Media Grafis dan Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Pemahaman Materi
PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
DAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
BIDANG KOORDINAT KARTESIUS
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KENTENG 01
KECAMATAN SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Tri Widayanti Endah Susilowati
SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Matematika mengajarkan pada siswa tentang bidang koordinat kartesius pada bidang datar, pencerminan telah dipelajari untuk memberikan bekal dalam kehidupan sehari hari. Tetapi pada kelas VI SD Negeri Timpik 02 mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat memperoleh nilai/hasil dibawah nilai ketuntasan yaitu 70, terbukti dari 12 siswa hanya 6 siswa atau 50% yang tuntas sedang 6 siswa atau 50% yang belum tuntas, sehingga penulis harus memperbaiki pembelajaran ini melalui penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian Tindakan Kelas yang penulis laksanakan memfokuskan penerapan metode demonstrasi. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02 mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat. Selain itu PTK diajukan untuk memenuhi guru berprestasi atau pengajuan PAK.Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah,dan analisa maslah,yang diuraiakan di atas,maka fenulis dapat merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikkut:“Apakah penggunaan metode demonstrasi beserta penggunaan media grafis pada bidang koordinat dapat meningkatkan siswa dalam menentukan titik koordinat kartesius pada bangun datar pada kelas VI SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?” Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika materi pokok menentukan bidang koordinat kartesius melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VI semester 2 SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sejak perencanaan sampai penyusunan hasil penelitian termasuk pengambilan data dan pengolahan data telah selesai dengan baik, walaupun di masih menemui kendala , namun dapat diatasi oleh peneliti berkat bantuan dari Kepala Sekolah.
Kata kunci: media grafis, metode demonstrasi, koordinat kartesius
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perubahan paradigma penyelengaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa aspek pendidikan. Yang akhirnya bergerak ke arah perubahan di berbagai bidang kehidupan.. Standar Kompopetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Perlu adanya pembaruan dalam pendidikan Matematika di Indonesia sehingga dapat menghasilkan putra-putri bangsa yang cerdas dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan kosisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan secara terus-menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam bidang koordinat.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan Pembelajaran Biadang Koordinat menjadi lebih baik dan membekali siswa untuk mengembangkan bidang datar disamping aspek nilai dan pencerminan, banyak memuat materi sosial. Matematika merupakan salah satu dari pelajaran yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari hari.
Matematika mengajarkan pada siswa tentang bidang koordinat kartesius pada bidang datar, pencerminan telah dipelajari untuk memberikan bekal dalam kehidupan sehari hari. Tetapi pada kelas VI SD Negeri Timpik 02 mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat memperoleh nilai/hasil dibawah nilai ketuntasan yaitu 70, terbukti dari 12 siswa hanya 6 siswa atau 50% yang tuntas sedang 6 siswa atau 50% yang belum tuntas, sehingga penulis harus memperbaiki pembelajaran ini melalui penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas yang penulis laksanakan memfokuskan penerapan metode demonstrasi. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02 mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat. Selain itu PTK diajukan untuk memenuhi guru berprestasi atau pengajuan PAK.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah,dan analisa maslah,yang diuraiakan di atas,maka fenulis dapat merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikkut:
“Apakah penggunaan metode demonstrasi beserta penggunaan media grafis pada bidang koordinat dapat meningkatkan siswa dalam menentukan titik koordinat kartesius pada bangun datar pada kelas VI SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?”
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam kegiatan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika tentang bidang koodinat melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujan:
Tujuan Umum
- Untuk meningkatkan kemapuan siswa mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat kartesius pada kelas VI semester II SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
Tujuan Khusus
- Untuk meningkatkan kemapuan siswa mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat kartesius dengan menggunakan media grafik pada siswa kelas VI semester II SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
- Untuk meningkatkan kemapuan siswa mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat kartesius dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi analisa nilai pada siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02 mata pelajaran Matematika tentnag bidang koordinat kartesius dapat bermanfaat bagi:
Manfaat bagi siswa
- Dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02
- Dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika tentang bidang koordinat kartesius.
- Lebih aktif dalam kegiatan pembelajran
Manfaat bagi guru
- Dapat menimbulkan kinerja guru dalam pembelajran Matematika
- Dapat menambahkan keterampilan guru tentang penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran Matematika
- Dapat menambah kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran Matematika
Manfaat bagi sekolah
- Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Apabila setiap guru mampu melaksanakan perbaikan pembelajaran maka sebenarnya sekolah tersebut mempunyai kesempatan yang sangat baik untuk berubah secara menyeluruh, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang tinggi.
