PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN TEKNIK SIMULATION GAMES

TERHADAP KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI

SISWA KELAS XI SMK N 1 SEMARANG

Dewi Nurmalita

Heri Saptadi Ismanto

  1. Primaningrum Dian

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Semarang

ABSTRACT

 This study aims to determine the effect of group guidance services with simulation games techniques on the emotion management skills of class XI students of SMK N 1 Semarang. This research is a True Experimental Design with a pretest-posttest control group design model. The sample in this study consisted of 20 students. Based on the results of tests that have been carried out in this study it is known that the results of tcount = 3.88. Furthermore, it is consulted with a table with a significance level of 5% (0.05) which is 2.10. This shows that tcount = 3.38> ttable = 2.10. Based on this it can be concluded that the alternative hypothesis (Ha) which reads “there is an influence of group guidance services with simulation games techniques on the emotion management skills of class XI students of SMK N 1 Semarang” is accepted at the 5% significance level. Keywords: Emotion management skills, group guidance, techniques simulation g games

ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi siswa kelas XI SMK N 1 Semarang. Jenis penelitian ini adalah True Experimental Design dengan model pretest-posttest control group design. Sampel dalam penelitian terdiri dari 20 siswa. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa hasil thitung = 3,88. Selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu 2,10. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung = 3,38 > ttabel = 2,10. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi siswa kelas XI SMK N 1 Semarang” diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%.

Kata Kunci: Keterampilan mengelola emosi, bimbingan kelompok, teknik simulation games

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan mempersiapkan peserta didik baik aspek jasmani, rohani, emosi, spiritual dan kemampuan seseorang untuk peranannya di lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya, emosi menjadi salah satu aspek yang cukup berpengaruh bagi kehidupan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Mengelola emosi merupakan sesuatu yang esensial untuk ditanamkan kepada seluruh peserta didik. Pada kenyataannya perilaku remaja sekarang ini dalam meluapkan emosi amarahnya dari waktu ke waktu cenderung mengalami peningkatan. Menurut catatan laporan akhir tahun 2018 Komisi Perlindungan Anak Inonesia (KPAI), sepanjang dua tahun ini telah terjadi peningkatan kasus tawuran antar remaja akibat ketidakmampuan menahan marah dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2018, KPAI mencatat ditemukan 202 kasus

tawuran dan sekitar 74 kasus anak dengan kepemilikan senjata tajam. Perilaku siswa terhadap rendahnya keterampilan mengelola emosi juga terjadi di SMK N 1 Semarang, berdasarkan hasil DCM kelas XI SMK N 1 Semarang diketahui terdapat beberapa siswa yang belum memahami keterampilan mengelola emosi dengan baik, berdasarkan data Daftar Cek Masalah yang telah ada dan diambil empat butir permasalahan dari hubungan sosial dan keaktifan berorganisasi yaitu siswa mudah marah (17,8%), sering tidak sabar (30,8%), sering bertentangan pendapat dengan orang lain (15,9%), sukar menerima kekalahan (15,9%) dan mudah tersinggung (22,0%). Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam mengelola emosinya masih rendah.

Yuliani (2013: 152) berpendapat bahwa meskipun meningkatknya kemampuan kognitif dan kesadaran dari remaja dapat mempersiapkan remaja untuk dapat mengatasi stres dan fluktuasi emosional secara efektif, banyak remaja tidak dapat mengelola emosinya secara efektif. Sebagai akibatnya remaja rentan marah, kurang mampu mengendalikan emosi, yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah dengan emosi negatifnya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Melianasari (2016: 316) menyebutkan bahwa penerapan layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan simulasi efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus I dari 66,77% meningkat menjadi 66,80%. Pada siklus II dengan hasil 66,80% meningkat menjadi 71,99%. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Tujuan yang ingin dicapai melalui layanan bimbingan kelompok adalah meningkatkan sikap empati melalui suasana kelompok, agar siswa lebih bersemangat dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok maka perlu menggunakan teknik permainan simulasi.

Selain itu keefektifan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosi juga dibuktikan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Lestari (2012: 90) mengatakan bahwa alasan mengapa permainan simulasi digunakan untuk kecerdasan emosi siswa karena teknik dalam bimbingan kelompok yang dipandang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah melalui permainan simulasi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa permainan simulasi melibatkan siswa secara efektif dalam proses dinamika kelompok yang menyenangkan, dalam hal ini siswa memainkan peran dalam situasi yang menyerupai kehidupan nyata. Siswa mereaksi isyarat-isyarat sebagaimana ditemui dalam lingkungan yang sebenarnya, maka kondisi tersebut menarik bagi para siswa atau individu sehingga mereka merasa senang dan terlibat secara mendalam dengan kegiatan bimbingan kelompok, siswa juga akan menguasai konsep dan ketrampilan intelektual, sosial dan motorik dalam bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengajukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Simulation Games terhadap Keterampilan Mengelola Emosi Siwa Kelas XI SMK Negeri 1 Semarang”.

