Implementasi Pendidikan Karakter Guna Meningkatkan Perilaku Positif Peserta Didik
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
GUNA MENINGKATKAN PERILAKU POSITIF PESERTA DIDIK
DI SMP NEGERI 2 SALATIGA
Dwitjahjo
Samtono
Rubyah
Magister Sains Program Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (Stiepari) Semarang
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendiskripsikan implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Salatiga, (2) Mendiskripsikan kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter, (3) Mendiskripsikan implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan perilaku positif peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber. Teknik analisis data melalui reduksi, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah: (1) Implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Salatiga dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam materi pelajaran, memunculkan nilai yang terkandung dalam materi pelajaran, menggunakan perumpamaan atau perbandingan teori dengan kehidupan keseharian, menceritakan kisah hidup orang sukses, mengubah hal negatif menjadi positif, (2) Kendala implementasi pendidikan karakter indikator kedisiplinan adalah tidak mematuhi tata tertib sekolah, tidak masuk tanpa izin, tidak memakai baju seragam, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, perkelahian, dan pemalakan. Kendala implementasi pendidikan karakter pada indikator kejujuran adalah menyontek, mencuri, berkata bohong. (3) Implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan perilaku positif peserta didik pada indikator kedisiplinan, meliputi: menaati tata tertib sekolah, memakai seragam sekolah, mengumpulkan tugas yang diberikan tepat waktu, membawa buku pelajaran sesuai jadwal, proses pembelajaran dan ulangan sesuai waktu. Implementasi pendidikan karakter pada Indikator kejujuran adalah berkata apa adanya, tidak menyontek, dibuat kantin kejujuran untuk melatih membayar dan mengambil uang kembalian secara jujur, melaporkan perolehan nilai hasil ulangan/tugas dengan jujur, menemukan barang/uang yang bukan miliknya supaya melaporkan kepada yang pihak berwenang.
Kata kunci: Implementasi, Pendidikan karakter, Perilaku
ABSTRACT
The purpose of this research was (1) to describe the implementation of character education in SMP Negeri 2 Salatiga, (2) to describe the implementation of character education, (3) to describe the implementation of character education to improve the positive behavior of students in SMP Negeri 2 Salatiga. This research method used qualitative approach with case study design. Data collection techniques used interviews and documentation. Data validity using source triangulation method. Data analysis techniques through reduction, data display, and verification. The results of this study was: (1) Implementation of character education in SMP Negeri 2 Salatiga by integrating the values ​​of the characters into the subject matter, raising the value contained in the subject matter, using parable or comparison theory with daily life, telling the story of successful people , change negative things into positive, (2) obstacles of implementation of education character of disciplinary indicator is not obey school order, not enter without permission, do not wear uniform, do not collect task in time, fights, and logging. Implementation obstacles character education on the indicator of honesty is cheating, stealing, saying lies. (3) Implementation of character education to improve students’ positive behavior on disciplinary indicators, including: obeying school rules, wearing school uniforms, collecting assigned tasks on time, carrying textbooks on schedule, learning process and repetition on time. Implementation of character education on the Indicator of honesty is to say what it is, not cheat, honesty canteen to practice paying and taking change honestly,when they find something or money belong to anybody else,they must report it to the teacher or to the authorities.
Keywords: Implementation, Character Education, Behavior
PENDAHULUAN
Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda, penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa itu menapaki dan melewati suatu jaman dan mengantarkannya pada suatu derajat teretentu. (Saleh, 2012).Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Berbagai peristiwa dalam pendidikan menunjukkan semakin rendahnya martabat dan derajat manusia. Berita yang diunduh dari Okezone, hanya karena marah diolok – olok seorang pelajar nekat membunuh seorang tukang ojek di komplek Pesona Khayangan Depok (Marieska, 2010). Sebanyak 4 ABG tersangka pencurian sepeda motor ditangkap tim Buser Polres Dompu, Nusa Tengara Barat. Tersangka adalah pelajar kelas 2 SMA dari 3 sekolah yang berbeda (news.liputan6.com, 2013). Kondisi tersebut tentunya sangat memperihatinkan bagi masyarakat, khususnya orang tua dan guru (pendidik), sebab salah satu pelaku dan korbannya adalah pelajar. Karakter yang baik tidak terbentuk secara otomatis, melainkan dikembangkan dari waktu ke waktu melalui proses pendidikan berkelanjutan termasuk pendidikan karakter
Penyelenggaraan pendidikan di suatu negara menjadi tanggung jawab negara untuk melaksanakannya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam hal rakyat juga memiliki hak untuk ikut serta penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan nilai bagi individu atau anak merupakan salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh semua pihak, karena akan membentuk karakter dan merupakan pondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang sejahtera dan beradab (Megawangi, 2004). Pada Desain Induk Pendidikan Karakter (2010) yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (online), dijelaskan bahwa untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan Bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia maka upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan tempat utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik.