- Membantu sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh masing–masing guru maka diharapkan mutu belajar siswa akan mengahasilkan lulusan yang handal.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Hakikat Belajar
Belajar merupakan suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah, atau persoalan, menyimak, dan latihan. Menurut Enest R. Higard (1948:5.24) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersbut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan belajar itu sendiri tidak berdasarkan melaliu naluri melainkan melalui proses latihan.
Gagne (1970:2.17) mengemukakan ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu: 1) signal learning (belajar melalui isyarat), (2) stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tidak kelas), (3) chaining learning (belajar melalui perangkaian). (4) verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal). (5) discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan), (6) concept learning (belajar nelalui konsep), (7) rule learning (belajar melalui peraturan), (8) problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah.
Agus Mahendra mengutip dari Sumadi Suryabrata (1974) menyatakan: belajar merupakan upaya yang sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan.
Kemudian Agus_Mahendra mengutip Singer (1980) mengatakan bahwa belajar digambarkan atau ditunjukkan oleh suatu perubahan yang relatif permanen dalam penampilan atau potensi perilaku yang disebabkan latihan atau pengalaman masa lalu dalam situasi tertentu.
Media Pembelajaran
Media berasal dari kata Medium yang secara harafiah berarti Perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Heineich, dkk (1993;6.3) media merupakan alat saluran komunikasi, Heineich mencontohkan media ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer, dan instruktur. NEA.(1969: 6.4) mengatakan bahwa, ”Media pembelajaran sebagai sarana komunkasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.”Wilber Schramm, (1977: 6.4) mengatakan bahwa ”media pembelajaran sebagai Tehnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. ”Briggs, (1977: 6.4) mengatakan bahwa”sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajran seperti buku, film.
Jadi dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
- Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
- Memungkinkan siswa berinteraksi adanya keseragaman secara langsung dengan lingkungannya.
- Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
- Membangkitkan motivasi belajar siswa.
- Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak Dalam menyampaikan mata pelajaran kelas VI SD Negeri Timpik 02 tentang koordinat kartesius, penggunaan media/alat peraga sangat diperlukan karena siswa dapat secara aktif berperan dalam proses pembelajaran
Menurut Pieget (Karli dan Yuliatiningsih, 2002:125) kebanyakan anak usia sekolah dasar (7-11) tahun, memiliki tingkat perkembangan intelektual berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak berpikir logis dengan menggunakan benda-benda konkret untuk dimanipulasi sesuai dengan kemauannya. Pemberian kesempatan pasa siswa untuk mengeksplorasi objek yang dipelajari akan membantu proses berpikirnya, sehingga isi pembelajaran akan tertanam dalam pikiran siswa dan menjadi bermakna.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Subyek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Siswa kelas VI SD Negeri Timpik 02, Kecamatan Susukan ini berjumlah 12 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Karakteristik siswa kelas VI:
- Siswa berasal dari lingkungan pedesaan
- Minat dan motivasi belajar siswa kurang
- Kondisi ekonomi siswa taraf menengah ke bawah
- Berangkat sekolah dengan jalan kaki
- Dorongan orang tua terhadap siswa dalam belajar kurang.
Tempat Penelitian
Secara geografis,
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Sebagai subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI (enam) sebanyak 12 siswa.
Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksankan di kelas VI SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
- Siklus I dilaksakan: hari Senin, 6 Maret 2017, waktu 1 x pertemuan, (2 x 35 menit) pada pukul 07.30– 09.00.
- Siklus II dilaksakan: hari Senin, 20 Maret 2017, waktu 1 x pertemuan, (2 x 35 menit) pada pukul 09.07 – 10.
Pelaksanaan Penelitian
Melaksanakan tindakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam penelitian ini bentuk tindakan yang dilakukan untuk tiap siklusnya hampir sama, tiap pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran dengan metode demonstrasi dan menjelaskan tentang urutan bilangan dengan media pembelajaran kartu bilangan. Perbedaan dari masing-masing siklus adalah pada penggunaan media pembelajaran.
Observer mengobservasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, nilai-nilai belajar siswa, tanggapan siswa dan guru serta memantau kesesuaian mengajar guru dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi, tes dan pekerjaan siswa dianalisis yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Refleksi merupakan suatu kegiatan mengulas secara kritis pembelajaran yang terjadi pada siswa, suasana pembelajaran di kelas dan guru. Dalam tahap ini, dianalisis kendala-kendala yang dihadapi baik oleh guru maupun abservan dan ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk siklus selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Per Siklus
Berikut ini akan peneliti sampaikan hasil perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu: rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Siklus I
Dengan membandingkan analisis nilai hasil tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I dapat dikatakan bahwa hasil perbaikan pembelajaran siklus I meningkat setelah perbaikan pembelajaran menggunakan media grafik.
