Analisis Ketepatan Penerjemahan Teks IPTEK Pada Biro-Biro Penerjemahan
ANALISIS KETEPATAN PENERJEMAHAN TEKS IPTEK
PADA BIRO- BIRO PENERJEMAHAN
DI SUKOHARJO DAN SEKITARNYA
Ratih Wijayava
Giyatmi
Sihindun Arumi
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis ketepatan penerjemahan teks iptek pada biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Objek dalam penelitian ini adalah hasil terjemahan teks iptek oleh biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya. Biro- biro penerjemahan yang dimaksud berada di seputaran kampus Perguruan Tinggi di Sukoharjo yaitu Univet Sukoharjo, UMS, IAIN dan UNS. Penelitian ini diharapkan secara khusus dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran ilmu penerjemahan/ translation terkait dengan analisis ketepatan hasil terjemahan teks iptek. Sedangkan kontribusi secara umum diharapkan hasil penelitian akan memberikan gambaran umum bagi khalayak yang sering menggunakan jasa biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya terkait ketepatan hasil penerjemahan. Berdasarkan 3 jenis pengklasifikasian ketepatan terjemahan, penerjemahan yang dilakukan oleh para penerjemah di biro-biro penerjemahan sudah masuk dalam kategori terjemahan tepat. Dari 420 data, 232 data atau 55.24% diterjemahkan dengan tepat. 132 data (31.42%) masuk kategori terjemahan kurang tepat dan 56 data (13.33%) adalah penerjemahan tidak tepat. Dengan demikian tingkat ketepatan penerjemahan teks iptek yang dilakukan oleh para penerjemah di biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya sudah termasuk tinggi.
Kata kunci: ketepatan, teks, iptek, biro, penerjemahan
PENDAHULUAN
Penerjemahan adalah suatu tindak komunikasi yang melibatkan bahasa dan konsep-konsep kebahasaan. Seiring dengan berjalannya waktu, penerjemahan menunjukkan peran yang strategis dalam berbagai bidang kehidupan. Semua bidang meliputi sains, teknologi, sosial dan bidang ilmu lainnya memerlukan penerjemahan sebagai jembatan penyampaian pesan. Pesatnya perkembangan iptek, khususnya di negara –negara barat, secara dominan disebarkan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Perkembangan iptek ini secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi bidang-bidang lain seperti ekonomi-perdagangan dan hubungan internasional. Dengan realitas adanya kesulitan bahasa asing bagi orang Indonesia maka proyek penerjemahan menjadi pilihan realistis dan murah untuk mengakses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Mashadi Said: 2003). Penerjemahan akan membantu masyarakat dalam mengikuti perkembangan- perkembangan yang sangat cepat dari waktu ke waktu.
Salah satu tujuan penguasaan bahasa asing di Indonesia adalah untuk melancarkan alih teknologi. Selain itu penguasaan bahasa asing juga merupakan sarana untuk mempermudah transfer keilmuan yang baru.Cara efektif lain yang dapat diambil untuk ikut mendorong, meningkatkan , dan mempercepat proses transfer iptek ini adalah penerjemahan teks-teks iptek ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai bidang tersendiri, teks-teks iptek ini memiliki karakteristik atau ciri yang khas, berbeda dengan teks-teks lain. Teks iptek mempunyai ciri langsung atau lugas, logis, dan runtut. Yang dimaksud langsung artinya teks iptek hanya mencakup data data dan kalimat kalimat yang memang ada kaitannya dengan topik yang sedang dibicarakan. Cara pembahasan harus lugas yang artinya tidak menggunakan isyarat-isyarat yang bisa ditafsirkan lain. Teks iptek harus runtut dalam paparannya, baik runtut waktu maupun ruang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembaca memahami pokok masalah di dalam teks tersebut. Keruntutan dituntut untuk logis sesuai dengan penalaran karena logika adalah ciri utama teks iptek.