 

LANDASAN TEORI

 Keterampilan mengelola emosi menurut Safaria dan Saputra (2009: 8) adalah kecakapan individu dalam menangani ketegangan emosi karena kemampuan mengelola emosi ini akan membantu individu menghadapi dan memecahkan permasalahan interpersonal dan kehidupan secara efektif. Selanjutnya Ciri-ciri keterampilan mengelola emosi menurut Yusuf (dalam Mashar, 2015: 60) yaitu (a) bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik, (b) lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat daripada berkelahi, (c) dapat mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri dan orang lain, (d) memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, (e) memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stres), (f) dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan.

Salah satu layanan bimbingan dan konseling adalah bimbingan kelompok. Tohirin (2015: 164) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok.

Dalam layanan bimbingan kelompok, aktifitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan siswa, menganalisis dan membantu memecahkan masalah yang dialami individu (siswa) yang menjadi anggota kelompok. Salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu simulation games. Majid (2013: 206) mengatakan bahwa simulation games merupakan bermain peranan para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan oleh pemimpin kelompok.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan True Experimental Design model pretest-posttest control group design. Sugiyono (2017: 112) berpendapat bahwa metode ini memungkinkan peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Alasan penggunaan metode ini karena untuk menguji pengaruh perlakuan tertentu terhadap kelompok eksperimen yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan bimbingan kelompok tanpa menggunakan teknik. Populasi dalam penelitian ini yaitu 213 siswa. Sampel penelitiannya adalah 20 siswa, jumlah sampel tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pada penenlitian ini yang digunakan adalah skala psikologi dengan instrument berupa skala keterampilan mengelola emosi. Instrument yang digunakan adalah sebuah pernyataan, hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, realibilitas. Dari 45 item pernyataan terdapat 33 item pernyataan yang valid.

Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sementara uji hipotesis menggunakan rumus uji t-test.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dengan memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games dengan sebanyak lima kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan lima kali pertemuan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan teknik simulation games. Sampel yang digunakan sejumlah 20 siswa kelas XI SMK N 1 Semarang, dibagi menjadi dua yaitu 10 kelompok eksperimen dan 10 kelompok kontrol. Data perhitungan rata-rata pretest dan rata-rata posttest hasilnya berbeda. Data tersebut disajikan pada abel berikut:

Tabel 1. Hasil Rata-rata Pretest dan Posttest.

Kelompok Rata-rata
Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen 78,1 103,6
Kelompok Kontrol 76,9 89,5

 

Dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa perolehan skor rata-rata pretest keterampilan mengelola emosi di kelompok eksperimen sebelum mendapatkan treatment 78,1 dan setelah mendapat treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games dengan hasil yang diperoleh dari hasil posttest 103,6 yang berarti ada peningkatan. Sementara kelompok kontrol hasil pretest adalah 76,9 dan hasil posttest 89,5. Maka terdapat perbedaan hasil antara kelompok yang diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games dengan kelompok yang diberikan layanan bimbingan kelompok tanpa teknik simulation games. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis sehingga dapat diambil suatu keputusan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Sebelum melakukan uji hipotesis data hasil penelitian dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Persyaratan data dilakukan untuk pengujian data sebelum perlakuan (pretest) dan data setelah perlakuan posttest) dengan menggunakan uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas digunakan untuk mengetahui hasil pretest dan posttest berdistribusi normal atau tidak.

Uji Normalitas

Data hasil perhitungan menggunakan uji Liliefors dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Normalitas Akhir

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan hasil perhitungan uji Liliefors yang sudah diuji, diperoleh hasil Lo<Ltabel maka Ho diterima, artinya sampel berasal dari data yang berdistribusi normal.

Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas sampel digunakan uji F, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Uji Homogenitas Akhir Kelompok Ekseprimen dan Kontrol

F0 Ftabel Kesimpulan
1,44 3,18 Homogen

 

 

Diperoleh Fhitung sebesar 1,44 dengan db= (10-1): (10-1) = 9: 9 dan taraf signifikasi 5% diketahui Ftabel sebesar 3,18 Fhitung<Ftabel yaitu 1,44 < 3,18 maka Ho diterima.