Fenomena dan kondisi di dunia pendidikan yang berkembang saat ini dapat dinyatakan banyak permasalahan yang terjadi sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang digunakan selama ini belum semua mengintegrasikan pendidikan karakter.
2) pembelajaran lebih banyak berorientasi pada penyampaian materi, dan penguasaan kompetensi peserta didik, sedangkan pendidikan karakter peserta , didik kurang mendapat perhatian.
3) Tingkat kedisiplinan peserta didik saat ini masih sangat rendah, seperti cara berpakaian yang tidak rapi, tidak tepatnya waktu mengikuti proses pembelajaran, tidak melaksanakan piket kebersihan kelas merupakan bukti rendahnya disiplin peserta didik di sekolah.
4) Tingkat kejujuran peserta didik saat ini juga sangat rendah, yang ditunjukkan dengan sering mengajukan alasan karena tidak mengerjakan tugas sekolah (PR), seringnya peserta didik meninggalkan proses pembelajaran dengan alasan yang tidak logis, serta adanya sebagian peserta didik yang tidak membuang sampah pada tempatnya.
Menurut Kemendiknas (2010) pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan kita, mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif telah merambah lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan, pelecehan seksual, korupsi, dan kesewenang-wenangan yang terjadi dikalangan sekolah. Nilai Karakter yang dikembangkan di sekolah mempunyai kesesuaian dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.
Beberapa nilai karakter yang diharapkan meningkat para peserta didik dalam penelitian ini adalah pada indikator kedisiplin, dan indikator kejujuran. Dipilihnya kedua karakter tersebut diharapkan peserta didik semakin memiliki disiplin, dan jujur untuk memenuhi kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan kegiatan positif, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar dan karakter peserta didik. Kejujuran memiliki posisi yang istimewa di antara ke delapan belas nilai karakter yang ada, begitu pentingnya aspek ini harus dimiliki peserta didik karena karakter tumbuh dan dikembangkan pada diri sendiri. Menurut Ibung (2009) kejujuran adalah kemampuan untuk mengakui perasaan atau pemikiran atau juga tindakan seseoarang kepada orang lain. Selain itu juga kejujuran menjadi penting karena dengan mengakui apa yang dia pikirkan, ia rasakan, dan dia lakukan sebagaimana adanya seseorang dapat terhindar dari rasa bersalah yang timbul akibat kebohongan yang dilakukan. Kejujuran harus ditanamkan sejak usia dini karena akan tertanam lebih baik dibandingkan jika kejujuran ditanamkan setelah dewasa. Dari nilai kejujuranlah seseorang akan terbangun image kepercayaan dari orang lain.
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti pelaksanaan, penerapan, (yakni pertemuan kedua arti tersebut bermaksud mencari bentuk). Menurut Kusnandar (2007) implementasi adalah sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap.
Menurut Karman (2012) pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, salah satunya lingkungan pembentukan karakter meliputi:
Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam menurunkan sifat-sifat akhlaq (karakter) kepada generasi berikutnya. Sifat keturunan itu bukan hanya yang tampak, melainkan juga yang tidak tampak (hidden) seperti kecerdasarn, keberanian, dan kedermawanan.
Lingkungan Sekolah
Sekolah berperan dalam pembentukan karakter guna menanamkan kepada anak-anak karakter yang positif, sekolah memiliki misi tertentu dalam membentuk manusia yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia sesuai aturan yang berlaku. Karakter yang ditanamkan kepada peserta didik telah disusun dalam silabus dan mata pelajaran, maupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat berperan besar dalam proses pendidikan karakter anak, karena sebagian besar waktu bermain, berinteraksi, dan pergaulan anak berada di masyarakat. Karakter yang diperoleh anak sangat dipengaruhi oleh kondisi alam setempat.