Berikut ini peneliti sajikan tabel dan diagram dari hasil nilai tes formatif siswa sebelum dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I.
Tabel 1 TABEL HASIL PEROLEHAN NILAI TES FORMATIF MATEMATIKA SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I KELAS VI SEMESTER 2 SD NEGERI TIMPIK 02 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
No | Nilai | Sebelum | Sesudah | ||
Perbaikan | Perbaikan Siklus I | ||||
1. | 10 | – | – | – | – |
2. | 20 | – | – | – | – |
3. | 30 | – | – | – | – |
4. | 40 | 2 | 80 | – | – |
5. | 50 | 4 | 200 | 1 | 50 |
6. | 60 | 1 | 60 | 3 | 180 |
7. | 70 | 2 | 140 | 3 | 210 |
8. | 80 | 2 | 160 | 2 | 160 |
9. | 90 | 1 | 90 | 3 | 270 |
10. | 100 | – | – | – | – |
Jumlah | 12 | 730 | 12 | 870 | |
Nilai Ketuntasan | 60.83 | 72,50 | |||
Nilai tertinggi | 90 | 90 | |||
Nilai terendah | 40 | 50 |
Keterangan:
- Nilai ketuntasan : 60
- Tuntas : sebelum 6 siswa, siklus I 11siswa
- Belum tuntas : sebelum 6 siswa, siklus I 1 siswa
Data Tentang Pengamatan
Data dari hasil pengamatan diketahui bahwa:
- Guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan rencana.
- Penggunaan media grafik perlu diperjelas supaya semua siswa dapat melihat.
- Perlu ditambah metode yang lebih efektif.
- Penyampaian materi sebaiknya tidak terlalu cepat.
- Siswa perlu dimotivasi berani bertanya dan menjawab.
- Dan siswa memerlukan bimbingan dalam berdiskusi supaya lebih aktif.
Data tentang refleksi
Sesudah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran Matematika dengan materi bidang koordinat pada tanggal 6 Maret 2017 diperoleh refleksi sebagai berikut:
- Penggunaan media grafik perlu diperbesar.
- Penyampaian materi terlalu cepat.
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
- Perlu ditambah metode yang lain yaitu metode demonstrasi
Dari data yang telah diuraikan di atas dapat diketahui bahwa perbaikan pembelajaran siklus I belum menunjukkan keberhasilan seratus persen berhasil. Karena terlihat dari 12 siswa ada 1 siswa memperoleh nilai belum tuntas atau kurang dari 60 dan 11 siswa yang lain memperoleh nilai tuntas atau lebih 60
Kegagalan siklus I disebabkan karena:
- Siswa belum dapat menentukan bidang datar dalam kartesius
- Siswa tidak memahami soal.
- Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
- Minat dan motivasi siswa kurang
- Siswa dalam mengerjakan soal kurang teliti.
Siklus II
- Hari/Tanggal : Senin, 20 Maret 2019
- Kelas/Semester : VI semester 2
- Mata pelajaran : Matematika
- Materi pokok : Bidang Koordinat Kartesius
- Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (2×35 menit)
- Tempat : Ruang Kelas VI SD Negeri Timpik 02
- Proses pembelajaran : melalui prosedur pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
- Perbaikan pembelajaran: demonstrasi diikuti oleh 12 siswa yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6
- Dari analilis nilai tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran diketahui nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 40, nilai tertinggi 90 dan nilai rata-rata adalah 60,83. Dan dari analisa nilai hasil tes formatif setelah perbaikan pembelajaran siklus II diketahui nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 60, nilai tertinggi 90, dan nilai rata-rata 72,25.
Dengan memperhatikan analisis hasil tes formatif tersebut dapat dikatakan bahwa setelah menggunakan media grafik dan ditambah metode demonstrasi pada perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya meningkat atau dapat dikatakan berhasil dalam ketuntasan klasikal.
Berikut ini peneliti sajikan tabel dan diagram dari hasil nilai tes formatif siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan siklus ke II.
