Melalui Kartu Kendali Dapat Meningkatkan Kehadiran dan Partisipasi Guru
MELALUI KARTU KENDALI DAPAT MENINGKATKAN
KEHADIRAN DAN PARTISIPASI GURU DALAM KEGIATAN KKG
DI GUGUS ABDUL RAHMAN WAHID KECAMATAN JATIROTO
KABUPATEN WONOGIRI SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sugeng Priyono
UPTD Pendidikan Gugus Abdul Rahman Wahid
Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meningkatan kehadiran dan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahman Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kartu kendali mampu meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahman Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri dan penggunaan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam mengajukan permasalahan dan usul atau saran dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahman Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Kepada guru diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan KKG. Partisipasi aktif dalam kegiatan KKG setidaknya diwujudkan dalam bentuk kehadiran, yaitu mengikuti kegiatan KKG.
Kata Kunci : kartu kendali, peningkatan kehadiran, partisipasi, kegiatan KKG
PENDAHULUAN
Usaha peningkatan pendidikan dari segi kualitas selalu diusahakan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah ditandai dengan banyaknya kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Komitmen pemerintah tersebut dituangkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan, merupakan tonggak baru penyelenggaraan pendidikan. Dengan undang-undang ini kebijakan pendidikan berubah, yang tadinya otoritas penyelenggaraan pendidikan berada di tangan pemerintah pusat,sekarang otoritas tersebut berada di tangan pemerintah daerah (Chaniago, 2009:66).
Lebih lanjut tentang keinginan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah telah menetapkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan undang-undang tersebut berarti pemerintah benar-benar memperhatikan pentingnya pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Pembaharuan kurikulum juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Perubahan terhadap kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2006 yang lalu, yaitu dengan ketetapan pemerintah tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pembentukan gugus sekolah ditujukan sebagai wadah bagi kegiatan guru-guru dalam rangka meningkatkan kemampuannya sebagai tenaga profesional. Berbagai macam kegiatan dalam gugus sekolah untuk meningkatkan profesionalitas guru antara lain adalah Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS). Pembentukan gugus sekolah juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan semangat kerja sama secara kompetetif, sebagai tempat penyebaran informasi, tempat meningkatkan koordinasi antara partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dalam meningkatkan peran mereka dalam peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya gugus sekolah diharapkan dapat mempercepat dan menjamin tercapainya tujuan pendidikan secara nasional.
Pembentukan gugus sekolah tidak akan tercapai bila tidak adanya partisipasi dari para guru dan kepala sekolah. Salah satu bentuk partisipasi guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pembentukan gugus adalah dengan menghadiri setiap kegiatan KKG. Hal ini dikarenakan, dengan menghadiri kegiatan KKG, guru akan memperoleh banyak pengalaman secara tidak langsung, yaitu pengalaman dari rekan guru yang lain. Dengan kata lain bahwa guru bertukar pengalaman dalam kegiatan KKG. Dengan bertukar pengalaman, guru akan memperoleh pengalaman yang banyak, baik yang dilakukan sendiri atau yang dilakukan oleh guru lain. Selain bertukar pengalaman, kegiatan KKG ditujukan pula untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Guru dapat menyampaikan setiap permasalahan yang dihadapi dan kemudian didiskusikan dalam kegiatan KKG. Dengan cara tersebut, maka guru akan memperoleh jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dan tidak dapat diselesaikan secara sendiri-sendiri.
Gugus Abdul Rahnan Wahid merupakan salah satu gugus di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru. Selama ini, kegiatan KKG di gugus Abdul Rahnan Wahid sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi nampak adanya kekurangan, sehingga kemampuan guru tidak dapat meningkat secara tajam. Kekurangan tersebut menurut pengamatan peneliti karena kehadiran guru yang kurang maksimal yang dapat dilihat dari beberapa pertemuan KKG. Dari 8 pertemuan terakhir, diketahui ada 18, 11, 12, 10, 12, 19, 16, dan 15 guru yang tidak hadir. Guru yang tidak hadir itupun bergantian. Jika dirata-rata, berarti masih ada +10 guru atau sebesar 17% guru yang tidak hadir. Hal ini tentunya juga menjadi kendala dalam meningkatkan kemampuan guru. Dengan demikian tujuan didirikannya gugus sekolah sebagai wadah kegiatan KKG belum mencapai sasaran yang diharapkan.
