Keterampilan Proses Meningkatkan Motivasi, Keterampilan, dan Prosentase Ketuntasan Belajar
PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KETERAMPILAN PRAKTIKUM DAN PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR IPA
SISWA KELAS 7E SMP NEGERI 2 BATANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Arum Subekti
Guru IPA SMP Negeri 2 Batangan, Kabupaten Pati
ABSTRAK
Permasalahan pokok pembelajaran kelas 7E SMP Negeri 2 Batangan tahun pelajaran 2018/2019 adalah motivasi belajar siswa, keterampilan praktikum dan prosentase ketuntasan belajar siswa masih rendah. Pemecahan pemasalahan, peneliti menerapkan pendekatan keterampilan proses IPA. Rumusan masalah: 1) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019? 2) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan praktikum IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019? 3) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian bertujuan meningkatkan motivasi belajar, keterampilan praktikum, prosentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri empat langkah yang terdiri perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi. Keterampilan proses yang dilatihkan pada siswa adalah keterampilan proses dasar meliputi pengamatan, pengukuran, menyimpulkan, memprediksikan, menggolongkan dan mengkomunikasikan. Hasil penilitian antara lain: Motivasi belajar sebelum siklus mencapai skor 78,8, belum mencapai indikator keberhasilan. Setelah dilakukan serangkaian tindakan siklus I dan siklus II secara berturut-turut skor motivasi belajar mencapai skor 86,9 dan 89 telah mencapai indikator keberhasilan. Rata-rata siswa aktif dalam proses pembelajaran pada siklus I mencapai 95,24% dan pada siklus II mencapai 95,24%. Nilai rata-rata praktikun IPA siklus I 78,3 belum mencapai indikator keberhasilan dan pada siklus II 83,3 telah mencapai indikator keberhasilan. Rata-rata nilai kuis pada siklus I 75,5 dengan prosentase ketuntasan 87,5% dan dan rata-rata nilai pada siklus II sebesar 76 dengan prosentase ketuntasan 87,5%. Sedangkan nilai ulangan sebelum siklus 67,7 dengan prosentase ketuntasan 64,3%. Nilai evaluasi akhir siklus I 77,4% prosentase ketuntasan 76,0% belum mencapai indikator keberhasilan. Nilai evaluasi akhir siklus II 76,9 dengan prosentase ketuntasan, 85,7%, telah mencapai indikator keberhasilan. Semua aspek telah mencapai indikator keberhasilan. Hasil penelitian dapat disimpulkan: a) Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. b) Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan praktikum IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. c) penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Saran: Bagi sekolah, bahwa hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Bagi guru, bahwa hasil penelitian hendaknya dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA. Bagi siswa, bahwa hasil penelitian hendaknya dapat dijadikan bahan belajar bagi siswa tentang bagaimana belajar IPA yang efektif.
Kata kunci: Keterampilan proses , motivasi belajar, keterampilan praktikum dan prosentase ketuntasan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Studi pendahuluan pada hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester siswa kelas 7E semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 bahwa nilai ulangan tengah semester 66 dan nilai ulangan akhir semester 65 dengan KKM 66. Perkembangan berikutnya, pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 sekolah menaikkan nilai KKM untuk IPA menjadi 70. Kenaikan nilai KKM menjadi tantangan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Keterampilan Praktikum dan Prosentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas 7E SMP Negeri 2 Batangan Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Perumusan Masalah
Permasalahan dirumuskan: (1) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019? (2) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan praktikum IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimanakah penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian adalah: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. (2) Untuk meningkatkan keterampilan praktikum IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. (3) Untuk meningkatkan prosentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Pembelajaran sains yang baik dilakukan seperti bagaimana sains ditemukan. Sains adalah karya manusia yang dihasilkan/ditemukan lewat metode ilmiah dan menggunakan keterampilan proses sains. Corebima (2004: 23) Robin Millar dalam Poppy Kamalia Devi (2010:7) menyatakan bahwa istilah proses sains (Science Processes) sangat banyak digunakan di Inggris, istilah ini mengacu pendekatan proses (process approach) yang digunakan guru membahas materi (content) yang mengacu prosesnya. Poppy Kamalia Devi mengajukan batasan mengenai keterampilan proses (Science Processes Skill) sebagai hal-hal yang dilakukan oleh ahli sains dalam mereka belajar dan melakukan investigasi (penyelidikan). Menurut Semiawan dalam Poppy Kamalia Devi (2010:7) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru. American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi: pengamatan, pengukuran menyimpulkan meramalkan, menggolongkan, mengkomunikasikan. Keterampilan proses terpadu terdiri pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen. Poppy Kamalia Devi (2010:8)
Hipotesis Penelitian
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan praktikum IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 7E SMP Negeri 2 Batangan semester genap tahun 2018/2019 sebanyak 28 siswa. Obyek penelitian adalah motivasi belajar, keterampilan praktikum dan prosentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas 7E.
