KARAKTERISTIK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

DI SMA NEGERI 3 BOYOLALI

 

Andriyanto, Muslikh

Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Veteran Bangun Nusantara

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1).Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali, 2).Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran sejarah oleh guru SMA Negeri 3 Boyolali, 3).Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kendala pengggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu berusaha menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek yang diteliti secara tepat. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara, mengkaji dokumen, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali sudah cukup baik. Ketersediaan media pembelajaran sejarah diantaranya gambar, peta, buku/LKS, internet, video/film, replika bangunan sejarah, LCD dan juga memanfaatkan situs sejarah yang ada disekitar siswa. Kendala-kendala yang ditemui guru dalam pemanfaatan media pembelajaran sejarah diantaranya yaitu 1).Kendala guru meliputi kompetensi dan kemauan 2).Kendala ketersediaan media pembelajaran sejarah kurang lengkap atau jumlahnya tidak mencukupi untuk pembelajaran di kelas, 3).Kendala kurikulum yaitu alokasi waktu jam pelajaran sejarah yang kurang, 4).Kendala siswa dalam minat dan perhatian dalam pembelajaran. Upaya guru dalam mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran sejarah yaitu, 1).Upaya perbaikan kompetensi guru, 2).Upaya perbaikan media, 3).Upaya menyiapkan dan pengembangan media pembelajaran.

Kata Kunci: Pembelajaran Sejarah, Media, Guru

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran yang efektif mempunyai karakteristik bagi siswa untuk melihat, mendengarkan, mendemonstrasikan, bekerja sama, menemukan sendiri, dan membangun konsep sendiri. Menurut PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menyebutkan bahwa suasana belajar di kelas itu harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, inovatif, dan discover (menemukan sendiri). Dengan demikian dapat dikatakan guru harus bisa menciptakan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga akan terlaksananya suatu proses pembelajaran yang menyenangkan.

Untuk dapat mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, di antaranya: (1) guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang sistematis, (2) proses pembelajaran harus berkualitas tinggi yang ditunjukan dengan adanya penyampaian materi oleh guru secara sistematis dan menggunakan berbagai variasi di dalam penyampaian, baik itu media, metode, suara, maupun gerak, (3) waktu selama proses pembelajaran berlangsung digunakan secara efektif, (4) motivasi guru membelajarkan dan motivasi belajar guru cukup tinggi, dan (5) hubungan interaktif antara guru dengan peserta didik dalam kelas bagus sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dapat segera diatasi, (Hidayat, 2009). Apabila lima aspek itu dilaksanakan maka akan terwujud sebuah pembelajaran yang efektif.

 Pendidikan terjadi melalui pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah. Di dalam proses pembelajaran terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya. Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik (Asmani, 2009: 20). Jadi, dalam hal ini guru memerlukan metodologi pembelajaran, baik itu metode atau juga media pembelajaran dalam upaya mengalihkan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik guna tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Proses belajar mengajar yang berlangsung, ada dua aspek yang menonjol, yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Metode adalah teknik atau cara mengajar seorang guru dalam menyampaikan dan berinteraksi dengan peserta didik, sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Sementara, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar.

Kedudukan media pembelajaran mempunyai peran yang sangat utama dalam proses belajar mengajar pada umumnya dan pembelajaran sejarah pada khususnya. Dilihat dari data dilapangan beberapa guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali mempunyai bervariasi dalam penggunaan media pembelajaran sejarah. Bagaimanapun pembelajaran sejarah di era sekarang diperlukan inovasi-inovasi dari setiap guru dengan melihat karakteristik siswa. Berdasarkan permasalahan yang terdapat di lapangan, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Karakteristik Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri Kota Boyolali”.

Tujuan penelitian adalah 1).Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali, 2).Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran sejarah oleh guru SMA Negeri 3 Boyolali, 3).Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kendala pengggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 3 Boyolali yang berada di wilayah Kecamatan Kota Boyolali, Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal yaitu suatu penelitian yang difokuskan pada satu karakteristik dan satu masalah (Sutopo, 2006:140). Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang dipilih untuk mendapat informasi penelitian adalah, SMA 3 Boyolali yaitu, meliputi Guru mata pelajaran, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, murid. Teknik yang dapat digunakan untuk mencari validitas data adalah menggunakan teknik trianggulasi data. Data dan informasi yang diperoleh harus diyakini kebenarannya, keabsahannya harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) mendemonstrasikan nilai yang benar, 2) menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, 3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedur dan kenetralan dari temuan dan keputusannya (Moleong, 2006: 321). Teknik analisis data dalam Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Menurut Gagne, media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar (Daryanto, 2016: 17). Pada pendidikan tingkat dasar dan menengah, peran media sangat diperlukan dalam pegajaran sejarah. Hal ini selain mempermudah guru dalam menyampiakan materi, media berfungsi untuk mengembangkan kemampuan indera anak didik. Didalam pembelajaran sejarah, media berperan dalam mewujudkan tiga hal, yakni (1),visualisasi, (2),interpretasi, (3),generalisasi (Tsabit Azinar Ahmad, 2016: 219). Media pembelajaran sejarah membantu menyampaikan pesan dari guru kepada siswa agar terbangun pemahaman yang menyeluruh tentang materi sejarah yang diajarkan.

            Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Media pembelajarn sejarah yang digunakan di SMA Negeri 3 Boyolali diantaranya adalah, komputer, film, gambar, LCD proyektor, tape recorder, situs sejarah, internet, buku/LKS dan media tutorial/ceramah. Pada proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali guru sejarah sudah mengkombinasikan media pembelajaran dengan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Media sangat berperan penting dalam pembelajaran sejarah terlebih melihat materi sejarah yang sangat luas. Dengan adanya media dapat memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. Akan tetapi perlu ditingkatkan dengan dalam intensitas dan kualitas media pembelajaran yang sudah digunakan.

            Sesuai dengan temuan data di SMA Negeri 3 Boyolali memperlihatkan bahwa media mempunyai peran penting dalam transformasi materi pelajaran dari guru kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, dimana dalam proses pembelajaran guru tidak hanya hanya menggunakan media konvensional yaitu ceramah. Hal tersebut membuat kondisi kelas bisa lebih kondusif karena pembelajaran tidak hanya arah, siswa diberi kesempatan untuk berperan aktif sehingga banyak siswa yang tidak sibuk sendiri, sehingga materi yang disampaikan oleh guru bisa dengan baik diterima oleh siswa.

            Media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali mempunyai berperan sangat penting dalam setiap proses pembelajaran, dengan media materi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah dipahami. Siswa tidak hanya mendengar namun juga melihat wujud kongkrit bahan materi yang diajarkan. Selain itu penggunaan media juga lebih meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Seperti dalam materi sekitar proklamsi guru menampilkan gambar Sukarno dan Hatta untuk apersepsi siswa dan meningkatkan respon siswa dalam menanggapi materi yang diajarkan, siswa akan lebih tertarik dengan menayangan gambar-gambar tokoh sesuai dengan materi yang diajarkan.

            Penggunaan Media pembelajaran sejarah dengan cara menyediakan gambar-gambar terkait materi yang akan diajarkan. Menugaskan siswa untuk mencari artikel koran maupun artikel dalam internet untuk mencari informasi tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang sedang dipelajari. Media sangat berpengaruh terhadap motivasi dan minat belajar siswa karena siswa akan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan akan mudah dipahami oleh siswa. Sesekali malakukan Outing Class seperti ke Sangiran dan Keraton Kasunanan Surakarta, karena dengan kegiatan di luar kelas membuat siswa bersemangat belajar sejarah dan mereka akan merasa dekat dengan sejarah yang dipelajarinya.

            Media sangat berperan penting dalam pembelajaran sejarah, melihat materi sejarah yang sangat luas. Keberadaan media dapat memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera yang dapat diserap oleh siswa, penjelasan materi dapat dibantu dengan gambar, foto, replika, peta. Sehingga pemahaman siswa tidak hanya bayangan, tetapi lebih kongkrit. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu dapat rekontruksi lewat video/film, hal tersebut membuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih baik. Dikaitkan dengan materi jika akan menjelaskan materi G 30 S, guru akan menayangkan tentang gambar-gambar Jendral yang menjadi korban.

            Pemberian tugas pada pembelajaran sejarah sudah memanfaatkan media pembelajaran dengan baik. Terlihat dalam penugasan diskusi kelompok yaitu dengan mengunjungi situs sejarah yang ada di sekitar kota Boyolali dan untuk didokumentasikan. Banyak situs sejarah di wilayah Boyolali seperti peninggalan arkeologi yang ada di Museum Rumah Arca, Candi Lawang, Candi Sari, Pesanggrahan Raja PB X, Situs sejarah di Pengging. Siswa dan teknologi bagian yang tidak terpisahkan. Sehingga proses pebelajaran dan pemberian tugas diperbolehkan untuk menggunakan media internet dengan laptop atau dengan HP. Keberadaan wifi di SMA Negeri 3 Boyolali sangat terawat dengan baik sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan di SMA Negeri 3 Boyolali bahwa proses pembelajaran sejarah sudah cukup baik, media yang digunakan guru sudah cukup bervariasi yaitu sudah menggunakan media LCD, Perpustakaan, buku paket, LKS, situs sejarah, internet, film, media bermain peran dan yang lain. Penggunaan media oleh guru dinilai siswa sudah cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan, guru masih didominasi proses menyampaikan materi dengan metode ceramah.