Teks iptek juga memiliki kekhasan dengan jargon atau register tertentu sesuai dengan disiplin ilmu yang bersangkutan. Jargon adalah istilah-istilah khusus di dalam satu profesi atau disiplin ilmu tertentu. Saat menerjemahkan teks iptek, seorang penerjemah harus mengenal istilah-istilah khusus ini. Dalam penerjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia masih banyak kekurangpadanan dalam istilah iptek. Misalnya istilah computer, gen, enzyme, oxygen bisa diterjemahkan menjadi dengan membentuk istilah baru “mesin hitungâ€, “keturunanâ€, “getahâ€, dan “udaraâ€. Pengalihan makna hasil terjemahan ini mengharuskan penerjemah membentuk istilah-istilah baru. Akan tetapi Bahasa Indonesia juga memiliki istilah asli yang bisa digunakan untuk menerjemahkan istilah Bahasa Inggris, seperti kata “pemadatan†sebagai terjemahan dari kata condensation.
Penerjemahan di bidang teks iptek ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang berminat melakukannya selama memenuhi syarat (1) menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dengan baik, (2) menguasai paling tidak mengenal iptek yang akan diterjemahkan. Secara personal, mereka ini bisa saja para penerjemah professional yang bekerja pada penerbit, para dosen bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, atau para ahli di bidang tersebut (Kardimin, 2013: 147) Akan tetapi umumnya para praktisi dan profesi di atas tidak cukup waktu untuk melakukan penerjemahan ini. Praktiknya, penerjemahan ini dilakukan oleh biro-biro penerjemahan yang selama ini melayani jasa menerjemahkan. Biro-biro penerjemahan di Kabupaten Sukoharjo banyak terdapat di sekitar kampus yakni daerah Pabelan (Universitas Muhammadiyah Surakarta) dan Kota Sukoharjo (Universitas Veteran Bangun Nusantara). Biro penerjemahan tersebut biasanya menjadi satu dengan rental pengetikan yang banyak dijumpai di kedua kampus tersebut.
Disinyalir sejumlah biro penerjemahan yang ada masih memiliki masalah dengan kualitas terjemahan mereka, khususnya terkait dengan terjemahan teks-teks iptek. Hal ini bisa jadi disebabkan karena minimnya kemampuan mereka dalam memahami fungsi bahasa dan komunikasi teks iptek. Kebanyakan penerjemah di biro- biro penerjemah –yang biasanya satu kios dengan jasa rental komputer- adalah penerjemah amatir. Akibatnya hasil terjemahan belum bisa mengkomunikasikan penulis dengan pembacanya. Beberapa fungsi komunikasi seperti fungsi referensial, direktif dan metalingual harusnya dipahami sehingga penerjemah tidak melakukan kesalahan di dalam memahami tujuan dari sebuah teks.
Berdasar latar belakang di atas peneliti berkeinginan untuk mengetahui dan menganalisa lebih jauh tentang ketepatan penerjemahan teks iptek yang dilakukan oleh biro-biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya.
METODE PENELITIAN
Strategi dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan mengenai ketepatan penerjemahan teks iptek yang dilakukan oleh para penerjemah di biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya. Penelitian ini merupakan kasus tunggal atau disebut sebagai studi kasus terpancang (embedded case study research). Sebelum meneliti, fokus penelitian sudah ditentukan oleh peneliti dalam proposal sebelum terjun dan menggali permasalahan di lapangan (Sutopo, 2002)
Sumber Data
Penelitian ini akan mempergunakan dua sumber data, yaitu sumber data objektif dan sumber data afektif.
Sumber Data Objektif
Sumber data objektif adalah hasil penerjemahan teks iptek oleh 10 biro penerjemahan yang berjumlah 420 data.
Sumber Data Afektif
Sumber data afektif yang digunakan adalah pembaca pakar. Pembaca pakar yang dimaksud adalah pembaca yang ahli dibidang linguistik, menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dan juga menekuni dunia penerjemahan. Para pembaca pakar akan memberikan tanggapan dan evaluasi terhadap ketepatan penerjemahan teks iptek.
Sampel dan Teknik Sampling
Sampel dari penelitian ini adalah semua kalimat dalam penerjemahan teks iptek yang diterjemahkan. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah ‘purposive sampling’. Dalam teknik ini data diambil secara urut dengan tujuan tertentu. Khusus dalam penelitian ini data mengarah pada seleksi (criterion-based selection).
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data analisis isi (content analysis) untuk data yang bersifat objektif. Sedangkan untuk data yang berasal dari sumber afektif peneliti menggunakan metode wawancara. Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam atau ‘in-depth interviewing’ yang bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang-ulang pada informan yang sama.