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang atau stimulus dan tanggapan atau respon (Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan karakter bertujuan sebagai pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Menurut (Karman, 2012), melalui pendidikan karakter, peserta didik akan terbentuk keseimbangan antara kecerdasan akademik (intelligent quotient), kecerdasan emosional (emotional quotient), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient) sehingga terbangun manusia Indonesia yang paripurna (beriman kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, bertanggung jawab, percaya diri, jujur, dan dapat meningkatkan etos kerja yang tinggi di masa yang akan datang).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini terfokus pada implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan perilaku positif peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga. Peneliti berperan sebagai partisipasi aktif di lapangan mutlak diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini. Situasi sosial merupakan hubungan antar ketiga elemen baik actor,activity dan place. Elemen actor/orang adalah Wakil Kepala Sekolah, Guru dan peserta didik SMP Negeri 2 Salatiga. Elemen place/tempat adalah SMP Negeri 2 Salatiga dan elemen activity/kegiatan adalah pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Salatiga.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi di lapangan maka dapat dijelaskan 3 (tiga) pokok permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Negeri 2 Salatiga
Implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Salatiga dilaksanakan dalam kegiatan meliputi:
a. Pembentukan karakter terintegrasi dengan pembelajaran pada mata pelajaran antara lain: mata pelajaran Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, termasuk muatan lokal (Bahas Jawa), dan lain-lain. Penerapannya dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, psikomotorik, dan secara afektif, selanjutnya peserta didik mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai tahap tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran yang diadopsi berdasarkan silabus, RPP, bahan ajar.
b. Pembentukan karakter terintegrasi dengan manajemen sekolah, dalam hal ini semua kegiatan yang terkait dengan pendidikan karakter diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah seperti pengelolaan: peraturan sekolah, pembelajaran, sarana prasarana, kesiswaan, dan kegiatan lainnya. Penguatan pendidikan karakter terhadap manajemen sekolah telah diterapkan dan dijadikan kultur sekolah dalam kegiatan sehari-hari seperti: pembiasaan tegur, salam, sapa, berjabat tangan, berdoa pada saat mengawali dan mengakhiri kegiatan pembelajaran.
c. Pembentukan karakter terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler, beberapa kegiatan yang memuat pembentukan karakter seperti: Olah raga, keagamaan, seni budaya, kepramukaan, paskibra, PMR, dan lain-lain.
Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Implementasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 2 Salatiga.
Kendala-kendala secara khusus yang dihadapi pada implementasi pendidikan karakter pada indikator kedisiplinan di SMP Negeri 2 Salatiga adalah seperti:
a. Peserta didik tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti tidak masuk tanpa izin, tidak memakai baju seragam, dasi, sepatu, dan tidak mengumpulkan tugas tepat waktu
b. Perkelahian
c. Pemalakan
Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter pada indikator kejujuran adalah masih ada peserta didik yang melakukan:
a. Menyontek
b. Mencuri
c. Berkata bohong.
Implementasi Pendidikan Karakter Guna Meningkatkan Perilaku Positif Peserta Didik di SMP Negeri 2 Salatiga
Berdasarkan nilai-nilai karakter yang dicanangkan Kemendiknas (2011) diharapkan sekolah menerapkan pendidikan karakter yang dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Melalui pendidikan karakter di sekolah diharapkan terbentuk perilaku-perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalm kehidupan sehari-hari.
Indikator nilai karakter yang diharapkan meningkat dalam penelitian ini di antaranya adalah kedisiplin, dan kejujuran. Diharapkan peserta didik semakin disiplin, dan jujur untuk memenuhi kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan kegiatan positif, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar dan karakter peserta didik. Dipilihnya kedua indikator tersebut karena nilai karakter kejujuran dan kedisiplinan memiliki posisi yang istimewa di antara ke delapan belas nilai karakter yang ada, begitu pentingnya kedua aspek tersebut yang harus dimiliki peserta didik sebagai pelajar. Kedua nilai karakter tersebut tumbuh dan dikembangkan pada diri sendiri dan sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri dalam proses pengembangan diri.
Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan informan terkait implementasi pendidikan karakter yang terintegrasi mata pelajaran pada indikator kedisiplinan dan kejujuran juga telah dilaksanakan di sekolah. Dapat dijelaskan bahwa pendidikan karakter yang telah diterapkan peserta pada indikator kedisiplinan diantaranya meliputi:
a. Masuk kelas dan mengakhiri pelajaran tepat waktu
b. Mengikuti ulangan harian sesuai waktu yang ditentukan
c. Memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan
d. Menaati tata tertib sekolah
e. Mengumpulkan tugas yang diberikan tepat waktu
f. Membawa buku pelajaran sesuai jadwal yang ditentukan.
Adapun untuk implementasi pendidikan karakter yang telah diterapkan peserta didik pada indikator kejujuran antara lain:
a. Berkata sesuai dengan apa adanya
b. Tidak menyontek waktu ulangan/ujian
c. Membayar dan mengambil uang kembalian untuk membayar makanan dengan jujur pada kantin kejujuran
d. Melaporkan perolehan nilai hasil ulangan/nilai tugas dengan jujur
e. Melaporkan kepada yang berwenang (guru, polisi, petugas) pada saat menemukan barang/uang bukan miliknya.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan. Hendaknya implementasinya diterapkan pada beberapa mata pelajaran dan diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mengaitkan materi pendidikan karakter yang diajarkan dengan kondisi baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Implementasi pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran adalah dengan cara mengintegrasikan atau menginternalisasikan nilai-nilai karakter ke dalam materi pelajaran atau proses pembelajaran, antara lain: memunculkan/membubuhkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi pelajaran, menggunakan perumpamaan dan membuat perbandingan dengan kejadian-kejadian serupa dalam hidup para peserta didik, menceritakan kisah hidup orang-orang sukses, mengubah hal-hal negatif menjadi positif, mengungkapkan nilai-nilai melalui diskusi dan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter peserta didik pada indikator kedisiplinan di SMP Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut: tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti tidak masuk tanpa izin, tidak memakai baju seragam, dasi, sepatu, dan tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, perkelahian, pemalakan.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter pada indikator kejujuran adalah: menyontek, mengambil milik orang lain, berkata bohong.
3) Implementasi pendidikan karakter guna menumbuhkan perilaku positif peserta didik yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga pada indikator kedisiplinan, meliputi:
Guru:
a. masuk kelas dan mengakhiri pelajaran tepat waktu
b. mengajarkan materi selesai sesuai waktu yang ditentukan
c. mengadakan ulangan harian sesuai waktu yang ditentukan
Peserta didik:
a. masuk kelas dan pulang tepat waktu
b. mengikuti pelajaran sesuai jadwal pelajaran
c. memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan, menaati tata tertib sekolah
d. mengumpulkan tugas yang diberikan tepat waktu
e. membawa buku pelajaran sesuai jadwal yang ditentukan.
Implementasi pendidikan karakter pada indikator kejujuran yang sudah diterapkan antara lain sebagai berikut:
a. Berkata apa adanya
b. Tidak menyontek waktu ulangan/ujian
c. Dibuat kantin kejujuran melatih anak membayar dan mengambil uang kembalian untuk membayar makanan dengan jujur
d. Melaporkan perolehan nilai hasil ulangan/nilai tugas dengan jujur
e. Melaporkan kepada yang berwenang (guru, polisi, petugas) pada saat menemukan barang/uang bukan miliknya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat direkomendasikan beberapa hal tentang implementasi pendidikan karakter guna menumbuhkan perilaku positif peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga sebagai berikut:
1) Bagi Dinas Pendidikan/Kepala Sekolah, diharapkan dapat dijadikan data pendukung dalam membuat kebijakan tentang implementasi pendidikan karakter dengan penerapan metode, desain, dan strategi pembelajaran yang bervariatif dan inovatif.
2) Bagi guru, pendidikan karakter sebaiknya selalu diperhatikan dan diberikan dalam proses pembelajaran (terintegrasi mata pelajaran) untuk mengingatkan pentingnya karakter-karakter positif yang dimiliki oleh peserta didik.