            Proses pembelajaran sejarah di kelas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali, guru cenderung menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Hal tersebut disebabkan untuk menutupi kekurangan dari media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Tetapi disaat guru menggunakan media LCD dalam memberikan materi. Antusias siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah menjadi meningkat. Guru juga menggunakan media internet dalam proses diskusi kelompok untuk mencari informasi terkait tugas yang diberikan. Penggunaan media pembalajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali cukup bervariasi dan cukup menarik jika dilihat dari tersedianya media pembelajaran dan penggunaannya. Jenis media pembelajaran bervariasi seperti totorial oleh guru, buku/LKS, internet, LCD, video/film sejarah, foto/gambar peristiwa sejarah dan tokoh sejarah, internet, replika candi, peta/globe, penggunaan situs sejarah Museum Rumah Arca, Pesanggrahan Raja PB X, Candi Lawang, Candi Sari, situs sejarah di Pengging dan lain-lainnya.

            Berdasarkan penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali ditemukan beberapa kendala dalam penggunaan media pembelajaran oleh guru. Proses belajar mengajar khususnya mata pembelajaran sejarah, penggunaan media pembelajaran sangat penting terhadap transformasi materi yang diberikan dari guru kepada muridnya karena pelajaran sejarah mempunyai materi yang sangat luas dan kompleks sehingga perlu adanya media pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa baik. Penerapan media pembelajaran harus disesuikan dengan materi yang akan diajarkan. Pada kenyataannya aplikasi penerapan media pembelajaran tidaklah mudah, banyak kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penggunaanya.

            Keadaan guru SMA Negeri 3 Boyolali ada yang tidak mau repot, sehingga dalam pembelajarannya hanya menggunakan media totorial/ceramah yang dalam penerapannya tidak menggunakan media yang beragam. Pengembangan media pembelajaran membutuhkan waktu, kemapuan, pembiayaan yang cukup mahal. Sarana dan prasarana yang disediakan kurang memadai juga menjadi faktor guru kurang memaksimalkan menggunakan media dalam proses belajar mengajar. Kendala penggunaan media yang lain seperti kompetensi guru yang kurang inovatif dalam penerapannya. Dalam hal ini kendala-kendala seperti diatas harus diatasi karena melihat pelajaran sejarah yang materinya sangat luas. Metode ceramah tanpa media pembelajaran yang menarik siswa akan merasa bosan dan tidak tertarik terhadap pelajaran sejarah, hal tersebut berdampak pada hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

            Di SMA Negeri 3 Boyolali penggunaan media LCD menjumpai beberapa kendala yaitu LCD yang terpasang di kelas dalam keadaan rusak, hal tersebut jelas mengganggu proses belajar mengajar, guru yang sudah menyiapkan materi misalnya dalam bentuk power point yang sudah dilengkapi dengan gambar-gambar tetapi tidak dapat ditanyangkan sehingga mengalihkan pembelajaran menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran sejarah.

            Hambatan pengembangan dan pembelajaran meliputi faktor dana, fasilitas yang tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material) (Azhar Arsyad, 2014: 68). Kendala pendanaan juga menjadi masalah dalam menggunakan media pembelajaran, seperti perancangan media untuk membeli bahan dan replika yang akan digunakan, kendala dalam outing class ke Sangiran atau Kraton Surakarta juga terkendala dalam biaya dan waktu sehingga kegiatan itu tidak mesti dilakukan setiap tahun disesuaikan dengan kesepakatan siswa.

            Kendala kurikulum yaitu materi kurikulum sejarah yang sangat luas dari masa prasejarah-masa reformasi dengan alokasi waktu jam pelajaran sejarah yang kurang. Sehingga guru kurang dapat mengemas penggunaan media dengan baik dan hanya terfokus pada penyampaian materi. Kendala siswa yaitu bagaimana beberapa siswa kurang perhatian dan kurang berminat dalam pembelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah sering dianggap mata pelajaran yang tidak begitu penting sehingga sering menempatkan pada jam-jam terakhir. Komampuan guru yang kurang dalam pengoprasian laptop juga merupakan kendala lain yang ditemui di SMA Negeri 3 Boyolali. Penggunaan media pembelajaran sejarah oleh guru sudah inovatif akan tetapi masih kurang dalam intensitas penggunakan media pembelajaran sejarah