Validitas Data
Data yang diperoleh dari lapangan harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keabsahannya. Penelitian ini menggunakan trianggulasi teori. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori penerjemahan yang sudah ada untuk menganalisis data yang telah ditemukan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Reduksi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar- benar sesuai dengan hal yang akan diteliti. Selanjutnya dalam sajian data, peneliti berusaha menyajikan data yang berupa kalimat- kalimat pada penerjemahan teks iptek. Pada tahap verifikasi atau penarikan kesimpulan peneliti akan menyimpulkan ketepatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah. Dalam pelaksanaan analisis ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan berinteraksi satu dengan yang lain
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai ketepatan daan kealamiahan terjemahan teks iptek pada biro- biro penerjemahan di Sukoharjo dan sekitarnya melibatkan tiga orang pembaca pakar untuk memberikan hasil penilaian terhadap aspek ketepatan yang menjadi fokus penelitian. Data yang terkumpul dari sepuluh biro penerjemahan adalah sebanyak 420 data. Berdasarkan hasil penilaian dari pembaca pakar, dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1. Ketepatan terjemahan teks ipteks
Indikator |
Jumlah data |
Persentase (%) |
Terjemahan Tepat |
232 |
55.24% |
Terjemahan Kurang Tepat |
132 |
31.42% |
Terjemahan Tidak Tepat |
56 |
13.33% |
Jumlah= |
420 |
100% |
Terjemahan Tepat
Dalam penerjemahan kategori tepat ini indikatornya adalah sebagai berikut:
1) Makna yang terkandung dalam BSu secara akurat tersampaikan ke dalam struktur BSa
2) Penyampaian makna pada BSa tidak menambah dan mengurangi makna BSu
3) Hasil terjemahan jelas dan tidak diperlukan penulisan kembali
Contoh penerjemahan yang masuk dalam kategori tepat adalah sebagai berikut:
32.BSu/ 32.P2.BSa
BSu: Keep out of the reach of children
BSa: Jauhkan dari jangkauan anak anak
Pada teks di bidang kesehatan di atas, BSu yang berupa kalimat instruksi diterjemahkan dengan tepat dalam BSa. Two word verbs “keep out†yang bertendensi mencegah atau melarang diterjemahkan menjadi jauhkan. Dalam hal ini instruksi dari BSu tersampaikan dengan tepat, tanpa menambah dan mengurangi makna. Struktur kalimatnya juga tidak perlu ditulis ulang.
15. BSu/ 15.P1.BSa
BSu: Many definitions about language found in linguistics text book appear too wide.
BSa: Banyak definisi tentang bahasa ditentukan di buku linguistik, tapi definisinya terlalu luas.
Kaidah- kaidah dalam penerjemahan tepat dipenuhi dalam penerjemahan kalimat ini. Semua pesan dari BSu tersampaikan dengan akurat dalam BSa termasuk secara struktur. Frase linguistics text book diterjemahkan dengan tepat menjadi buku linguistik. Sementara frase appear too wide sangat pas diterjemahkan menjadi ‘terlalu luas’. Sementara beberapa penerjemah yang lain masih mempertahankan makna asalnya ‘terlalu lebar’.
05. BSu/ 05.P6.BSa
BSu: Suppose we have 20 boys and we form basketball teams with 5 boys on a team
BSa: Andaikata kita mempunyai 20 anak laki-laki dan kita membentuk beberapa tim basket dengan 5 anak setiap 1 tim.
Teks dalam bidang matematika ini membahas mengenai materi Pembagian. Dalam kalimat ini hakekat membagi, dijelaskan dalam suatu kasus. Penerjemahan kata suppose menjadi andaikata adalah tepat, sebagai tendensi bahwa ini hanyalah salah satu contoh. Kemudian, kalimat lanjutannya dengan akurat menjelaskan kasus yang bisa disebut pembagian.
