data yang ada yaitu bahwa peserta didik telah mampu mencapai nilai kriteria kemampuan minimum (KKM) yang ada dengan ketentuan nilai 71, hasil rata-rata nilai peserta didik yaitu 87 nilai yang termasuk dalam kategori sangat baik dengan rentang nilai 85—100. Nilai tertinggi yang dicapai yaitu 100, dan terendah 62.Hasil dari penilaian afektif yang terdapat empat aspek yaitu religious, disiplin, jujur, dan tanggung jawab dengan garis besar sikap yang dicerminkan termasuk dalam kategori sangat baik dan baik dalam pembelajaran menulis teks cerpen.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil data penelitian penerapan media poster dalam pembelajaran menulis teks cerpen pada peserta didik kelas VII A SMPN 1 Pancur tahun pelajaran 2019/2020, bahwa penerapan media poster dapat diterapkan dengan tepat pada pembelajaran menulis teks cerpen.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerita Pendek. Bandung: PT. Pribumi Mekar.

Antono, Rian. 2018. “Penerapan Model Think Talk Write Dalam Pembelajaran Menulis Teks Biografi Pada Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah 2 Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi. Universitas PGRI Semarang.

Erlangga, Ibrahim. 2017. “Penerapan Metode Probing Prompting Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi Siswa Kelas VII SMPN Kedengwuni Pekalogan Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi. Universitas PGRI Semarang.

Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harjito. 2007. Melek Sastra Untuk 17 Tahun Ke-atas. Semarang: Kontak Center.

Indah, Ikha Paulina. 2018. “Penerapan Metode Talking Stick Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 4 Tayu Tahun Ajaran 2017/2018”.Skripsi. Universitas PGRI Semarang.

Junaedi, Fajar. 2015. Menulis Kreatif. Jakarta: Prenadamedia Group.

Suharianto, S. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Suhartani, Danik Injum. 2018. “Penerapan Model Concept Sentence Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerpen Pada Peserta Didik Kelas XI SMK NU Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018”. Skripsi.Universitas PGRI Semarang.

Sumardjo, Jakob. 1997. Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.