Ketidakhadiran guru dalam kegiatan KKG tentunya berkaitan dengan pengawasan yang kurang efektif. Karena itu, diperlukan beberapa cara pengawasan yang lebih efektif agar kehadiran guru dalam kegiatan KKG dapat lebih baik lagi. Kegiatan pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti daftar hadir, mendatangi langsung di tempat kegiatan, melalui laporan-laporan. Namun cara tersebut masih dapat dimanipulasi dan belum menggambarkan partisipasi aktif guru dalam kegiatan, sehingga belum dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengetahui partisipasi guru. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan atas partisipasi aktif guru, yaitu dengan kartu kendali. Dengan kartu kendali, akan dapat diketahui kehadiran serta partisipasi aktif guru dalam kegiatan seperti mengajukan usul atau saran.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : (1) Apakah melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017? (2) Apakah melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : (1) 1. Untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017. (2) 2. Untuk meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kelompok Kerja Guru
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah pembinaan profesional bagi guru SD. KKG dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi. Berkaitan dengan organisasi, Robbins (2004:4) mengemukakan tentang definisi organisasi, yaitu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yangr relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari pengertian tersebut mengandung kalimat dikoordinasikan dengan sadar yang berarti bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan manajemen. Kesatuan sosial berarti bahwa kelompok tersebut terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. (1) Struktur Organisasi, (2) Kegiatan Kelompok Kerja Guru, (3) (Depdiknas, 2009: 2-7).
Kehadiran Guru dalam Kegiatan Kelompok Kerja Guru
Kehadiran guru dalam kegiatan KKG merupakan salah satu unsur kegiatan KKG. Dikatakan sebagai salah satu unsur karena jika tidak ada kehadiran guru, maka kegiatan KKG bukanlah merupakan kegiatan yang dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Karena itu, kehadiran guru dalam Kegiatan KKG sangat penting dan merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi guru itu sendiri.
Kelompok kerja yang efektif ditentukan oleh faktor-faktor tertentu. Menurut Riyanto dan Martinus (2007:8) faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu kelompok kerja ada tiga yaitu: manusia atau sumber daya manusia, tujuan atau sasaran dan proses pencapaian tujuan. Dari pendapat tersebut sangat jelas bahwa tujuan dari pelaksanaan kerja secara berkelompok ditentukan oleh orang-orang yang tergabung dalam kelompok tersebut yang bertindak sebagai pelaku. Kemudian, tujuan akan mengarahkan segala kegiatan yang ada sehingga para pelaku tersebut melakukan kegiatan yang benar-benar diarahkan untuk mencapai tujuan. Selain itu, pelaksaaan kerja atau proses pelaksanaan pekerjaan juga menjadi faktor yang dapat menentukan pencapaian tujuan.