Uji Hipotesis

Dari perhitungan untuk posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diperoleh thitung = 3,88. Selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel dengan db= (N1+N2)-2= 20-2 =18 dan taraf signifikansi 5% diketahui ttabel = 2,10 sehingga thitung > ttabel yaitu 3,88>2,10. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu hipotesis yang berbunyi “Ada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Simulation Games Terhadap Keterampilan Mengelola Emosi Siswa Kelas XI SMK N 1 Semarang” diterima kebenarannya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh hasil thitung = 3,88 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel taraf signifikansi 5% (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung = 3,88 > ttabel = 2,10 atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi siswa kelas XI SMK N 1 Semarang” diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True Experimental Design dengan model pretest-posttest control group design. Data penelitian menunjukkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen memiliki skor 781 dengan rata-rata 78,1 dan kelompok kontrol memiliki skor 769 dengan rata-rata 76,9 sementara hasil posttest pada kelompok eksperimen memiliki skor 1036 engan rata-rata 103,6 dan kelompok kontrol memiliki skor 895 dengan rata-rata 89,5. Hasil rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 78,1 dan hasil rata-rata posttest sebesar 103,6 hal ini menunjukkan adanya pengaruh sebesar 25,5 setelah diberikan treatment bimbingan kelompok dengan teknik simulation games.

Sehingga dapat diidentifikasi bahwa keterampilan mengelola emosi siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan adanya pengaruh yang positif setelah mendapat treatment, berbeda dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan layanan bimbingan kelompok tanpa teknik. Pengaruh tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada siswa, sebelum diberikan treatment siswa mudah mudah marah karena keinginannya tidak terpenuhi, berbicara kotor, berkelahi dengan teman, tidak menghargai teman yang menyampaikan pendapat atau gagasan tetapi setalah diberikan treatment terjadi perubahan sikap yang ditunjukkan yaitu siswa dapat mengontrol rasa marah dengan tepat, menghargai pendapat teman dan siswa mampu membina hubungan yang baik dengan teman sebaya. Jadi dapat diidentifikasi bahwa keterampilan mengelola emosi siswa pada kelompok eksperimen meningkat setelah mendapat treatment.

Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan mengelola emosi siswa yaitu dengan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games pada siswa kelas XI SMK N 1 Semarang. Dalam penelitian ini peneliti mengggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi siswa dengan alasan bahwa layanan bimbingan kelompok untuk dapat lebih mudah dalam membantu pemahaman siswa agar tidak terjadi kebingungan yang dialami seperti masalah emosi. Tujuannya selain siswa dapat pemahaman baru siswa juga lebih semangat dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dan bahkan tidak merasa jenuh atau membosankan, simulation games melibatkan siswa secara aktif dalam proses dinamika kelompok yang menyenangkan dalam situasi yang menyerupai kehidupan nyata. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simualation games terdiri dari empat tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan dengan topik pembahasan mengelola marah, mengendalikan perilaku agresif, perasaan positif, mengatasi stres dan mengurangi kecemasan. Waktu yang diperlukan dalam setiap pertemuan sekitar 40 menit. Berdasarkan hasil evaluasi proses yang peneliti lakukan selama pemberian treatment pada kelompok eksperimen terlihat siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games. meskipun awalnya siswa masih malu untuk menyampaikan pendapatnya di dalam pembahasan masalah namun setelah pertemuan ketiga, keempat, kelima siswa sudah menunjukkan keantusiasan dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games memiliki pengaruh terhadap keterampilan mengelola emosi siswa kelas XI SMK N 1 Semarang.

PENUTUP

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa hasil thitung (3,38) > ttabel (2,10). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi siswa kkelas XI SMK N 1 Semarang” diterima kebenarannya.

Saran

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games terhadap keterampilan mengelola emosi ssiwa kelas XI SMK N 1 Semarang, maka peneliti memberi beberapa saran antara lain yaitu:

Bagi Siswa

Setelah pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games selama 5 kali pertemuan seyogianya siswa mampu mengelola emosi dengan baik. Siswa disarankan juga bisa lebih mendukung layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games untuk meningkatkan keterampilan mengelola emosi.

 

 

Bagi Guru Pembimbing

Guru pembimbing diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

simulation games sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan mengelola emosi.

Bagi Peneliti

Disarankan bagi peneliti untuk dapat memperdalam pengetahuan dan mengembangkan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulation games untuk meningkatkan keterampilan mengelola emosi.

DAFTAR RUJUKAN

Lestari, Indah. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 1(2), 90. Diakses pada tanggal 10 November 2018.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mashar, Riana. 2015. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Prenadamedia Group.

Melianasari, Dewi. 2016. Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Permainan Simulasi dan untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2), 316. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.

Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Tohirin. 2015. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Graffindo Persada.

Yuliani, Risa. 2013. Emosi Negatif Siswa Kelas XI SMAN 1 Sungai Limau. Jurnal Bimbingan Konseling FIP UNP, 2(1), 152. Diakses pada pada tanggal 01 Desember 2018.