3) Bagi Orang tua , pembentukan karakter tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan tanggung jawab keluarga , oleh sebab itu pada pembelajaran karakter perlu didesain agar peserta didik dapat berinteraksi dengan keluarga.
4) Bagi Komite sekolah, melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat lebih paham mengenai Komite Sekolah, selanjutnya Komite Sekolah dan masyarakat diharapkan dapat melakukan kerjasama.
5) Bagi Komunitas Sekolah, pembentukan karakter peserta didik adalah tanggungjawab semua pihak baik kepala sekolah, guru, seluruh tenaga kependidikan, dan seluruh peserta didik
DAFTAR RUJUKAN
Abraha, K. 2013. Peranan Fisika dalam Pengembangan Pendidikan Karakter. Seminar Nasional 2nd Lontar Physics Forum 2013.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmodiwirjo, Soebagio (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardadizya Jaya
Adi. 2013. http://news.liputan6.com/read/515884/4-abg-pencuri-sepeda-motor-dibekuk-polisi (diakses 5 November 2016)
Arif, S. 2013. http://daerah.sindonews.com/read/2013/11/16/23/806448/fenomena-kupu-kupu-abu-abu-di-blitar (diakses 5 November 2016)
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Panduan Model Pengembangan Diri Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.(online). (http//www.gooogle.com/Panduan model pengembangan diri), diakses 5 November 2016)
Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional 2010. (Online),(http://www.google.com/Desain Induk Pendidikan Karakter 2010), diakses 4November 2016
Hindarto, N. 2008. Menyiapkan Warganegara yang Demokratis Melalui Pengembangan Disiplin di Kelas (Suatu Tnggung Jawab Moral Guru Sains). Prosiding Seminar Konvensi Pendidikan Nasional, tanggal 17-19 Nopember 2008 di UNDIKSHA Denpasar Bali
Hindarto, N., Rusilowati, A. & Supriyanto, T. 2012. ‘Karisma’ suatu Model Pembelajaran Karakter Terintegrasi dalam Beberapa Mata Pelajaran. Makalah dalam Seminar Nasional, di FMIPA Unnes, Desember 2012.
Ibung, D. 2009. Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Karman, M. 2012. Pendidikan Karakter: Sebuah Tawaran Model Pendidikan Holistik-Integralistik. dalam Buku Pendidikan Holistik Pendidikan Lintas Perspektif. Jakarta: Kencana.
Kose, Tuba Çengelci. 2015. Character Education of Adolescents: A Case Study of a Research Center. Education and Science 2015, Vol 40, No 179, 295-306.
Kusnandar, 2007. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Sertifikasi Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kusuma, D. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Lickona, T. 1991. Educating for character. New York, Bantam.
Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter Solusi Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Star Energy (Kakap) Ltd.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusilowati, A. 2013. Pembelajaran Fisika Bervisi Science Environment Technology and Society Strategi Efektif Memenuhi Tuntutan Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional Pekan Ilmiah Fisika XXIV, tanggal 26 Oktober 2013, di Universitas Negeri Semarang
Saleh,A. M. 2012. Membangun Karakter Dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga.
Suara Merdeka. 2013. Teman-teman Memaksa dan Merekam. Kasus Pelecehan di SMP N 4 Jakata. Suara Merdeka. Tahun 64 No.251. Rabu, 30 Oktober 2013. Hal: 2
Virdhani, M. H. 2010. http://news.okezone.com/read/2010/10/14/338/ 382646/pelajar-nekat-habisi-nyawa-tukang-ojek (diakses 5 November 2016).
Wening, S. 2010. Metode Aktivitas Evaluasi Reflektif dan Pembentukan Karakter. Prosiding Seminar Nasional HEPI, tanggal 29-30 Januari 2010 di UIN Syarif Hidayatullah. ISBN 978-602-96343-0-3, halaman C 61-75
———– Pendidikan Karakter. Diakses dari: http//pk.sps.upi.edu, Tanggal 5 November 2016.
Yanto, S. G. 2013. http://www. metrotvnews.com/metronews/read/2013/10/04/5/186031/Pelajar-Tawuran-16-Penumpang-Bus-Terkena-Air-Keras (diakses5 November 2016)