Setting Waktu dan Tempat Penelitan
Waktu penelitian Desember 2018- Juni 2019 dan tempat penelitian di SMP Negeri 2 Batangan pada kelas 7E.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data terdiri: observasi, tes, dokumentasi, angket, wawancara.
Validasi Data
Validasi data dilakukan dengan cara validasi instrumen terutama contain validity, triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.
Analisis Data
Hasil observasi dan angket motivasi dianalisis dengan analisis diskriptif dan diinterpretasikan indikator keberhasilan. Hasil belajar diinterpretasikan pada indikator keberhasilan. Nilai diperoleh saat pra siklus, siklus I dan siklus II dianalisis ada peningkatan seperti yang diharapkan atau tidak. Apabila belum mencapai indikator keberhasilan penelitian dilanjutkan siklus berikutnya. Tindakan dipilih pada siklus direncanakan berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya. Jika kelas mencapai indikator keberhasilan penelitian dinyatakan berhasil.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ditetapkan peneliti bersama kolaborator: (1) Motivasi belajar sekurang-kurangnya adalah baik. (2) Keterampilan praktikum sekurang-kurangnya adalah baik. (3) Rata-rata nilai ulangan akhir siklus sekurang-kurangnya 70 (sesuai KKM). (4) Prosentase ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 85%. Parameter yang digunakan adalah: (90≤100)%: sangat baik, (80–89,99)%: baik, (70–79,99)%: cukup, (50– 69,99)%: rendah, (- ≤49,99)%: sangat rendah
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri: prencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflekting).
Siklus I
Perencanaan (planning)
Peneliti menyusun rencana pembelajaran pada kompetensi dasar 2.1. mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat dan 2.2. melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menyiapkan media pembelajaran, lembar kerja siswa, pedoman observasi, angket, pedoman wawancara, naskah soal ulangan harian.
Pelaksanaan tindakan (acting)
Kegiatan pembelajaran di kelas yang dipilih sebagai subyek penelitian dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun. Fokus utama kegiatan pembelajaran adalah penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.
Pengamatan (observing)
Pengamatan proses pembelajaran difokuskan pada aktifitas guru dan siswa. Hal penting selama kegiatan pembelajaran dicatat peneliti dan kolaborator, menyangkut hal positif dan kontra produktif. Peneliti melakukan penilaian praktikum IPA, kuis akhir pembelajaran, ulangan akhir siklus, wawancara dan angket pada siswa.
Refleksi (reflecting)
Peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi menyeluruh terhadap serangkaian kegiatan siklus I. Data diperoleh dianalisis hasilnya dinterpretasikan dengan indikator keberhasilan, sudah mencapai indikator keberhasilan ataukah belum. Data pada pra siklus dan siklus I dibandingkan terdapat peningkatan sesuai yang diharapkan ataukah tidak. Hal-hal yang bersifat positif maupun kendala dijadikan dasar untuk melakukan strategi perencanan pada siklus II.
Siklus II
Perencanaan (planning)
Peneliti menyusun rencana pembelajaran didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Kompetensi dasar: 3.1. Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3.2. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Skenario pembelajaran disusun dengan mengedepankan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA yang telah mengalami perbaikan dan penyempurnaan.