Tabel 2 TABEL HASIL PEROLEHAN NILAI TES FORMATIF MATEMATIKA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II KELAS VI SEMESTER 2 SD NEGERI TIMPIK 02 KECAMATAN SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
No | Nilai | Perbaikan Siklus I | Perbaikan Siklus II | ||
Banyak Siswa | Jumlah Nilai | Banyak Siswa | Jumlah Nilai | ||
1. | 10 | – | – | – | – |
2. | 20 | – | – | – | – |
3. | 30 | – | – | – | – |
4. | 40 | – | – | – | – |
5. | 50 | 1 | 50 | – | – |
6. | 60 | 3 | 180 | 2 | 120 |
7. | 70 | 3 | 210 | 3 | 210 |
8. | 80 | 2 | 160 | 3 | 240 |
9. | 90 | 3 | 270 | 4 | 360 |
10. | 100 | – | – | – | |
Jumlah | 12 | 870 | 12 | 930 | |
Nilai Ketuntasan | 72,50 | 77,50 | |||
Nilai tertinggi | 90 | 90 | |||
Nilai terendah | 50 | 50 | |||
– | |||||
12 |
Keterangan:
- Nilai ketuntasan : 60
- Tuntas : Siklus I 11 siswa, siklus II 12 siswa
- Belum tuntas : Siklus I 1, siklus II 0 siswa
Data tentang Pengamatan
Data dari hasil pengamatan diketahui bahwa:
- Guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana.
- Guru sudah memperbesar media grafik yang digunakan.
- Penyampaian materi secara runtut.
- Siswa berani bertanya dan menjawab.
- Guru menggunakan metode demonstrasi dengan baik.
- Siswa aktif dalam pembelajaran.
- Nilai hasil tes formatif meningkat.
Adapun pengumpulan data terlampir.
Data tentang Refleksi
Sesudah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran Matematika dengan materi bidang koordinat kartesius pada tanggal 20 Maret 2019 diperoleh refleksi sebagai berikut:
- Penggunaan media grafik dan metode demonstrasi pada mata pelajaran Matematika dalam materi bidang koordinat kartesius ternyata sangat efektif.
- Siswa aktif dalam pembelajaran.
- Siswa berani bertanya dan menjawab.
- Nilai hasil tes formatif meningkat.
Perbandingan perbaikan pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran, perbaikan pembelajaran siklus I, perbaikan pembelajaran siklus II dapat digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3 TABEL PERBANDINGAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBELUM SIKLUS I DAN SIKLUS II KELAS VI SEMESTER 2 SD NEGERI TIMPIK 02 KECAMATAN SUSUKAN
No | Indikator | Sebelum | Siklus I | Siklus II |
1. | Siswa | Pasif | Cukup aktif | Aktif |
2. | Nilai tertinggi | 90 | 90 | 90 |
3. | Nilai terendah | 40 | 50 | 60 |
4. | Nilai rata-rata | 60,83 | 72,50 | 77,50 |
5. | Tuntas | 6 | 11 | 12 |
6. | Belum tuntas | 6 | 1 | 0 |
7. | Ketuntasan klasikal | 50% | 91,67% | 100% |
Keterangan:
Nilai ketuntasan 60
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika materi bidang koordinat kartesius dengan menggunakan media grafik dan metode demonstrasi kelas VI semester 2 di SD Negeri Timpik 02 kecamatan Susukan kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017 ini dapat berhasil dengan baik. Keberhasilan ini berkat kerjasama peneliti dengan teman sejawat, konsultasi dengan pembimbing dan mengkaji teori para ahli serta buku sumber. Dari kajian teori yang paling menentukan berhasil tidaknya pembelajaran adalah kemampuan guru, terutama kemampuan dalam memilih media pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat.
Untuk mencapai tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah mudah. Sebab kenyataannya banyak faktor yang menunjang untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, yang paling menentukan adalah kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat
Pembahasan Siklus I
Sebelum perbaikan pembelajaran siklus I, terlihat hasilnya adalah:
- Siswa pasif dalam pembelajaran.
- Nilai tertinggi tes formatif adalah 90
- Nilai terendah tes formatif adalah 40
- Nilai rata-rata tes formatif adalah 60,83
- Tuntas 6 siswa
- Belum tuntas 6 siswa
- Ketuntasan klasikal 50%
Hasil tersebut menunjukkan pembelajaran belum berhasil. Karena itu peneliti merefleksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan konsultasi dengan pembimbing. Kemudian merencanakan dan melakukan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menggunakan media grafik yang hasilnya:
- Siswa cukup aktif dalam pembelajaran.