Terjemahan Kurang Tepat
Hasil terjemahan yang kurang tepat memiliki indikator sebagai berikut:
1) Makna yang terkandung dalam struktur BSu tidak tersampaikan secara akurat pada BSa
2) Ditemukan beberapa masalah dalam pemilihan butir- butir kata, hubungan antar frasa dan penyusunan elemen elemen dalam BSa
3) Terjemahannya kurang jelas dan bahasanya kurang alamiah dan diperlukan penulisan kembali
Berikut ini beberapa contoh kalimat yang masuk dalam kategori penerjemahan kurang tepat:
35.BSu/ 35.P8.BSa
BSu: Keep liquid medicines from freezing
BSa: jauhkan obat cair dari pembekuan
Dalam penerjemahan ini, beberapa kata kurang akurat dalam penerjemahannya. Kata ‘keep’ dalam kamus bilingual berarti menjaga atau jaga. Namun dalam penerjemahan ini diterjemahkan dengan kata bernada instruksi yang bersifat melarang, ‘jauhkan’. Sedangkan kata ‘freezing’ di terjemahkan apa adanya menjadi pembekuan. Pembekuan memiliki kecenderungan arti ‘proses’. Kombinasi kata jauhkan dari … berarti kata freezing yang diharapkan seharusnya bertendensi tempat. Jika freezing berarti proses maka kata keep diterjemahkan menjadi jaga, simpan atau hindarkan. Pilihan arti untuk kata freezing selain pembekuan bisa juga berarti tempat yang beku, sangat dingin, titik beku.
38.BSu/ 38.P6.BSa
BSu: Do not store capsules or tablets in the bathroom, near the kitchen sink, or in other damp places
BSa: Jangan menyimpan kapsul dan tablet di kamar mandi, dekat bak cuci dapur, atau tempat sampah
Kata yang diterjemahkan kurang akurat dalam kalimat ini adalah kata ‘damp’. Kata damp sebenarnya berarti basah atau lembab. Sehingga damp place yang dimaksud adalah tempat yang lembab atau tempat yang basah. Penerjemah menerjemahkan damp place secara spesifik, yakni tempat sampah. Namun secara arti hal ini menjadi tidak tepat. Larangan menyimpan obat di kamar mandi adalah logis. Demikian pula larangan menaruh obat di dekat bak cuci. Namun larangan menyimpan obat di tempat sampah tentunya sesuatu yang janggal. Tentu saja tidak ada yang menyimpan obat di tempat sampah.
40.BSu/ 40.P4.BSa
BSu: Photosynthesis is a process in which green plants use energy from the sun to transform water, carbon dioxide (CO2) and minerals into oxygen and organic compounds
BSa: Fotosintesis merupakan sebuah proses dimana tanaman muda menggunakan energi dari matahari untuk merubah air, CO2 dan mineral menjadi oksigen dan senyawa organik
Teks di bidang biologi ini mmenjelaskan tentang proses fotosintesis. Berdasarkan teori, proses fotosintesis berlangsung pada tumbuhan hijau. Maka frasa ‘green plant’ secara umumkan diterjemahkan tumbuhan hijau/ tanaman hijau. Penerjemahan green plant menjadi tanaman muda menjadi kurang tepat karena teori yang sedang didiskusikan terjsdi pada dau yang berwarna hijau, bukan daun yang muda.
Terjemahan Tidak Tepat
Makna yang terkandung dalam struktur Bsu sama sekali tidak tersampaikan dengan akurat ke dalam struktur BSa merupakan indikator utama dalam penerjemahan tidak tepat. Contoh- contoh kalimat yang masuk dalam kategori penerjemahan tidak tepat adalah sebagai berikut:
05.BSu/ 05.P4.BSa
BSu: Suppose we have 20 boys and we form basketball teams with 5 boys on a team.
BSa: Seandainya kami mempunyai 20 laki-laki dan kami adalah tim basket dengan lima laki-laki dalam satu tim
Pada penerjemahan kalimat dari bahasa sumber di atas, salah seorang penerjemah menerjemahkan kalimat dengan tidak tepat. Akibatnya pesan dari bahasa sumber tidak tersampaikan dengan akurat dalam bahasa sasaran. Ketidaktepatan yang pertama adalah penerjemahan 20 boys menjadi 20 laki-laki. Kata boys lebih merujuk kepada anak laki-laki. Sehingga ketika penerjemah hanya menuliskan laki-laki, maka asumsi pembaca bisa menjadi laki-laki dalam segala umur. Yang kedua, penghilangan kata form, sehingga setelah dan, tiba-tiba ada kalimat kami adalah tim basket ….Sedangkan kalimat ini sesungguhnya menjelaskan tentang proses pembagian. Seharusnya suatu proses nampak pada kalimat ini. Sehingga terjemahannya menjadi …dan kami membentuk tim basket yang beranggotakan 5 anak laki- laki dalam satu tim. Dengan demikian proses pembagian akan nampak jelas dalam kalimat tersebut.