Pelaksanaan tindakan (acting)
Kegiatan pembelajaran di kelas yang dipilih sebagai subyek penelitian dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun. Fokus utama kegiatan pembelajaran adalah penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.
Pengamatan (observing)
Pengamatan pembelajaran difokuskan pada aktifitas guru dan siswa. Hal penting selama kegiatan pembelajaran dicatat, baik yang menyangkut positif dan kontra produktif. Pada tahap ini peneliti melakukan penilaian praktikum IPA, kuis akhir pembelajaran, ulangan akhir siklus, wawancara dan angket pada siswa.
Refleksi (reflecting)
Peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi menyeluruh terhadap siklus II. Data dianalisis hasilnya dinterpretasikan indikator keberhasilan, sudah mencapai indikator keberhasilan ataukah belum. Data yang diperoleh pada prasiklus, siklus I dan siklus II dibandingkan, terdapat peningkatan sesuai yang diharapkan ataukah tidak. Selanjutnya dilakukan penilaian dan pengambilan simpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Pra Siklus
Kondisi awal sebelum diterapkan keterampilan proses pada materi pokok gerak. Diperoleh data motivasi belajar 78,8, nilai rata-rata ulangan harian 67,7 dan prosentase ketuntasan 64,3%, semuanya belum mencapai indikator keberhasilan.
Diskripsi Siklus I
Perencanaan (planning)
Keterampilan proses IPA yang akan dilatihkan pada siswa kelas 7E meliputi: pengamatan, pengukuran, menyimpulkan, memprediksikan, menggolongkan/ mengklasifikasikan, mengkomunikasikan. Peneliti menyiapkan media pembelajaran, lembar kerja siswa, pedoman observasi, angket, pedoman wawancara, naskah soal evaluasi.Subyek penelitian yang berjumlah 28 siswa, dibagi menjadi 6 kelompok.
Pelaksanaan (acting)
Pertemuan pertama pada hari Jumat tanggal 25 Januari 2019. Siswa melakukan percobaan mengidentifikasi larutan asam, basa dan garam dengan menggunakan kertas lakmus pada larutan detergen, air sabun, cuka dapur, air jeruk, air garam dapur. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin, 28 Januari 2019. Siswa melaksanakan percobaan menguji larutan asam basa dan garam dengan menggunakan indikator alami. Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Jumat, 4 Pebruari 2019, siswa melakukan percobaan untuk mengukur pH larutan dengan indikator universal.
Pengamatan (observing)
Hasil angket menunjukkan skor 86,9. Prosentase siswa aktif dalam pembelajaran selama siklus I dalam tiga kali pertemuan berturut-turut 96,86%, 96,86% dam 100%. Nilai praktikum Hasil belajar hasil evaluasi dari serangkaian siklus I nilai pertama, kedua dan ketiga berturut-turut 77, 78 dan 80 dan rata-rata 78,3. Nilai rata-rata kuis pertama 75 prosentase ketuntasan 89,39%. Nilai rata-rata kuis ke dua 76 prosentase 85,7%. Nilai evaluasi akhir siklus I rata-rata 77,4 dengan prosentase ketuntasan 75%.
Refleksi (reflekting)
Motivasi belajar berdasarkan angket dengan skor 86,9, sudah mencapai indikator keberhasilan dengan kategori baik. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa senang dan juga mau berpartisipasi aktif pembelajaran dengan keterampilan proses. Rata-rata prosentase siswa aktif mencapai 95,24%
Keterampilan praktikun IPA siswa semakin mengalami peningkatan. Rata-rata nilai tiga kali praktikum berturut-turut 77, 78 dan 80, dengan nilai rata-rata 78,3 dan belum mencapai indikator keberhasilan dan masih kategori sedang. Siswa semakin terampil melakukan pengamatan, pengukuran, menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan dan mengkomunikasikan. Rata-rata nilai kuis 75,5 dengan prosentase ketuntasan belajar rata-rata 87,5%. Hasil belajar tersebut sudah kategori baik. Nilai rata-rata evaluasi akhir siklus I adalah 77,4 di atas KKM dengan prosentase ketuntasan 75 belum mencapai indikator keberhasilan.