- Nilai tertinggi tes formatif adalah 90
- Nilai terendah tes formatif adalah 50
- Nilai rata-rata tes formatif adalah 72,50
- Tuntas 11 siswa
- Belum tuntas 1 siswa
- Ketuntasan klasikal 91,67%
Hasil tersebut menunjukkan peningkatan tetapi belum tuntas seratus persen.
Pembahasan Siklus II
Dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I belum tuntas secara klasikal, peneliti merefleksi diri dan berdiskusi dengan teman sejawat serta konsultasi dengan pembimbing. Kemudian merencanakan dan melaksanakan akan perbaikan pembelajaran siklus II dengan media grafik dan metode demonstrasi dan hasilnya adalah:
- Siswa aktif dalam pembelajaran.
- Nilai tertinggi tes formatif adalah 90
- Nilai terendah tes formatif adalah 60
- Nilai rata-rata tes formatif adalah 77,50
- Tuntas 12 siswa
- Belum tuntas 0 siswa
- Ketuntasan klasikal 100%
Dengan hasil tersebut menunjukkan peningkatan. Ini berarti bahwa perbaikan pembelajaran siklus II adalah berhasil dengan ditandai ketuntasan klasikal 100%.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika materi pokok menentukan bidang koordinat kartesius melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VI semester 2 SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sejak perencanaan sampai penyusunan hasil penelitian termasuk pengambilan data dan pengolahan data telah selesai dengan baik, walaupun di masih menemui kendala , namun dapat diatasi oleh peneliti berkat bantuan dari Kepala Sekolah.
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah, analisis masalah dan perumusan masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan pada Bab I, dan melihat hasil penelitian yang peneliti laksanakan, serta yang telah peneliti paparkan pada Bab IV, maka peneliti pada kesempatan ini dapat menyimpulkan dan menyampaikan saran sebagai berikut:
Simpulan
Simpulan pada penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan, latar belakang dan tujuan yang telah dipaparkan pada dari paparan bab I sampai dengan bab IV. Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
- Keaktifan dan kemampuan siswa kelas VI semester 2 SD Negeri Timpik 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 dalam menerima pelajaran dapat ditingkatkan melalui:
- Penggunaan media grafik dapat menarik dan meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran materi bidang koordinat kartesius.
- Penerapan metode demonstrasi terbimbing dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi bidang koordinat.
- Bimbingan dan pemberian motivasi dapat melibatkan siswa berpartisipasi aktif dala proses pembelajaran.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mencari sendiri dan menemukan sendiri dalam memecahkan masalah secara individu maupun kelompok.
- Untuk memotivasi siswa dapat ditempuh melalui:
- Penekanan motivasi yang tepat guna menghilangkan konsep bahwa mata pelajaran matematika bukanlah suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan, namun pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang menyenangkan dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
- Penggunaan metode dan penerapan metode demonstrasi yang tepat merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar materi bidang koordinat kartesius.
- Untuk membantu siswa dalam kesulitan belajar menyelesaikan masalah khususnya yang menyangkut keliling lingkara.
- Untuk pemantapan hasil belajar siswa diberi tugas/pekerjaan rumah (PR).
Saran tindak lanjut
Berdasarkan simpulan di atas banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, antara lain:
- Guru hendaknya bersikap ramah, sabar dan berusaha menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa mau aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak takut bertanya.
- Guru hendaknya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam penggunaan media baik secara individu maupun secara kelompok.
- Guru hendaknya menggunakan media dan metode yang tepat dalam menyampaikan pelajaran sehingga siswa dapat berkembang sesuai harapan serta tujuan pembelajaran.
- Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa baik dalam mengerjakan tugas pada LKS maupun dalam belajar.
- Guru hendaknya selalu memberi dan meningkatkan motivasi siswa untuk selalu menyenangi pelajaran yang diberikan.
- Guru hendaknya selalu memberikan tindak lanjut dalam setiap akhir pembelajaran dengan cara memberi tugas sebagai PR agar siswa mau berusaha untuk memperdalam materi yang diberikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Muhsetyo Gatot, dkk . (2011) Pembelajaran Matematika SD. Jakarta, Universitas Terbuka.
Wardhani IGAK,Wihardit Kuswaya (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jaakarta Universitas Terbuka.
Karso, dkk (2003). Pendidikan Matematika I. Jakarta, Universitas Terbuka.
Raka Joni, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muchtar Abdul Karim, dkk (2008). Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anitah Sri W, dkk (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta, Universitas Terbuka.
Fatkurrohman Pupuh, Sutikno Sobry M., (2007). Stategi Belajar Mengajar. Bandung.