Kartu Kendali
Kartu kendali tidak hanya diperuntukkan dalam kegiatan kearsipan saja, akan tetapi dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya untuk mempermudah kegiatan dan terutama memudahkan dalam melakukan pengawasan. Berkaitan dengan penelitian ini, kartu kendali digunakan untuk menunjang kehadiran guru dalam kegiatan KKG. Kartu kendali dalam penelitian ini berisikan tentang hal-hal sebagai berikut: nama, NIP, instansi, jabatan, tanggal kegiatan, jenis kegiatan, permasalahan, usul atau saran, tanda tangan pemegang kartu dan pengesahan dari atasan atau pengawas. Dengan kartu kendali yang berisikan tentang beberapa hal di atas, maka untuk kegiatan KKG dapat digunakan untuk memacu kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Kerangka Berpikir Penelitian
Berdasarkan kajian tentang kegiatan KKG, kehadiran guru, dan kartu kendali di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan KKG merupakan kegiatan para guru dalam usaha meningkatkan kemampuan profesinya sebagai guru. Karena itu, diperlukan kehadiran guru dalam setiap kegiatan KKG. Tanpa ada kehadiran guru, maka kegiatan KKG tidak akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Guru sebagai personel profesional dalam bidang pendidikan, selalu memerlukan peningkatan agar guru mampu memberikan bekal pengetahuan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Karena itu, guru harus selalu belajar dan saling bertukar pengalaman agar guru memiliki pengalaman yang banyak melalui kegiatan KKG. Jadi antara KKG dan guru saling terkait untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu hal yang diperlukan agar tujuan KKG dapat tercapai yaitu dengan kehadiran guru dalam setiap kegiatan KKG. Dengan menghadiri kegiatan KKG, maka guru akan memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan pengalaman pribadinya. Karena di dalam kegiatan KKG, guru dapat memperoleh pengalaman dari guru lain. Selain itu, permasalahan yang muncul dapat diselesaikan secara bersama-sama dalam kegiatan KKG, dan hal ini akan mempercepat peningkatan kemampuan atau pengetahuan guru.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut. (1) Melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. (2) Melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Mei 2017. Dengan rincian pengurusan perijinan; pembuatan bab 1, 2 dan 3; Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Pemilihan tempat tersebut dikarenakan saat ini peneliti adalah sebagai pengawas TK/SD dengan cakupan wilayah tersebut.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah para guru yang berada di Gugus Abdul Rahnan Wahid sejumlah 59 orang yang biasa melaksanakan kegiatan KKG di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah, metode yang dipergunakan adalah metode langsung, artinya peneliti melaksanakan proses pengumpulan data secara langsung berhadapan dengan peserta KKG ketika sedang melaksanakan kegiatan KKG. Data yang diperoleh, terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.
Metode Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk nilai dari hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama siklus I dan siklus II. Bentuk data hasil observasi diberi skor yang berbentuk angka atau kuantitatif, sehingga dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan antara skor sebelum ada tindakan, skor dari siklus I maupun skor dari siklus II.
Validasi Data
Validitas data dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan ketelitian item-item tes dalam penelitian. menurut Madya (2007:37) dikemukkan ada lima kriteria validitas yang dipandang paling tepat untuk diterapkan pada penelitian tindakan yang bersifat transformative. Kelima kriteria validitas tersebut adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis.
Indikator Kinerja
Untuk mengukur pencapaian tujuan penelitian, maka indikator kinerja penelitian yaitu sebagai berikut. (1) Paling tidak 90% guru hadir dalam kegiatan KKG. (2) Paling tidak setiap guru hadir sebanyak 90% dari seluruh kegiatan KKG. (3) Paling tidak 75% guru mengajukan masalah, usul dan saran dalam kegiatan KKG.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan. Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan ini adalah sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu merencanakan, tindakan, pengamatan, refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum adanya atau digunakannya kartu kendali sebagai sarana untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG, nampak bahwa guru masih belum dapat menghadiri sepenuhnya kegiatan KKG. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang dapat melemahkan motivasi dan semangat untuk berpartisipasi dalam kegiatan KKG. Beberapa faktor yang mungkin dapat menjadikan guru kurang aktif dalam kegiatan KKG antara lain dikategorikan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Memperhatikan kondisi awal di atas, tentunya diperlukan pembaharuan dalam kegiatan KKG. Pembaharuan dimaksudkan agar guru dapat hadir dalam setiap kegiatan yang diadakan. Pembaharuan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kartu kendali sebagai sarana untuk memberikan motivasi bagi guru agar hadir dalam kegiatan KKG.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dapat dilihat pada laporan berikut ini: bahwa sebagian besar guru memiliki skor kehadiran kurang dari 90%, yang terlihat dari rata-rata yaitu sebesar 76,1% dari 8 kali pertemuan. Melihat keadaan tersebut dapat diperkirakan bahwa tingkat kehadiran guru masih belum maksimal, karena mestinya guru memiliki kehadiran yang tinggi hingga mencapai hampir 100%. Karena itulah, perlunya tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Deskripsi Hasil Siklus I
Hasil dari siklus I, untuk tingkat kehadiran dapat dilihat pada laporan di bawah ini. Bahwa dengan menggunakan kartu kendali sebagai sistem kehadiran guru dalam kegiatan KKG, kehadiran guru tetap naik turun. Namun, secara keseluruhan meningkat dari pra siklus, yaitu dapat dilihat dari rata-rata kehadiran guru pra siklus sebesar 76,1% meningkat menjadi 86,9%. Dari hasil siklus I ini, belum memenuhi harapan sebagaimana yang diinginkan, yaitu minimal kehadiran guru dalam kegiatan KKG sebesar 90%. Dengan data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pada siklus I sudah memberikan efek positif terhadap kehadiran guru, namun masih belum mampu mencapai target sebagaimana yang diharapkan, yaitu 90%. Untuk itu, perlakuan selanjutnya dapat dilakukan kembali yaitu pada siklus II.
Sedangkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG dapat dilihat dari kartu kendali, yaitu pada isian permasalahan yang dihadapi dan usul/saran. Dari keempat pertemuan pada siklus satu, partisipasi guru dapat dilihat pada laporan berikut: Bahwa guru yang mengajukan permasalahan dalam siklus I rata-rata 48 orang atau kurang lebih sebesar 81,8%. Dengan besarnya partisipasi tersebut, berarti pada siklus I belum dapat memenuhi kriteria hasil yang memuaskan, karena belum mencapai batas minimal yang diharapkan. Demikian pula dengan jumlah guru yang mengajukan usul, diperoleh rata-rata sebanyak 46 orang guru atau sebesar 78%. Karena itu, partisipasi guru selama siklus I belum memenuhi batas minimal indikator kinerja.
Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil pengamatan sebagaimana diungkapkan di atas, ternyata kehadiran guru dalam kegiatan KKG masih belum ada peningkatan yang signifikan sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari naik turunnya jumlah guru yang hadir selama 4 kali pertemuan. Namun, rata-rata kehadiran selama 4 kali pertemuan ada peningkatan dibandingkan dengan pra siklus, yaitu dari 76,1% menjadi 86,9%. Peningkatan kehadiran guru dalam siklus I tersebut belum mencapai batas minimal kehadiran sebagaimana diharapkan dalam indikator.
Partisipasi guru dalam kegiatan dapat dilihat pada pengajuan permasalahan dan usul atau saran yang tertulis dalam kartu kendali. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 kali pertemuan pada siklus I, diketahui rata-rata guru yang mengajukan permasalahan sebanyak 48 orang atau sebesar 81,8%. Jika dilihat dari besarnya, maka jumlah tersebut sudah banyak dan merupakan sebagian besar dari guru yang hadir. Demikian pula dalam pengajuan usul atau saran, diketahui rata-rata selama 4 kali pertemuan terdapat 46 orang atau sebesar 78,0%. Hal ini menunjukkan pula bahwa sebagian besar guru sudah mengajukan usul atau saran tertulis dalam kartu kendali.
Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan kegiatan siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut: Bahwa prosentase rata-rata kehadiran dalam kegiatan KKG selama 4 pertemuan sudah melebihi 90% sebagai batas yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan adanya efek positif yang diperoleh dari adanya kartu kendali untuk mengetahui tingkat kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Sementara itu, partisipasi dalam kegiatan KKG, diperoleh hasil sebagai berikut. Bahwa guru yang mengajukan permasalahan dalam siklus II rata-rata 55 orang atau kurang lebih sebesar 92,8%. Dengan besarnya partisipasi tersebut, berarti pada siklus II hampir memenuhi kriteria hasil yang memuaskan. Demikian pula dengan jumlah guru yang mengajukan usul, diperoleh rata-rata sebanyak 54 orang guru atau sebesar 91,1%. Karena itu, partisipasi guru selama siklus II juga belum memenuhi batas minimal indikator kinerja, namun mengalami peningkatan.
Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil pengamatan sebagaimana diungkapkan di atas, ternyata kehadiran guru dalam kegiatan KKG mengalami peningkatan yang signifikan sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang hadir selama 4 kali pertemuan pada siklus II. Rata-rata kehadiran selama 4 kali pertemuan ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I, yaitu dari 86,9% menjadi 96,6%. Peningkatan kehadiran guru dalam siklus II tersebut sudah mencapai batas minimal kehadiran sebagaimana diharapkan dalam indikator.
Partisipasi guru dalam kegiatan dapat dilihat pada pengajuan permasalahan dan usul atau saran yang tertulis dalam kartu kendali. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 kali pertemuan pada siklus II, diketahui rata-rata guru yang mengajukan permasalahan sebanyak 55 orang atau sebesar 92,8%. Jika dilihat dari besarnya, maka jumlah tersebut lebih banyak dari siklus I. Sedangkan dalam pengajuan usul atau saran, diketahui rata-rata selama 4 kali pertemuan terdapat 54 orang atau sebesar 91,1%. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang mengajukan usul atau saran mengalami peningkatan dibandingkan siklus I.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan kartu kendali mampu meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
2. Penggunaan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam mengajukan permasalahan dan usul atau saran dalam kegiatan KKG di Gugus Abdul Rahnan Wahid Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
Saran-saran
Kepada Guru
Kepada guru diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan KKG. Partisipasi aktif dalam kegiatan KKG setidaknya diwujudkan dalam bentuk kehadiran, yaitu mengikuti kegiatan KKG. Untuk dapat selalu menghadiri kegiatan KKG, guru dapat memulai dengan berpersepsi baik terhadap kegiatan KKG. Persepsi yang baik tersebut dapat diawali dengan bersilaturahmi dengan sesama guru. Kemudian dilanjutkan dengan bincang-bincang tentang pelaksanaan tugas, dan dilanjutkan ke berbagai hal seperti diskusi atau pemecahan masalah.
Kepada Pengawas dan Kepala Sekolah
Kepada Pengawas dan Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru agar guru dapat selalu hadir dalam kegiatan KKG. Motivasi dapat diberikan dengan mengajak berpikir positif dalam kegiatan KKG. Berpikir positif yang dimaksud adalah menganggap bahwa kegiatan KKG tidak hanya untuk kepentingan pribadi guru, akan tetapi lebih bernilai ibadah dan wujud dari tanggung jawab dalam membina generasi muda.
Kepada Peneliti yang Akan Datang
Kepada peneliti yang akan datang diharapkan hasil penelitian ini menjadi inspirasi untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam tentang kegiatan KKG. Hasil penelitian ini masih dapat ditingkatkan ke jenjang yang lebih mendalam seperti mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi guru berdasarkan kartu kendali yang terkumpul, saran-saran yang diharapkan dari guru dan tentunya jumlah guru yang dapat hadir dalam kegiatan KKG.
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago. 2009. Menggagas Peningkatan Mutu Pendidikan. Mimbar Pendidikan.
Darmadi. 2010. Pedoman Pelaksanaan KKG. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2009. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
————-. 2007. Pedoman Pelaksanaan KKG. Jakarta: Depdiknas.
————-. 2008. Pedoman Kegiatan Gugus Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0487/U/1982 tentang Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Madya. 2007. Teori Dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung: Alfabeta.
Pace. 2006. Organisasi dan Manajemen Pendidikan. (terjemahan). Jakarta: Gramedia.
Paramata. Bantuan Profesional Melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) Fisika. Jurnal Mat Sains Volume 1, Universitas Gorontalo.
Peraturan Pemerintah nomor 28 tentang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Riyanto dan Martinus. 2007. Kelompok Kerja yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.