Hasil refleksi secara menyeluruh kegiatan siklus I, ternyata belum seluruh aspek mencapai indikator keberhasilan maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan siklus II. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar merevisi perencanaan dan pelaksanaan siklus II.
Diskripsi Siklus II
Perencanaan (planning)
Langkah pembelajaran disusun mengedepankan penerapan keterampilan proses yang telah direvisi hasil refleksi siklus I. Peneliti menyiapkan media pembelajaran, lembar kerja siswa, pedoman observasi, angket, pedoman wawancara, naskah soal kuis dan ulangan akhir siklus.Siswa yang berjumlah 28 anak dibagi menjadi 6 kelompok.
Pelaksanaan tindakan (acting)
Pertemuan pertama 18 Pebruari 2019. Siswa percobaan mengamati perubahan wujud es-air-uap dan perubahan wujud kapur barus saat menyublim dan mengkristal. Pertemuan kedua Jumat tanggal 22 Pebruari 2019. Siswa praktikum mengamati meniskus cekung, cembung dan peristiwa kapilaritas. Pertemuan ketiga Senin tanggal 25 Pebruari 2019. Siswa melaksanakan praktikum menentukan massa jenis balok kayu, batu dan air.
Pengamatan (observing)
Proses belajar
Bersadarkan hasil angket menunjukkan skor 89. Prosentase siswa aktif tiga pertemuan beturut-turut 92,86%, 100% dan 92,86%.
Hasil belajar
Hasil evaluasi serangkaian siklus II diperoleh antara lain nilai praktikum pertama, kedua dan ke tiga berturut-turut 83, 84 dan 83 dengan rata-rata 83,3. Nilai kuis pertama rata-rata 76 prosentase ketuntasan 89,3%, nilai rata-rata kuis kedua 76 prosentase ketuntasan 85,7%. Nilai rata-rata evaluasi akhir siklus II 76,9 prosentase ketuntasan 85,7%.
Refleksi (reflekting)
Motivasi belajar hasil angket menunjukkan skor 89, ini berarti sudah mencapai indikator keberhasilan kategori baik. Hasil wawancara menunjukkan siswa memahami materi pembelajaran, merasa senang dan berpartisipasi aktif. Hasil observasi prosentase siswa aktif pembelajaran pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 secara berturut-turut mencapai 92,86%, 100% dan 92,86%. Jumlah siswa aktif meningkat dalam siklus II. Rata-rata prosentase siswa aktif 95,24%.
Keterampilan praktikun mengalami peningkatan. Rata-rata nilai praktikum berturut-turut mengalami peningkatan yaitu 83, 84 dan 83 rata-rata mencapai 83,3, mencapai indikator keberhasilan dengan kategori baik. Hasil observasi keterampilan praktikum siklus II mengalami peningkatan. Siswa terampil melakukan pengamatan, pengukuran, menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan dan mengkomunikasikan.
Nilai rata-rata kuis pertama 76 prosentase ketuntasan 89,3%, Nilai rata-rata kuis kedua 76 prosentase ketuntasan 85,70%. Nilai rata-rata kuis pada siklus II adalah 76 dengan prosentase ketuntasan rata-rata 87,5%. Hasil evaluasi akhir siklus II dengan rata-rata 76,9 prosentase ketuntasan 85,7% dan telah mencapai indikator keberhasilan.
Hasil refleksi menyeluruh siklus II, ternyata seluruh aspek telah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian tindakan kelas dinyatakan telah berhasil.