11.BSu/ 11. P8. BSa
BSu: The possession of language distinguishes humans from other animals
BSa: Memiliki bahasa membedakan manusia dari hewan lain
Kalimat yang diterjemahkan pada teks ini berkaitan dengan materi linguistik. Pada terjemahan di atas, penerjemah menerjemahkan kata animals dengan kata hewan. Sehingga makna yang muncul dalam kalimat terjemahan ini bahwa manusia adalah termasuk hewan. Tentu saja secara makna hal ini menjadi tidak tepat. Penerjemah bisa lebih luas mengambil sudut pandang penerjemahannya untuk mendapatkan makna yang lebih akurat. Misalnya dengan menerjemahkannya menjadi ‘makhluk hidup’. Selain itu, kata possession di awal menampakkan posisi kata sebagai kata benda, sehingga lebih tepat diterjemahkan menjadi ‘kepemilikan’. Dengan demikian terjemahan yang disarankan adalah. ‘kepemilikan bahasa membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.â€
15.BSu/ 15.P8.BSa
BSu: Many definitions about language found in linguistics textbook appear too wide.
BSa: Banyak definisi tentang bahasa yang ditemukan dalam buku teks linguistik tampak terlalu besar
Frase yang diterjemahkan tidak tepat dalam kalimat ini adalah ‘appear too wide’ di akhir kalimat. Penerjemah menerjemahkannya menjadi ‘tampak terlalu besar’. Frasa tampak terlalu besar memberikan makna bahwa hal yang di bicarakan adalah sesuatu yang berwujud atau bisa dilihat. Karena yang sedang dibicarakan adalah definisi bahasa, maka yang lebih tepat frasa ‘appear too wide’ diterjemahkan menjadi ‘terlalu luas’. Dalam hal ini maksudnya definisi bahasa yang ditemukan terlalu luas.
Terkait masalah ketepatan dalam penerjemah, beberapa penerjemah nampak mengalami kesulitan dalam menerjemahkan kata khusus atau register tertentu yang menjadi ciri khas atau karakteristik dari teks iptek. Misalnya penerjemahan kata ‘original batteries’ pada data no 01, variasi terjemahan yang muncul adalah:
Baterai asli
Batteray asli
Aki asli
Batrai orisinil
Sedangkan variasi yang muncul dalam penerjemahan istilah pertanian ‘crops’ adalah
crops
Tanaman pangan
Lahan pertanian
Tanaman
Tanaman- tanaman pangan
Dalam memutuskan padanan kata terutama teks iptek, memang memerlukan kejelian yang luar biasa. Latar belakang keilmuan yang dimiliki serta pengalaman penerjemah memiliki peran yang besar dalam proses ini. Dengan demikian akan dihasilkan keputusan yang tepat dalam penerjemahan.
SIMPULAN
Berdasarkan 3 jenis pengklasifikasian ketepatan terjemahan (terjemahan tepat, terjemahan kurang tepat, terjemahan tidak tepat), penerjemahan yang dilakukan oleh para penerjemah di biro-biro penerjemahan sudah masuk dalam kategori terjemahan tepat. Dari 420 data, 232 data atau 55.24% diterjemahkan dengan tepat. 132 data (31.42%) masuk kategori terjemahan kurang tepat dan 56 data (13.33%) adalah penerjemahan tidak tepat. Dengan demikian tingkat ketepatan penerjemahan teks iptek oleh para penerjemah di Sukoharjo dan sekitarnya termasuk kategori tinggi. Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui bahwa ternyata biro- biro penerjemahan disekitar kampus sebagian besar sudah bekerja sama dengan penerjemah yang berpengalaman atau professional. Dari pihak biro penerjemah (yang kadang-kadang satu layanan dengan jasa rental), teks dari konsumen di emailkan ke penerjemah yang professional dan hasil penerjemahan juga dikirim via email lagi. Dengan demikian hasil penerjemahan sudah memiliki tingkat ketepatan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Kardimin. 2013. Pintar Menerjemah (Wawasan teoretik dan praktek). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nababan. 1998. Aspek Teori Penerjemahan dan Pengalihbahasaan. Surakarta: UNS Press
Nida, E.A. 1969. The theory and Practice of Translation. Leaden: E.J. Brill
Said, Mashadi dan Tuhuleley. 2003. Reformasi Pendidikan Suatu Keniscayaan. Yogyakarta: LP3-UMY
Suryawinata, Zuchridin&Sugeng Haryanto. 2003. Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press