            Upaya guru sejarah dalam menyikapi kendala dalam penggunaan media pembelajaran sejarah yaitu dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Guru mengadakan media melalui sekolah dan berbagai usaha lainnya yaitu Pihak sekolah umumnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengadakan media. Sekolah untuk menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran, peta, buku, LCD, replika, film dan lain-lain. Sehingga sekolah akan mengeluarkan dana sesuai kebutuhan dan permintaan dari guru mata pelajaran. Guru juga mengusahakan sendiri dalam penyediaan dan pengembangan media pembelajaran sejarah. Guru yang baik harus menyiapkan media dengan cara mencari media, meminjam atau membuat media sendiri. Memanfaatkan bahan yang terdapat di lingkungan sekitar dan mudah didapat seperti gambar-gambar, kliping sejarah, artikel dan lain sebagainya. Penugaskan kepada siswa membuat sesuatu yang dapat digunakan sebagai media, antara lain: menugaskan menfoto dan tugas kunjungan ke situs sejarah, yang ada disekitar Kota Boyolali. Guru SMA 3 Negeri Boyolali juga pernah melakukan kunjungan ke situs sejarah seperti Sangiran dan Kraton Surakarta.

            Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kedala penggunaan media pembelajaran dalam hal kompetensi guru. Guru memperbanyak membaca referensi tentang media pembelajaran, mencoba dengan mengkolaborasikan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, metode dan siswa yang ada di setiap kelas, karena bagaimanapun setiap materi mempunyai karakteristik tersendiri dalam guru menentukan media yang sesuai untuk digunakan. Sedangkan siswa di setiap kelas juga mempunyai karakteristik tersendiri dalam penggunaan media pembelajaran sejarah. Dengan demikian bagaimana guru akan selalu mengevaluasi media pembelajaran yang telah digunakan untuk bisa menyempurnakan penggunaan media dalam materi-materi berikutnya dengan penggunaan media dan metode pada pembelajaran sejarah.

            Kendala guru sejarah dalam menggunakan media pembelajaran sejarah yaitu dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan media pembelajaran dan khususnya media pembelajaran sejarah. Sebagai bagian peningkatan kualitas guru salah satunya dalam mengatasi kedala penggunaan media pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Pelatihan diberikan bagaimana pengenalan media pembelajaran dan pemilihan media, bagaimana pengembangan media pembelajaran dan bagaimana mengoprasionalkan media dalam pembelajaran di kelas. Sehingga keberadaan media pembelajaran sangat penting dalam mendukung keberlangsungan penggunaan media pembelajaran sejarah.

            Kegiatan organisasi profesi guru juga memberikan solusi dalam upaya mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali. MGMP merupakan wadah bagi guru untuk kerjasama, saling bertukar informasi maupun materi, kendala yang berkaitan dengan mata pelajaran juga dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama. Menyelenggarakan kegiatan dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran sejarah yang efektif dan mampu meningkatkan minat belajar siswa.

SIMPULAN

            Penggunaan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Boyolali sudah cukup baik. Ketersediaan media pembelajaran sejarah diantaranya gambar peristiwa sejarah dan tokoh sejarah, peta, buku/LKS, internet, video/film, replika bangunan bersejarah, LCD dan lain-lain. Media situs sejarah seperti situs Sangiran, kraton, Museum Rumah Arca, Pesanggrahan Raja PB X, Candi Lawang, Candi Sari, peninggalan sejarah di Pengging dan lainnya.

Kendala-kendala yang ditemui guru dalam pemanfaatan media pembelajaran sejarah diantaranya yaitu 1).Kendala guru meliputi kompetensi dan kemauan 2).Kendala ketersediaan media pembelajaran sejarah kurang lengkap atau jumlahnya tidak mencukupi untuk pembelajaran di kelas, 3).Kendala kurikulum yaitu alokasi waktu jam pelajaran sejarah yang kurang, 4).Kendala siswa yaitu bagaimana beberapa siswa kurang perhatian dan berminat dalam pembelajaran sejarah.

Upaya guru dalam mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran sejarah yaitu, 1).Upaya perbaikan kompetensi guru, 2).Upaya perbaikan media, 3).Upaya menyiapkan dan pengembangan media pembelajaran.

REFERENSI

Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djamarah,(1995). Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta.

Garvey, Brian & Mary Krug. Model-Model Pembelajaran Sejarah di Sekolah            Menengah. Yogyakarta: Ombak.

Hidayat, Sholeh. 2009. ” Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Untuk

Meningkatkan Pembelajaran Yang Bermutu dan Bermakna”. Untirta

I Gde Widja. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode       Pengajaran Sejarah. Jakarta:Depdikbud.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, H.B. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan           Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.