Pembahasan Hasil Penelitian
Motivasi belajar
Motivasi belajar menurut angket sebelum siklus 78,8 belum mencapai indikator keberhasilan. siklus I dan siklus II berturut-turut 86,9 dan 89 telah mencapai indikator keberhasilan. Hasil wawancara bahwa siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran, merasa senang dan aktif dalam pembelajaran. Prosentase siswa aktif siklus I dan II berturut-turut 95,24% dan 95,24% indikator keberhasilan tercapai. Motivasi belajar mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pendekatan keterampilan proses
Keterampilan praktikun IPA
Nilai pratikum IPA siswa pada siklus I dan siklus II masing-masing 78,3 dan 83,3. Nilai praktik telah meningkat dan mencapai indikator keberhasilan pada siklus II.
Prosentase ketuntasan belajar
Nilai kuis siklus I dan siklus II masing-masing 75,5 dan 75 dengan prosentase ketuntasan masing-masing 87,5%, ketuntasan belajar tercapai. Nilai uangan sebelum siklus 67,7 prosentase ketuntasan 64,3%. Nilai akhir siklus I 77,4 prosentase ketuntasan 75% dan nilai akhir siklus II 76,9 dan prosentase ketuntasan 85,7%. Prosentase ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Prosentase ketuntasan pada siklus II telah mencapai indikator keberasilan.
Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa: Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar, keterampilan praktikum IPA dan prosentase ketuntasan belajar siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
PENUTUP
Simpulan
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dibuktikan dengan: a) Hasil angket pada serangkaian kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II secara berturut-turut diperoleh hasil 78,8, 86,9 dan 89. b) Prosentase siswa aktif berdasarkan observasi pembelajaran pada siklus I dan siklus II secara berturut-turut diperoleh 95,24% dan 95,24%. c) Hasil wawancara, siswa semakin merasa senang, merasa cocok mengikuti proses pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses.
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan praktikum siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019, yang dibuktikan dengan hasil penilaian praktikum pada serangkaian kegiatan pada siklus I dan siklus II secara berturut-turut diperoleh hasil 78,3 dan 83,3.
- Penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa kelas 7E pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019, yang dibuktikan dengan: a) nilai rata-rata hasil kuis saat selesai kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II secara berturut 75,5 dan 76. b) ketuntasan belajar hasil kuis siklus I dan siklus II secara berturut-turut mencapai 87,5% dan 87,5%. c) Hasil evaluasi akhir siklus pada pembelajaran sebelum siklus, siklus I dan siklus II secara berturut-turut 67,7, 77,4 dan 76,9. d) prosentase ketuntasan belajar pada serangkaian pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II secara berturut-turut 64,3%, 75% dan 85,7%.
Saran
- Bagi sekolah, bahwa hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan pertimbangan menentukan kebijakan sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah.
- Bagi guru , bahwa hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah.
- Bagi siswa, bahwa hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan belajar bagi siswa tentang bagaimana belajar IPA yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
- Asri Budiningsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Corebima. 2004. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007. Jakarta: BP Dharma Bhakti.
De Porter, B. Reardon, M. Mourier,S.S. 1999, Quantum Teaching, Terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Kurikulum SMP Negeri 2 Batangan tahun 2018/2019.
Kuswanto. 2004. Landasan Teori Dalam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad Nur. 2002. Perencanaan Dan Pengelolaan Lingkungan Pembelajaran, Makalah diajikan dalam simposium guru di Jogjakarta, 11 – 15 November 2002.
Muslimin Ibrahim.2004.Hakikat sains. Jakarta: Depdiknas
Nurfina. 2004. Model-model Pengajaran dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Poppy Kamalia Devi. 2010. Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Supardi Imam. 2004. Analisis Konsep Esensial. Jakarta: Depdiknas
Sutrisno Hadi. 1989. Metodologi Research, Yogjakarta: Andi Offset.
Sunarti Titin. 2004. Penilaian Berbasia Kelas dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas
Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. http//sunartombs. wordpress.com. diunduh tanggal 20 Maret 2009.
Suyanto, K.K, Ibnu, S., dan Susilo, H. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Makalah untuk Panduan PPKP dan PTK. Tidak diterbitkan.
Wartono. 2004. Landasan Teori dalam Pengembanbangan Model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.